Amel masih terlelap karena kelelahan akibat aktifitas malam bersama sang suami. Raffa yang bangun duluan mengulas senyum, ia memilih membersihkan diri di kamar mandi dan setelah selesai bergegas pergi ke dapur buat memasakan sarapan untuk wanita itu. "Eh, lagi ngapain Raf?" tanya Mila. Wanita itu tadinya ke dapur cuma untuk minum saja. Tapi memilih berdiam di sini, tak lupa mengirim pesan ke anaknya agar cepat kemari. "Kamu hebat ya, pinter masaknya kaya koki aja," celetuk Mila. Raffa hanya melirik sekilas dan mengangguk. Lelaki itu fokus memasak sarapan untuk sang istri."Mama, kenapa lama banget,"seru Kayla. Wanita itu memang berseru agar tidak dikira sengaja datang ke sini. Ia langsung berdiri di samping Raffa, melihat apa yang dimasakan pria tersebut. "Wahh ... kamu ikut masakin buat kami, Raf. Berarti Shilla bohong dong, kalau kamu cuma masak buat istrimu aja," lontar Kayla. Lelaki itu tidak membalas ucapan Kayla membuat perempuan tersebut girang. Karena menurutnya jika R
"Kalian mau kemana? Buru-buru banget," seru Mama Panji. Wanita itu menegur saat Amel dan Raffa terlihat tergesa.Para wanita kini berada di dapur tengah memasak, Kayla yang melihat lelaki idamannya lekas mendekat."Mas, aku udah belajar masak tuh. Ayo kamu cobain, kamu yang pertama ngerasain masakan aku lho," seru Kayla. Amel yang mendengar ucapan Kayla ia langsung menoleh memandang perempuan tersebut. Lalu memilih menonton seraya bersidekap, menatap malas adegan di depannya."Yang bener aja, mendingan kamu dulu sendiri yang rasain itu. Udah deh, kami mau pergi dulu, takut istriku telat," sinis Raffa. Lelaki itu menoleh ke arah istrinya lalu melangkah mendekat menggandeng lengan Amel. Kayla yang melihat hal tersebut mengepalkan tangannya. "Duh, kamu pasti capek ya. Harus nganter dulu baru ke kantor," celetuk Mila. Raffa yang mendengar itu menghentikan langkah lalu memandang Mila. Ia menggeleng sebagai jawaban. "Allhamdulillah, enggak. Malahan aku seneng banget," ucap Raffa. Sete
Amel yang mendengar itu berdecik kesal, Shilla bergegas rogoh ponselnya. Ia melihat benda pipih tersebut. Bergegas menunjukan pada Raffa, tetapi dia tidak mau mendengarkan. "Ka, Amel cuma mau buat kamu cemburu kok. Dia itu nelepon aku, cuma handphone aku lagi mode diam jadi gak kedengaran pas tadi," lontar Shilla. Raffa melirik kesal adiknya, ia memilih melajukan sedikit cepat kendaraan roda empat miliknya. "Gak usah belain dia!" Raffa melotot menatap Shilla, membuat perempuan itu langsung menunduk. Terlihat Amel melampiaskan emosi dengan memukul paha, setelah sampai tujuan wanita tersebut menyodorkan tangan meminta handphone. "Sini deh, Mas. Handphone aku balikin!" pinta Amel. Raffa tidak menjawab, lelaki itu malah memberikan uang pada sang istri. "Ini buat jajan hari ini, nanti pulang kuliah Mas jemput. Handphone kamu, Mas sita dulu," jawab Raffa. Mendengar perkataan suaminya, Amel menatap kesal lelaki itu. Tapi memilih pergi dari pada berdebat dan membuat ia terlambat. "Ka
Shilla yang melihat wajah Gala, ingin sekali menertawakan pria tersebut. "Kenapa diem aja, gak berani makan! Kalo gitu sana pergi, ganggu aja," cecar Amel. Mendengar perkataan wanita itu, Gala merasa terhina. Lelaki tersebut langsung melahap walau dengan riak merasa ngeri. Baru saja lima suapan, ia lekas berlari pergi. "La, sana buang makanannya, belikan yang baru dan kasih ke Gala," perintah Amel. Mendengar perintah Amel, Shilla mendengkus kesal tapi menuruti perkataan kakak iparnya. Gadis itu bangkit lalu bergegas memesankan makanan yang sama. "Udah, Mel. Sekarang gue mau makan dulu ya," lontar Shilla. Amel tidak menyahuti wanita itu fokus melahap makanan. Pesanan telah datang bersamaan Gala kembali."Mana makanan gue," kata Gala. Amel yang mendengar suara Gala tidak menoleh sedikitpun. "Makanannya udah gue ganti, mendingan lo pergi aja deh."Gala menatap kesal Amel, ia menggeram lalu mengambil makanan."Huh, rese banget sih. Gue tuh cuma pergi sebentar terus balik lagi bua
"Kirain gak bakal ngejemput," lontar Amel. Raffa yang mendengar itu langsung turun dan mendekati istrinya. Tak lupa membawakan cokelat dan bunga."Ini buat kamu, Sayang. Maafin aku ya," kata Raffa. Amel melihat bawaan suaminya hendak mengulas senyum tetapi ditahan. Ia langsung mengambil cokelat dan meminta Raffa agar memegang bunga. "Kamu pegang aja bunganya, aku lagi makan ice cream nih," seru Amel. Raffa mengangguk kepala, ia membuka pintu mobil mempersilahkan sang istri untuk masuk. Setelah Amel di dalam, Raffa bergegas menutup lalu duduk di kursi kemudi."Sayang, kita ke kantor aku dulu ya. Kita ke villa nanti bareng pas aku selesai," jelas sang suami.Amel tidak menyahuti, wanita itu hanya mengangguk. Karena fokus menghabiskan ice cream yang mulai mencair. Melihat hal tersebut, Raffa sangat gemas."Kamu ini cuma makan ice cream aja belepotan," lontar Raffa.Lelaki itu mengusap bibir sang istri membuat Amel terdiam. Melihat wanitanya begitu membikin Raffa gemas lalu hendak me
"Dia bisikin lebih semangat bikin anaknya kata dia," lontar Raffa. Mata wanita itu membulat lalu langsung meninju suaminya. Mendapatkan serangan tersebut, Raffa hanya mengaduh dan memamerkan cengiran."Ihh ... ninju-ninju terus, sesekali kasih kejutan cium ke," gerundel Raffa.Amel melotot menatap Raffa, seperti bola matanya hendak keluar. Melihat wajah sang istri, lelaki itu malah terkekeh lalu jemari membentuk huruf V."Mas ini suka banget ya godain aku, udah deh. Fokus aja nyetir bisa gak," omel Amel.Raffa yang mendengar itu terkekeh. "Nanti kangen lagi sama suara suamimu yang tampan gini kalau diem," lontar Raffa.Amel langsung mencebik mendengar hal itu. Ia memutarkan bola mata dan memilih memandang sekitar seraya memakan cokelat yang diberikan sang suami. Setelah sampai tujuan, lelaki tersebut memarkirkan mobil."Ayo, Sayang. Keluar, udah sampe lho," seru Raffa. Lelaki itu telah berada di luar dan kini membuka pintu untuk sang istri. "Ih ... kamumah gak peka banget, Mas!"
Kini suami Amel justru sibuk mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Amel memainkan ponsel yang tadi pagi disita Raffa. Mulai merasa bosan, wanita itu bangkit lalu mendekati lelaki tersebut. Wanita itu telah berganti pakaian yang dipilihkan oleh Raffa. Sedangkan yang lain disimpan disini untuk dibawa nanti saat rumah mereka siap ditempati. Beruntung ruangan lelaki tersebut ada sebuah kamar untuk istirahat dan mempunyai lemari di sana. "Mas ... aku bosen ih, pergi jalan-jalan dulu ya, gak perlu kamu anter aku bisa sendiri kok," celetuk Amel. Istri Raffa itu kini berdiri di samping suaminya, ia melirik berkas yang dipegang pria tersebut. Otakmya terasa pusing saat hendak meresapi apa yang tertulis di sana. Dia menyerah dan memilih memandang paras Raffa yang semakin tampan jika fokus bekerja."Kalau kamu gak jawab berarti aku artiin boleh ya, kalau gitu aku pergi dulu," lontar Amel.Raffa hanya menanggapi dengan anggukan, Amel melihal hal itu berinisiatif mengecup pipi sang suami. Ia lang
Kini sebentar lagi waktu sepasang suami istri itu berangkat untuk dinner. Siska mengetuk pintu, mendengar pemilik ruangan tersebut telah mempersilakan. Siska membukanya sambil menenteng sebuah tas belanja. Ia lekas mendekati Amel ternyata terlelap."Sebentar lagi waktunya berangkat, Bos. Saya boleh bangunin?" Siska memandang Raffa yang tengah memejamkan mata. Lelaki itu melirik bawahannya lalu mengangguk sebagai jawaban. Dia bangkit dan berlalu setelah mengatakan jika hendak mandi."Bilang kalau saya mandi di sini, suruh Amel mandi di tempat biasa saya istirahat," lontar Raffa. Setelah Raffa masuk ke toilet. Siska berusaha membangunkan istri Bosnya, Amel terlihat menggeliat dan menatap linglung ke arah perempuan tersebut. "Kumpulin dulu nyawanya, habis itu baru nanya," kata Siska.Amel hanya mengangguk, ia menatap sekitar dan tidak menemukan suaminya. Siska yang paham lalu memberitahu wanita tersebut. "Bos lagi mandi, kamu juga mandi gih! Jangan lupa pake baju ini, nanti aku bantu