Share

Tatapan Penuh Cinta

Dengan diiringi lantunan irama saxophone yang begitu indah, Mas Gibran berjalan ke arahku. Pria yang saat ini menggunakan kemeja berwarna navy lengan panjang yang dia lipat hingga ke siku itu tampak sangat tampan. Apalagi dengan senyumnya yang terlihat begitu meneduhkan.

Rasanya tiba-tiba duniaku berhenti. Hanya ada aku, Mas Gibran, dan tatapan kami yang saling bertaut.

"Audrey ... " lirih Mas Gibran. Kemudian dia menggandeng tanganku dan menuntunku ke podium kecil di tengah taman belakang rumahku. Podium yang sangat cantik dengan banyak bunga berwarna pastel.

"Mas, Kita mau ngapain?" tanyaku gugup. Bagaimana tidak gugup. Kini semua mata tertuju pada kami berdua. "Mas ... " lirihku sambil terus mengikuti langkah Mas Gibran.

Tak lama, terdengar alunan biola yang dipadukan saxophone yang begitu indah.

Lah? Kenapa sekarang tiba-tiba juga muncul violinis (pemain biola)? Jangan bilang nanti juga tiba-tiba muncul pemain harpa?

Seketika muncul cuplikan yang berisi foto-foto candidku di laya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status