💖Sebelum membaca, jangan lupa like dan komentarnya yah. Biar nambah semangat💖 Terima kasih💖______Mas Danu tiba-tiba datang dan menghentikan aksiku ini. Aku menatapnya dengan emosi membara ternyata suamiku datang tidak sendiri, melainkan dengan wanita jalang. Dia membawa wanita tidak tahu diri dan malah menginjakan kaki di rumah ini.''Kenapa kamu hendak melayangkan tamparan ke wajah Ibuku, Syifa?'' tanya Mas Danu kesal.''Ibu kamu yang mulai duluan Mas, dia yang awalnya menampar sampai aku merasa kesakitan seperti ini,'' sahutku sambil menunjuk ke arah wajah yang sudah memerah bekas tamparan yang dilayangkan oleh ibu mertua.''Bohong! Istri kamu yang memulai duluan. Hati Ibu sangat sakit Danu, ternyata menantu Ibu tega akan melakukan seperti ini pada Ibu,'' timpal Ibu sembari menitikan air mata.Benar-ben
Sebelum membaca, jangan lupa komentar dan likenya yah💖 biar tambah semangat ngetiknya. Terima kasih💖_______"Pikir saja sendiri!'' kataku langsung pergi dari hadapannya.''Syifa ... Kamu sangat tidak sopan sekali pada Laras, dia itu tamu tapi kenapa malah tidak menerima pemberian darinya?'' cecar Ibu mertua.Seketika aku langsung membalikkan badan dan menatap kedua wanita yang tidak tahu diri itu.''Saya akan bertindak sopan jika wanita ini menghargai saya,'' cecarku menatap garang.''Menghargai bagaimana maksudmu? Dia datang ke sini baik-baik. Apa kamu berfikir Sarah punya hubungan dengan Danu?" ucap Ibu mertuaku.''Entahlah, aku sama sekali tidak tahu, jika memang benar Mas Danu mempunyai hubungan dengan Laras, aku sama sekali tidak masalah kok. Silahkan saja menjalin hubungan
💖Sebelum membaca, jangan lupa subcribe dan follow, ya.💖______Aku berjalan pelan sambil mengendap, ruangan rumah ini seperti kosong tidak ada penghuninya. Aku lantas mencari Mas Danu di seluruh ruangan.Samar-samar aku mendengar bisikan suara dari arah kamar tamu, aku pun dengan penasaran langsung berjalan pelan ingin mengetahui siapa yang mengobrol dan apa yang mereka tengah obrolkan.Setelah sampai di depan pintu kamar ruang tamu, rupanya yang tengah mengobrol Mas Danu, Ibu dan juga Laras. Aku pun lantas mengintip dan langsung menempelkan daun telinga, untung saja ada sedikit celah jadi aku bisa mendengarnya.[Mas seharusnya tadi kamu ceraikan saja si Syifa, kenapa kamu tidak mau dan malah menyebut masih mencintainya? Bukankah kamu bilang sudah tidak cinta lagi pada Syifa?] dengkus Laras pada Mas Danu. Ternyat
Tapi tunggu, aku mendengar suara langkah kaki dari arah belakangku. Aku pun lantas menatap ke belakang, rupanya Laras.''Syifa, kamu mau ke mana?'' tanya Laras.Si*alan, aku kepergok sama dia. Bukankah tadi dia tengah mengobrol? Tapi kenapa malah sudah berada di belakangku.''Aku tengah akan membereskan semua isi rumah, 'kan kamu lihat semuanya berantakan,'' sahutku menjawabnya.''Oh begitu, biarkan aku saja yang membereskan semuanya. Sekalian aku mau membersihkan di gudang, soalnya tadi Mas Danu menyuruhku untuk membereskan semuanya dan kamu disuruh untuk istirahat saja,'' cecar Laras.Bohong sekali dia, selama aku menikah dengan Mas Danu tidak pernah sekali pun suamiku menyuruh untuk diam. Perhatian pun sama sekali tidak. Aku hanya sebagai budaknya yang harus menuruti semua perintahnya.''Tidak usah Laras, kamu 'kan tamu di rumah ini. Aku masih kuat kok mengerjakan semua ini,'' ucapku berpura-pura ramah.''Enggak apa-apa kok Syifa, 'kan bukannya kamu harus menjaga anakmu ya. Nanti Si
'Hallo, Pah?''''Hallo Syifa, sebentar lagi suruhan Papa akan segera datang ke rumahmu. Mereka sudah bersiap-siap,'' ucap Papa memberitahu.''Baik Pah, kedua anakku pun mereka sudah siap,'' sahutku memberitahu Papa.''Baik, tunggu saja. Pastikan kamu jaga mereka berdua, jika nanti ada suara tembakan segeralah bawa kedua anakmu untuk masuk ke dalam mobil,'' cecar Papa memerintahkan.''Siap, Pah.'' kataku pada Papa.Aku langsung mematikan sambungan telepon dan langsung melangkah ke luar rumah untuk membeli susu formula, untung saja tepat di depan rumah ada sebuah toko kecil jadi hanya sebentar saja aku membeli dan langsung kembali ke rumah untuk menyeduh, setelah selesai langsung aku kasihkan pada Sinta.Sekarang Sinta sudah tidak menangis lagi, aku kembali masuk ke dalam kamar dan memeriksa kedua anakku.
Tiba-tiba mereka yang bertopeng langsung dengan sengaja memukul punggung Mas Danu, Ibu dan juga Laras. Bruk! Seketika itu Mas Danu, ibu dan Laras langsung terjatuh ke lantai satu persatu. Mereka yang bertopeng pun berjongkok untuk memastikan apakah sudah benar-benar pingsan atau belum. Lalu dengan cepat mereka bangkit kembali untuk mengambil kursi dan juga tali. Aku lantas ke luar dari persembunyian dan berjalan menghampiri mereka. Prok ... Prok ... Prok ... Aku menepuk tangan sembari tersenyum, karena melihat pekerjaan mereka yang bagus dan mampu untuk melumpuhkan Mas Danu dan dua wanita yang tidak tahu diri itu. ''Pekerjaan kalian sangat bagus, saya sangat senang melihat oran
💖Sebelum membaca, jangan lupa komentar dan juga like ya💖________Mas Danu tertembak di bagian lengannya, dia terjatuh dan meringis kesakitan.'Arrrggghh .... Sakit, berengsek kalian. Bisanya hanya memakai senjata api,'' cecar Mas Danu.''Danu, kamu tidak apa-apa?'' ucap Ibu khawatir dan kaget melihat Mas Danu yang tengah meringis kesakitan.Tapi Mas Danu tidak menjawab dan malah menempelkan tangan kanannya di lengan kiri yang tertembak. Lengannya mengeluarkan darah yang begitu kental. Mas Danu masih meringis.Aku pun lantas mengedipkan sebelah mata pada semua pria bertopeng supaya mereka bisa pergi menjauh. Mereka membawa surat yang telah ditandatangani oleh Mas Danu.''Mas, buka tali yang mengikat di tubuhku, aku akan mengobati lukamu,'' rilihku pura-pura perduli.
''Dina ....'' ucapku tatkala menatapnya.Aku pun segera menghampiri Dina dan memarkirkan motorku di pinggir jalan.''Kamu mana ke mana, Syifa?'' tanyanya ketika kami sudah saling berhadapan.''Aku mau pulang ke rumah Din, aku sudah kangen sekali pada kedua orang tuaku. Sekarang kami sudah tidak bersama lagi,'' ucapku pada Dina.''Maksudmu apa? Siapa yang sudah tidak bersama lagi?'' ucap Dina heran dan menatapku dengan raut wajah yang serius."Aku sudah akan berpisah dengan Mas Danu, dan ternyata kamu benar bahwa suamiku dengan teganya telah berkhianat. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa Laras adalah selingkuhan suamiku,'' ucapku menundukkan kepala tak berani menatap wajah Dina.''Syukurlah jika