Share

MENCARI BARANG BERHARGA

Lebih baik sekarang aku mencari barang berharga yang sangat penting, aku ingin menguasai harta Mas Danu terlebih dahulu. Bahkan sertifikat rumah dan mobil itu semua atas nama Mas Danu. 

 

Seharusnya sewaktu pembelian, rumah dan kendaraan atas namaku tapi Mas Danu tetap berkeinginan kepemilikannya atas nama dirinya sendiri.

 

Aku memang sangat kesal dan begitu bo*doh karena mau-maunya ditipu oleh Mas Danu. 

 

Aku mencari ke mana pun semoga saja barang berharga itu Mas Danu simpan di rumah ini dan aku akan membalikkan nama kepemilikan atas namaku sendiri.

 

Aku terus mencari, membuka beberapa lemari bahkan bawah ranjang tempat tidur aku cari. Semua isi lemari pakaian aku keluarkan karena aku sangat yakin semua barang milik suamiku ada di rumah ini.

 

Ternyata di kamar sama sekali tidak ada, aku ke luar dan mencari ke sudut ruangan. Sampai seisi rumah berantakan, biarkan saja nanti juga akan aku bereskan jika sudah ketemu.

 

Mas Danu memang benar-benar keterlaluan, aku sama sekali tidak menemukan barang berharga itu, bahkan uang simpanannya pun aku sama sekali tidak tahu di mana.

 

Aku merasa sangat pusing karena terlalu percaya pada suami yang tidak tahu diri. Tubuhku lunglai karena tidak menemukan barang berharga satu pun. Lalu aku merebahkan tubuh dan meratapi diri sendiri.

 

Padahal aku sangat berharap, ingin menemukannya. Tapi ternyata tidak ada hasil.

 

'Aarrrgghhh ... Sebetulnya Mas Danu menyimpan semua barang berharganya di mana sih!' gerutuku dalam hati kesal.

 

Padahal kala itu dia berucap, bahwa semua sertifikat dan uang tabungan ada di dalam lemari. Tapi semua lemari dan barang yang ada di rumah ini aku buka, tapi sama sekali tidak ada satu pun yang kutemui.

 

''Mama kenapa terlihat bersedih dan kenapa semua seisi rumah berantakan?'' tanya Risna anak pertamaku yang berusia lima tahun.

 

Dia berjongkok dan menatapku seakan tahu kesedihanku.

 

''Mama hanya ingin mencari sesuatu barang tapi sama sekali tidak menjumpainya. Jadinya seisi rumah berantakan,'' kataku menatap wajah anak sulungku.

 

''Memangnya Mama sedang mencari barang apa? Biar Risna bantu!'' 

 

''Tidak usah, Sayang. Lebih baik kamu belajar saja, bukankah ada tugas?'' tanyaku melarang Risna untuk membantuku.

 

Risna baru berusia lima tahun, tapi pikirannya seperti anak yang bukan seusianya. Dia lebih dewasa dan selalu mengerti dan menyayangiku.

 

''Ya sudah, jika Mama tidak mau 'ku bantu cari. Risna ke kamar dulu ya sambil nungguin Sinta,'' ujarnya pamit. 

 

''Iya, Sayang. Silahkan!'' jawabku tersenyum menatapnya.

 

Setelah kepergian Risna yang sudah masuk kamar, aku mulai kembali mencari di mana pun sampai aku berdoa semoga ketemu.

 

Tok ... Tok ... Tok ...

 

Terdengar ketukan pintu dari pintu depan, tubuhku berkeringat dingin. Aku takut jika yang mengetuk pintu adalah Mas Danu sebab ini sudah menjelang sore pasti dia sudah pulang bekerja.

 

Dia pasti akan memarahiku karena melihat semua seisi rumah berantakan dan mungkin saja dia berfikir jika aku tengah mencari sesuatu barang berharga.

 

Tok ... Tok ... Tok ...

 

Bunyi ketukan semakin kencang bersuara, aku pun segera melangkah dan mendekati pintu depan. Serta tak lupa aku membuang nafas perlahan karena tidak mau gugup ketika berhadapan langsung dengan Mas Danu.

 

Aku memegang knop  dan perlahan pintu terbuka. Terlihat seorang wanita yang berpakaian compang-camping dan wajah seperti badut berdiri sambil melotot ke arahku.

 

''Lama sekali kamu buka pintunya?'' ucapnya memperlihatkan wajah tidak suka kepadaku.

 

 

___

 

Jangan lupa komentar dan like ya... Terima kasih..

 

 

Bersambung....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Edmapa Michael Pan
suami Brengsek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status