Share

KEDATANGAN PELAKOR

💖Sebelum membaca, jangan lupa like dan komentarnya yah. Biar nambah semangat💖 Terima kasih💖

 

______

 

Mas Danu tiba-tiba datang dan menghentikan aksiku ini. Aku menatapnya dengan emosi membara ternyata suamiku datang tidak sendiri, melainkan dengan wanita jalang. Dia membawa wanita tidak tahu diri dan malah menginjakan kaki di rumah ini.

 

''Kenapa kamu hendak melayangkan tamparan ke wajah Ibuku, Syifa?'' tanya Mas Danu kesal.

 

''Ibu kamu yang mulai duluan Mas, dia yang awalnya menampar sampai aku merasa kesakitan seperti ini,'' sahutku sambil menunjuk ke arah wajah yang sudah memerah bekas tamparan yang dilayangkan oleh ibu mertua.

 

''Bohong! Istri kamu yang memulai duluan. Hati Ibu sangat sakit Danu, ternyata menantu Ibu tega akan melakukan seperti ini pada Ibu,'' timpal Ibu sembari menitikan air mata.

 

Benar-benar pintar membuat sandiwara, tangisannya membuat Mas Danu terlihat meradang. Aku menatap mereka satu persatu, sedangkan Laras tersenyum kecil melihat perdebatan ini.

 

''Kamu memang benar-benar membuat aku emosi ya, jika kamu melakukan tindakan kasar. Aku akan melakukannya yang lebih dari sekedar tamparan,'' Mas Danu mendekat dan bicara penuh ancaman. 

 

''Kamu mengancamku? Aku sama sekali tidak merasa takut, bila kamu hendak akan menceraikan aku pun  sama sekali tidak masalah. Kamu harus ingat, aku sama sekali tidak memulai perdebatan dengan Ibumu, dia sendiri yang memulainya,'' aku menunjuk ke arah wajah Mas Danu. Seketika dia menundukkan kepala dan membuang nafas gusar.

 

''Jika  untuk bercerai, aku sama sekali tidak mau menceraikanmu,'' ucap Mas Danu.

 

''Lho, kenapa? Bukankah kamu sudah tidak mencintaiku. Jadi untuk apa aku bertahan di sini, sedangkan Ibumu juga sama sekali tidak menyukaiku dan dia sendiri yang menyuruh untuk meminta cerai denganmu,'' sahutku heran, aku tersenyum kecut dalam hati. Mana mungkin aku mau bersama suami yang sudah berani mengkhianatiku.

 

''Aku masih mencintaimu Syifa, apalagi kita sudah memiliki anak tiga. Apa kamu tidak merasa kasihan pada mereka?'' 

 

''Omong kosong! Jika kamu masih mencintaiku, lantas kenapa kamu membawa Laras  datang ke rumah ini? Ada hubungan apa kalian?'' tanyaku, berpura-pura tidak mengetahuinya. Aku ingin tahu reaksi mereka ketika aku bertanya hal seperti ini.

 

''Kami sama sekali tidak ada hubungan apa-apa, kebetulan Laras ingin bertemu denganmu, Sayang. Kita sama sekali tidak sengaja, jadinya bareng ke rumah ini,'' ucap Mas Danu menjelaskan.

 

Aku tersenyum miring mendengar ucapannya, benar-benar semuanya pandai bersandiwara. Aku pun tidak mau kalah dari mereka dan harus lebih cerdas menjalankan misi ini.

 

"Oh begitu, kirain aku kalian ada hubungan spesial,'' 

 

''Tidak! Hmm, kalau begitu Mas mau ke kamar dulu ya,'' Mas Danu gugup dan malah pergi dan malah mengalihkan pembicaraan.

 

Aku hanya terdiam saja melihat kepergian Mas Danu yang sama sekali tidak mau menjelaskan. seketika Sarah langsung menghampiriku dan Ibu mertua mendengkus kesal karena anaknya sama sekali tidak jadi menceraikan aku.

 

''Syifa, aku ke sini membawakan oleh-oleh untukmu,'' ujarnya menyerahkan bingkisan.

 

Mungkin oleh-oleh ini hasil dari cara merayu suami orang, aku sama sekali tidak sudi untuk menerimanya. Jika saja Laras tidak bermain api dengan suamiku pasti tidak akan terjadi seperti ini.

 

Mungkin saja mereka sudah lama berselingkuh dan aku baru mengetahuinya sekarang. Benar kata pepatah, sepandai-pandainya orang menyimpan sesuatu pasti akan terbongkar juga. 

 

Hubungan mereka sudah terbongkar, padahal aku sudah sangat percaya betul padanya, tapi balasannya malah membuat aku tak mempercayai lagi dan merasa begitu jijik bertatap muka dengannya.

 

''Terima kasih oleh-olehnya, tapi aku sedang tidak mau menerima pemberian dari orang lain,'' tolakku.

 

''Tapi aku bukan orang lain, aku 'kan sahabatmu,'' ucapnya menatapku.

 

''Laras, Laras. Memang kita sahabat, tapi bukan berarti kamu tetap akan selalu menjadi sahabatku dan ketika kamu menginjakkan kaki di rumahku, aku sudah merasa tak yakin akan persahabat ini karena aku sudah menganggap kamu sebagai orang lain,'' kataku sambil mengepalkan kedua tangan. 

 

Laras sepertinya kaget mendengar ucapanku.

 

''Maksud kamu apa, Syifa? Aku tidak mengerti dengan ucapanmu,'' ujarnya.

 

_______

 

Bersambung...

 

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu hrs tegas dgn Danu dn Laras juga mertua mu yg punya drama .kmu g boleh lemah d dpn orang2 itu
goodnovel comment avatar
ghina26nada
sarah apa laras sih nama pelakornya ?? koq ganti ganti terus ??
goodnovel comment avatar
Edmapa Michael Pan
Sayang sekali keluarga bahagia harus diterima pelakor?????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status