Share

Hati yang Hancur

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-11 16:59:23

Suri menghentikan pekerjaannya untuk menjawab panggilan itu. Sebelum ia sempat menyapa, suara Raysa terdengar dengan nada tergesa-gesa.

“Suri, kamu sudah membuka media sosial hari ini?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Belum,” jawab Suri sambil mengerutkan kening. Tangannya masih sibuk merapikan slide presentasi di laptop. “Aku sedang mempersiapkan dokumen dan slide untuk presentasi. Sekitar satu jam lagi, aku akan berangkat ke Continental Hall bersama Pak Sagara.”

Ada jeda sejenak di seberang sana. Suri mendengar Raysa menghela napas panjang, seolah prihatin akan sesuatu.

“Nanti saja kamu buka media sosial, setelah selesai presentasi. Jangan pikirkan yang lain. Aku yakin kamu bisa memenangkan tender ini. Semangat, Suri!” ujar Raysa mengubah nada suaranya menjadi ceria.

Suri terdiam sejenak, mencoba membaca perubahan intonasi suara sahabatnya yang terdengar janggal. Namun, dia memilih untuk tidak bertanya lebih jauh.

“Terima kasih, Raysa. Aku akan melakukan yang terbaik.”

Usai telepon te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puji Chelsky
salah faham lagiii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Genggaman Tangan

    Suri mengangguk walaupun hatinya terasa remuk redam. Perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi ia tidak bisa membiarkan masalah pribadi menghancurkan kariernya. Dengan keyakinan baru, ia berdiri dari kursi, membawa tas dan semua dokumen yang telah dipersiapkan, lalu mengikuti Sagara keluar dari ruangan.Di dalam hati, Suri berjanji pada dirinya sendiri untuk berkonsentrasi penuh dalam presentasi. Meski badai gosip menghantam, ia tidak akan membiarkan diri tenggelam. Ia akan berdiri tegak, menunjukkan bahwa dirinya lebih kuat dari semua tuduhan dan hinaan yang ditujukan kepadanya. Bersama Sagara, Suri melewati lorong kantor menuju lift. Sepanjang jalan, ia bisa merasakan tatapan para karyawan yang memperhatikan mereka. Namun, Suri tidak mau ambil pusing. Baginya, tak ada lagi orang di dunia ini yang bisa melukainya lebih dalam daripada Romeo. Saat pintu lift terbuka, Suri tersentak kaget. Tanpa peringatan, Sagara tiba-tiba meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Refleks, Suri menata

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bersihkan Nama Baik Istriku!

    Romeo memejamkan mata sejenak, mencoba memahami apa yang baru saja dikatakan Kenzo. “Aku belum tahu soal itu. Akan kucari tahu,” jawabnya dengan nada datar, tetapi dalam hatinya mulai muncul keresahan.Kenzo menambahkan, “Berhati-hatilah, Romeo. Jika berita ini tidak benar, kau harus segera mengatasinya. Ini bisa merusak reputasimu dan Suri.”Panggilan pun berakhir. Romeo menghembuskan napas panjang, mencoba menata emosinya. Kemudian, ia membuka laptop dan mulai mencari berita yang dimaksud oleh Kenzo. Sementara, Aira tetap duduk di kursinya, merasa terjebak dalam suasana yang semakin panas.Dalam sekejap, layar laptopnya menunjukkan salah satu artikel berita yang sedang viral. Mata Romeo langsung menyipit membaca judul besar yang terpampang: “Diva Adinda Memiliki Hubungan Spesial dengan Pengusaha Properti Ternama, Romeo Albantara, dan akan Segera Menikah.”Romeo menggenggam meja dengan kuat, rahangnya mengeras. Foto-foto dirinya bersama Diva yang keluar dari kantor juga disertakan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pembuktian Diri

    Area parkir Continental Hall dipenuhi deretan mobil mewah yang berkilauan di bawah sinar matahari. Gedung pertemuan itu berdiri megah dengan dinding kaca yang menjulang tinggi. Para tamu yang hadir tak kalah mengesankan—CEO ternama, pengusaha senior, hingga pejabat pemerintah Kota Velmora yang menjadi tokoh penting dalam proyek ini, tampak berbincang di depan pintu masuk. Beberapa di antaranya didampingi oleh para ajudan yang bersiap mengawal keamanan. Sebuah mobil hitam berhenti perlahan di depan lobi utama. Pintu belakang terbuka, dan Suri keluar dengan langkah ragu, memandang megahnya gedung sekaligus keriuhan yang terjadi di sekitarnya.Para undangan dengan pakaian formal sedang bercengkerama, sementara beberapa staf panitia sibuk memastikan acara berjalan lancar. Suasana ini membuat napas Suri terasa lebih berat.Di sisi lain mobil, Sagara juga melangkah keluar. Pria itu tampak percaya diri dengan setelan jas abu-abu yang rapi. Ia memberi isyarat kepada sopirnya. “Tunggu di si

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kita Perlu Bicara

    Sagara berdiri perlahan, menyesuaikan jasnya sebelum melangkah ke depan. Dengan senyum yang terukur, ia memulai presentasi di hadapan para penilai.“Selamat siang, Bapak dan Ibu sekalian. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk mempresentasikan konsep dan rencana proyek kota mandiri Jadera City. Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu, saya Sagara Pradipta, CEO Pradipta Group.”Ia melanjutkan dengan suara tenang namun penuh keyakinan. “Pradipta Group Group adalah perusahaan pengembang terpercaya yang telah beroperasi selama lebih dari dua dekade. Kami telah menyelesaikan berbagai proyek besar dengan reputasi unggul,” ujarnya memperkenalkan profil perusahaan.“Komitmen kami tidak hanya pada penyelesaian proyek tepat waktu, tetapi juga pada keselamatan pekerja dan keberlanjutan lingkungan hidup. Kami percaya, setiap proyek yang kami tangani tidak hanya harus memuaskan para pemangku kepentingan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.”Sagara

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Beri Aku Kesempatan

    Suri mundur selangkah, menepis kasar tangan Romeo. “Untuk apa kamu di sini?”“Aku ingin bicara denganmu, hanya kita berdua. Aku harus meluruskan semuanya agar tidak ada kesalahpahaman,” jawab Romeo dengan nada serius.“Aku tidak peduli, Romeo. Kembalilah ke kantormu dan jangan ganggu aku. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”Suri hendak berjalan pergi, berusaha untuk menyembunyikan rasa sakit di balik ekspresinya yang dingin. Namun, Romeo tidak menyerah. Ia kembali menahan lengan Suri agar bersedia memberinya kesempatan untuk bicara. “Suri, tolong dengarkan aku. Berita yang beredar di internet itu tidak benar. Itu rumor bohong belaka,” Romeo bersikeras, suaranya mulai terdengar putus asa.Di dalam mobil, Sagara mengamati situasi di depannya dengan tatapan tajam. Melihat Romeo terus memaksa Suri, ia pun keluar dari mobil. Dengan langkah lebar, Sagara berjalan mendekat dan berdiri di samping Suri. “Romeo, apa yang kau lakukan?” tegurnya dingin. “Tidak pantas kau datang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Belajar Mencintaimu

    Romeo berdiri di depan pintu kamar yang terkunci, wajahnya tegang. Dengan napas yang berat, ia mundur selangkah, bersiap untuk mendobrak pintu. Namun, sebelum kakinya melangkah maju, derak pintu yang terbuka menghentikan gerakannya.Suri berdiri di ambang pintu dengan koper besar di tangan. Matanya dingin, tatapannya lurus ke depan tanpa sedikit pun memperlihatkan emosi.“Aku akan pergi,” katanya datar, mendorong koper ke depan.Lekas saja, Romeo menghadang langkah Suri, berdiri tegak dengan tangan terentang untuk memblokir jalan keluar.“Kamu tidak boleh pergi ke mana-mana,” katanya dengan suara rendah tetapi tegas.Suri berhenti, menatap Romeo dengan dagu yang terangkat. “Jangan menghalangi aku, Romeo. Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri perjanjian kita.”Menghela napas panjang, Romeo mencoba untuk bersabar dalam menghadapi Suri. Ia tahu, marah atau memaksa tidak akan menyelesaikan masalah, apala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pertarungan Dua Wanita

    Suri mendengus pelan, nada getir terdengar jelas di suaranya. "Jadi, kamu baik padaku karena merasa kasihan? Karena aku pernah menderita penyakit tumor?" tanya Suri dengan suara bergetar. Matanya memerah oleh air mata, tetapi sorotnya penuh luka.Romeo menggeleng cepat. "Bukan seperti itu. Aku berubah, karena aku sadar tidak bisa kehilanganmu. Aku mencintaimu, bahkan sebelum aku tahu caranya.”Suri tertawa miris. "Terlambat," ucapnya seolah mengecap rasa pahit dari kata itu. "Hingga detik ini pun kamu belum bisa memutuskan siapa yang lebih penting untukmu, aku … atau Diva,” imbuh Suri menatap Romeo penuh kekecewaan. “Aku tidak menginginkan cinta yang hanya membuat batinku tersiksa. Sudah cukup aku menderita selama ini."Kalimat terakhir yang terlontar dari bibir Suri menghantam Romeo seperti badai. Sorot mata lelaki itu berubah, gelap dan penuh kekecewaan. "Apakah bersamaku membuatmu begitu menderita?" tanyanya. Suara Romeo terdengar lirih, seolah ia sendiri takut mendengar jawaban

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Janjiku telah Selesai

    Tangis Suri telah mereda, tetapi tubuhnya masih gemetar. Ia masih memeluk boneka beruang besar pemberian Romeo, seolah mencari penghiburan dalam kehangatan benda mati itu.Meski hatinya hancur berkeping-keping, tetapi rasa lelah akhirnya menguasainya. Perlahan, kelopak mata Suri tertutup, dan ia tertidur dengan air mata yang masih menggenang. Tak lama kemudian, suara dering ponsel memecah keheningan kamar. Suri terbangun dengan mata sembap dan kepala yang terasa berat. Ia melirik jam dinding—pukul tujuh lewat tiga puluh malam. Dengan suara serak khas bangun tidur, ia mengangkat panggilan tersebut. “Halo...” suaranya pelan dan lemah. “Suri, kamu di mana?” Suara Raysa terdengar cemas di seberang. “Aku sudah di depan rumahmu. Aku ketuk pintu, tapi tidak ada yang menyahut.”“Sorry, Ray, aku ketiduran,” jawab Suri sambil mengusap wajahnya. “Tunggu sebentar, aku bukakan pintu.” Ia meletakkan ponsel, bangkit dari tempat tidur, dan melangkah pelan ke pintu depan. Suri memaksakan diri unt

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bulan Madu yang Tak Diharapkan

    Janji suci itu akhirnya terucap dari bibir Jevandro dengan nada datar. Ia bersikap seolah tengah membaca naskah kewajiban yang harus dituntaskan, bukan ikrar tulus yang lahir dari kedalaman hati. Kalimat-kalimat yang biasanya penuh makna bagi sepasang pengantin, kini hanyalah deretan kata yang kosong tanpa getaran. Meski wajah Jevandro tetap tenang, Serin bisa melihat mata itu menyimpan rasa kecewa yang tak bisa dipadamkan. Ia berdiri di sana, seperti aktor dalam pertunjukan yang tidak ingin ia mainkan. Jevandro menuntaskan tugasnya tanpa benar-benar merasai setiap ikrar yang ia lafalkan.Serin pun menyusul, mengucapkan sumpahnya dengan suara yang sempat tersendat di tengah. Ia buru-buru menyelesaikan kalimat terakhir, seakan takut suaranya akan pecah bila ia diam terlalu lama. Hatinya bergetar saat pendeta menyuruh mereka bertukar cincin. Di tangannya, cincin berlian itu terasa berat. Ia tahu persis, itu adalah cincin yang pernah dibeli Jevandro untuk dikenakan Liora. Cincin yang

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Luka yang Sama

    Dengan langkah perlahan namun pasti, Serin menaiki mobil pengantin yang menunggu di pelataran salon. Suri dan Raysa mendampinginya dengan penuh kesabaran dan ketenangan, memastikan gaun pengantin rancangan Jeandra itu tidak tersangkut. Sementara itu, veil halus yang masih menutupi wajah Serin berkibar tipis karena hembusan angin pagi. Di dalam mobil, atmosfer terasa sunyi dan penuh harap. Serin duduk di kursi tengah, menggenggam buket bunga pernikahannya dengan kedua tangan. Gadis itu mencoba mengalihkan perhatian dari rasa gelisah yang terasa kian menekannya.Suri duduk di samping kiri, sedangkan Raysa di sisi kanan, keduanya menjaga Serin dalam keheningan yang menyelimuti. Membiarkan momen sekali seumur hidup ini meresap perlahan ke dalam batin mereka.Tak berselang lama, pintu mobil terbuka lagi dan Jeandra masuk dengan langkah cepat. Napasnya masih terdengar sedikit memburu.Kali ini, Jeandra telah berganti penampilan sepenuhnya. Gaun panjang berwarna emerald green membalut tubuh

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menuju Pelaminan

    Langit tampak begitu jernih, seolah turut mendukung momen penting yang akan segera terjadi. Bias cahaya pagi menembus tirai tipis di jendela salon milik Jeandra, menyinari ruangan yang telah dipenuhi aroma bunga lili dan wangi kosmetik mahal. Hari yang dinanti telah tiba. Hari ketika langkah seorang wanita akan berubah untuk selamanya.Serin duduk diam di kursi rias, menanti sentuhan terakhir sebelum ia diantar menuju altar kehidupan barunya. Wajahnya tampak tenang, tetapi mata beningnya menyimpan gelombang kegugupan. Di belakang cermin, Clara dan seorang pegawai salon tengah bersiap untuk merias Serin. Namun belum sempat mereka menyentuhkan kuas pada wajah gadis itu, pintu ruangan rias terbuka.Suara langkah ringan terdengar, dan muncullah Jeandra—mengenakan celana jeans yang dipadukan dengan kemeja berwarna jingga. Rambutnya diikat tinggi dengan gaya sederhana, menandakan bahwa ia akan melakukan sebuah pekerjaan profesional.“Aku sendiri yang akan meriasmu, Serin,” pungkas Jeandra

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mempelai yang Tak Bahagia

    Di tengah kesunyian apartemen, Serin duduk sendirian di ruang tamu. Tak ada yang bisa mengalihkan pikirannya dari Jevandro selain musik. Karena itu, Serin memutuskan untuk membuka koper yang sudah lama ia abaikan. Dengan penuh perasaan, gadis itu mengeluarkan celo miliknya yang sedikit berdebu, seolah membebaskan alat musik itu dari penjara panjang yang mengurungnya.Serin meletakkan celo di pangkuannya dengan hati-hati, merasakan beratnya yang familiar. Kemudian, ia memetik busur dengan gerakan lembut.Seiring dengan gesekan pertama pada senar, melodi klasik mulai mengalun di ruang sunyi itu. Nadanya mengalir begitu natural, seolah membawa Serin ke dunia lain—dunia yang hanya ada dalam melodi musik.Ia memainkan bagian pertama dari sebuah lagu yang sudah lama ia kuasai. Membiarkan jari-jarinya menari di atas senar dengan ketelitian yang hanya bisa dicapai oleh pengalaman.Seiring berjalannya waktu, Serin tak bisa menahan konsentrasi yang mulai teralihkan. Tanpa sengaja, wajah Jevand

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kemesraan yang Tak Terduga

    Wangi dari uap teh yang baru diseduh memenuhi dapur apartemen, menyatu dengan harumnya mentega yang mulai meleleh di atas wajan panas. Serin, yang sudah terbangun sejak pukul enam pagi, sedang berdiri di dapur bersama Bi Janti.Meski sudah berulang kali dilarang untuk membantu, gadis itu tetap bersikeras ingin membuat roti panggang. Berdalih agar Bi Janti bisa lebih cepat menyiapkan keperluan Tristan, sebelum berangkat ke sekolah.“Kalau hanya begini, saya masih sanggup, Bi… daripada saya diam saja,” ujar Serin pelan, sambil mengoleskan selai hazelnut ke selembar roti. Gerakannya begitu teratur dan cekatan, menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan dapur. Bi Janti menghela napas, mengalah, walau pandangannya masih khawatir menatap Serin. Perempuan paruh baya itu lantas menuju ke kamar tamu untuk memandikan Tristan.Di tengah kesibukannya, Serin mendengar langkah kaki berat yang mendekat dari arah koridor. Detik berikutnya, sosok Jevandro muncul, masih dalam balutan kaus

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rasa yang Tumbuh

    Tepat pukul dua belas siang, Jeandra berjalan keluar dari ruang rapat dengan langkah tegap. Ia lebih dulu melangkah menuju lift, tak ingin menoleh ke belakang meski ia tahu dua pria itu—Kenan dan Gavin—masih tertinggal.Jeandra berdiri di dalam lift, merapikan setelan kerja yang tadi sempat kusut karena duduk terlalu lama. Namun, ketika pintu mulai menutup, Kenan dan Gavin masuk menyusul.Jantung Jeandra berdetak lebih kencang ketika Kenan memilih berdiri di sisinya, begitu dekat hingga ia bisa mencium parfum mahal yang biasa digunakan pria itu. Diam-diam, ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang mulai resah.Setiba di lantai kantor eksekutif, Jeandra buru-buru menuju meja kerjanya. Tangannya bergerak membuka wadah makan siangnya, yang sudah disiapkan oleh pelayan mansion sejak pagi. Namun, ia sengaja belum menyentuhnya, menunggu kemungkinan Kenan dan Gavin keluar lagi untuk makan bersama. Tak disangka, hanya Gavin yang keluar—dengan senyum simpul dan ekspresi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Diam-diam Jatuh Hati

    Sinar matahari yang mulai condong ke barat, mengiringi langkah Serin keluar dari rumah sakit. Gadis itu memakai pakaian sederhana dan scarf tipis yang menutupi lehernya. Tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi rona pucat di pipinya mulai tergantikan dengan semburat lembut kehidupan. Di sisinya, berdiri Jevandro—dengan tatapan penuh kewaspadaan. Gerakan tangan lelaki itu sigap dan kokoh, memberikan semacam ketenangan yang sulit dijelaskan.Jevandro sempat melirik ke arah jalanan, memastikan bahwa mobil yang dikemudikan sopir pribadinya sudah terparkir tepat di depan lobi. Ia menggamit lembut tangan Serin, membimbingnya menuju mobil hitam berkelas yang pintunya telah dibukakan sopir.Sesaat setelah keduanya duduk di dalam mobil, Jevandro memerintahkan sopir untuk menjalankan kendaraan. Namun, baru beberapa blok meninggalkan rumah sakit, pria itu tiba-tiba mengangkat tangan, memberi isyarat kepada sopirnya.“Berhenti di toko buah di depan,” titahnya tegas.Serin menoleh ke arah Jevandro de

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh pada Pesonanya

    Hampir satu jam setelah kejadian memalukan tadi pagi, Jeandra duduk dengan tenang di balik meja kerjanya. Ia berusaha menenggelamkan diri dalam laporan-laporan dan data pendukung untuk meeting.Ia merasa sedikit lega—paling tidak Kenan belum juga memanggilnya. Tidak ada perintah, tidak ada ketukan pintu, dan tidak ada suara panggilan lewat interkom. Kedamaian itu memberi ruang bagi Jeandra untuk menata kembali hati dan pikiran. Namun, ketika jarum jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima menit, Jeandra mendengar derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya mengangkat wajah.Pintu ruang CEO terbuka lebar, dan keluarlah Kenan dengan penampilan rapi dan ekspersi tenang, diikuti Gavin yang berjalan setengah langkah di belakangnya. Tanpa menoleh, Kenan langsung memberi perintah, nadanya pendek tetapi tegas.“Jeandra, ikut saya ke ruang meeting.”Jeandra pun segera berdiri, mengangguk sopan. “Baik, Pak.”Dengan cekatan, ia mengambil iPad-nya, dua berkas presentasi, pena digital, dan buku a

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pembuktian yang Dinanti

    Tubuh Jeandra tersentak saat menyadari posisinya—ia masih duduk di pangkuan Kenan. Dalam satu gerakan panik, Jeandra segera beranjak dari pangkuan pria itu, berdiri tegak dengan kedua tangan merapikan blazernya.Lekas saja Jeandra menundukkan kepala, enggan bertemu dengan tatapan Gavin yang masih terpaku di ambang pintu. Alhasil, pandangan Gavin beralih pada Kenan, berharap ada penjelasan yang masuk akal dari atasan sekaligus sahabatnya itu. Kenan, dengan sedikit canggung, berdehem pelan sambil pura-pura membetulkan letak dasi yang dipasangkan oleh Jeandra. Ia menggeser kursinya, lalu menatap Gavin dengan wajah datar. “Jangan berpikiran macam-macam,” sangkalnya. “Aku hanya meminta bantuan Jeandra untuk memasangkan dasi. Dia terjatuh karena mendengar kau membuka pintu tiba-tiba.”Nada suaranya seolah ingin mengakhiri spekulasi yang mungkin terlanjur muncul di kepala Gavin.Jeandra mengangguk cepat, membenarkan ucapan Kenan. Kemudian, ia mencari kesempatan untuk bisa pergi dari ruanga

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status