LOGINづ。◕‿‿◕。)づ 🩷 Selamat sore semuanya!!! Gimana aktivitas hari ini? Semoga menyenangkan, ya!!! Besok pagi lanjutannya, ya! ditunggu teman-teman semua!!! sayang kalian banyak2...
Apa yang dikatakan Selina ternyata benar, saat ini Vanya berada di sebuah Villa yang tidak terlalu besar, tapi cukup bisa menggambarkan keeleganannya. Sebuah villa milik keluarga Wicaksana, yang berada dalam kawasan villa elite di Bukit Montana bagian selatan Kota Cavendra.Saat mereka masuk, sudah ada seorang pelayan yang menyambut keduanya.“Tuan, Nyonya silakan masuk,” ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya memberikan penghormatan.“Kamar Tuan dan Nyonya sudah disiapkan di lantai dua.” Dia kembali berkata dengan sopan.Kevin menarik tangan Vanya dan segera berjalan ke lantai atas, dengan menyeret-nyeret gaun pengantinnya Vanya mengikuti langkah Kevin dengan susah payah. Menyadari hal itu, Kevin menghentikan langkahnya hingga membuat Vanya juga ikut berhenti mendadak, tapi gerakan itu membuat kakinya tersangkut di ujung gaun hingga nyaris terjatuh.Tangan besar Kevin itu menangkap tubuh Vanya dengan mudahnya.Ini adalah hal yang memalukan untuk Vanya, entah kenapa dia terlalu sering
Vanya berjalan meninggalkan Lesmana, tetapi dalam hatinya bertanya-tanya, ‘Apa dirinya sudah terlalu kejam? Bukankah, walau bagaimana juga, Lesmana adalah ayahnya?’Hanya saja bagian dirinya yang lain mempertanyakan hal yang sebaliknya, ‘Setelah semua yang dilakukan Lesmana selama ini, apa dia masih pantas dianggap sebagai seorang ayah?’Rasa ragu itu sedikit mempermainkan hatinya, hingga akhirnya suara lembut terdengar di telinga. “Jangan murung begitu.”Vanya mendongak kaget dan melihat wajah Kevin yang membuatnya merasa tenang.“Apa mereka barusan menyakitimu?” Kevin bertanya dengan nada sedikit meninggi.“Haruskah aku menyuruh orang untuk menyuruh keluargamu pulang sekarang?”Alih-alih marah, Vanya malah tersenyum ringan nyaris terkekeh. Melihat sikap Kevin yang sedikit protektif padanya ini membuatnya merasa tidak perlu lagi memikirkan Keluarga Dirgantara lagi, bukankah sekarang keluarganya adalah Kevin? Sosok yang bersedia melindunginya.“Bukan apa-apa,” jawab Vanya singkat, lalu
Setelah acara selesai, tamu dari keluarga dekat dan orang-orang kepercayaan Keluarga Wicaksana sudah berangsur pulang. Di sisi lain, Keluarga Dirgantara perlahan melangkah mendekat ke arah Vanya yang kini berdiri agak jauh dari Kevin. Pria itu masih tampak berbincang ringan dengan beberapa kerabatnya. Orang pertama yang mendekatinya adalah Febiola, ibu tiri, diikuti oleh dua putrinya di belakangnya.Vanya sedikit membungkukkan tubuhnya memberikan penghormatan padanya dan juga kedua kakak tirinya yang hadir, Vira dan Dira,“Terima kasih sudah datang, Ibu, Kakak.” Vanya berkata dengan suara lembutnya.Seperti biasanya, Febiola tentu saja menunjukkan sisi malaikatnya di hadapan keluarga Kevin yang lain, dia tersenyum indah dan memberikan ucapan selamat padanya, lalu setelah itu memeluknya sambil berbisik pelan di telinga Vanya, “Dengar Vanya, kau pikir hidupmu akan aman di bawah pengaruh keluarga Wicaksana? Lihat saja nanti.”Vanya tidak lagi terkejut mendengarkan kalimat ancaman itu, tap
Setelah Kevin dan Vanya tiba di depan altar, Seorang pembawa acara dengan suara lembut memecah keheningan. “Upacara penyatuan kedua mempelai akan segera dimulai.” Lampu kristal yang baru saja menyala terang saat keduanya tiba di depan altar, sekarang kembali meredup perlahan, berganti dengan cahaya hangat lilin-lilin aromatik yang menyala di sekeliling altar kecil di tengah aula. Kemudian, musik lembut perlahan berhenti ketika seorang tetua adat Averland melangkah maju. Suaranya berat namun tenang, mengisi seluruh ruangan yang kini hening. “Dalam adat Averland, sebelum dua jiwa disatukan oleh cahaya, mereka harus terlebih dahulu menghormati keluarga sebagai asal mereka datang ke dunia dan membesarkan mereka. Karena dari sanalah segala restu bermula.” Tetua itu memberi isyarat, dan dua keluarga besar dipersilakan naik ke atas. Dari pihak Wicaksana, Johnson dan Dellia melangkah anggun mendekati altar. Sementara dari pihak Dirgantara, Lesmana dan Febiola berdiri berseberangan. S
Di antara decak kagum tamu undangan, Vanya bisa mendengar detak jantungnya sendiri berdentum cepat. Tatapan-tatapan itu menusuk, sebagian memuja, sebagian heran, sebagian lagi ... tidak percaya. Akan tetapi, yang membuatnya paling gugup adalah suara kecil di kepalanya yang terus bertanya, “Apakah ini sungguh aku? Apakah ini nyata?”Musik lembut mulai mengalun. Kamera berputar, para tamu berdiri. Namun di sudut ruangan, keluarga Dirgantara masih terpaku, wajah-wajah mereka campuran antara keterkejutan dan rasa tak percaya tentu saja.Vira, yang sedari tadi selalu berkata penuh ejekan dan merendahkan sekarang malah menahan napas, menggigit bibir bawahnya. “Dia … ternyata sangat tampan,” gumamnya, hampir seperti mengutuk.Sama halnya yang dilakukan Dira, gadis itu tampak tak berkedip melihat Kevin dan Vanya. “Apa itu benar-benar Kevin? Lalu di sebelahnya itu si anak haram?”“Kenapa dia … jadi sangat berbeda?” Dira mendesis.Keduanya yang berekspektasi tinggi untuk kehancuran pernikahan in
Beberapa waktu sebelumnya di Kediaman Dirgantara.“Kak Lira, kau yakin tidak ingin pergi ke acara itu?” tanya Vira memastikan sekali lagi pada saudaranya itu.Lira melirik sebentar dari ponselnya, lalu menggeleng. “Tidak. Aku ada urusan malam ini. Pastikan saja kau merekam semuanya, terutama wajah si monster itu. Setelahnya, kau tahu apa yang harus dilakukan, kan?”Vira mengangguk. Ia memang terbiasa memegang kamera dan tampil di depan publik. Sebagai influencer di bidang finansial, reputasinya di dunia maya cukup tinggi. Apalagi didukung oleh latar belakang pendidikan dan keluarganya. “Ya, aku tahu. Jujur saja, aku juga penasaran sama tampangnya itu. Sejak muncul di dunia bisnis, tidak ada satu pun foto Kevin Wicaksana yang bocor ke publik. sok misterius sekali, kan?”Lira tertawa pendek, dingin. “Itu karena wajahnya pasti memalukan. Jelek, gendut, pendek, dan menyeramkan. Makanya calon istrinya kabur dan mati sebelum sempat menikah.”Vira ikut terkekeh kecil. “Benar juga, kalau tid







