Share

Mengancam

Penulis: Pipit Aisyafa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-06 15:34:22

"Eeh, Bayu." Pak Handoyo menoleh pada Mas Bayu. 

"Ada apa, Pak. Kenapa mau pegang-pegang istri saya?" tanya Mas Bayu langsung. Ada nada cemburu disana.

"Eee ... Enggak kok. Tadi aku hanya ingin menyampaikan bantuan. Tentang penunggakan uang kontrakan. Kasian kan kalau harus di usir. Secara selama ini kalian tak pernah telat. Hanya baru kali ini, tentunya ada alasannya." Pak Handoyo berkata panjang lebar.

"Iya betul, Pak. Semua karena uang saya untuk bayar kontrakan di pinjam dan belum di kembalikan. Sedihnya sekarang aku menagih malah di bilang ngga pernah punya utang!" Cerocosku.

"Fit!" Mas Bayu memanggilku. Menatap tajam padaku.

Aku bangkit berdiri. Melewati Pak Handoyo dan berdiri tepat didepan Mas Bayu.

"Dan yang membuat saya kesal. Suami saya yang menghutangkan uang itu tak mau menagih! Miris sekali!" Aku segera masuk kedalam.

"Fit! Fit!" Mas Bayu mengikuti aku masuk. Aku berhenti saat tiba didepan pintu kamar.

"Kamu itu keterlaluan. Kenapa harus cerita pada Pak Handoyo. Kamu sedang cari perhatian. Atau jangan-jangan kamu punya skandal dengannya?" Aku langsung menatap tajam mata Mas Bayu. 

"Memangnya salah. Aku hanya ingin Pak Handoyo mengerti keadaan kita dan kita tak secepatnya diusir dari sini. Untuk masalah tuduhan kamu itu yang bilang aku punya hubungan atau skandal? Tentu aku akan lakukan lebih dari itu jika kamu masih seperti ini!" Emosiku mulai membuncah.

"Aku harus bagaimana, Fit. Aku sudah berusaha bekerja semampu aku. Tapi memang hasilnya seperti ini. Belum bisa membuat kamu bahagia lahir dan batin!" ungkap Mas Bayu.

"Kamu ingin bahagiakan aku? Baik, akan aku kasih tahu bagaimana membuat aku bahagia!"

Segera saja aku menarik tangan Mas Bayu. Membawa ia untuk segera menghidupkan motor.

"Kita mau kemana?" tanyanya saat sudah duduk siap mengemudi.

"Memperlihatkan cara agar kamu bisa membuat aku bahagia!" 

Seketika aku langsung mengambil alih. Aku siap yang akan membawa motor. Tentu karena aku tahu, jika Mas Bayu yang bawa dan mengatakan akan kerumah Mba Desi. Dia tak akan mau.

Kupacu motor dengan sedikit ngebut. Bahkan Mas Bayu sampai berpegangan. Tak sampai lima menit kami sampai didepan rumah Mbak Desi.

"Kita mau apa, Fit?" tanya Mas Bayu yang sudah sedikit ketakutan. Entah kenapa ini yang membuat aku geram.

"Kita mau  minta hak! Kalau kamu sampai tak berani mengatakan meminta uang satu juta. Kita kek!" Aku membentuk tangan seperti gunting yang bermaksud jika hubungan kita berakhir.

Dengan langkah gontai akhirnya Mas Bayu menuruti. Mengetuk pintu rumah Mbak Desi. 

Tokk

Tokk

"Sebentar!" Dari dalam sudah terdengar suara Mbak Desi.

Tak lama pintu dibuka. Aku langsung melihat kedalam. siapa tahu Natasya kembali merekam aksi kita.

"Bayu? Ada apa!" tanya Mbak Desi jutek. Bahkan menyuruh masuk saja tidak. Aku melipat tangan didada melihat suamiku berkata menagih hutang.

"Aku kesini mau minta uang yang satu juta, Mbak. Aku butuh banget buat bayar kontrakan. Kalau tidak kami akan diusir dari sana." Ungkap Mas Bayu dengan suara yang lembut.

Mbak Desi tak menjawab. Ia justru menatapku dengan wajah tak suka.

"Kamu sudah jadi robot istrimu ternyata!" Mbak Desi mencemooh.

"Tidak, Mbak. Tapi memang kami benar-benar butuh. Mbak Desi kan tahu kalau saat ini pekerjaanku tak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hanya cukup untuk makan saja." Kembali Mas Bayu berkata.

"Makanya jangan jadi ojol doang. Kreatif dong kaya aku! Sekarang kamu lihat kan, aku sudah jadi orang kaya," ungkapnya dengan sombong dan membusungkan dada.

"Mana ada orang kaya ngga mau bayar hutang!" cibirku yang langsung membuat Mbak Desi mengeluarkan asap di telinganya.

"Kamu!" Mbak Desi menunjuk padaku. Aku tetap santai, Karen tentu Mas Bayu akan mencegah jika Mbak Desi melakukan tindakan kekerasan dan tentunya bisa aku kasuskan.

"Sudahlah, Mbak. Biar saya cepat pulang. Saya minta Mbak Desi bayar hutang. Lagian, bukankah Mbak Desi sedang banyak uang?" Mas Bayu masih melunak.

"Maaf, Bay. Uangnya sudah kudepositokan dan tak dapat aku ambil sewaktu-waktu. Jadi sekarang Mbak ngga bisa bayar hutang!" ucapnya dengan santai.

Kali ini aku yang mengeluarkan asap di kedua telinga dan juga keluar tanduk berwarna merah. Bagaimana dia bisa depositokan uangnya jika dari kemarin kami sudah memintanya.

"Keterlaluan! Kamu memang sengajakan, Mbak. Kamu memang ngga niat untuk bayar hutang!" Proteaku kesal. Aku hampir maju untuk mensejajarkan tubuh sombong Mbak Desi yang membusungkan dada. Sayang Mas Bayu menahannya.

"Sudah, Fit. Sudah! Ayo kita pulang saja. Sepertinya percuma!" Mas Bayu menarik tanganku.

"Tunggu, Mas! Bagaimana kalau kita ambil barang yang bisa di jual. Seperti TV?" Aku melihat kedalam. Kearah TV LED yang kutaksir berukuran 32 Ins.

Dengan gerak cepat, Mbak Desi menutup sebagian pintu.

"Mau apa kamu? Mau maling! Jangan mimpi. Sejengkal saja kamu melangkah kedalam aku teriaki kalian!" Mbak Desi murka. Aku justru terkekeh.

"Baiklah, kalau gitu kita ke gunung sinere aja, Mas!" Ucapku.

"Mau ngapain?" tanya Mas Bayu penasaran. Aku tak langsung menjawab pertanyaan Mas Bayu tapi menghadap pada Mbak Desi.

"Mbak Desi tak perlu pusing saat ini. Aku sudah tak akan meminta uang itu lagi karena sebentar lagi aku kaya raya dengan jalan pesugihan. Tentu, karena aku sudah punya tumbal untuk syarat itu dan ... Aku akan memberikan tumbal orang yang telah memakan uang ku seperti ...." Aku mengantung ucapan. berkata dengan sedikit berbisik tapi, seketika membuat wajah Mbak Desi merah merona.

Rasakan! 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 2

    "Mas!" Aku memanggil Mas Bayu yang berdiri tak jauh dariku. Keringat mulai membasahi kening. "Mas! Takut!" Kembali aku mengoncangkan tubuh Mas Bayu yang dari tadi tak merespon.Aku panik, celingukan kesana-kemari. Mas Bayu memegang tanganku erat. Ia mungkin tahu jika aku terkena serangan panik.Dengan panik aku melihat Panji naik ke podium dan langsung menuju kearah Arumi dan Alif. Mataku tak lepas darinya. Bayangan jika Panji akan melukai adiknya ataupun Alif terngiang.Tak lama mereka berpelukan. Menangis haru Panji dan memeluk erat Arumi. Sejenak aku tertegun. Apa ini semua hanya setingan?"Mas, ayo pergi dari sini! Pasti Panji merencanakan balas dendam pada kita!" cicitku.Aku sedikit menarik tangan Mas Bayu. Tapi dia menahan."Jangan panik, Fit. Panji tak mungkin melakukan itu. Ada polisi yang mengawal!" ujar Mas Bayu tak membuat rasa panikku hilang. Aku tetap gelisah walau mata ini fokus melihat kearah Panji dan Arumi.Mereka seperti tengah saling melepas rindu. Juga meluapkan

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Extra part 1

    "Becanda, Fit! Mukanya jangan tegang gitu." Mbak Desi mencolekku. Aku terkekeh. Sebuah pengalaman tentu mampu membuat seseorang menilai. Tapi, jika benar Mbak Desi mau pinjam uang lagi, tentu tetap aku beri. Bukankah menolong sesama itu wajib, apalagi saudara. Jika tidak berniat mengembalikan, anggap saja sedekeh. Toh, kehidupanku sudah lebih baik dan alhamdulilah, aku sudah kelebihan secara materi."Iya, Mbak. Aku juga pura-pura kaget," jawabku, "Oh ya, kalian jangan pulang dulu sampai nanti malam. Hari ini aku kedatangan tamu yang akan melamar Hani."Semua mengangguk. Beruntung semua sudah kupersiapkan. Makanan kupesan catering dan jajanan juga sudah ada yang mengatur.Tapi ... Ngomong-ngomong kenapa aku sampai lupa untuk melihat wajah calon suami Hani?"Ah! Hani kemana si?" Aku mencoba mencari Hani kebelakang. Hanya ada beberapa karyawanku yang memang sudah kutugaskan di belakang. Toko aku tutup sementara. Aku melihat kekamar tak ada, aku langsung menuju kekamar Ibu. Ibu tengah s

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keutuhan (Tamat)

    Aku menarik paksa tangan Mas Bayu. Rasanya pengen pulang dan langsung pindah rumah."Kamu kenapa si?" Mas Bayu justru menarik tangannya hingga aku sedikit limbung."Ya kita pulang! Aku takut kalau Panji keluar dari penjara terus mencari kita. Dia itu manusia jahat dan tentu akan balas dendam pada kita semua. Iya kan, Rum?" Aku menatap Arumi yang dari tadi diam saja."Semoga saja tidak, Mbak. Aku sangat berharap Mas Panji keluar dari penjara dalam keadaan sadar." Arumi berkata tanpa menatapku."Mas Panji pongah dan sombong karena memiliki kekayaan. Uangnya berlimpah, dia jadi OKB yang benar-benar kaya, tapi ... Uang itu kini semua menjadi daun," ucapan Arumi membuat aku kembali terduduk. Tentu penasaran dengan apa yang baru saja di sampaikannya."Benarkah?" Kali ini aku dan Mas Bayu bersuara bersama."Sebenarnya ini yang ingin aku bicarakan pada kalian. Masalah Mas Panji dengan masalalunya. Tapi, melihat kondisi Mbak Fitri yang sepertinya panik berlebih, aku memilih diam." Arumi mulai

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Keyakinan

    Aku gemetar. Seolah tulangku lolos dari tempatnya."Kamu kenapa?" tanya Mas Bayu yang melihat aku memegangi perut. "Astaghfirullah!" Mas Bayu beristighfar ketika melihat kakiku yang sudah banyak darah. Aku terduduk karena tak kuat menahan sakit dibagian bawah perutku. Rasanya seperti dicabik-cabik.Lemas, letih dan mata berkunang-kunang. Mas Bayu terdengar ribut meminta bantuan. Tak lama Mas Jali dan Mas Bayu memapah aku menuju keluar. "Titip Arumi!" ucapku pada Alif yang masih tergeletak tak jauh dari tempatku. Ia hanya mengangguk. Tak kulihat Arumi. Mungkin sedang kedapur untuk mengambil sesuatu.Aku di bawa kerumah sakit dengan keadaan yang setengah sadar. Rasa sakit di perutku benar-benar sangat menyiksa hingga seolah aku merasakan mati rasa. Roda brankar terdengar nyaring melewati setiap jalan menuju IGD. Beberapa suster segera memberi pertolongan pertama. Aku pasrah saat selang infus di pasang. Setelah itu, aku tak dapat merasakan apapun.***Hawa dingin menusuk tulang. Aku b

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Khawatir Berlebih

    PoV Alif"Maaf, Mas. Sepertinya hubungan kita hanya bisa sampai disini saja!" ucap Arumi. Wanita yang kucintai.Tentu aku tertegun. Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia minta putus? Padahal, aku sudah berniat untuk meminangnya. Bahkan niat itu, sudah ada dari sejak pertama dekat dengannya.Bawaan yang riang, supel dan super aktif, membuat aku yakin jika dia wanita yang mampu menemaniku sampai Jannah.Tapi ... Yang baru saja aku dengar ini, membuat semua mimpi runtuh tak berkeping. "Tapi ... Kenapa?" tanyaku memastikan penyebabnya."Kakakku tak setuju," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.Dia lagi! Dari awal hubungan, hanya dia kendalaku untuk meminang Arumi. Hanya karena dia, yang sok memiliki Arumi seutuhnya hingga ia kira dapat menyetirnya."Tapi, bukankah sudah kita bahas masalah ini jauh-jauh hari? Bukankah kita juga udah sepakat untuk meluluhkan hati Kakakmu?" Aku masih berbesar hati. Tak emosi didepan Arumi walau di dada sudah sangat muak dengan Panji!Bukan sekali dua kali ak

  • OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga   Jalan takdir

    "Kuatkan tubuhmu!" Alif berkata dengan pelan. Ya ... Harusnya aku memang kuat. Kenapa baru dengar suara Mas Bayu begitu saja mau tumbang. Aku mengangguk kemudian dengan pelan langsung berjalan menuju kamar Arumi.Segera pintu didobrak. Terlihat jelas wajah kaget Mas Bayu yang tengah memeluk Arumi dengan paksa."Lepaskan dia!" ucap Alif.Mas Bayu memang melepaskan Arumi. Dengan wajah garang dan mata merah menyala dia mendekati Alif. Aku sampai tak dapat melihat sisi Mas Bayu disana. Dia sudah benar-benar berbeda."Siapa kamu?" tanya Mas Bayu. Bahkan dia tak menatapku sama sekali. Seolah sudah tak mengenaliku.Sedangkan Arumi terlihat matanya berbinar. Ada secercah harapan padanya walau dengan penampilan acak-acakan."Aku calon suami Arumi!" Dengan tegas Alif berkata. Aku mengangguk walau tak di mintai pendapat."Calon suami? Cuihh! Akulah calon suami Arumi!" cetus Mas Bayu. Ada rasa menyayat di hati tapi aku berfikir positif. Aku tahu jika dia bukan Mas Bayu suamiku."Mbak, segera lak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status