Share

Seribu Cara

Kini, dengan pagi yang cukup redup sebab awan hitam tampak menghiasi langit, di kelas, Aira dan Daffa membahas soal tadi malam. Mengenai rencana pertama mereka untuk membujuk dan mengajak Serin bekerja sama membatalkan perjodohan Aira dengan Rehan.

"Gimana, lo udah coba?" tanya Daffa, dia duduk di depan bangku Aira.

"Lumayanlah, Daf. Seenggaknya dia udah tau rencana yang gue maksud kayak gimana," jawab Aira, mengatakan yang sebenarnya.

"Dia setuju?"

Aira membuang napas untuk kali ini, kemarin Serin memang belum mengatakan 'setuju' terhadapnya. "Gue belum tau kalo itu."

"Terus? Kemarin lo dapet jawaban apa dari dia? Lo nggak harus ngemis-ngemis, kan? Lo nggak—"

Aira tersenyum dan cepat-cepat memotong. "Nggak, kok, Daf. Gue cuma sedikit kasih kata-kata persuasif, sih. Tau, kan?"

"Dan?"

"Dan, dia bilang kalo ucapan gue ada benernya juga. Itu artinya ada tanda-tanda kalo dia setuju, kan?"

Tepat sekali, Daffa mengulas s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status