Share

Senyum Iblis Betina

”Kapan kamu bersedia kawin denganku?” tanya Garjitalung. Dia meletakkan sekelopak Bunga Puspajingga di tepi tempat tidur. Pemuda itu duduk dekat Riris Manik yang masih terlentang berselimutkan kain sutera. Tubuhnya tertutup kain lembut. Riris Manik masih malas untuk bangun.

”Kapan-kapan aku akan memberitahumu, Garjitalung, tetapi jangan dalam waktu dekat ini,” janji Riris Manik. Janji seorang gadis dewasa yang diucapkan dengan nada ringan. Diucapkan tanpa diikuti perasaan cinta penuh bara antara seorang gadis terhadap seorang pemuda.

“Kamu tentunya sudah tahu bahwa hatiku masih luka sejak kematian orang yang kucinta beberapa tahun lalu,” lanjut Riris Manik. “Maka, biarkan aku sementara waktu ini sendirian. Aku menyendiri di sanggar ini untuk menyembuhkan luka hati. Aku ingin benar-benar luka hati yang terdalam sembuh. Baru setelah itu, siap menjadi istrimu.”

”Baiklah, aku pergi dulu,” kata Garjitalung y

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status