Home / Historical / OSIS LYFE (INDONESIA) / Chapter 5 : Bedroom

Share

Chapter 5 : Bedroom

Author: Ananta
last update Last Updated: 2021-04-01 23:43:06

Malam ini aku menginap dirumah Hana. Setelah kesalah pahaman yang terjadi tadi siang di sekolah, aku terpaksa untuk tidak pulang kerumah. Walaupun sebenarnya bisa saja aku berkata jujur pada ibuku, tetapi sepertinya ini jalan yang tepat agar aku tidak menambah beban pikiran ibuku.

Entah apa yang terjadi pada Erin di telfon tadi, tapi aku dan Hana sudah berusaha menghubungi Erin kembali dan hasilnya tetap sama.

Lalu aku juga sudah menghubungi ibu bahwa aku akan menginap dirumah Hana malam ini. Respon nya tetap dingin. Kemanapun aku pergi asalkan meminta izin terlebih dahulu, pasti ibu izinkan. Dia juga tak pernah bertanya alasanku pergi ke suatu tempat, seperti sekarang. Padahal aku menginap dirumah Hana, tetapi dia tak bertanya sedikitpun alasanku menginap.

"Erika-San? udah mau tidur?" Hana menyadarkanku dari lamunan.

"Ah iya, kamu duluan aja" Jawabku.

"Enggak maksudku ini kasurnya kan cuman ada satu. Jadi kamu tidurnya dimana ya?" Hana bertanya.

"Aku dilantai juga gapapa kan ad-".

"Eh eh eh jangan jangan, diatas aja sini. Muat kok"

"Ya... mau bagaimana lagi" Aku naik ke kasur Hana.

"Erika-san alo dirumah tidurnya sendiri? atau berdua sama adekmu?" Tanya Hana.

Ah iya, aku juga mempunyai adik laki laki berumur sekitar 12 Tahun. Dia masih duduk di bangku kelas lima Sekolah dasar. Dia bernama Reiza Aizawa, nama belakang yang sama dengan nama depanku. Dia juga yang sering menjaga rumah saat siang hari jika ibu mau pergi bekerja jaga toko dirumah paman. Sifatnya hampir mirip dengan ibuku, kami hampir tak pernah mengobrol jika tidak ada hal yang penting.

"Enggak mungkin lah, dia kan laki laki" Jawabku.

"Ya... siapa tau? mau bagaimana pun dia masih anak anak kan?"

Walaupun dengan umur segitu dia masih duduk dibangku kelas lima sekolah dasar... Aku cukup yakin dia sudah mempunyai pemikiran yang dewasa. Walaupun fisiknya belum menunjukan tanda tanda masa puber, tapi aku bisa menyadarinya dari bagaimana dia membantu kami dalam melakukan pekerjaan rumah selama ini.

"Kalau besok gimana? kamu kan gabisa ke sekolah? mau nginep disini lagi?" Sambung Hana.

"Aku gak tau, mungkin aku bakalan pulang kerumah besok pagi saat kamu berangkat kesekolah" Jawabku.

"Ahh... Hari yang melelahkan ya?" Hana menarik selimutnya.

"Aku sempat mengira kalau kamu telah berubah sekarang. Tetapi ternyata kamu masih sama seperti dulu ya?" Hana tersenyum kearahku.

"Selamat malam Erika-san..." Sambungnya...

******

Hana sudah tertidur lelap dari tadi, tetapi aku masih belum bisa tidur sampai sekarang. Entah karna belum terbiasa dengan tempat baru, atau aku yang terlalu memikirkan tentang kejadian tadi siang. Atau mungkin juga karna memikirkan ucapan Hana tadi. Dia bilang kalau dia mengira bahwa aku telah berubah, padahal setauku dari dulu aku selalu seperti ini. Aku tidak mengerti sama sekali apa maksud kata 'berubah' yang Hana ucapkan.

"Erikaaa knapaa bwlom twidurr? hmm?" Hana... mengigau?

"Engg... belum?" Jawabku.

"Ayo twidur udwah malewm..." Ajak Hana dengan nada serak.

"Iya iya".

Akupun tertidur tanpa sadar apa yang sebelumnya membuatku tidak bisa tidur.

******

*Kring... kring...

Alarm Ponselku sudah berbunyi sedari tadi. Padahal masih jam 5 pagi dan aku lupa mematikan alarmnya sebelum tidur tadi malam. Aku lupa kalau aku di skors selama tiga hari dari sekolah.

Saat ingin melanjutkan tidur, tiba tiba Hana malah bangun dan memeluk tubuhku dengan erat. Tentu saja aku tak bisa bergerak, bergeser sedikit saja mungkin akan membuatnya terbangun.

Akhirnya aku ikut tertidur kembali dengan Hana...

Kami pun terbangun setelah setengah jam kemudian. Tentu saja aku yang terlebih dahulu terbangun. Hana masih memeluk tubuhku, wajahnya hanya berjarak satu centimeter dari wajahku, aku bisa mendengar suara nafasnya. Dia seperti kelelahan. Walaupun dia selalu ceria setiap saat, pasti ada saatnya juga dia lelah dengan keseharian nya yang di kelilingi hal hal tak terduga seperti kemarin.

*Kring... Kring... Kring...

Sekarang alarm ponsel Hana yang berbunyi. Akupun kembali berpura pura tidur. Hana terbangun. Aku merasakan dia mulai beranjak dari tempat tidur, tetapi dia malah kembali dan mulai memeluk tubuhku lagi. Aku tak tau harus berbuat apa. Mengingat posisiku yang sebagai tamu disini, aku tak bisa seenaknya beranjak dari tempat tidur ini.

Apakah Hana masih mengigau dan menganggap aku ini bantal gulingnya? tetapi barusan dia beranjak sebentar dari tempat tidur...

Aku pun memberanikan diri untuk bergerak sedikit, bertujuan untuk membangunkan Hana. Tetapi yang ada dia semakin erat memelukku.

"Erika-san Daisuki..."

Hana mengucapkan sesuatu padaku, entah apa itu tapi yang jelas aku tak mengerti. Ditambah lagi dari kemarin terus memanggilku dengan nama 'Erika-san'. Apakah ini sifat Hana yang tak pernah kulihat disekolah? dia terlalu aneh malam ini.

Aku mulai memberanikan diri lagi untuk membuka mataku...

Aku melihat Hana tepat di depan wajahku, jaraknya sangat dekat. Bahkan mungkin kurang dari dua centimeter. Matanya terbuka lebar, dia tersenyum, dan itu cukup membuatku terkejut. Ternyata dia sudah terbangun saat alarm ponsel nya berbunyi.

"E-Eh... Hana udah bangun?" Tanyaku gugup.

"Udah kok..." Dia tersenyum. Lagi...

"Eng?... Kenapa kamu memeluk ku?"

"Eng... kenapa ya? karna aku mengira Erika-san bantal gulingku?" jawabnya.

"Eh? tapi kan kamu udah bangun?"

"Udah kok da-"

"HANA-SAN!! UDAH JAM SETENGAH TUJUH... AYO BANGUN, ERIKA-SAN JUGA!" Suruh Tante Anna dari dapur.

"Eh, bukan nya ini baru jam setengah enam?" Tanyaku.

"Ehmm... kok Icha tau sekarang baru jam setengah enam?" Tanya Hana sambil tersenyum.

Sial, aku ketahuan. Apa mungkin Hana sudah sadar dari awal? dan saat dia beranjak dari tempat tidur apa mungkin dia memeriksa jam di ponselnya?.

"Ayo mandi bareng" Ajak Hana.

"Ayo..." Jawabku.

"EHH?!! BARENG?!" Aku kaget.

"Kenapa kaget begitu? bukan nya saat waktu kecil kita juga sering melakukan nya?"

"Enggak enggak, ini beda Hana. Dulu kita... anu..." Entah aku ingin berbicara apa.

"Udah ayo biar cepet aku nganter kamu pulang..." Hana menarik tanganku.

Aku tak menyangka ini bisa terjadi padaku. Aku yang mengira hal seperti ini hanya terjadi dalam sebuah film dan drama, sekarang terjadi juga padaku. Ya walaupun bukan dengan laki laki..

Entah kenapa Hana bisa mengingat kejadian kejadian saat kita masih kecil, sedangkan aku tidak?

sebenarnya... apa yang terjadi padaku dulu?

TO BE CONTINUED...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • OSIS LYFE (INDONESIA)   Chapter 17 : Teori dan Solusi

    Gelap malam menjadi titik tumpu pandanganku hari ini, membiarkan pikiran melayang bebas mencari jawaban setelah apa yang terjadi sejauh ini sebelum akhirnya dering telpon menyadarkan ku dari lamunan."Iya Halo?," aku mengambil ponsel di sebelahku."Erin ngajak keluar, ikut gak?" Suara serak Hana mulai terdengar."Kenapa dia gak langsung bilang aja?," Tanyaku. "Pulsa dia gak bakal cukup buat nelpon kamu yang dari tadi di spam gak bales bales".Benar saja, setelah mengecek kembali, Erin mengirim puluhan pesan sejak dua puluh menit yang lalu. Dia mengajak kami berdua untuk datang berkunjung kerumahnya dengan alasan kesepian karena orang tua nya sedang tidak ada di rumah."Iya-iya, tapi kita gak pernah pergi kerumahnya, katanya kemarin Deket perumahan?" Tanyaku."Pokoknya bawa sepeda mu".Dia menutup telfon tanpa menjawab pertanyaan ku, sekali lagi pandanganku teralih pada malam deng

  • OSIS LYFE (INDONESIA)   Chapter 16 : Insiden

    "Eh eh eh ini seriusan?" Aku memegang erat pundak Hana sambil melihat ke lantai dasar."Tenang dulu Cha, kita periksa dulu ke bawah" Hana menarik tanganku yang disusul oleh Erin.Kami berlari menuruni tangga satu persatu menuju lantai bawah tempat Ze terjatuh. Rasa cemas terus menyelimuti, berharap satu satunya petunjuk yang kami punya tidak hilang begitu saja."OSIS mana OSIS?! Bantu ibu sini!" Seseorang dari kerumunan memanggil-manggil kami sambil melambaikan tangannya."Hadir bu, kita harus bagaimana?" Tanya Erin sebagai ketua kami."Emm..., gini. Erika sama Hana tolong bilang ke murid yang lain untuk masuk kelas terlebih dahulu, Erin bantu ibu menghubungi orang tuanya" Perintah guru BK kami."Tapi bu, kita harus bilang apa sama murid lain?" Tanyaku."Ah Iya, oke gini aja deh. Biar semua gak pada ribut, kamu suruh mereka kumpul di lapangan belakang, karna ini udah mau jam terakhir juga, nan

  • OSIS LYFE (INDONESIA)   Chapter 15 : Ze

    Akhirnya hari ini aku sudah bisa masuk sekolah setelah tiga hari diskors, sampai akhirnya aku harus menerima fakta bahwa sebelum kita menyelesaikan kasus uang hilang ini, kita akan menjadi bahan untuk orang orang melampiaskan emosinya."Tumbenan Hari ini gak ada yang manggil manggil koruptor" Ujar Hana yang baru kembali dari kantin.Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, aku pribadi memang tak terlalu peduli dengan omong kosong mereka, begitu pun Erin dan juga Hana. Sepertinya mereka sudah mulai terbiasa dengan hal hal semacam itu sehingga orang orang ini sepertinya sudah mulai bosan mempermainkan kami, walaupun sebenarnya Hana cenderung tak mendapat ejekan apa-apa."Orang pada bosen... emang apa yang mereka harapkan dari ngatain kayak gitu kalo bukan reaksi marah dari kita?" Jawabku sambil mengeluarkan beberapa camilan yang dia bawa."Terus, yang kemarin udah ditanyain belum? yang kelas B sama F?" Sambungku.

  • OSIS LYFE (INDONESIA)   Chapter 14 : Semakin rumit

    Hari ini kami melanjutkan membahas tentang masalah yang baru muncul lagi hari ini, masih tentang hal yang sama."Uang sumbangan kelas perbulan ilang? seriusan?" Aku bertanya seakan tak percaya dengan apa yang kudengar barusan."Iya, uang sumbangan itu kan tadinya buat gantiin peralatan sekolah yang udah rusak" Erin mencoba menjelaskan."Aku takut kita dituduh korupsi lagi Cha..." Sambungnya."Iya aku tau, maksudku... ya masa ilang lagi? lagian kan uang itu disimpan di setiap ketua masing masing kelas?""Tapi Cha, yang kehilangan uang cuman beberapa kelas doang, termasuk kelasnya si Ze" Hana memperjelas."Eh, gimana maksudnya cuman beberapa kelas?" Tanyaku kembali."Cuman tiga kelas doang yang kena. Kelas dua belas B, dua belas D sama Kelas kita bertiga, kelas F" Ze mulai angkat bicara."Ahh....." Kami menghela nafas panjang sambil me

  • OSIS LYFE (INDONESIA)   Chapter 13 : New day new problem

    Mata kami saling bertemu, sebuah kebetulan dia bisa datang ke tempat dimana aku bekerja selama bertahun-tahun, atau mungkin bukan sebuah kebetulan.Dia memakai setelan hoodie dan juga topi. Hampir saja aku tak mengenalinya kalau bukan karna tas merah yang dia pakai di punggungnya."Hei tunggu!" Aku mengejar dia yang berlari keluar meninggalkan toko buku.Dia berlari perlahan, mencoba untuk tidak menarik perhatian orang-orang disekitar. Aku terus mengikutinya sampai tiba disebuah gang buntu nan sempit."Gausah main kejar-kejaran lagi... " Aku menyandarkan tubuhku di tembok kotor yang sepertinya tidak pernah disentuh oleh makhluk hidup manapun."Kenapa kak Erika ada disana?" Dia bertanya dengan kepala yang masih menunduk, tak mau menatapku."Maksudmu toko buku itu? itu tempat aku kerja, lagian yang harusnya bertanya itu aku, kenapa kamu ada disini saat jam seko

  • OSIS LYFE (INDONESIA)   Chapter 12 : I'm Working

    "Kak bangun... kata mamah anterin Za ke sekolah"Seseorang membangunkanku dari nikmatnya tidur."Ahh iya iya, kamu mandi duluan, kakak siapin sarapan"Jawabku Sambil menarik kembali selimut.Hari kedua sejak aku di skorsing dari sekolah, aku yang biasa kerja paruh waktu sekarang memutuskan untuk bekerja full time. Setidaknya sampai aku mengingat sesuatu."Eh Rei pulang sekolah nya siang kan? mamah udah berangkat kerja?""Udah, makanya... Aku udah mandi dari tadi, sarapan udah dibuatin sama ayah, tinggal kakak yang siap siap"Jawabnya sambil meninggalkan kamarku.Ah iya, dia tinggal disini sekarang, aku tak perlu repot-repot menyiapkan sarapan lagi. Tapi tetap saja aku masih merasa canggung karena ucapanku padanya kemarin, secara kita baru pertama kali bertemu setelah bertahun-tahun, dan kalimat yang pertama kali muncul di bibirku malah terkesan seperti tak menerima

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status