Martin Comp. Building in Paris, France
"Nona katya maaf, ini laporan yang anda minta." Seorang asisten Katya datang keruangan dengan map di tangannya.
Katya hanya melihat sekilas dan kembali pada pekerjaannya, "Tolong taruh saja dimeja." ujarnya.
Katya yang terlihat sibuk meraih telpon dan menekan tombol panggilan, "Bisa sambungan saya dengan Mr. Richard di bagian akunting." pinta Katya.
"Baik Nona." balasnya.
Tidak lama telponnya berdering dan ia langsung mengangkatnya, "Mr. Richard saya minta laporan keuangan dua tahun terakhir."
"Saya harus mencarinya terlebih dahulu, kapan anda membutuhkannya?"
"Saya minta secepatnya."
"Baik, saya akan mencari dan menyerahkannya secepat mungkin."
Katya kembali melihat laporan ditangannya sampai terdengar ponselnya berbunyi.
Ponsel Katya berdering dan memperlihatkan siapa yang menelponnya.
Tante Reva is Calling...<
Martin's Family MansionKyle masuk kedalam rumah dengan melonggarkan ikatan dasi di lehernya, setelah melepaskan jas dan menyampirkan di kursi ia berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil sekaleng bir dari sana dan membukanya.Menghela nafas kasar, Kyle yang seakrang duduk di kursi mengambil ponsel di saku celana dan menekan nomor Katya. Tapi tidak ada jawaban dari adiknya, mungkin Katya sibuk pikirnya."Den." Bik asih mendekati Kyle yang sedang meminum bir dengan wajah termenung."Kenapa bik?" Kyle melirik sekilas."Ditunggu tuan di ruang kerja den." terangnya"Nanti saya kesana, buatkan teh dan bawa ke ruang kerja ayah." perintahnya.Bik Asih mengangguk dan pergi ke dapur.Kyle menghabiskan minuman kalengnya yang tersisa kemudian berjalan menuju ruang kerja sambil melipat lengan kemejanya.Tok.. tok.. tok.. Kyle mengetuk dan membuka pintu walau tidak mendapat jawaban.
Bandara International Soekarno Hatta, Indonesia."Kakak, aku sudah sampai di Indonesia." ucap Katya riang.Tidak ada balasan dari Kyle membuat Katya kembali bertanya. "Kakak?""Iya, kau di mana sekarang?""Masih di bandara, aku akan pulang ke rumah sekarang.""Hmm.. aku dan ayah sedang di Bali mengurus pekerjaan. Sampai kapan kau di Indonesia?""Mungkin seminggu atau dua minggu.""Baiklah, Kakak akan menelpon staff kita di Perancis. Apa kau masih ingat jalan pulang Katya? Atau mau kakak panggil pak Asep untuk menjemputmu di Bandara?" tawar Kyle."Tidak perlu aku pake taxi saja.""Kalau ada apa- apa hubungi kakak. Ingat itu!"" Okay, siap bos!" jawab Katya.***Martin's Family MansionKatya berjalan ke dalam rumah yang sudah lama ia tinggalkan.Bik Asik yang masih mengenali Katya mendekat dengan wajah terharu.
Bali, Indonesia."Kau tidak pantas untuk Katya!" Sentak Robert, Pria itu berbalik setelah berteriak diikuti Juna dari belakang.Semua orang disana mulai berbisik-bisik.Kyle kemudian mendekat dan menepuk pundak Aeron karena merasa bersalah dengan perkataan kasar Ayahnya ditambah ini di tempat umum. Tapi bagaimanapun ayahnya ada benar juga bahwa Aeron harus menjauhi Katya."Sudahlah, seperti yang kukatakan dulupadamu sekarang akan ku katakan sekali lagi. Lupakan Katya, lanjutkan hidupmu Aeron." dan Kyle pun pergi dari sana.Aeron terdiam, harapannya untuk bertemu Katya musnah karena tidak ada yang mau membantunya. Dia hanya ingin bertemu dengan wanita yang ia cintai, Kenapa semua orang menentangnya. Apa salahnya dengan hubungan mereka? batin Aeron.Aeron tersenyum miring dan terduduk.Ada rasa sesak di dadanya. Sakit, itu yang ia rasakan sekarang. Ia juga tidak mau seperti ini, tapi ia tidak
Bali Hospital "kau siapa?" Katya melihat Aeron dan bertanya seakan mereka baru pertama kali bertemu. Aeron mengerutkan keningnya,"Jangan bercanda Katya!" sungut Aeron. "Aku tidak bercanda, kau siapa?" tanyanya lagi dengan kesal." apa kita pernah bertemu?" lanjut Katya dengan wajah datar. Aeron menatap Katya kemudian melirik kearah Kyle seraya bertanya. "Kyle?!" gumam Aeron menyorot Kyle meminta penjelasan. Katya ikut menoleh pada kakaknya, "Apa dia salah satu temanku atau teman kakak?" Sebelum Kyle sempat menjawab, seorang dokter mendekati mereka. " Keluarga Robert Martin?" tanya sang dokter.Mereka semua mengalihkan pandangannya pada dokter. "Saya anaknya dok, bagaimana keadaan Ayah saya?" tanya Katya. Dokter itu tersenyum, "Saya akan jelaskan diruangan, mari ikut saya." "Kau ikut bersama dokter, nanti aku menyusul." Kyle mengusap punggung Katya. Tanpa menunggu Katya me
Bali Hospital."Ayah sudah sadar?" Robert Martin perlahan membuka matanya, beberapa jam setelah di masukan kedalam kamar perawatan.Robert kemudian mengedarkan pandanganya dan menemukan wajah cantik putrinya yang terlihat khawatir ia pun menarik sudur bibirnya."Sayang...""Ayah..." Katya memeluk ayahnya pelan dan ringan agar tidak menindihnya."Ayah baik-baik saja? Bagaimana perasaan Ayah sekarang?" tanya Katya dengan lembut."Masih sedikit pusing." Jawab Robert lemah. "Kapan kau datang nak?"" Tadi setelah mengetahui ayah pingsan, aku langsung mencari penerbangan tercepat ke bali. Aku sangat khawatir ayah." ujarnya dengan suara bergetar.Katya membantu Ayahnya untuk duduk bersender ke kepala ranjang yang di sangah bantal-bantal empuk. Kemudian menyerahkan segelas air putih padanya.Robert melirik sekitarnya. "Dimana Kyle?""Aku menyuruh Kakak mengurusi pekerjaan disini sebelum pulang ke Ja
Danadyaksa Building Tower Rapat berjalan dengan lancar, tanpa hambatan apapun. Termasuk Katya yang baru belajar tentang proyek mereka di Bali. Dia cepat memahami semuanya, padahal baru beberapa hari lalu Katya memutuskan untuk tinggal di Indonesia. "Cukup sekian pertemuan kita, Terimakasih banyak." Ucap moderator. Semua para pemegang saham bersiap untuk keluar, ada yang masih mengobrol ada juga yang sedang menelpon. Termasuk Katya dan Kyle yang masih mengobrol dengan rekan bisnisnya. untuk memperkenalkan Katya pada mereka semua. "Ternyata Pak Kyle mempunyai adik yang sangat cantik, Saya baru tahu." tanya salah seorang teman bisnisnya. Kyle tersenyum memperkenalkan Katya pada orang tersebut yang tak lain adalah Harry Hartono, teman sekaligus rekan bisnis ayahnya. "Anak saya seumuran dengan anda, mungkin kalian bisa berkenalan dan menjadi teman." Ucapnya kembali. Katya hanya tersenyum dan mengangguk. Tida
Martin Family Mansion.Katya yang sedang duduk di taman belakang termenung menatap kosong kearah kolam renang rumahnya, Kyle yang mencari keberadaan adiknya langsung mendekat saat melihatnya."Apa yang kamu pikirkan?" Kyle brtanya dan duduk disampingnya."Apa menurut kakak keputusanku sudah benar untuk tinggal kembali di Indonesia?" tanya Katya dengan helaan nafas pelan."Apa kau menyesal?"Katya menggelengkan kepala dan menoleh pada Kyle."Aku tidak menyesal tapi sebagian diriku merasa berat untuk tinggal disini, entah kenapa. Aku sendiripun tidak mengerti ada apa denganku kak." ujar Katya.Kyle membalas tatapan Katya, " Mungkin kau hanya belum terbiasa.""Mungkin." jawab Katya singkat."Apa sesuatu pernah terjadi padaku disini, Maksudku sebelum ingatanku hilang. Entah kenapa rasanya sesak sekali saat berada disini." gumam Katya sambil menyentuh dadanya."Tidak ada apa-apa, kau terjatuh di Perancis
"Aeron...""Apa dulu kita pernah saling mengenal?"Katya bertanya penasaran.Aeron menatap dalam pada Katya, wajah wanita cantik itu tidak berubah sama sekali."Apa kalian saling mengenal, saat masih sekolah atau sudah kuliah?" Sabina ikut bertanya karena penasaran melihat pada Aeron."Tidak." Jawab Aeron singkat, menahan perasaannya pada wanita itu.Katya terlihat kecewa karena jawaban Aeron tidak seperti yang dia harapkan."Jadi.. pertemuan epertama kita di rumah sakit Bali waktu ayahku sakit,?" Katya bertanya sekali lagi."Iya,Aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya." lanjut Aeron.Katya tidak yakin, "Tapi waktu itu kau memanggil namaku dengan jelas didepan Kyle seperti orang yang sudah mengenalku." gumam Katya."Itu hanyalah perasaanmu, aku tidak pernah mengenalmu Katya." Dengan dingin dan tanpa perasaan Aeron mengatakan itu. Sesak. Itu yang Aeron rasakan saat berkata begitu pada Katya tapi Ia sudah memutus