Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 40 Terjerat dan Tak Bisa Lepas

Share

BAB. 40 Terjerat dan Tak Bisa Lepas

last update Last Updated: 2025-03-26 14:06:08

Setelah semua dokumen ditandatangani dan disahkan, Edward menggenggam tangan Zuri erat-erat.

"Sekarang kamu adalah istriku, Zuri," serunya dengan nada kepemilikan.

"Kita akan menjalani hidup baru bersama," sergah Edward sambil mencium kening istrinya.

Zuri hanya bisa pasrah, mengikuti setiap langkah Edward dengan hati yang berat. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah drastis mulai hari ini. Namun, Zuri berharap bahwa mungkin, seiring berjalannya waktu, dirinya bisa menemukan cara untuk menghadapi semua ini.

Aksa, yang sejak tadi berdiri di belakang mereka, hanya bisa menghela napas panjang. Dia tahu bahwa kehidupan Edward dan Zuri tidak akan mudah. Tapi, Aksa sadar sebagai asisten setia, dia harus mendukung dan membantu atasannya sebisa mungkin.

Mereka pun keluar dari kantor catatan sipil, dan Edward dengan penuh rasa percaya diri membawa Zuri kembali ke mobil.

"Aksa, bawa kami ke sebuah restoran," serunya singkat.

“Siap, Bos!”

Sepanjang, suasana di dalam mobil kembali hening. Zuri h
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 41 Bertemu Mantan Pacar

    Masih di dalam restoran, suasana terasa begitu hangat. Hiasan dinding bergaya vintage dengan lampu-lampu yang temaram memberikan kesan romantis yang sempurna untuk pasangan yang sedang menikmati waktu bersama. Di sebuah meja dekat jendela, Edward dan Zuri, pasangan suami istri baru, tengah menikmati makan siang mereka. Wajah keduanya tampak bahagia, dengan senyum yang terus terukir di bibir masing-masing. Mereka berbicara dengan riang, tertawa kecil, dan kadang-kadang saling bertukar pandang penuh cinta.Namun, di sudut lain restoran itu, duduk seorang wanita yang memperhatikan mereka dengan tatapan tak lepas. Dia adalah Ranti, mantan pacar Edward. Ranti adalah wanita cantik dengan rambut panjang terurai dan mata yang tajam. Namun, hari itu, matanya tampak sendu, penuh dengan kesedihan yang sulit disembunyikan.Ketika Ranti pertama kali melihat Edward masuk ke dalam restoran bersama Zuri, hatinya seolah berhenti berdetak sejenak. Wajah Edward yang dulu begitu dicintainya kini tampak

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 42 Menutup Satu Gedung Mall

    Setelah selesai makan siang di sebuah restoran mewah, Edward pun mengajak Zuri untuk shopping ke sebuah mall. Sambil mengemudikan mobilnya, Edward sesekali melirik ke arah Zuri yang duduk di sebelahnya. Sang pria tampak gembira, sementara Zuri hanya bisa menatap keluar jendela, memikirkan kejutan apa lagi yang akan disiapkan oleh suaminya.Sesampainya di mall, Zuri mulai merasakan hal yang aneh. Tidak ada keramaian di dalam mall itu. Juga tidak ada suara riuh rendah para pengunjung, dan tidak ada aktivitas jual beli di sana. Mall besar itu tampak begitu sunyi. Zuri lalu memandang ke arah Edward dengan tatapan heran.“Kenapa tempat sepi sekali, Mas Edward? Apakah mall ini tutup?” tanya Zuri yang sedang terheran-heran.Edward tersenyum tipis, lalu memegang tangan Zuri dengan lembut. “Mall ini milikku, Sayang. Aku sengaja menutupnya untuk kita berdua. Aku ingin kamu merasa nyaman dan bebas memilih apa pun yang kamu suka tanpa terganggu oleh orang lain.”“Apa?” kagetnya.Zuri pun terdiam

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 43 Perjanjian Tak Masuk Akal

    Matahari sudah mulai terbenam ketika Edward dan Zuri keluar dari sebuah mall. Langit berubah warna menjadi jingga keemasan, menciptakan suasana yang hangat dan tenang. Namun, ketegangan di antara mereka terasa jelas. Zuri berjalan di samping Edward dengan langkah yang ragu-ragu, sedangkan Edward tampak tegas dan yakin dengan setiap langkah yang diambilnya. Sang pria dengan sigap membawa semua hasil belanjaan Zuri ke dalam mobil. Lalu dia pun berkata,"Aku antar kamu sampai ke apartemenmu," ucap Edward tiba-tiba, memecah keheningan yang tidak nyaman di antara mereka.Zuri menoleh dan menatapnya, ada sedikit kebingungan di matanya. "Tidak perlu, Mas. Aku bisa pulang sendiri," jawab Zuri mencoba terdengar tegas.“Apa? Kamu ingin pulang sendiri? Cih! Apakah kamu tidak sadar jika aku ini adalah suamimu? Kamu sekarang adalah seorang wanita yang telah bersuami! aku berhak tahu di mana kamu tinggal. Jadi aku tidak mau mendengar ada penolakan!" balas Edward dengan nada yang tak bisa ditawar.

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 44 Dipaksa Terus Oleh Edward

    Lalu tak berapa lama setelah itu, Mirah masuk ke dalam unit apartemen sambil menenteng sekotak pizza.“Yuhu, Zuri. I’m coming!” ucapnya sambil mulai melangkah masuk.Namun tiba-tiba gadis itu kaget saat melihat Tuan Edward Kenneth dan Asistennya, Aksa sedang duduk manis di sofa ruang tamu.“Tu … Tuan Edward?” serunya tak menyangka.“Halo, Anda pasti Mirah kan?”“I … iya, Bos. Saya Mirah, sahabatnya, Zuri. Juga seorang karyawati yang bekerja di EK Corp,” ucap Mirah antusias.Edward lalu menatap tajam ke arah Aksa. Yang salah sangka mengira jika Zuri adalah Mirah. Sehingga membuat Edward kewalahan mencari tahu tentang gadis misterius itu.Seketika Asisten Aksa mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya pertanda permintaan maaf darinya karena salah mendapatkan informasi.Edward malah semakin menatap tajam ke arah Aksa, lalu berkata,“Jadi kamu dan Zuri tinggal di apartemen ini?”“Iya, tepat sekali, Bos. Aku dan Zuri adalah sahabat dekat. Kami sudah lama tinggal bersama di apartemen in

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 45 Makan Malam Spesial

    Hari mulai meredup, sinar matahari yang tadinya terik kini berubah menjadi jingga keemasan, mewarnai seluruh penjuru apartemen dengan cahaya yang hangat namun melankolis. Zuri masih duduk di sofa, tangannya terlihat gemetar saat memegang pena. Kertas perjanjian pernikahan yang tergeletak di hadapannya seolah-olah menatapnya dengan dingin. Setelah berjam-jam berdebat dengan dirinya sendiri, hati dan pikirannya yang terus berseteru, akhirnya Zuri menyerah. Dia menghela napas panjang, menarik udara dalam-dalam sebelum akhirnya menandatangani dokumen tersebut.“Sepertinya tidak ada jalan lain. Aku memang harus menandatangani surat perjanjian pernikahan ini,” ucapnya dalam hati.Mirah, sang sahabat yang duduk di sebelah Zuri juga ikut mendukungnya untuk segera menandatangani dokumen tersebut. Mengingat utang Zuri yang begitu besar jumlahnya kepada Edward, lelaki kaya raya itu.Sementara Edward, suaminya, duduk di hadapan istrinya, sambil memperhatikan setiap gerakan Zuri dengan tatapan ya

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 46 Memilih Cincin Kawin

    Tak berapa lama setelah itu, Asisten Aksa dan Mirah kembali ke apartemen. Keduanya dapat melihat jika Zuri dan Edward sedang asyik menonton televisi.Pria itu pun segera berkata,“Baiklah, Mirah. Karena hari telah semakin larut saatnya kami akan berpamitan. Terima kasih sudah menerima saya dengan baik di sini.”“Siap, Bos. Pintu apartemen ini selalu terbuka lebar untuk Anda. Apalagi Anda adalah suami dari sahabat saya,” sahut Mirah sambil tersenyum.“Ha-ha-ha. Tepat sekali Mirah!” ucap Edward.Lalu pria kaya raya itu berkata lagi, “Oh ya, satu hal lagi, Mirah. Mulai besok Zuri akan berpindah tempat tinggal di apartemen milikku,” seru Edward santai.Mendengar perkataan pria itu, Zuri menatap tak percaya atas permintaan suaminya.“Siap, Bos. Memang sudah sewajarnya jika Zuri tinggal bersama Anda, karena kalian telah sah menjadi pasangan suami dan istri,” sahut Mirah santai.Bagaimana Mirah tidak mengatakan hal itu, sebelumnya Asisten Aksa telah mewanti-wanti dirinya untuk mendukung sem

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 47 Mengajak Zuri Ke Tempat Spesial

    Edward dan Zuri baru saja menyelesaikan pencarian mereka untuk cincin pernikahan yang sempurna. Setelah berkeliling beberapa toko perhiasan, mereka akhirnya menemukan cincin yang diinginkan sepasang cincin emas putih dengan ukiran halus yang melambangkan keabadian cinta mereka. Edward merasa lega dan bahagia melihat senyum di wajah Zuri saat menggenggam kotak cincin tersebut.Edward lalu berkata, "Bagaimana, Sayang? Apakah kamu suka cincinnya?"“Suka sekali, Mas Edward. Ini sempurna. Terima kasih ya, Mas!” sahut Zuri senang."Tentu, Sayang. Apapun akan kulakukan untukmu. Sekarang, bagaimana kalau kita makan siang di tempat spesial?" tawar Edward kepada istrinya."Memangnya kita mau makan siang di mana, Mas?" ujar Zuri penasaran."He-he-he. Aku punya kejutan untukmu, Cintaku. Ikuti saja, ya." sahut Edward sambil tersenyum manis ke arah istrinya.“Ok deh, Mas.” Mobil mereka pun mulai melaju menuju ke sebuah restoran berbintang Michelin yang terkenal dengan hidangan western-nya yang ad

    Last Updated : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 48 Tinggal Satu Atap Denganku

    Setelah selesai berziarah, Edward dan Zuri kembali menuju Jakarta. Aksa, asisten pribadi Edward, dengan setia menyetir mobil mereka. Langit yang cerah di Karawang mulai berubah menjadi senja saat mereka meninggalkan San Diego Memorial Park. Langit biru perlahan berwarna oranye kemerahan, menciptakan suasana tenang dan damai di dalam mobil.Edward duduk di kursi belakang, terlihat diam dengan mata tertutup. Raut wajahnya menunjukkan betapa dalam perasaannya saat ini. Mengunjungi makam ayahnya dan menyematkan cincin pernikahan di sana merupakan momen yang sangat emosional baginya. Dia butuh waktu untuk menetralisir perasaannya yang campur aduk antara haru, bahagia, dan kerinduan.“Ayah … aku sangat merindukanmu,” gumamnya sedih dalam hatinya.Zuri, sang istri duduk di sebelahnya, memperhatikan suaminya dengan penuh kasih. Gadis itu bisa merasakan betapa besar cinta Edward kepada ayahnya. Zuri pun memilih untuk tidak mengganggu Edward, membiarkan suaminya tenggelam dalam pikirannya sendi

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri dipenuhi kegembiraan. Liburan anak-anak telah tiba, dan janji Edward untuk membawa mereka keliling Kota London semakin mendekati kenyataan. Zuri tampak sibuk di kamar, mengemas barang-barang untuk perjalanan panjang mereka."Nasya, Sayang, jangan lari-lari! Kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Zuri sambil tersenyum melihat putri bungsunya yang berlari-lari kecil di sekitar tempat tidur.Nasya, yang baru berusia tiga tahun dan duduk di playgroup, menghentikan langkahnya dan menatap Zuri dengan senyum lebar. "Mommy, Nasya boleh bawa boneka nggak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar."Boleh, Sayang. Tapi cuma satu, ya? Jangan kebanyakan barang," sahut sang ibu.Sementara itu, di ruang tamu, Edward sedang membantu kedua anak laki-lakinya, Edzhar yang berusia tujuh tahun dan Ben yang berusia enam tahun, mengemasi mainan yang akan mereka bawa."Daddy, nanti di London kita naik bus tingkat, ya?" Edzhar bertanya sambil memasukkan mobil mai

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 99 Kelahiran Baby Nasya

    Sore yang mendebarkan,Saat sore menjelang, langit Jakarta memancarkan semburat jingga yang indah, namun hati Edward, sang CEO EK Corp terasa tak tenang. Baru saja dia selesai menandatangani berkas terakhir di kantornya ketika ponselnya berdering. Dengan cepat pria sibuk itu menjawab panggilan tersebut.Edward :”Hallo, Maid. Ada apa?”Maid :"Tuan, Nonya Zuri sudah dibawa ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya melahirkan!" suara maid-nya terdengar di ujung telepon.Edward langsung berdiri, rasa panik mulai menyeruak di dadanya. “Baik, saya segera ke sana,” jawabnya sebelum memutus panggilan dari sang asisten rumah tangga. Pria itu lalu meraih jasnya dengan cepat, berlari menuju lift, dan segera melangkah ke mobilnya yang ada di parkiran.Perjalanan dari kantor Edward di kawasan pusat Jakarta menuju rumah sakit keluarga langganan keluarganya, biasanya memakan waktu lama karena kemacetan yang tak terelakkan. Namun, sore itu, keajaiban seolah berpihak kepadanya. Jalanan tampak lebi

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 98 Kabar Baik Untuk Semua

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri sangat tenang dan damai. Sinar matahari di hari Sabtu pagi menyelinap di antara dedaunan pohon yang rimbun, menerangi halaman rumah yang luas, termasuk kolam renang pribadi mereka. Di sana, Edward tampak sedang berenang dengan putra-putranya, Edzhar dan Jacob Benedict yang biasa dipanggil Ben yang juga telah dikaruniai oleh Tuhan kepada mereka dan ikut meramaikan keluarga kecil Edward dan Zuri.Edward dengan sabar mengajarkan kedua putranya cara berenang gaya bebas saat ini.“Lihat, Daddy! Aku bisa melakukannya!” teriak Edzhar, anak sulung mereka yang baru berusia lima tahun, sambil mencoba menggerakkan tangannya dengan gaya bebas.“Bagus, Nak! Teruskan! Ben, kamu juga harus mencoba, ya,” seru Edward sambil mengawasi kedua putranya dengan penuh perhatian.Ben yang masih berusia empat tahun mencoba mengikuti, namun gerakannya masih kaku. “Daddy, aku agak susah berenang, airnya malah masuk ke dalam hidungku,” rengek Ben sambil mengusap wa

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 97 Kejutan Dari Edward

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari istimewa bagi Zuri dan Edward. Tepat tujuh bulan sudah usia kandungan Zuri, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Hasil pemeriksaan itu membuat mereka semakin antusias untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Edward, yang selalu memperhatikan setiap detailnya, sudah lama merencanakan acara tujuh bulanan untuk merayakan momen istimewa ini. Acara tersebut digelar di ballroom hotel Fairmont, Jakarta, dengan dekorasi elegan dan suasana yang penuh kehangatan.Ballroom yang luas itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan biru pastel, mencerminkan tema kebahagiaan menyambut putra mereka. Di tengah ballroom, tampak panggung kecil dengan meja panjang yang dihiasi kue tujuh bulanan dan berbagai hadiah untuk Zuri. Para tamu mulai berdatangan, dan suasana semakin meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman dekat pasangan ini.Zuri mengena

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status