Pembicaraan pun berlanjut, Tuan Kenan menjelaskan jika kedatangan mereka untuk melamar Raceh sebagai istri Zefki.
Disaat semua sibuk membicarakan tentang acara demi acara yang akan dilaksanakan, sesekali Raceh melirik Zefki. Untuk melihat bagaimana reaksinya. Akan tetapi Raceh tidak menemukan jawabannya. Yang dirinya lihat, pemuda itu terlihat santai seperti tanpa beban. Sangat berbeda dengan Raceh yang sangat takut akan sebuah ikatan pernikahan. Apalagi menikah dengan pria yang belum pernah dirinya kenal sebelumnya. Bahkan di meja makan pun pembicaraan tetap berlanjut. Raceh seakan berat untuk menghabiskan makanan dalam piringnya. Padahal semua makanan yang dia masak terasa enak bagi orang lain tapi tidak baginya. Lagi-lagi Raceh melirik Zefki. Pria itu makan dengan lahap seakan tak peduli dengan semua pembicaraan ini. Setelah makan malam, semua terlihat santai di ruang keluarga sambil mencicipi cake buatan Raceh yang rasanya sangat enak. Sementara Zefki sedang menerima panggilan telepon dari Asisten Sutan di taman samping rumah. Seakan tahu situasi, Nyonya Santi pun menyuruh Raceh untuk mengantarkan beberapa cake itu kepada Zefki. Bersamaan dengan itu Zefki telah selesai dengan teleponnya. Dia sedang menatap ikan-ikan yang berenang di dalam kolam yang seakan menarik perhatiannya. Zefki tidak tahu jika Raceh sudah ada di sampingnya. "Permisi, Tuan Muda. Ini cake nya, ya? Saya letakkan di sini. Mami menyuruh saya mengantarkan kepada, Anda." Tuturnya, Sembari meletakkan cake tersebut di atas meja kecil di dekat pria itu. Zefki pun menoleh ke arah Raceh sambil berkata, "Duduklah ...." Lalu Raceh pun duduk sambil menundukkan kepalanya. Sejenak mereka diam dan larut pikiran masing-masing. Lalu Zefki berkata, "Kenapa kamu mau dijodohkan dengan saya?" Sambil menatap penuh selidik, ke arah Raceh. "Sa ... saya hanya menuruti perkataan orang tua saya, Tuan. Papi saya yakin Anda adalah pria bertanggung jawab." Seru Raceh, masih terlihat menundukkan kepalanya. Mendengar itu, Zefki tersenyum sinis sambil mendengus, "Terus kenapa dari tadi kamu menundukkan kepalamu?" "Ma ... maaf, Tuan." "Angkat kepalamu dan lihat saya!" Perintahnya. "Ba ... baik, Tuan." Jawab, Raceh. Zefki menatap tajam bola mata gadis itu. Untuk mencari kejujuran di matanya. Lalu Zefki berkata di dalam hatinya, "Kenapa dia terlihat sedih? sebegitu menderitanya dia dijodohkan dengan ku? Cih!" Lalu Zefki memalingkan wajahnya dan berkata, "Aku mau menerima perjodohan ini. Hanya semata-mata karena desakan dari kedua orang tuaku. Jadi setidaknya kita bernasib sama! Oh, ya. Apa tempo hari kamu ke ruangan saya?" Tanya Zefki, penasaran. "Ma ...maksud, Tuan. Ruangan, apa?" Ucap Raceh, tak mengerti. "Sudahlah! lupakan!" Tukas, Zefki. Lalu dari arah dalam rumah, Nyonya Clement terlihat menghampiri mereka, "Oh, kalian ternyata di sini." "I .. iya, Tante." Jawab, Raceh. "Zef, bagaimana. Apakah kamu sudah kenalankan dengan Raceh?" "Kenalan gimana, sih. Maksud, Mami?" Tanya, Zefki. "Yah saling memperkenalkan diri. gimana sih kamu, Zef!" "Tapi kan, tadi udah kenalan kan, Mi. Jadi apa lagi?" Tukasnya sambil menatap tajam Nyonya Clement, dan berlalu dari situ. Raceh hanya tersenyum. Saat melihat jika Zefki mulai meninggalkannya. Nyonya Clement lalu berkata, "Kamu sabar-sabar ya menghadapi, Zefki. Dia memang gitu. Tapi hatinya baik kok." Sang mami lalu menghampiri Hanny. Seraya berkata, "Ya udah yuk, kita ke dalam." Pembicaraan berlanjut dan semua sepakat menetapkan sebulan lagi acara pernikahan akan di gelar. Zefki menyetujui hal itu. Namun berbeda dengan Raceh yang dari tadi jantungnya berdetak terus, memikirkan bagaimana nasibnya kedepannya. Keempat orang tua itu sangat bahagia karena kedua calon mempelai setuju dengan keputusan mereka. Sepulangnya Grace dari acara kantornya. Tuan Fidel mulai menjelaskan kepada anaknya itu, hasil pertemuan tadi. Grace terus menatap kearah adiknya, yang terlihat gurat kesedihan di wajahnya. Tiga Minggu lagi, persiapan pernikahan keduanya. Tapi semua rencana berubah karena ulah Zefki yang tidak ingin pernikahannya di publikasi kan dengan alasan, dirinya yang menjabat sebagai CEO ZR TBK. Hal itu bisa saja berdampak bagi pesaingnya nantinya. Jika kehidupan pribadinya di psorot, dan ke empat orang tua itupun setuju dengan ide Zefki, itu. Pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga inti saja dan orang-orang kepercayaan di perusahaan, orang luar tidak boleh ikut. Siang itu, Raceh terlihat sedang berkutat di depan komputer mengerjakan pekerjaannya. Tiba-tiba rekannya bernama, Bian menghampirinya sekedar memberi minuman ringan atau cemilan, seperti siang ini. "Ra ...Lo serius amat kerja. Santai dong! Nih buat, Lo." sambil menyodorkan minuman ringan kearah Raceh. Gadis itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih. "Senyum Lo itu lho, Ra. Bikin hati gue meleleh!" Seru, Bian. "Dih gombal mulu, Lo! Dasar fake boy!" Seloroh Fani, rekan kerja Raceh. Raceh lagi-lagi hanya tersenyum kepada keduanya, sambil berkata, "Sudah bercandanya? Nanti Pak Raka datang baru kalian pada diam." Tukas, Raceh. " Ehem!" Lalu terdengar suara orang berdehem dan ternyata memang, Pak Raka. "Siang, Pak!" Seru ketiganya serentak. Pak Raka hanya mengangguk dan berkata kepada Raceh jika ada telepon untuknya, di saluran dua. Raceh mengangkat telepon tersebut ,yang tidak lain dari Asisten Sutan yang menyuruh dirinya untuk segera datang ke ruangannya. Lalu Raceh pun segera berlalu dari hadapan teman sesama divisinya. Dia segera masuk ke dalam lift dengan hati bertanya-tanya ada apa gerangan kenapa dia di panggil oleh orang nomer dua di perusahaan itu. Sesampainya di ruangan Asisten Sutan, Raceh dipersilahkan masuk. Kemudian dia mengikuti langkah Asisten Sutan menuju ke sebuah ruangan mewah. Raceh seakan terkagum-kagum dengan interior ruangan tersebut, karena sangat mewah dan artistik berbeda dengan ruangan ruangan lain di kantor itu. Raceh lalu di persilakan duduk oleh Asisten Sutan di sebuah sofa yang sangat empuk. suasana dalam ruangan tersebut sangat dingin dengan suhu AC yang mungkin rendah. Lalu Sekretaris Risa membawakan Raceh secangkir teh dan berkata, "Silakan diminum tehnya, Nona Muda. Perkenalkan, saya Sekretaris Risa." "I ... iya, terima kasih." Raceh menunggu hampir lima belas menit lamanya. Suasana dalam ruangan itu sangat mencekam karena semua orang diam tanpa suara. Lalu pintu samping ruangan itu pun terbuka. Terlihat Zefki dengan setelan jas kerjanya, "Siang, Tuan Muda. Apakah Anda sudah segar, setelah beristirahat sejenak?" Tanya, Asisten Sutan. Zefki hanya diam. Lalu melihat jika ada Raceh di ruangan itu. Raceh pun seakan terkejut saat Zefki melangkah dan duduk di kursi kebesarannya. Dia atas meja kerjanya ada papan berkaca transparan bertuliskan, CEO, ZR TBK. Raceh tiba-tiba menunduk dan menyembunyikan wajahnya. Lalu berkata lirih dalam hati, "Ternyata dia pemimpin perusahaan ini." Raceh menjadi minder dengan posisi Zefki, calon suaminya. Sementara dia hanya pegawai biasa di perusahaan itu. Keheningan dalam ruangan itu disudahi oleh perkataan Zefki yang bertanya, "Sut, Lo kok bawa dia menunjuk kepada Raceh, di sini?" "Maaf, Tuan Muda. Tapi ini atas perintah Nyonya Clement. Siang ini, Nyonya sudah buat janji agar Tuan Muda dan Nona Raceh, fitting baju pengantin." Seru Sekretaris Risa, menimpali. "Cih! Pernikahan, bukannya masih tiga minggu lagi toh? Kok buru-buru banget sih, Mami?" Seru Zefki seakan kesal dengan ibunya. "Maaf, Tuan Muda. Perintah Nyonya Clement tidak bisa dibantah." Tutur, Sekretaris Risa. Zefki dari tadi menatap Raceh yang selalu menunduk, " Lo, hei! Nama Lo, siapa?" Ucapnya, menusuk. "Na ... nama saya, Raceh. Tuan Muda." "Iya Lo, Raceh! Kenapa dari tadi Lo menunduk terus? Apa Lo ada berbuat salah?" Zefki lalu mulai berpikir, "Ya, gue ingat! Lo pernah menabrak punggung gue, kan?" Ketusnya, lalu menatap tajam ke arah gadis itu. "Ma ... maafkan saya, Tuan Muda. Saya tidak sengaja melakukannya. Sekali lagi maafkan saya. Tolong jangan pecat saya ...." Raceh menjawab dengan tergesa dan setengah takut, dengan ancaman Zefki. "Ha-ha-ha, sungguh menarik!" Serunya, lagi.Raceh, terlihat ke luar masuk kamar mandi, dari tadi dia muntah-muntah. Raceh berpikir sepertinya dirinya tidak salah makan.Saat ini Zefki sedang sibuk di kantor karena beberapa waktu yang lalu, dia menambah libur mereka.Raceh resmi berhenti bekerja karena semua orang sudah tahu jika dia adalah istri sah Zefki dan atas masukan Nyonya Clement, Raceh disarankan untuk berhenti bekerja sementara waktu, menunggu untuk mendapatkan posisi baru di perusahaan.Raceh kembali berbaring, kepalanya mulai pusing. Dia merasakan badannya sakit semua. Di rumah hanya ada sang bibik. Kedua mertuanya sedang berada di luar kota. Raceh mencoba untuk tidur, dan menahan rasa pusing yang dari tadi menyerangnya.Zefki yang sangat sibuk di kantor, melupakan untuk menghubungi istrinya. Dia telah larut dalam pekerjaannya yang menumpuk.Terlebih lagi, Sekretaris Risa mengambil cuti karena sedang berbulan madu dengan Eko, suaminya.Vania yang hanya lulusan SMA terpaksa ikut bergabu
Liburan keduanya ditambah oleh Sang CEO karena katanya mereka butuh istirahat karena capek selama bulan madu di Turki.Padahal itu semua adalah akal-akalan Zefki saja untuk lebih banyak waktu bersama istrinya di dalam kamar. Sedangkan di perusahaan, Tuan Kenan mulai kewalahan dengan banyaknya pekerjaan putranya yang menumpuk. Alhasil, Hans yang sudah resmi menjadi Asisten Zefki terpaksa lembur bersama Sekretaris Risa menemani Tuan Kenan menyelesaikan pekerjaan Zefki yang menumpuk itu.Eko teman Zefki yang telah resmi menjadi kekasih Sekretaris Risa juga ikut-ikutan membantu meringankan beban Tuan Kenan. Namun sebenarnya tujuan Eko untuk menjaga kekasihnya Risa dari godaan asisten baru Zefki.Padahal sebenarnya Hans telah memiliki kekasih yang sengaja dia tidak publikasi karena pekerjaannya sebelumnya sebagai pengawal pribadi Zefki.Tuan Kenan baru sampai di rumah pukul dua belas malam. Dia ingin membicarakan hal ini kepada Zefki, putranya. Agar lebih cepa
Pagi hari, keduanya bangun dengan saling pandang penuh cinta. Terlebih Zefki yang masih belum saja puas menjelajah tubuh istrinya yang sungguh sangat membuatnya candu. Dia ingin mengulang pertempuran mereka tadi malam, untuk itu Zefki melakukanya lagi pagi ini. Raceh yang menyadari tangan suaminya mulai tidak tenang dibalik selimut, membuat desiran-desiran aneh tercipta dari bibirnya. "Mas Zef. Tenang dulu tangannya. Badanku lengket semua, Mas. Aku mau mandi dulu, Mas. Sudah, dong." Zefki bukannya, menghentikan tangannya malah saat ini, dia semakin menggempur Raceh dengan serangan-serangan maha dahsyat. Raceh mulai merasa nelangsa dan kacau. Dia seperti ingin melayang tinggi di udara, semakin mengepakkan sayapnya lagi dan lagi, seiring makin cepatnya Zefki berpacu di inti tubuhnya. Dia kembali merasakan sensasi yang sangat dahsyat. Hingga akhirnya, dia mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Raceh segera memeluk tubuh
Setelah selesai bermain kuda-kudaan, mereka pun sarapan yang lagi-lagi tertunda atau lebih tepatnya mereka sedang menikmati makan siang, karena saat ini sudah menunjukkan pukul satu siang waktu Turki.Setelah selesai makan, Raceh yang kelelahan segera pamit untuk berbaring sebentar di ranjang, tanpa menoleh sedikit pun ke arah suaminya.Raceh merasa kesal kepada suaminya yang berkata hanya satu ronde, tapi pada kenyataannya, Zefki terus menggempur istrinya berkali-kali.Raceh yang kewalahan melayani suaminya, segera mengatakan jika dia kelaparan. Setelah mengetahui jika istrinya lapar, barulah Zefki menghentikan permainan panasnya.Alhasil saat ini Raceh ketiduran kembali.Dia pun berpikir akan bertambah lagi hari-hari yang hanya dilaluinya di dalam kamar.Namun Zefki seolah tahu jika istrinya sedang kesal kepadanya, segera meraih salah satu koper yang mereka bawa dari Jakarta dan mengisinya dengan pakaian mereka.Setelah itu, dia memanggil pelayan dan me
Terdengar suara desahan memenuhi ruangan kamar hotel itu. Benar saja, setelah mereka menyelesaikan dinner. Zefki kembali merayu istrinya untuk kembali bermain kuda-kudaan.Raceh yang sudah terisi kembali energinya, mengiyakan ajakan suaminya itu, dan terjadilah saat ini Zefki menunggangi istrinya, dengan senjata pamungkasnya yang terus bertempur di dalam gua sempit dan lembab milik Raceh.Entah sudah berapa kali Zefki mengajak istrinya mencapai puncak nirwana. Namun dia selalu tidak pernah puas. Waktu sudah menunjukkan dini hari saat itu. Karena kelelahan Raceh sampai ketiduran dan tidak tahu kapan Zefki menyelesaikan misinya.Sang suami masih asyik bermain sendiri, sedangkan Raceh sudah tidak dapat membuka matanya lagi karena sudah sangat kelelahan.Menyadari istrinya sudah tertidur, dia segera menuntaskan misi terakhirnya lalu menyelimuti Raceh. Kemudian dia ikut bergabung tidur sambil memeluk istrinya itu.Sedangkan sang istri benar-benar sudah tertidur dan k
Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu Turki. Keduanya masih tertidur lelap tanpa sehelai benang pun.Tubuh mereka hanya dibalut oleh selimut tebal.Udara terasa dingin pagi itu.Matahari sudah mulai tinggi menaiki angkasa, namun kedua sejoli yang sudah ambruk kehabisan energi karena pertempuran semalam suntuk yang dilakoni keduanya masih terbuai di alam mimpi.Perlahan Raceh terbangun dan membuka matanya. Tubuhnya terasa lemah dan tak bertenaga.Terlebih lagi dia merasakan sakit di bagian inti tubuhnya.Raceh lalu membuka selimut dan mendapati jika dirinya masih telanjang.Dia mengedarkan pandangannya. Terdengar bunyi dengkuran Zefki yang teratur.Raceh juga mengetahui jika suaminya itu juga tidak mengenakan sehelai benang pun.Raceh mencoba duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.Dia melihat jika di sisi tempat tidur ada kemeja suaminya. Dia meraih kemeja Zefki dan mencoba memakainya.Raceh memakai ke