Share

Bab 5 - Penolakan Alya

Kini Ellina dan Reno pun mendatangi butik Alya. Mereka pun berpura-pura ingin memesan baju desain Alya untuk acara pertunangan mereka.

“Hey! Apa yang lo katakan? Sejak kapan gue mau bertunangan sama lo!" Protes Reno tidak terima. Dengan apa yang dikatakan Ellina.

“Ssttt..., Jangan bawel Tuan. Ikuti saja rencanaku cuma dengan ini kamu bisa mulai dekat dengan Alya tuan. Dan aku akan mencoba mengajaknya mengunjungi apartemenmu. Nanti aku akan membuat rencana agar kalian bisa mengobrol,” Bisik Ellina.

“Lo yakin ini bisa berhasil? Lalu bagai mana caranya gue mendekati Alya. Kan dia tahunya kita akan bertunangan," sahut Reno. Dengan suara pelan.

“Dasar bodoh! Ini kan cuma memancing saja agar Alya mau berdekatan denganmu. Dan kau punya alasan untuk mendekatinya! Setelah kalian dekat dan Alya mulai membuka hatinya. Kau bisa menjelaskan semuanya dan tugasku selanjutnya mencari tahu tentang kekasihnya,” bisik Ellina lagi dengan penuh percaya diri.

“Nona, Tuan. Ibu Alya memanggil kalian keruangannya,” Ucap pelayan butik itu. Ellina dan Reno pun memasuki ruangan Alya. Dan disana tampak Alya sedang duduk dis sambil mengotak ngatik laptopnya.

“Duduklah,” Ucap Alya yang menyadari kedatangan Reno dan Ellina. Kini mereka pun duduk berdampingan, sedang Alya masih fokus dengan laptopnya diruang kerja. Alya pun kini hanya ada keheningan tanpa ada yang memulai pembicaraan.

“Nona Alya, desain-desain bajumu sangat indah. Aku ingin memakai desainmu untuk gaun diacara pertunanganku dengan Reno. Iya kan sayang?" Ellina pun bertanya pada Reno untuk memulai pembicaraan. Tentu saja dengan meminta persetujuan Reno. Membuat Reno manatap tajam ke arah Ellina. Tapi bukannya takut Ellina malah mengedipkan sebelah matanya pada Reno membuat Reno mengernyitkan keningnya. Alya menghentikan aktivitasnya dan menatap Ellina dan Reno secara bergantian.

“Jadi kamu mau tunangan, Ren? Ya ampun selamat ya, aku seneng banget akhirnya sahabatku yang selalu takut didekati wanita mendapat pasangan juga,” Ucap Alya. Yang kini duduk disamping Reno dan itu membuat Reno tegang karena harus duduk sedekat itu dengan Alya setelah sekian lama. Alya pun merangkul pundak Reno sambil tersenyum sumringah tanpa terlihat sedih sedikit pun.

"Baiklah Nona Ellina. Gaunnya mau pake desain yang mana?” Tanya Alya. Yang terlihat begitu antusias.

“Emm.... Gimana kalau kita bicarain ini nanti malam di apartemen Reno. Sayang tolong berikan alamatnya. Kita bisa sambil makan malam aku ingin kau mencicipi masakan ku. Mau ya.”  Ajak Ellina pada Alya.

Alya pun nampak berpikir sejenak. Sampai akhirnya dia pun setuju dengan ajakan Ellina untuk berkunjung ke apartemen sahabatnya itu.

“Ok baiklah. Ide bagus juga, lagi pula malam ini aku sedang tidak ada acara apapun,” Sahut Alya. Tanpa curiga sedikit pun. Bahwa itu semua hanya rencana Ellina untuk mendekatinya dengan Reno.

“Ok aku tunggu ya. Oh ya sayang ini sudah selesai kita pulang yuk. Atau kamu mau mengobrol dulu dengan sahabatmu ini?” Tanya Ellina. Yang kini mengedipkan matanya pada Reno. Namun sayangnya Reno tidak mengerti kode yg diberikan oleh Ellina. Agar dia tetap bersama Alya dan menemaninya.

“Ayo kita pulang,” Ajak Reno sambil menggenggam tangan Ellina.

“Ya ampun pria ini. benar-benar ya! Pantas saja Alya terus menganggapnya teman lihatlah dia. Malah memilih pulang dari pada menemani Alya padahal ini kesempatan bagus untuknya," Gerutu batin Ellina.

Dan disinilah Reno dan Ellina sudah sekarang sudah berada ditempat parkir di butik milik Alya.

“Masuk! Apa lo gak mau pulang?!” Reno kini terlihat kesal. Karena tidak ingin ditinggalkan sendirian akhirnya Ellina pun masuk dengan kesal kedalam mobil Reno.

"Lo kenapa diam aja dari tadi? Biasanya kau mengoceh terus kalau aku belum menyuruhmu diam,” Ujar Reno. Sambil fokus menatap ke depan karena sedang menyetir. Namun, Ellina tetap diam dan itu membuat Reno kini menoleh kearah Ellina yang masih terdiam tanpa menjawab pertanyaan Reno.

"Baiklah gue mengaku salah. Tapi gue benar-benar malu. Gue juga bingung harus bicara apa kalau cuma hanya berdua saja dengan dia." Reno memang merasa bersalah karena tidak menggunakan kesempatan dengan baik untuk lebih dekat dengan Alya.

“Kau ini pria atau bukan sih, Tuan? Kamu tahu susah payah aku merencanakan ini dan memberimu kesempatan untuk berdua dengannya agar kalian bisa dekat lagi. Tapi kau malah menyia-nyiakannya tuan,” Ucap Ellina yang kini terlihat kesal. Dia pun menghela nafasnya, untuk menghalau emosinya.

“Ssstt... diam! Lo ini ya. Sekalinya bicara bikin kepala gue pusing. Lo sadar tidak kalau lo bicara kadang tanpa titik dan koma. Gue sampai pusing mendengar saat kau bicara." Protes Reno. Membuat Ellina mengigit bibir bawahnya karena memang dia merasa bicara tanpa jeda. 

“Maaf tuan hehe habis aku kesal pada, Tuan. Oh ya tuan tolong kau bilang pada Tante Renata. Kalau belajar masaknya disambung lagi besok. Karena hari ini aku harus menyiapkan makan malam yang romantis untukmu dan Alya. Jadi aku harus mendekor apartemenmu dengan indah setelah itu aku akan memasak masakan special untuk kalian berdua dan kali ini aku tidak mau tahu kau harus berusaha membuatnya nyaman denganmu," Ucap Ellina. Reno pun hanya menganggukkan kepalanya, tidak butuh waktu lama kini Reno pun sudah memarkirkan mobilnya dibasmen apartemennya.

Setelah masuk apartemen. Ellina pun memulai memikirkan apa saja yang dia butuhkan lalu memberikan daftar belanjaannya pada Reno. Awalnya Reno protes tapi akhirnya karena paksaan dari Ellina ia pun pergi membeli semua barang yang ada pada daftar belanjaan yang Ellina tulis. Setelah mendapatkan semua Ellina pun langsung memulai mendekorasi apartemen Reno dengan indah dan Reno pun dibuat terkagum-kagum dengan dekorasi yang terlihat begitu indah dan terkesan romantis diruang makannya itu.

                                                                       *****

Malam pun akhirnya tiba. Kini persiapan pun sudah selesai. Meja makan juga sudah tetata rapih dan makanan pun sudah tersaji. Sedang Reno kini tampak gagah dan tampan dengan setelan jasnya karena ingin membuat Alya terkesan dengan penampilannya.

“Wow ternyata dia memang tampan. Andai saja aku bertemu dengannya dengan cara berbeda pasti aku akan membuatnya tergila-gila padaku. Astaga apa yang kau pikirkan Ellin. Kau memang sudah tidak waras,” Ucap batin Ellina. Sambil memukul-mukul kepalanya dengan pelan.

“Ellin, lo kenapa? Lo baik-baik saja kan?” Tanya Reno. Yang kini duduk dengan santai disofa. Meski dalam hatinya merasa deg degan karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.

“Eh. Ti-tidak apa-apa hanya kok, Tuan. Cuma kepalaku agak sedikit pusing mungkin karena kelelahan. Apa aku boleh makan dulu tuan? Sebelum Alya datang?” Tanya Ellina. Reno pun mengangguk. Namun, baru saja Ellina akan melangkahkan kakinya kedapur tiba-tiba bel pintu apartemen pun berbunyi.

“Astaga jangan-jangan itu Alya, Tuan. Sepertinya Alya sudah datang! Tuan kau bukalah pintunya. Aku akan sembunyi. Jika dia menanyakan aku bilang saja kalau aku sedang pergi sebentar,” Ucap Ellina. Dengan tersenyum pada Reno.

“Tapi lo belum makan,” Sahut Reno yang juga sedikit khawatir pada asistennya itu.

“Jangan khawatirkan aku, Tuan. Aku bisa makan nanti, ini kesempatanmu jangan kau sia-siakan malam ini adalah malam yang menentukan kau dan Alya akan bersama atau kau akan kehilangan kesempatanmu jika kau hanya diam saja. Kalau perlu kau lamar saja dia langsung," Ucap Ellina. Memberikan semangat pada Reno. Dan Reno pun kini mulai yakin karena semangat dan dukungan yang diberikan Ellina padanya.

 "Ellin." Panggil Reno saat Ellina akan memasuki kamarnya.

“Ya tuan,” Sahut Ellina sambil menoleh kearah Reno.

“Terima kasih, aku janji aku tidak akan mengecewakanmu. Aku akan berusaha untuk membuat Alya menerimaku,” Ucap Reno. Sambil tersenyum. Ellina pun mengangguk dan membalas senyuman yang Reno tujukan untuknya. Namun, entah kenapa kini perasaan Ellina sangat senang saat melihat Reno tersenyum padanya. Tapi Ellina mencoba menepis pikirannya dan kini dia pun masuk kedalam kamarnya. Sementara Reno kini dia membuka pintu apartemennya dan kini Reno melihat Alya didepan pintu. Gadis itu tampil cantik dengan mini dressnya yang agak ketat. Membuat Reno semakin terpesona dengan penampilan Alya.

Reno pun mempersilahkan Alya masuk dan akhirnya tanpa ragu Alya pun masuk lalu Reno pun mengajak Alya keruang keluarga. Setelah sama-sama duduk. Hanya ada keheningan di ruangan itu, sampai akhirnya Alya lebih dulu membuka suaranya.

“Ellina mana Ren? Kok gak ada?” Tanya Alya. Yang tidak melihat ada tanda-tanda orang lain di apartemen itu selain Reno dan dirinya.

“Ellin dia sedang ada keperluan. Jadi dia pergi sebentar mungkin sebentar lagi dia pulang. Emm.... Kamu pasti lapar kan? Ellina sudah masakin buat kamu. Dia bilang kamu harus mencicipi masakannya,” Ucap Reno. Meski semula dia tidak mau. Tapi karena Ellina menelepon dan nemaksa untuk makan lebih dulu. Jadi Alya pun mau, kini Reno dan Alya sudah ada dimeja makan yang terlihat sangat romantis. Alya sangat bingung dengan suasana romantis diruangan itu. Bukankah mereka hanya ingin membicarakan soal gaun pertunangan mereka berdua saja. Lalu untuk apa dia dibawa keruang makan yang terlihat sangat romantis dan itu benar-benar membuat Alya bingung.  

“Ren, apa aku tidak salah lihat? Bukannya kita akan membicarakan gaun pertunanganmu dengan Ellina?" Tanya Alya. Dengan penuh tanda tanya dibenaknya.

“Ayo tuan pasti kau bisa,” Ujar Ellina menyemangati Reno dari dalam kamarnya. Karena Ellina yang mengintip dari celah pintu yang dia buka sedikit.

“Se-sebenarnya aku dan Ellina tidak ada hubungan apa-apa Al. Dia hanya gadis yang aku tolong karena dia sudah terkena jambret di bandara dan soal gaun itu. Ellina hanya membuat alasan karena dia ingin menolongku, agar kau mau datang kesini. Aku memang pria pengecut Alya. Aku tidak bisa menyatakan perasaanku sendiri," Ucap Reno dengan penuh keberanian.

“Maksud kamu apa, Ren?” Tanya Alya. Yang masih bingung dengan apa yang Reno bicarakan.

“Aku mencintaimu Alya," Ungkap Reno to the point dan itu membuat Alya terkejut saat mendengar pengakuan Reno.

“A-apa! Sejak kapan, Ren? Sejak kapan kamu mencintaiku?” Tanya Alya. Yang mulai mengerti arah pembicaraan Reno.

“Sejak kita SMA Alya. Dan sampai sekarang aku masih memendam rasa cintaku untuk kamu, Al. Dan hari ini dengan mengumpul kan seluruh keberanianku, aku mengatakannya. Apa kau mau menerimaku Alya? Aku ingin kita menuju jenjang yg lebih serius bukan hanya pacaran," Ucap Reno. Sambil menyodorkan sebuah cincin yang cantik pada Alya. Namun, ucapan Alya membuat hati Reno kembali hancur dan kali ini dia terlihat begitu kecewa karena penolakan Alya.

“Maaf Ren. Tapi aku tidak bisa. kamu tahu kalau sudah ada Randi dalam hidupku,” ucap Alya. dengan selembut mungkin agar tidak terlalu menyakiti hati pria itu. Akhirnya Reno pun kembali menarik tangannya dan menutup kotak cincin yang terlihat indah dan cantik itu.

“Sudah aku duga ini semua akan sia-sia. Tapi tidak apa-apa setidaknya aku sudah menyatakan perasaanku. Perlu kamu tahu Al. Bahwa Randi itu pria tidak baik, aku pernah melihat dia beberapa kali bermesraan dengan beberapa wanita,” ucap Reno. Alya yang mendengar perkataan Reno pun tidak terima karena Reno sudah berani menjelek-jelekkan kekasihnya. Alya akhirnya mendekati Reno  dan tanpa diduga

Plakk! Plakk!

Reno pun mendapatkan tamparan dari Alya. Ellina yang memang sedikit memgintip kini menutup mulutnya yang menganga karena melihat Alya yang menampar Reno dengan dua kali tamparan dipipinya.

“Ingat Reno! Jangan pernah kau menuduh Randi dengan tuduhan yang tidak-tidak. Aku tidak akan percaya padamu meski kau sahabatku. Dan aku tidak akan membiarkanmu menuduh kekasihku dengan tuduhan kejam seperti yang kau tuduhkan tadi,” ucap Alya dengan penuh amarah pada Reno lalu setelah bicara seperti itu Alya pun akhirnya pergi dengan kemarahannya. Meninggalkan Reno yang masih mematung dengan penolakan yang begitu mengiris hatinya.

Setelah Alya pergi. Kini Reno memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh Alya. Ellina pun keluar dari kamar dan  menghampiri Reno yang masih berdiri di ruang makan, Ellina mendekati Reno dengan takut-takut karena rencananya sudah gagal, meski bukan dia yang membuat semuanya gagal.

“Tuan maaf. Aku tidak tahu kalau Alya akan marah seperti itu,” ucap Ellina dengan suara Pelan. Karena tidak ingin Reno menyalahkannya.

“Sudahlah lupakan itu bukan kesalahan lo. Oh ya lo belum makan dari tadi. Sekarang makanlah nanti lo sakit,” Ucap Reno yang kini matanya sudah berkaca-kaca. Melihat itu Ellina pun langsung memeluk Reno dengan erat.

“Menangislah Tuan. Jika kau ingin menangis jangan dipendam karena itu akan sangat menyakitkan,” ucap Ellina. Sambil memeluk Reno dengan erat dan sesekali mengusap punggungnya.

“Kenapa? Kenapa Alya tidak pernah menyukai gue, Lin? Apa gue tidak pantas untuk mendapatkan cintanya? Apa gue sangat buruk dimata Alya. Jawab Ellina?!”

 Kini Reno benar-benar menangis membuat Ellina ikut menitikan air matanya. Karena baru kali ini dia melihat sisi rapuh dari seorang Reno yang selalu terlihat cool dan galak saat dihadapannya.

“Tidak Tuan. Aku yakin Alya akan kembali padamu setelah dia melihat sifat busuk kekasihnya. Sabar lah aku pasti akan membuat Alya menyadari perasaannya padamu tuan,” Ucap Ellina berusaha menenangkan Reno. Mendengar ucapan Ellina. Reno pun mengangguk lalu dia melepaskan pelukannya pada Ellina.

“Terima kasih Ellina. Terima kasih karena sudah ada saat gue membutuhkan dukungan. Baiklah lo pasti laparkan? Jadi ayo kita makan nanti keburu dingin makanannya. Nanti gak enak makanannya kalau sudah dingin. Dan maaf ya mungkin gue terlalu lebay jadi cowok,” Ucap Reno. Ellina dan Reno akhirnya pun makan bersama dan sesekali Ellina pun mencuri pandang pada Reno yang kini terlihat raut kesedihan diwajahnya.

“Eh, enggak kok tuan wajarlah dan manusiawi kalau sedih gak usah dipendam nangis aja gak apa-apa kok. Dari pada dipendam jadi penyakit loh Tuan hehe,” ucap Ellina. Sambil tertawa kecil, membuat Reno tersenyum karena melihat tingkah menggemaskan asistennya itu.

“Aku berjanji Ren. Dia akan menyesali penolakannya padamu,” Ucap batin Ellina. Lalu akhirnya mereka pun memakan makan malam berdua saja dengan santai dengan sesekali Reno tersenyum melihat tingkah Ellina yang lucu saat makan. Sementara yang diperhatikan malah asik makan karena memang dia sedang sangat lapar.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status