Amanda Martinez, the weakest member of the Silver Moon pack was thrown into the darkness when she was rejected by her lover Christopher who was also the Alpha of the silver moon pack during the mating ceremony. Christopher had taken a sudden liking to Amanda's worst enemy and had thrown her off just to be with Barbra. Heartbroken, Amanda runs away and meets Ashley, with whom she finds love and strength. They both thread along the road of love while facing countless conflicts along the way. However, she soon discovers she's pregnant and the child doesn't belong to Ashley but Christopher. Ashley, clouded by rage and furious emotions throws her out. Lonely in the depths of the forest, she discovers her inner power with the help of a mysterious old lady. With her powers awakened, will she seek vengeance on everyone that had ever wronged her? or will she thread once more on the path of love?.
View More"Maaf Tuan. Saya tidak sengaja."Ucap Arleta dengan nada memohon kepada seorang laki laki yang baru saja bertabrakan dengannya.
"Maaf katamu!" Bentak pria yang biasa tuan Mahen itu."Lihat! Lihat!" Mahen menunjuk baju yang basah karena tersiram oleh Arleta..Arleta hanya menundukan kepala karena takut dengan laki laki di hadapannya.Padahal baru hari ini Arleta bisa bekerja sebagai OG di salah satu perusahaan hotel ternama di kotanya, itupun karena bantuan seorang teman yang sudah lama bekerja di di hotel ini. Namun dia sudah mendapat masalah.Seperti sekarang ini, mungkin tadi Arleta berjalan dengan terus menundukan kepalanya sampai tidak tahu ada orang di depannya.Sialnya orang itu adalah Mahendra Sky salah satu pelanggan VIP di hotel ini."Maafkan saya Tuan. Maafkan saya." Arleta terus berusaha untuk memohon maaf. Namun Mahen kali ini tidak menjawabnya. Tanpa mengatakan apapun Mahen berlalu dari sana. Arleta masih berdiri terpaku dengan wajah pucat dan tubuh gemetaran. Semakin pucat saat beberapa teman OG lainnya menatapnya dengan tatapan mengejek."Anak baru itu ya?" Bisik seorang OG wanita."Sembrono sekali dia. Tidak tahu apa siapa yang sudah dia tabrak?" Satu lagi menyakut."Tamat sudah riwayatnya." Yang lain ikut berbicara."Arleta!" teriak Sarah memanggil Arlera, lalu menghampiri Arleta. "Tidak apa apa. Ayo!" Sarah memapah Arleta dan membawanya ke Ruangan OB.Arleta sudah menangis. "Aku sungguh tidak sengaja. Aku tidak melihat." Sarah hanya bisa menepuk bahunya dengan lembut, mencoba memberi dorongan mental untuk teman yang sudah dengan susah payah dia masukan bekerja disini."Apa aku akan dipecat?" Arleta menoleh dan mencoba bertanya pada Sarah.Sarah menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu. Semoga saja tidak. Berdoa saja." ucap Sarah.Kata-kata Sarah bukan membuat hati Arleta tenang, tapi malah membuatnya semakin pucat."Bagaimana kalau aku dipecat?" tanya Arleta lagi. Sarah tidak bisa menjawab, dia juga tidak bisa menjanjikan apa apa. Arleta baru saja bekerja dan sudah membuat kesalahan yang begitu fatal. Menabrak seseorang dan menumpahkan minuman di baju seseorang? Itu sebenarnya hal yang sepele. Tetapi, kembali disayangkan, seseorang itu pelanggan VIP disini. Pihak hotel selalu memberikan service terbaik untuk tamu VIP mereka.Siapapun akan dipecat tanpa toleransi jika sudah melakukan kesalahan yang membuat tidak nyaman tamu mereka. Pihak hotel akan langsung mengambil tindakan tanpa pandang bulu.Walaupun Sarah sudah bekerja selama tiga tahun disini, dia tidak lebih hanya seorang OB saja. Apa yang bisa diperbuat?Arleta tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, dia hanya bisa berdoa didalam hati semoga saja masalah ini tidak berujung buruk. Daniah tidak bisa membayangkan jika dia harus dipecat hari itu juga. Bagaimana dia harus kembali mencari pekerjaan? Selama lebih dari satu bulan dia keliling ibu kota hanya untuk mencari pekerjaan. Dan semua hasilnya sia-sia. Lalu dia tidak sengaja bertemu Sarah, teman semasa SMA nya dulu dan Sarah membantunya untuk melamar menjadi OB di hotel tempatnya bekerja.Akhirnya Arleta diterima juga meskipun harus menunggu sampai dua mingguan.Arleta begitu senang. Akhirnya dia dapat pekerjaan. Dia bisa segera mencicil hutangnya pada rentenir.Tetapi kenyataan ternyata tak semudah harapannya. Baru saja Arleta menenangkan pikirannya, Pak Menejer memanggilnya."Arleta! Mari ikut saya." Arleta mendongak. Tanpa bertanya dia langsung mengikuti pak menejer.Arleta belum tahu mau dibawa kemana. Tetapi setelah menatap sebuah pintu dimana manajer itu berhenti, jantungnya langsung berdebar hebat. Arleta hanya bisa pasrah ketika manajer itu menyuruhnya masuk. Arleta menarik kakinya yang terasa begitu lemas. Dia memaksakan melangkah masuk." Tuan Mahen Apakah dia orangnya? Tanya pak menejer, tangannya menunjuk Arleta. Mahen menatap tajam Arleta.” Iya. Dia orangnya!” jawab Mahen dengan sedikit bentakan. Kejadian tadi masih saja membuatnya emosi."Pecat Dia!" Hanya dua patah kata itu saja mampu membuat tulang belulang Arleta seketika terasa ngilu. Tubuhnya gemetaran. Seketika dia berlutut di lantai."Tuan. Ku mohon. Jangan pecat saya. Saya membutuhkan pekerjaan ini." Entah mendapat kekuatan dari mana, tiba tiba Arleta berani untuk memohon seperti itu.Arleta berlutut, memohon di hadapan manajer hotel dan juga Mahen."Tuan Ku mohon. Tolong ampuni saya. Saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi. Saya mohon Tuan. Beri saya kesempatan satu kali saja." Arleta masih terus memohon sambil menangis.Mr. G terlihat bergerak, dia berdiri lalu menoleh pada manajer hotel yang masih berdiri di belakang hadapan Arleta yang berlutut."Jika anda tidak memecatnya. Ya, maka aku akan memberikan penilaian buruk tentang pelayanan di hotel ini. Dan, satu lagi! Saya akan pastikan hotel ini akan berhenti beroperasi!” ancamnya. Setelah itu Mahen langsung beranjak dari tempat itu.Manager hotel itu tidak mampu berbuat apa apa. Kecuali mempertahankan nama baik perusahaan tempatnya bekerja."Pak, Tolong saya." Arleta kembali memohon setelah kepergian Mahen."Maafkan saya Arleta. Saya tidak bisa menolongmu." Dengan rasa putus asa yang mendalam, Arleta pun bangun dari berlututnya. Dia kembali menyeret kakinya untuk keluar dari ruangan manajer.Sesampainya di ruangan OB, Sarah menyambut kedatangan Arleta."Bagaimana?” tanya Sarah, dengan raut wajah khawatir.“Aku dipecat.” jawab Arleta pelan. "Maafkan Aku Arleta. Aku tidak bisa membantumu." ucap Sarah. Di maresa sangat bersalah, namun apa yang bisa dia lakukan? Tidak ada!"Tidak apa apa. Terimakasih kamu sudah banyak membantuku." ucap Arleta. Sarah mengangguk. "Yang sabar ya. Aku akan berusaha mencarikan pekerjaan baru untukmu." Arleta hanya mengangguk, kemudian Arleta pergi ke ruangan ganti untuk melepas semua seragamnya dan mengganti dengan pakaiannya sendiri. Setelah itu Arleta mengambil tas usang miliknya, dan bersiap pulang dengan membawa kegagalan kembali."Aku akan mengantarmu." ucap Sarah. Dia sungguh prihatin dengan nasib Arleta. Namun Sarah sendiri tidak bisa berbuat apa-apa.Dan uang lah si sang penguasa!Alana menggeleng. "Tidak perlu Sarah. Nanti kamu malah kena masalah juga. Aku bisa menumpang Bus saja." jawab Arleta.Sarah hanya bisa mengangguk pasrah. "Baiklah. Hati hati ya? Kalau ada apa apa, jangan sungkan untuk menghubungi ku." ucap Sarah lagi.Arleta mengangguk,kemudian memeluk Sarah. Keduanya menangis dalam pelukan.Sungguh tragis, nasib Arleta!Sepanjang perjalanan keluar dari gedung, banyak pasang mata yang menatapnya tidak suka. Mereka kembali berbisik bisik."Itulah. Anak baru tapi teledor! Emang dikira enak kerja disini!" "Kasihan Sekali. Baru masuk, sudah dipecat!"Arleta hanya menundukkan wajahnya. Rasa malu, sedih dan kecewa pada dirinya sendiri bercampur menjadi satu. Arleta masih sesekali sesenggukan. Sampai di dalam Bus pun Arleta masih sesekali meneteskan air mata. Apalagi ketika mengingat hutang-hutang yang ayahnya tinggalkan sebelum meninggalkan dunia.The blue sky filled with clouds made the calling birds sing in their glory. The disturbing sounds of clashing woods made them stop and wonder what was happening. There it was, the army of the Silver Moon pack, raiding the woods for something and slashing down the trees. It had been two months since I became a member of the Silver Moon Pack. Ashley had trained me to become a much better werewolf with sword-fighting skills. I couldn’t wolf out or shift due to my weak system, but he assured me I would in no time. He made me undergo vigorous training that almost made me crash down dead. During training, he didn’t show me even the slightest pity; he believed that would make me weak. We had become the newest lovers in town, and every single lady in town was jealous of me. Some called me a snatcher. I don’t know how that came about, but that’s how we ladies behave sometimes. We were fond of each other and were always finding ourselves in each other's arms. I've never felt happier in my ent
Ashley was actually Alpha of the Crescent Moon Pack. The strongest in the seven werewolf districts of the south. Christopher was the second on the dashboard, making Ashley the leader of them all. I think I slept with the strongest man in the southern district on our first meeting.“Members of the Crescent Moon Pack I welcome you all to the annual hunting feast. I was successful in killing four thousand six hundred different beasts in a week, which breaks the record of four thousand five hundred and ninety. I just want us all to know that this feast is dedicated to everyone, not just me, the hunter. Cheers to us all!” Ashley grabbed a glass of cocktail from a waiter and raised it to the air before drowning it all in his throat.“Also, we have a very special somebody in our midst. Give it up for the newest member of the Crescent Moon Pack, Amanda Martinez,” he added. I wanted to run away and leave him hanging, but luck wasn’t on my side. The lighting engineer had pushed the spotlight to
Time took us by surprise, and there I was on his bed, lying right beside him. I didn’t want to leave, but I didn’t want to be a burden to someone else. He was heartbroken, and so was I, but I couldn’t let it all go after my experience with Christopher. He wasn’t the type to care about me since he had a family of his own, but who am I to judge him? I carefully came out of the duvet and grabbed my clothes, which were scattered all around the room. I got dressed up quickly and silently so he wouldn’t notice I was getting ready to leave. Our needs and desires had gotten the best of us last night, and we ended up exploring our inner selves. I couldn’t let him see the true weakness in me and leave like the others. I didn’t want to feel pitied by everyone; I wanted to be my own person and not a dependent one. I tiptoed out of the house, closing each and every door slowly and silently. I heaved a sigh of relief upon getting out of his house. He didn’t seem to have woken up, and that was wha
I couldn’t believe my ears; I was no longer a member of the Silver Moon Pack. This seemed so unrealistic; I couldn’t believe he would go this far just to please my worst enemy. Maybe they had both planned it out, and I was just their key to the biggest farmland and the oldest bungalow in the entire pack. A mere teacher who didn’t worth anything but her resources. A blunt Omega.“Guards take her out of town and throw her into the woods. She is forever banished from this pack and can never return. If she ever comes back, eliminate her immediately,” Christopher added, taking Barbra by the waist and bringing her close to him. She had a splendid look on her face as the guards took hold of me and were about to drag me out of town. “You know what? I will leave, but remember, there’s always a price to pay. Believe me, Christopher, I can survive with or without you.” I blurted it out before running out of the ceremony in tears. “She should have kept her mouth shut. That’s the price of being w
"I reject you, Amanda, as my mate," Christopher Wilson, the newly appointed Alpha, let out as he brushed my hands away from him. I couldn’t understand what was going on here, but I knew it wasn’t good enough or going to be worth it in the end. “What are you saying, Christopher? Please tell me you’re joking.” I held his hands one more time. He couldn’t have meant those words, not after what we’ve been through together. He didn’t let out even the deepest emotion. “I can’t let a weakling like you be my Luna. To keep it clear to you, the one who is going to be my Luna is none other than my one and only Barbra Baker, the strongest lady in the pack," he let out, shoving my hand once more and moving towards my sworn enemy, Barbra. Barbra and I have never had anything in common since we met, and we were always in a surge of anger upon meeting each other. Her power level was far greater than anything I had ever had. I was just a weak omega that no one wanted. What else? I became a homeroom t
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments