Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 27. Gerald Terbakar Api Cemburu

Share

Bab 27. Gerald Terbakar Api Cemburu

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-04-24 16:42:51

Setelah hasil pemeriksaan keluar, Giselle merasa lega dan senang karena Elodie sudah membaik, meskipun belum seratus persen sembuh dan memerlukan pemeriksaan kesehatan tiap satu minggu sekali.

Pagi ini, dokter mengizinkan untuk Elodie dibawa pulang. Elodie sangat gembira, apalagi Dean yang menjemput mereka dan mengajaknya pulang bersama.

"Sekarang Elodie sudah sembuh. Anak pintar tidak boleh sakit-sakit lagi ya, Sayang," ujar Dean mengusap pipi gembil Elodie.

Anak perempuan itu mengangguk dalam pelukannya dan merengkuh leher Dean dengan erat.

Sedangkan Giselle berjalan di samping Dean membawa dua tas berukuran besar dan kecil, berisi pakaian dan beberapa barang-barang milik Elodie.

"Sudah tidak ada yang tertinggal, kan?" tanya Dean pada Giselle.

"Tidak ada, Dean. Semuanya sudah aku rapikan," jawab wanita itu.

"Baguslah. Ayo ... aku akan mengantarkan kalian pulang," ujar Dean.

Giselle menatapnya sekilas. "Dean, sebenarnya aku dan Elodie bisa pulang dengan taksi. Kau pasti hari i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 28. Sang Pengadu Domba

    Rasa sakit hati dua hari yang lalu membekas dalam hati Laura setelah ia melihat Gerald dan Giselle bermesraan di kantor. Wanita dua puluh delapan tahun itu tidak segan mendatangi kediaman Keluarga Gilbert pagi ini dengan penuh kekecewaan. Laura mengadukan semuanya pada Marisa, karena ia tahu kalau Mamanya Gerald sangat membenci Giselle. "Saya benar-benar tidak menyangka kalau Gerald terus mengundur waktu pernikahan ternyata karena Giselle, Tante. Saya benar-benar kecewa pada Gerald,” ungkap Laura dengan wajah tertunduk dan air matanya yang mengalir. Marisa menatapnya tajam dan tak percaya. "A-apa?! Karena Giselle?!" pekiknya. "Bagaimana mungkin, Laura?!" Laura semakin tertunduk. "Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau Giselle dan Gerald bermesraan di lorong kantor di lantai lima belas. Giselle memeluk Gerald dengan erat dan ... saat saya ke sana, sepertinya mereka baru saja berciuman." Laura menatap kedua orang tua Gerald yang kini mendengarkannya secara saksama. "B

    Last Updated : 2025-04-25
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 29. Mereka Merenggut Kebahagiaan yang Harusnya Kumiliki

    "Kenapa? Kaget melihatku di sini?!" Marisa menatap tajam pada Giselle yang berdiri mematung di hadapannya. Giselle langsung menundukkan kepalanya. Jemari tangannya terasa kaku dan mengepal meremas rok hitam selutut yang ia pakai. Wanita tua ini, satu-satunya orang yang membuat hidup Giselle menjadi sangat menderita dan kehilangan orang yang sangat ia cintai. "Kenapa Nyonya ingin bertemu dengan saya?" tanya Giselle kembali menatap Marisa. Marisa tersenyum sinis. "Kau masih berani bertanya seperti itu setelah apa yang kau lakukan pada anakku, heh?!" serunya. "Apa maksud Nyonya?" Giselle benar-benar tidak paham. Marisa maju satu langkah mendekati Giselle dan menatapnya dengan tatapan jijik pada Giselle. "Kau berusaha menggoda Gerald lagi, bukan?" tanyanya. "Lancang sekali kau, Giselle! Kau pikir dirimu ini siapa? Kau sudah menjadi sampah di keluargaku, kau sudah dibuang oleh putraku, berhenti menggoda Gerald dan bermimpi kalau aku akan membiarkan wanita miskin dan hina sepertimu

    Last Updated : 2025-04-25
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 30. Sebuah Ciuman Sebagai Syarat

    Setelah kepergian Marisa beberapa menit yang lalu, Giselle pun masuk ke dalam ruangan kerjanya. Wanita itu duduk di kursi dan tampak diam tidak menyapa Gerald sedikitpun. Sedangkan Gerald merasa ada yang aneh pada Giselle saat ini. Ia pun melirik Giselle yang tampak tertunduk membuka berkas-berkas di pangkuannya dan kedua mata Giselle tampak sedikit sembab. "Giselle," panggil Gerald. Giselle langsung menoleh. "Iya, Pak?" Gerald beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati Giselle membawa selembar kertas di tangannya. Laki-laki itu mendekat dan menelisik wajah Giselle. Dugaan Gerald benar, Giselle terlihat seperti baru saja menangis. "Ada apa, Pak?" Giselle menatap Gerald yang berdiri di sampingnya. Kedua iris mata hitam milik Gerald menatapnya tak biasa. Alisnya bahkan menukik tajam. "Apa Mamaku mengatakan sesuatu padamu?" tanyanya dengan suara rendah. Giselle tampak kaget. Ia dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Ti-tidak ada, Pak. Nyonya Marisa tidak mengatakan apapun,"

    Last Updated : 2025-04-26
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 31. Kebahagiaan yang Terus Diusik

    Giselle meninggalkan kantor setelah beberapa menit yang lalu. Wanita itu berjalan menyusuri trotoar jalanan kota Luinz di malam yang ramai ini. Langkah Giselle terhenti saat ia tiba di sebuah halte bus. Di sana, ia duduk diam dengan wajah lelah dan menanti-nanti. "Semoga Elodie tidak rewel," gumam Giselle sambil menggosok kedua telapak tangannya. "Aku lupa tidak membawakan termos air hangat untuknya tadi. Bagaimana kalau nanti Elodie rewel meminta susu saat di dalam bus?" Hati dan pikiran Giselle sepenuhnya hanya mencemaskan putri kecilnya saja. Hingga tak berselang lama, sebuah mobil berwarna putih tiba-tiba saja berhenti di depan Giselle. Giselle masih diam di tempat dan terkejut saat Dean yang ternyata keluar dari dalam mobil. "Dean?" lirih Giselle. Dean menghampiri Giselle dan tersenyum hangat. "Aku barusan berhenti di depan kantor, tapi ruangan di lantai CEO sudah terlihat gelap, artinya kau sudah pulang. Untung saja kita bertemu di sini," ujarnya. "Ya, aku sudah pulang se

    Last Updated : 2025-04-27
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 32. Jauhi Putraku!

    Keesokan harinya...Hari ini, jam kerja Giselle tidak sampai larut malam hingga biasanya. Bahkan Giselle sudah diizinkan pulang siang oleh Gerald. Seperti yang sudah dijanjikan, siang ini Dean mengajak Giselle untuk ikut bersamanya. Dean menjemput Giselle di depan kantor. Giselle tersenyum saat baru saja keluar dan melihat Dean sudah menunggu."Dean," sapa Giselle. "Kau sudah dari tadi?" "Tidak. Baru saja aku sampai," jawab Dean tersenyum manis. "Ayo." Laki-laki itu membuka pintu mobilnya. Giselle pun segera masuk segera dan diikuti oleh Dean. Giselle tidak tahu Dean akan mengajaknya ke mana. Namun, bersama laki-laki ini, Giselle merasa aman dan baik-baik saja. "Sebenarnya kau ingin mengajakku ke mana?" tanya Giselle menatap Dean lekat-lekat. "Ke suatu tempat," jawab Dean. "Kita makan siang di sana sambil menikmati pemandangan yang indah. Dan ... aku ingin mengatakan hal yang penting padamu." "Hal penting?" Giselle menatapnya. "Hmm." Dean tersenyum dan mengangguk. Dean ingin

    Last Updated : 2025-04-27
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 33. Perlahan-lahan Menjauhimu

    Giselle tertunduk dengan hati pilu. Ucapan demi ucapan yang dilontarkan oleh Sania sangat menyakiti hatinya. Mereka berdua masih di sana, Sania mengatakan banyak hal. Termasuk merendahkan Giselle, sebagaimana wanita tua itu tidak setuju anaknya mendekati wanita seperti Giselle. Dari belakang, tampak Dean melangkah mendekati mereka berdua. Saat Dean mendekat, Giselle pun beranjak dari duduknya dan membawa tas berwarna hitam miliknya. "Giselle, kau mau ke mana?" tanya Dean mendekatinya. Giselle melirik sekejap ke arah Sania yang masih tak acuh. "Maaf, Dean. Aku harus segera pulang. Aku lupa hari ini ada urusan penting," ujar Giselle menundukkan wajahnya menyembunyikan tatapan sendunya dari Dean. "Kenapa mendadak begini? Hubungi saja lagi, dan katakan padanya untuk nanti saja kau datang," seru Dean, berusaha menahan Giselle bersamanya. "Nanti aku akan mengantarkanmu." Sania menatap tajam ke arah Giselle. Hingga Giselle menggelengkan kepalanya menolak bujukan laki-laki itu. "Tidak

    Last Updated : 2025-04-28
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 34. Giselle Tak Sendiri, Giselle Memiliki Elodie

    Setelah dua hari ini Giselle berusaha menjauhi Dean, akhirnya mereka kembali bertemu dalam acara meeting di kantor milik Gerald. Sejak berjalannya rapat penting, Dean terus memperhatikan Giselle yang tampak tidak menatapnya sama sekali. Entah kenapa, Dean juga bingung apa yang terjadi pada Giselle padanya. Sampai rapat selesai dan Giselle berjalan keluar meninggalkan ruangan itu, diikuti oleh Dean di belakangnya. "Giselle," panggil Dean pelan, laki-laki itu menahan lengan Giselle hingga membuat wanita itu menoleh menatapnya. "Iya, Pak Dean?" Giselle menatapnya ragu-ragu. Dean menghela napasnya panjang. Iris almondnya menunjukkan sebuah keresahan yang tidak bisa ia ungkapkan. "Kenapa kau tidak seperti biasanya padaku? Kenapa kau terus menghindariku, Giselle?" tanya Dean berbisik. "Dua hari aku selalu mencarimu ke rumah tapi kau tidak pernah ada, aku sampai ke tempat kau menitipkan Elodie, tapi pengasuhnya bilang kau sudah membawa Elodie pulang. Kenapa, Giselle?" Giselle tertundu

    Last Updated : 2025-04-28
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 35. Keributan Gerald dan Dean

    Giselle melangkah meninggalkan kantor saat jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Langkahnya gontai karena ia merasa begitu lelah. Tetapi dalam hatinya, Giselle tidak sabar bertemu dengan Elodie malam ini. Giselle ingin segera memeluk putri kecilnya. Saat Giselle menarik pintu kaca depan, wanita itu menatap ke depan dan langkahnya terhenti seketika saat ia melihat sosok Dean berdiri di depan sana, menunggunya."Dean, kenapa dia ada di sini?" lirih Giselle. Giselle melangkah keluar dari dalam kantor. Dean dengan cepat menghampirinya dan menghadang langkah Giselle. "Giselle, tunggu sebentar." Dean menatapnya dengan dalam. "Tolong dengarkan aku sebentar saja," pintanya. "Dean—""Aku benar-benar merasa tidak nyaman saat kau menjauh dariku seperti ini, Giselle. Tanpa alasan apapun kau menjauhiku, seolah-olah aku menyakitimu," kata Dean menatapnya dengan kekecewaan. "Katakan ... katakan padaku bila aku memang menyakitimu, Giselle. Tunjukkan di mana salahku, bukan malah men

    Last Updated : 2025-04-29

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 52. Giselle, Aku Gila Karenamu!

    Sudah dua hari ini Giselle tidak kembali ke kantor, dan Gerald sama sekali belum bertemu dengan wanita itu. Selama dua hari itu juga, Gerald tidak bisa fokus bekerja, ia terus uring-uringan pada Kelly yang menggantikan Giselle selama dua hari ini sebagai asistennya. Sejak kemarin, Kelly sudah berkali-kali dimarahi oleh Gerald. Seperti halnya di sore ini. "Kenapa susunan berkasnya tidak rapi sama sekali?!" Gerald meletakkan dengan kasar berkas itu di hadapan Kelly. "Maaf, Pak. Tapi ini semua sudah saya susun seperti yang Pak Gerald minta," jawab wanita itu. "Kau bisa mencontoh berkas-berkas milik Giselle! Berapa kali kubilang! Harus sama persis!" pekiknya dengan wajah mengeras marah. Wanita dewasa itu kembali menatap Gerald lagi. Sudah dua tahunan Kelly menjadi bawahan Gerald, tapi dia tidak pernah melihat Bosnya emosi seperti ini. Sejak Giselle tidak ke kantor, Gerald terlihat kacau, tidak seperti biasanya. Bahkan ada beberapa meeting yang dia batalkan karena alasan pekerjaanny

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 51. Dia yang Selalu Ada Untukku

    Giselle yang tengah menangis, tampak terkejut saat tiba-tiba seorang laki-laki mendekatinya dan menyentuh pundaknya dengan begitu pelan. Lantas, Giselle mengangkat wajahnya perlahan dan dia melihat sosok Dean yang berdiri di sampingnya, menatap Giselle dengan begitu cemas dan iba. Dean menangkup satu pipi Giselle sebelum menarik wanita itu ke dalam pelukan hangat. Giselle menangis dalam pelukan Dean. Ia menumpahkan semua sesak di dalam dadanya yang ia tahan sejak tadi. "Sssttt, tenanglah, kau tidak sendirian. Aku akan menemanimu menjaga Elodie," ujar Dean mengusap punggung Giselle. "Elodie ... aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan pada Elodie, Dean," isak Giselle, jemarinya meremas punggung Dean yang dilapisi tuxedo hitamnya. "Elodie pasti akan sembuh. Kau jangan menangis seperti ini, kau harus tenang, Giselle. Kasihan Elodie kalau kau larut dalam kesedihanmu," ujar Dean dengan begitu sabar. Giselle menarik tubuhnya dari pelukan Dean. Wanita itu menyeka air matanya cepat da

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 50. Kepanikan Gerald Mencari Giselle

    Sejak pagi hingga sore hari, Giselle belum kembali ke kantor setelah pagi tadi dia pergi sambil menangis kepanikan. Gerald kebingungan mencari ke mana Giselle saat ini. Panggilannya juga tidak dijawab sama sekali oleh Giselle. Gerald hanya ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada wanita itu. "Ke mana kau, Giselle?" gumam Gerald dengan wajah bingung. Pandangannya terus tertuju pada meja kerja Giselle. Semua barang-barangnya masih ada di sana, dari tas, hingga berkas-berkas pekerjaannya yang biasa Giselle bawa pulang. Gerald mengusap wajahnya dan memejamkan kedua matanya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa cemas yang kini menakutinya. Sergio—ajudan Gerald yang kini tengah duduk di sofa, tampak memperhatikan Tuannya yang sangat gundah dan gelisah. "Tuan Gerald, Tuan bisa mencari Nona Giselle ke rumahnya kalau memang Tuan sangat mencemaskannya," ujar Sergio memberikan saran. Decakan pelan terdengar dari bibir Gerald. "Siapa yang mencemaskannya?" ketus laki-laki itu. "Aku h

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 49. Tangisan Giselle dan Kepanikan Gerald

    Di tempat lain, suasana tenang dan hening memenuhi ruangan meeting pagi ini. Hanya ada satu orang yang tengah berbicara di depan sana. Giselle duduk di samping Gerald yang tengah mendengarkan sebuah pendapat yang disampaikan oleh rekannya. Namun, di tengah keheningan itu tiba-tiba suara deringan ponsel terdengar. Giselle tersentak saat ponselnya berdering, semua orang menatapnya, termasuk Gerald. Giselle meraih ponselnya dengan wajah panik. "Madam Willow?" lirihnya. Ia beranjak dari duduknya dan menatap semua orang di dalam ruangan itu. "Saya permisi sebentar." Giselle menjawab panggilan itu cepat sambil melangkah keluar. "Halo, Madam?" "Nyonya, tolong cepat ke sini. Elodie pingsan setelah muntah dan keluar darah!" pekik Madam Willow di balik panggilan itu. "A-apa?!" pekik Giselle histeris. Wanita itu menutup mulutnya.Gerald yang berada di dalam ruang meeting mendengar pekikan Giselle di luar. Laki-laki itu segera beranjak dari duduknya dan melangkah keluar meninggalkan ruanga

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 48. Elodie dalam Bahaya

    Keesokan paginya, Giselle kembali menitipkan Elodie ke tempat penitipan seperti biasa. Putri kecilnya masih rewel, bahkan sejak bangun tidur tadi pagi, Elodie tidak mau lepas dari pelukan Giselle. "Mama tidak boleh bekerja, tidak boleh tinggal Elodie di sini. Elodie mau ikut Mama saja," rengek Elodie sambil merengkuh erat leher Giselle. Giselle mengusap lembut punggung Elodie. "Tapi Mama harus bekerja, Sayang. Katanya Elodie ingin membeli sepeda kecil buat jalan-jalan?" ujar wanita itu menatap wajah mungil si kecil. Bibir Elodie mencebik lucu, sebelum akhirnya dia mengangguk pelan. Tetapi, alih-alih melepaskan pelukan sang Mama, Elodie justru semakin mendusal dalam ceruk leher Giselle. Dari dalam rumah penitipan, muncul Madam Willow mendekati mereka berdua. "Loh, Elodie kenapa masih gendong, Sayang?" tanya Madam Willow mendekati Giselle. "Ayo, Madam gendong saja, Nak. Mama harus pergi bekerja, Sayang." "Mama," rengek Elodie saat Madam Willow menariknya. Giselle tersenyum lembut

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 47. Kecemasan Laura, Dengan Adanya Elodie

    Dua hari kemudian. Rasa penasaran yang tersimpan dalam hati Laura tentang anak kecil yang selalu bersama Giselle, selalu menghantui dan membuat Laura gila karena penasaran. Sore ini, Laura dengan sengaja membuntuti Giselle yang baru saja keluar dari dalam kantor milik Gerald. "Hmm, ke mana dia akan pergi setelah ini?" gerutu Laura. Wanita itu melajukan mobilnya dan mengikuti bus yang membawa Giselle. Hingga tak lama kemudian, bus kota berwarna merah itu sampai di depan sebuah rumah tempat. Laura menghentikan mobilnya cepat dan melepaskan kaca mata hitam yang ia pakai. "Rumah penitipan anak-anak?!" serunya dengan wajah tercengang tak percaya. Laura menatap ke depan sana, ia melihat dengan baik dan jeli ketika seorang anak perempuan berlari ke arah Giselle dengan wajah cerianya. "Mama, yeay Mama sudah pulang..!" pekik anak kecil perempuan itu berhambur memeluk Giselle dengan penuh kerinduan. Mendengar suara pekikan anak itu, lantas Laura menutup mulutnya tak percaya. "Mama?!"

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 46. Pernikahan yang Tak Diharapkan

    Acara makan malam di kediaman Keluarga Gilbert berlangsung malam ini. Gerald dan Laura datang bersama. Setelah pertengkarannya pagi tadi dengan Laura, entah kenapa Mamanya langsung menghubunginya dan mengajak mereka untuk makan malam bersama. "Kalau tidak begini, mungkin Gerald tidak akan datang ke rumah ini," ucap Marisa menatap putranya yang duduk di samping Laura. "Mama meminta semua pelayan memasak makanan kesukaanmu, Gerald." Gerald hanya memberikan anggukan kepala saja tanpa menjawabnya. Sedangkan Laura, begitu bersemangat di sana. Dia memang paling pintar mencari muka di hadapan orang tua Gerald. "Persiapan pernikahan kalian sudah siap berapa persen?" tanya Charles menatap putranya, dan juga calon menantunya. "Emmm ... sebenarnya sudah hampir tujuh puluh persen, Om. Hanya saja, Gerald sangat sibuk jadi saya harus mengurus semuanya sendirian, dan saya—""Sudah aku katakan, bukan? Aku tidak ingin pernikahan itu dimajukan di bulan depan!" tekan Gerald, ia menatap Laura di sa

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 45. Keberadaan Elodie yang Diketahui

    Rasa lelah yang Giselle rasakan karena bekerja seharian pun terobati saat ia menjemput Elodie. Putri kecilnya yang selalu menunggunya di rumah penitipan setiap hari. Kedatangan Giselle disambut oleh Madam Willow yang langsung memanggil Elodie di dalam. "Elodie, Mama sudah datang," ujar Madam Willow pada anak kecil perempuan berbalut pakaian hangat berwarna merah muda itu. Giselle tersenyum lebar saat Elodie muncul. Putri kecilnya itu langsung berlari ke arahnya dengan kedua tangan terlentang. "Mama...!" pekik Elodie begitu heboh, wajah cantiknya berseri-seri bahagia. Anak itu langsung berhambur dalam pelukan Giselle. Memeluk erat tubuh sang Mama, mendusal dalam ceruk leher Giselle yang hangat. "Mama, Elodie kangen," ucapnya dengan kedua mata terpejam. "Oh ya? Coba kecup Mama dulu kalau Elodie kangen," pinta Giselle mendekatkan pipinya. Elodie langsung menghujani pipi Giselle dengan kecupan bibirnya. Giselle terkekeh geli melihat putrinya begitu bersemangat. "Ma, Elodie mau ge

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 44. Isi Hati Giselle pada Gerald

    Giselle masuk ke dalam ruangan kerjanya setelah Laura pergi. Suasana di dalam ruangan CEO itu pun masih sangat tidak nyaman setelah pertengkaran hebat yang terjadi antara Gerald dan Laura. Dengan perasaan yang gamang, Giselle melangkah ke arah meja kerjanya. Pandangannya tersita pada sosok Gerald yang masih terlihat sangat kesal. Sendu kedua mata Giselle menatapnya. 'Apakah dia juga akan marah padaku?'Giselle kembali tertunduk dan wanita itu mencoba fokus pada pekerjaannya. Sedangkan di meja CEO, Gerald yang kini masih diselimuti kekesalan. Laki-laki itu diam memperhatikan Giselle yang terlihat diam tak menyapanya sama sekali. Tanpa berkata-kata, Gerald beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Giselle."Ikut denganku!" Gerald menarik lengan Giselle saat itu juga. Wanita itu sontak mendongakkan kepalanya menatap Gerald. "Ke mana, Pak? Pe-pekerjaan saya—""Ikut, jangan membantahku!" tegas Gerald menatapnya dengan tatapan dan sorot mata dingin. Giselle tergemap menatap raut m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status