Home / Fantasi / PEMBALASAN RAJA ARADORN / Bab 14: Perlawanan Tak Bernilai

Share

Bab 14: Perlawanan Tak Bernilai

Author: Rik_Da
last update Last Updated: 2024-08-05 23:32:32

Saat tubuh terakhir jatuh, sekelompok orang yang datang bersama Albern mundur beberapa langkah, mata mereka membulat dengan ketakutan yang nyata. Mereka jelas tidak menyangka bahwa seorang bodyguard bisa memiliki kemampuan seperti itu. Herley, dengan sikap tenang namun mematikan, menatap langsung ke arah Albern.

"Dalam hidup, ada kalanya kita bertemu lawan yang lebih kuat dari yang kita kira," ujar Herley, sambil mengangkat pedang pendek yang kini berlumuran darah. "Namun, itu bukan alasan untuk menyerah."

Albern menelan ludah, mencoba mengendalikan rasa takut yang mulai merayap di hatinya. "Kau mungkin kuat, tapi jangan lupa, aku adalah orang yang dilatih oleh Kerajaan. Kekuatanmu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Kerajaan."

Herley mengangkat alis, tatapan matanya penuh rasa ingin tahu. "Kerajaan, katamu? Apakah itu seharusnya membuatku takut?"

Albern menarik napas dalam-dalam, mencoba memulihkan kepercayaan dirinya. "Ya, Kerajaan. Kau mungkin belum menyadari bet
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lina
emang keren karya nya author ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 30

    Calista menutup mulutnya, ngeri melihat pemandangan itu. “Harley, kita tidak akan berhasil. Kita semua akan tenggelam...”Harley memutar otaknya cepat. Dia harus membuat keputusan yang tepat. “Tidak, kita masih bisa selamat. Ayo, kita menuju sekoci terakhir. Aku akan memastikan kau naik ke sana.”Dengan sigap, Harley menuntun Calista menuju sekoci terakhir yang masih ada. Penumpang lain sudah mulai memenuhi tempat itu, tetapi Harley tidak ragu. Dia mengangkat Calista ke atas sekoci, memastikan dia duduk dengan aman sebelum naik sendiri.“Kau aman di sini,” katanya sambil menggenggam tangan Calista, mencoba menenangkan wanita itu.Namun, baru saja mereka duduk, tiba-tiba ada penumpang lain yang berusaha memaksa masuk ke sekoci, mendorong dengan kasar.“Aku juga harus naik! Ini hidup dan mati!” pria itu berteriak, wajahnya penuh kepanikan.Harley segera berdiri, tubuhnya menegang. “Tenang!” serunya dengan suara tegas. “Kita semua akan turun satu per satu. Tidak ada yang harus panik.”Pr

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 29

    Kapal pesiar besar itu semakin terombang-ambing hebat di tengah badai yang mengamuk. Angin kencang dan ombak tinggi mengguncang kapal tanpa ampun, membuat semua yang ada di dalamnya panik dan berusaha menyelamatkan diri. Suara gemuruh badai bercampur dengan jeritan penumpang yang berlarian, mencoba mencari jalan keluar di tengah kekacauan yang semakin memburuk.Di sudut kapal, Harley masih memegangi Leo yang tak berdaya di bawah cengkeramannya. Leo, yang kini sudah lelah melawan, hanya bisa terengah-engah, wajahnya basah oleh keringat dan air hujan yang menetes dari atap. Harley tahu dia tidak bisa terus-menerus menahan Leo, tetapi dia juga tidak bisa membiarkannya bebas. Leo terlalu berbahaya untuk dibiarkan begitu saja, terutama setelah semua yang telah dia lakukan.“Harley, kita harus pergi sekarang, kapal ini akan tenggelam!” seru Calista, yang berdiri tidak jauh darinya, dengan suara gemetar. Tubuhnya masih bergetar ketakutan, meskipun dia berusaha keras untuk tetap tenang.Harle

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 28: Suara Pistol yang Menakutkan

    "Sudah cukup, Leo," kata pria itu dengan suara rendah tapi tegas. "Kau tak bisa mengendalikan semuanya. Badai ini akan menghancurkan kita semua, dan uangmu tak akan menyelamatkanmu kali ini."Leo menatap pria itu dengan tatapan penuh kebencian, "Diam! Kau tak tahu apa-apa! Aku akan keluar dari sini hidup-hidup! Dan tak ada yang bisa menghentikanku!"Pria itu menggeleng pelan, seolah menyayangkan kejatuhan Leo ke dalam kegilaan. "Mungkin kau bisa menyelamatkan dirimu sendiri, Leo, tapi ingatlah ini. Kau akan mati sendirian."Sebelum Leo bisa membalas, pria itu berjalan menuju lemari pelampung yang masih tersisa, diikuti oleh beberapa penumpang lain yang kini lebih memilih mengikuti arahan pria tersebut daripada terjebak dalam kegilaan Leo. Namun, Leo tak peduli. Dia hanya punya satu tujuan: bertahan hidup, apapun caranya.Badai semakin menggila, dan kapal itu pun terus berguncang. Semua orang, termasuk Leo, kini berada di ujung tanduk, di antara hidup dan mati, tak ada yang bisa memast

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 27: Di Ujung Kehancuran

    DOOR! Pria berbadan besar itu tergeletak di lantai dek, darah menyembur dari luka tembak di kepalanya. Tubuh yang tadinya penuh tenaga, kini hanya seonggok daging tak bernyawa di bawah kaki Leo. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu terdiam sejenak, seolah tak percaya pada apa yang baru saja terjadi. Leo menatap tubuh tak bernyawa itu dengan tatapan dingin, lalu memutar pistolnya, memastikan tidak ada lagi yang mencoba mengambil apa yang menjadi miliknya. “Dengar baik-baik!” Leo berteriak, suaranya menggema di tengah raungan badai. “Tak ada seorang pun yang boleh merebut milikku! Apapun yang ada di kapal pesiar ini adalah milikku! Dan aku akan mempertahankannya sampai mati!” Para penumpang yang masih bertahan memandangnya dengan ketakutan, tak ada yang berani mendekat. Mereka tahu, di bawah tekanan dan ketakutan, Leo sudah kehilangan kendali. Dia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan dirinya sendiri, termasuk mengorbankan nyawa orang lain. Tiba-tiba, suara teriakan lain

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 26: Pertikaian Pelampung

    Dengan satu gerakan cepat, Herley menarik Dario ke atas dek, menyelamatkannya dari maut. Pria itu terkapar di lantai dek, tubuhnya basah kuyup dan gemetar. Ia mencoba bangkit, tapi lututnya lemas, membuatnya tersungkur lagi. Herley berdiri di hadapannya, bayangannya menjulang seperti sosok malaikat kematian yang siap menuntut balas."Kau tahu," suara Herley terdengar tenang, namun setiap kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan ancaman dingin, "orang-orang seperti kau selalu merasa di atas segalanya. Uang, kekuasaan, dan status sosial yang kau punya membuatmu merasa tak tersentuh. Tapi lihatlah dirimu sekarang. Tak ada satu pun dari itu yang bisa menyelamatkanmu dari badai ini. Atau dari aku."Dario menelan ludah, napasnya tersengal-sengal. "Aku... aku minta maaf, sungguh... aku benar-benar menyesal..."Herley menggeleng pelan, tatapannya penuh penghinaan. "Kata-kata itu, tak ada artinya bagiku. Penyesalanmu hanya muncul saat kau berada di ujung kematian. Kalau badai ini tak perna

  • PEMBALASAN RAJA ARADORN   Bab 25: Tak Ada Ampunan!

    Dua pengawal yang tadinya hendak mendorong Herley ke laut kini berusaha keras bertahan dari badai yang semakin menggila. Mereka terpental ke samping, jatuh menabrak pagar dek. Tali yang mengikat Herley mulai longgar karena guncangan yang tak terkendali. Dengan gerakan cepat, pria itu menggoyangkan tubuhnya, melepaskan diri dari lilitan tali kapal yang keras. Setelah itu, ia berdiri tegak di tengah dek, di mana angin dan ombak seolah enggan menyentuhnya.Dario yang masih berusaha berdiri, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Ini tidak mungkin!" teriaknya, matanya melotot ke arah Herley yang kini bebas dari ikatan. "Kau seharusnya tidak bisa lolos!"Herley melangkah perlahan ke arah Dario, setiap langkahnya stabil meski kapal berguncang hebat. "Kalian pikir bisa mengendalikan segalanya dengan uang dan kekuasaan," kata Herley dengan suara yang tenang namun penuh ancaman. "Tapi kalian lupa satu hal... alam tidak bisa dibeli."Dario yang mulai ketakutan, mundur sambil meraba-raba paga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status