Home / Fantasi / Omega keeper Of Crystalon / Bab 75 : Lagu Keheningan

Share

Bab 75 : Lagu Keheningan

Author: FIKRI
last update Last Updated: 2025-08-15 15:00:07

Mereka terjebak. Di belakang mereka, jalur ngarai yang telah mereka tutup dengan longsoran kini menjadi pengingat akan para pemburu yang tak kenal lelah. Di depan mereka, terbentang sebuah rintangan yang jauh lebih kuno dan misterius: Danau misterius.

Permukaannya yang seluas lautan kecil itu tenang seperti cermin hitam, memantulkan langit ungu yang sakit dengan kesempurnaan yang mengerikan. Tidak ada riak. Tidak ada angin. Hanya keheningan yang menekan.

“Aku tidak suka ini,” gumam Fyren, matanya yang ungu kelam menatap danau itu dengan waspada.

Rhyza, yang sudah mengaktifkan panel datanya, berjalan hati-hati ke tepi danau. Ia mengambil sebuah kerikil kecil dan melemparkannya ke air.

PLUK!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 80 : Kekuatan Sejati (2)

    Luca perlahan berdiri. Rasa sakitnya telah hilang. Gemetar di tubuhnya telah berhenti. Badai di dalam dirinya yang tadinya liar, kini berada di bawah kendalinya yang mutlak. Matanya bersinar sesaat dengan cahaya perak yang dingin, sebelum kembali normal. Ia merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir di setiap serat ototnya, sebuah perasaan yang memabukkan.Ia menatap Pembersih Koridor yang kini hanya beberapa meter di depannya.Dan untuk pertama kalinya sejak memasuki terowongan ini, ia menyeringai. Sebuah senyum yang dingin, percaya diri, dan sangat berbahaya.Perburuan telah berakhir.Saat Pembersih Koridor itu kembali menerjang dengan jeritan mekanis, siap untuk mencabik-cabik mangsanya yang kini berdiri diam, Luca tidak menghindar.Ia tidak lagi lari.Ia maju.Ia meninju langsung kepala kristal makhluk itu.BOOOOM!Benturan antara tinju yang dilapisi energi elemental dan kristal kuno menciptakan gelombang kejut yang membuat seluruh terowongan bergetar hebat. Udara di sekitar mere

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 79 : Kekuatan Sejati (1)

    Kegelapan di dalam terowongan kuno itu terasa menyesakkan, seolah dinding-dinding logam yang dingin itu secara aktif menekan paru-paru dan mencuri udara. Satu-satunya suara yang ada adalah gema dari langkah kaki Luca yang panik, detak jantungnya yang menggema di telinganya sendiri, dan derak mekanis yang tak henti-hentinya dari mesin pembunuh yang memburunya di belakang. Setiap belokan, setiap koridor, terasa sama—sebuah labirin tanpa akhir yang dirancang untuk mematahkan semangat mangsanya sebelum menghancurkan tubuhnya.Kssk… KSSSHHHH!Salah satu dari ratusan kaki pisau Pembersih Koridor menggores dinding di sampingnya, menciptakan percikan api yang menyilaukan dan suara melengking yang merobek keheningan. Luca berguling ke depan, merasakan panas dari percikan itu di punggungnya. Jantungnya berdebar kencang, setiap denyutnya adalah sebuah lonceng peringatan. Ia bisa merasakan energinya terkuras habis. Kekuatan lima elemen di dalam dirinya masih kacau, tidak stabil setelah pertarunga

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 78 : Keputusan Luca

    Keputusan telah dibuat. Menunggu lebih lama adalah bunuh diri. Dengan sisa-sisa kekuatan yang mereka miliki, tim yang compang-camping itu bersiap untuk misi paling mustahil dalam hidup mereka: menyusup ke Puncak Cermin Langit.Di bawah panduan peta mental Luca dan analisis Rhyza, mereka berhasil menemukan titik masuk yang mereka cari. Tersembunyi di balik dinding batu yang tertutup lumut tebal di dasar badai salju, terdapat sebuah lubang persegi yang terbuat dari logam aneh yang tidak berkarat. Itu adalah pintu masuk ke saluran pembuangan kuno.“Bersiap,” kata Luca, suaranya pelan namun penuh otoritas. “Mulai dari sini, kita berada di wilayah musuh yang sesungguhnya.”Satu per satu, mereka memasuki kegelapan.

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 77 : Dewan Perang di Tepi Dunia

    Mereka tidak bisa kembali ke desa Kaum Buangan. Melakukannya hanya akan membawa bahaya ke pintu orang-orang yang telah menolong mereka. Di bawah kepemimpinan Luca yang baru dan ragu-ragu, tim yang tersisa menemukan tempat perlindungan sementara: sebuah gua tersembunyi di balik dinding bebatuan yang ditumbuhi lumut, cukup besar untuk menampung mereka semua, cukup tersembunyi untuk memberikan ilusi keamanan.Di dalam gua yang remang-remang, api unggun kecil yang dinyalakan Fyren menjadi satu-satunya sumber kehangatan. Luca, Rhyza, dan Fyren—tiga orang yang masih berdiri—bekerja tanpa lelah, merawat empat kawan mereka yang masih terbaring tak sadarkan diri. Beban tanggung jawab terasa begitu berat, dan keheningan di antara mereka dipenuhi oleh suara napas yang lemah dan keputusasaan yang tak terucap.Setelah memastikan kondi

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 76 : Puncak Cermin Langit

    Perjalanan setelah Danau Gema adalah sebuah neraka yang sunyi. Hanya ada tiga orang yang masih berdiri, memikul beban empat nyawa di punggung mereka. Luca, dengan sisa-sisa kekuatannya, menggendong Aeri, tubuh gadis itu terasa begitu ringan seolah jiwanya benar-benar telah pergi. Di belakangnya, Rhyza dan Fyren bekerja sama membawa tandu darurat untuk Veyran dan Nyxel. Mereka tidak banyak bicara, menghemat setiap tarikan napas, setiap tetes energi.Peta dari Kaum Buangan membawa mereka menyusuri jalur-jalur tersembunyi, melewati bebatuan aneh yang menjulang seperti tulang-belulang raksasa. Setelah berjalan selama berjam-jam, dengan otot yang menjerit dan pikiran yang nyaris mati rasa karena kelelahan, mereka akhirnya tiba di tujuan yang ditandai di peta: sebuah punggungan bukit yang tinggi dan terbuka.“Kita istirahat di sini,&

  • Omega keeper Of Crystalon    Bab 75 : Lagu Keheningan

    Mereka terjebak. Di belakang mereka, jalur ngarai yang telah mereka tutup dengan longsoran kini menjadi pengingat akan para pemburu yang tak kenal lelah. Di depan mereka, terbentang sebuah rintangan yang jauh lebih kuno dan misterius: Danau misterius.Permukaannya yang seluas lautan kecil itu tenang seperti cermin hitam, memantulkan langit ungu yang sakit dengan kesempurnaan yang mengerikan. Tidak ada riak. Tidak ada angin. Hanya keheningan yang menekan.“Aku tidak suka ini,” gumam Fyren, matanya yang ungu kelam menatap danau itu dengan waspada.Rhyza, yang sudah mengaktifkan panel datanya, berjalan hati-hati ke tepi danau. Ia mengambil sebuah kerikil kecil dan melemparkannya ke air.PLUK!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status