Chapter: Aksi SanggaliwungSebelum menemukan satu cara untuk menghadapi jurus lawan, tiba-tiba Suro Joyo tertawa-tawa riang. Dia ingat sesuatu. Sesuatu itu adalah nama jurus terakhir yang akan dikeluarkan lawannya. ”Hehehe..., aku sudah tahu sekarang!” kata Suro Joyo. “Kamu mau mengeluarkan Jurus Ular Api Neraka. Iya kan? Ah..., tapi aku ngak percaya kalau jurusmu itu hebat. Soalnya caranya seperti cacing kepanasan... !” ”Suro Joyo! Tak perlu banyak bacot! Sekarang bersiap-siaplah kukirim ke neraka, hiaaat…!” teriak Sanggariwut sambil melompat tinggi dengan gerakan tangan siap mencakar lawan. Gerakan cepat yang dilakukan Sanggariwut ini merupakan kembangan dari jurus mautnya. Kembangan jurus ini dinamakan gerakan ’Ular Neraka Mematuk Mangsa.’ Sanggariwut meluncur ke arah Suro Joyo untuk mencakar wajah lawan. Secara sigap, Suro Joyo melibaskan pedang saktinya untuk menebas leher Sanggariwut. Namun Sanggariwut malah menggenggam ujung pedang Suro Joyo dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri siap mencakar
Last Updated: 2022-09-15
Chapter: Jurus Terakhir”Kalau kamu tak percaya, akan kubuktikan sekarang juga, hiaaat...!” seru Wadungsarpa sambil menusukkan kerisnya ke arah leher lawan.Sargo cepat menangkis dengan pedangnya. Terdengar dentingan nyaring disertai sinar berkilatan. Saat pedang Sargo berbenturan dengan keris lawan, pedang itu patah menjadi beberapa bagian.Senapati Pulungpitu itu terbelalak kaget. Wadungsarpa tak memberi kesempatan, dia segera melesat cepat dengan ujung keris mengarah dada lawan.Gerakan Wadungsarpa sangat cepat, membuat Sargo panik. Dia tak mungkin menangkis senjata sakti Wadungsarpa hanya dengan menggunakan pedang yang tinggal gagangnya! Ketika Sargo sedang berpikir untuk menyelamatkan diri, Keris Kawungtunjem terus melesat untuk menembus jantungnya!Secara tak terduga, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Baru saja terjadi benturan keras antara Keris Kawungtunjem dengan Pedang Dadaplatu. Benturan dua senjata sakti juga menimbulkan pijaran api. Pedang sakti berkelo
Last Updated: 2022-09-14
Chapter: Bertemu Musuh Lama“Bisa saja. Makanya, aku lebih baik menjadi pendekar pengembara.”Kedua pendekar muda itu bercakap-cakap cukup lama. Sampai tak menyadari kehadiran Ratri di dekat mereka.”Oh, Nona Ratri!” sapa Sargo yang lebih dulu mengetahui kehadirannya. ”Belum tidur?””Belum, aku merasa sulit tidur. Maka aku kemari kerena juga ada perlu dengan Suro,” jawab Ratri. Sekaligus menyuruh Sargo meninggalkan tempat itu secara halus.”Kalau begitu, aku permisi dulu,” kata Sargo tahu diri.“Maaf, Senapati, kalau mengganggu.”“Tidak apa-apa, Nona. Mari Suro!””Mari,” sahut Suro Joyo. Lalu Sargo bergegas masuk ke rumah.Samar-samar wajah cantik Ratri diterangi oleh sinar lentera yang tergantung di teras. Sebenarnya dada Suro Joyo sedikit berdesir-desir seperti orang naksir. Namun dia tahan sekuat tenaga. Untuk saat ini dia belum berminat memikirkan kekasih.
Last Updated: 2022-09-13
Chapter: Membalikkan Ajian LawanKeksi Anjani menghantamkan Ajian Maruta Seketi ke arah dada Miguna. Hantaman angin puting beliung siap menghempaskan tubuh tua itu sejauh ribuan tombak. Atau bisa juga membenturkan tubuh Miguna dengan benda keras hingga remuk!Terdengar suara puting beliung menggiriskan hati.Miguna memutar pedang saktinya di depan dada. Lalu dia silangkan pedang di depan dada. Ketika angin puting beliung menghantam dada, angin deras itu membalik ke arah Keksi Anjani!Keksi Anjani menghindar, angin puting beliung menghantam pendapa kalurahan hingga berkeping-keping! Pendapa Jenggalu hancur berkepingan terkena terjangan Ajian Maruta Seketi.Putri Siluman Alan Waru itu tertegun setelah tahu bahwa ajiannya dapat ditangkis dan dibalikkan oleh lawan. Lawan yang sudah tua renta lagi! Sungguh malu dan geram Keksi Anjani atas kenyataan dihadapi.Keksi Anjani mencabut pedangnya. Pedang tipis tersebut akan dia padukan dengan gerakkan yang cepat seperti siluman untuk menyeran
Last Updated: 2022-09-12
Chapter: Aksi Miguna yang Tak TerdugaDi tengah berkecamuknya pertarungan, tiba-tiba Sanggariwut dan Keksi Anjani terjun di arena pertempuran. Mereka mengamuk ke dalam barisan prajurit Pulungpitu. Para prajurit yang bersenjata pedang itu bertumbangan terkena sabetan selendang Keksi Anjani yang mematikan.Sudah beberapa saat berlalu pertarungan semakin seru. Para prajurit yang bertarung melawan anak buah Wadungsarpa tidak merasa kesulitan dalam merobohkan lawan. Karena anak buah Wadungsarpa memang tidak begitu pandai memainkan jurus pedang. Jadi dengan mudah dapat dirobohkan.Pertarungan semakin seru juga terjadi antara Taskara melawan Bremara. Taskara telah mengeluarkan senjata andalannya berbentuk trisula. Bremara pun mengeluarkan tongkat semu dari balik pinggang. Taskara langsung menusukkan senjatanya ke arah lawan. Bremara menangkis senjata lawan dengan tongkat semunya. Beberapa kali dia berhasil menangkis trisula lawan. Pada satu kesempatan Bremara mengetokkan tongkatnya
Last Updated: 2022-09-11
Chapter: Serangan dari Pulungpitu”Kalau kamu masih penasaran dan ingin bertarung denganku, kutunggu di Jenggalu!” seru Sanggariwut sambil melesat pergi bersama Keksi Anjani. Mereka melesat ke arah selatan, menuju Jenggalu. Sepeninggal mereka, Suro Joyo segera mendekati Sargo yang tertelungkup di tanah. Di punggungnya yang robek terlihat dua tapak kaki yang gosong. Suro Joyo pernah mendengar tentang Jurus Ular Api Neraka yang hanya dimiliki Sanggariwut. Tendangan maut itu kalau dilakukan secara sempurna, maka yang ditendang akan jebol dan gosong. Mungkin tendangannya tadi kurang sempurna, sehingga punggung Sargo hanya gosong. Tapi, masih hidupkah dia? Suro Joyo meraba pergelangan Sargo. Ternyata masih ada denyutan. Berarti senapati muda itu masih hidup. Segera Suro Joyo mencabut pedang saktinya. Dia tempelkan gagang pedang pada punggung Sargo yang gosong. Hal itu untuk menyerap hawa panas akibat tendangan jurus maut dari Sanggariwut. Setelah tubuh Sargo normal, Suro Joyo mengembalikan pedangnya di sarung yang meling
Last Updated: 2022-09-10

Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3
Suro Joyo ingin kembali ke kerajaannya, Krendobumi. Di tengah perjalanan diserang sosok yang sama persis dengan dirinya. Bedanya, yang menyerang berpakaian warna putih, sedangkan Suro Joyo berpakaian warna merah. Suro Joyo jadi-jadian ini samaran dari Badas Wikatra. Badas Wikatra pendekar dari golongan hitam yang memiliki kesaktian luar biasa. Satu kesaktian yang membahayakan, dirinya mampu mengubah dirinya sama persis dengan Suro Joyo sejati!
Sebelumnya, dengan cara menyamar sebagai Suro Joyo, Badas Wikatra membunuh Maeso Item dan Trinil Manis. Maeso Item dan Trinil Manis guru Suro Joyo. Badas Wikatra juga telah membunuh kedua orang tua Suro Joyo, Agung Paramarta dan Niken Sari, serta para punggawa Kerajaan Krendobumi.
Dalam pertarungan melawan Badas Wikatra, Suro Joyo hampir tewas. Dia ditolong Ki Tambung Bumandala. Pendekar yang dijuluki Pendekar Bisu. Suro Joyo digembleng berbagai ilmu dan kesaktian di Padepokan Carang Giring. Suro Joyo juga menapatkan Mantra Sakti Pemanggil Tombak Bowong warisan dari Maeso Item dan Trinil Manis.
Setelah dirasa cukup menguasai ilmu dari Pendekar Bisu, Suro Joyo pamit ke Krendobumi untuk menumpas Badas Wikatra dan pengikutnya. Suro Joyo siap mengembalikan rakyat Krendobumi kembali ke masa kejayaan, makmur, dan sejahtera. Masa kejayaan untuk rakyat jelata, bukan untuk para punggawa. Suro Joyo tahu, melawan Badas Wikatra itu sama saja bunuh diri. Ilmu yang dimiliki Suro Joyo tak seberapa dibandingkan Badas Wikatra. Namun Suro Joyo siap bertaruh jiwa demi menegakkan keadilan dan kebenaran di alam semesta.
***
Read
Chapter: Calon Pewaris Ilmu Ki TambungGiliran Suro Joyo yang kaget mendapat pertanyaan dari Tambung. Selama hidup baru pertama kali mendengar nama Braja Pakering. Suro Joyo menjadi semakin kaget karena nama itu dijadikan bahan pertanyaan. Suro Joyo bingung untuk menjawab.“Maaf, Ki,” kata Suro Joyo terbata-bata, “saya tidak tahu apa yang Ki Tambung maksud. Saya mendengar nama Ki Braja Pakering dari Ki Tambung.”“O…, begitu. Kamu ketemu Ki Pandansekti kan?”“Iya, pagi ini. Baru saja. Pokoknya belum lama tadi.”“Ki Pandansekti lebih dikenal sebagai Manusia Lumut.”“Benar, Ki. Memang wujud badannya seperti warna hijau lumut.”“Apa beliau tidak menyebutkan nama Braja Pakering?”“Tidak, Ki.”“Rupanya daya ingat beliau sudah rusak parah. Masa nama sendiri sampai tidak ingat?”“Apa Ki Tambung kenal Ki Pandansekti?”“Ki Pandansekti itu nama aslinya Braja Pakering. Beliau kakak seperguruanku di Padepokan Langit Panglon. Di padepokan itu kami pernah belajar banyak ilmu, termasuk Ajian Lontarmaruta. Bedanya, beliau berhasil menguasa
Last Updated: 2025-08-03
Chapter: Dilontarkan ke Padepokan Carang Giring“Sekarang Kisanak membuka mata kembali!” ucap Pandansekti kepada Suro Joyo.Pendekar muda berwajah tampan rupawan itu masih setengah sadar akibat terkena semacam sengatan serangga di ujung kepala. Dia membuka kedua mata pelan-pelan. Bisa mata terbuka, wajah Suro Joyo memucat pasi! Dia sekarang bisa melihat berbagai macam makhluk halus di sekelilingnya!“Tenang, Kisanak, tenang…,” Pandansekti berupaya meredam rasa panik yang diperlihatkan Suro Joyo. “Mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang hidup berdampingan dengan kita, tetapi beda alam. Mereka tidak akan mengganggu kita kalau kita tidak mengganggu keberadaan mereka.”“Mengapa mereka menampakkan diri pada kita, Ki?” Suro Joyo merasa terusik. “Apakah mereka ada niat jahat pada kita.”“Kisanak…, bukan mereka yang menampakkan diri kepada kita, tapi kita berdua punya kemampuan untuk melihat alam gaib!”“Maksud Ki Pandansekti, saya bisa melihat alam gaib? Mampu mengetahui dunia lelembut?”“Betul, Kisanak. Tapi jangan khawatir! Ada cara
Last Updated: 2025-08-01
Chapter: Manusia Lumut Memang Ada“Maaf..., Kisanak siapa ya?” tanya Suro Joyo sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru.“Aku Pandansekti, tinggal di tengah danau,” jawab suara yang tadi menyahut perkataan Suro Joyo.Antara percaya dan tidak percaya, Suro Joyo menajamkan pandangan mata ke tengah danau.“Mana mungkin ada manusia yang bisa hidup di bawah air?” tanya Suro Joyo dalam hati. “Manusia tidak bisa bernapas ketika berada di dalam air. Kalau ada sosok yang mengaku tinggal di tengah danau, dalam arti di dalam danau, rasanya tidak mungkin. Tidak masuk akal.”Kata hati Suro Joyo bertolak belakang dengan kenyataan yang terpampang di depan mata. Dari tengah danau muncul sosok laki-laki tua yang sudah kakek-kakek. Semua tubuhnya berwarna hijau seperti warna lumut. Semula yang muncul kepala, pundak, badan, dan kaki scrutuh. Lalu laki-laki tua itu berjalan di atas air mendekati Suro Joyo.Kakek tua yang menyebut dirinya Pandansekti itu menunduk hormat, yang langsung dibalas oleh Suro Joyo.“Selamat datang di Huta
Last Updated: 2025-07-30
Chapter: Serangan Siluman Mayangdupa Ada hawa dingin sedingin salju menyambar wajah Suro Joyo. Secara naluriah pendekar muda berwajah tampan itu menyadari ada bahaya yang mengancam jiwa. Hawa dingin itu khas menebar dari sosok makhluk halus. Riris Mustika!Sejak menyadari bahwa Riris Mustika bukan manusia, Suro Joyo langsung waspada. Waspada penuh, sepenuh-penuhnya. Bagaimana pun juga, Hutan Jiwangkara bukan hutan sembarangan. Apa saja bisa terjadi di luar nalar manusia. Sosok cantik menawan yang mewujud sosok Riris Mustika, ternyata siluman.Dia siluman jahat atau baik, tidak dipikir Suro Joyo. Yang penting, dia langusng siaga kalau ada sesuatu yang tak terduga menimpanya. Begitu ada hawa dingin menerpa, Suro Joyo buru-buru menjauh. Saat itu, ternyata Riris Mustika siap menggunakan ujung kuku-kuku tajam jari-jari tangan kanan untuk menusuk jantung Suro Joyo!Tusukan itu hanya mengena tempat kosong. Suro Joyo langsung jaga jarak dengan kuda-kuda kokohnya un
Last Updated: 2025-07-27
Chapter: Misteri Riris Mustika “Kisanak Suro Joyo..., aku memang bukan Riris Manik,” ucap perempuan berparas cantik yang berpakaian mewah layaknya putri kerajaan itu.Suro Joyo semakin dibuat kaget karena gumamannya yang lirih ternyata didengar perempuan berparas memikat itu. Dalam benaknya, Suro Joyo merasa heran sekaligus curiga. Jangan-jangan, perempuan yang masih tersenyum itu bukan manusia sembarangan.“Kalau begitu..., Putri ini siapa?” tanya Suro Joyo untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Aku Riris Mustika,” jawab perempuan muda yang berwajah jelita itu. “Berasal dari Kerajaan Mayangdupa.”“Kerajaan Mayangdupa...?”“Iya, Kisanak.”“Baru sekarang aku mendengar nama kerajaan itu. Di mana letaknya?”“Letaknya jauh sekali dari hutan ini. Ke arah barat daya sana.”Suro Joyo berpikir keras untuk mengingat-ingat Kerajaan Mayangdupa. Namun semakin berpikir,
Last Updated: 2025-07-26
Chapter: Manusia Berwatak Serigala “Ini serigala jenis apa ya?” kata Suro Joyo agak keras untuk menggertak segerombol binatang pemakan daging yang menggeram-geram di bawah sana, berjarak sepuluh tombak. “Mengapa besarnya hampir sebesar kerbau? Apa makanan yang ada di hutan ini membuat bentuk tubuhnya menjadi lebih besar dari asal-usulnya? Warna bulunya juga hitam lebam, berbeda dari serigala pada umumnya.”Suro Joyo memperhatikan pergerakan binatang-binatang itu yang berputar-putar mengitari pohon sambil menggeram penuh nafsu memangsa calon korban. Di antara mereka ada yang menggonggong ke arah Suro Joyo seolah-olah menggertak agar mentalnya jatuh. Ketika calon korban jatuh mental, mudah sekali untuk diterkam. Dijadikan mangsa, dijadikan satapan pagi!Lidah-lidah mereka yang menjulur meneteskan liur menggambarkan nafsu makannya sangat tinggi. Pagi-pagi seperti sekarang, makhluk hidup apa pun butuh makanan untuk disantap. Sur
Last Updated: 2025-07-25

PENDEKAR KEMBARA SEMESTA
Ketika lahir bernama Suro Joyo. Suro Joyo punya julukan Pendekar Rajah Cakra Geni.
Sejatinya Suro Joyo putra Agung Paramarta, Raja Krendobumi. Ketika ayahandanya ingin mengangkat Suro menjadi putra mahkota, pendekar muda itu menolak secara halus. Suro tidak ingin menjadi pewaris tahta. Pendekar Rajah Cakra Geni itu tidak mau menjadi pengganti Agung Paramarta kalau Sang Raja sudah turun tahta.
Hanya satu keinginan Suro, mengembara. Berpetualang mengelilingi jagat raya. Suro bertekad membela kebenaran dan menegakkan keadilan di alam semesta. Suro mengembara untuk memperjuangkan terciptanya kedamaian di alam semesta, sehingga Suro juga dijuluki Pendekar Kembara Semesta.
Dalam pengembaraannya, Suro terlibat perebutan Bunga Puspajingga, menghindari jerat Dewi Pemikat dan kesaktian Tombak Siung Sardula. Selain itu, Suro terseret kemelut para pendekar yang menginginkan harta karun Goa Barong.
Demi menegakkan kebenaran, dan Suro harus berhadapan dengan Putri Siluman Alas Waru.
*
Read
Chapter: Meninggalkan Pesanggrahan Alas WaruCataAkibat kena hantaman Ajian Maruta Seketi, tubuh melesat tinggi ke langit dengan tubuh berputar. Namun kali ini Suro Joyo bisa menguasai angin puting beliung. Dia bersalto beberapa kali sehingga lepas dari kisaran angin puting beliung Ajian Maruta Seketi. Malah dengan gesitnya dia menghantamkan pukulan Rajah Cakra Geni ke arah lawan saat dirinya melayang ke bumi! Sinar merah melesat ke arah Keksi Anjani yang sudah berada pada keadaan luka. Dia berusaha menghantamkan ajiannya dengan menggunakan tangan kiri. Paniratpati tidak tega mengetahui keadaan Keksi Anjani. Dia menyambar tubuh Keksi Anjani. Dia bawa lari ke tempat yang aman, lalu meletakkannya di bawah pohon besar. Leretan ajian dari Suro Joyo menghantam batu besar. Batu itu hancur menjadi kepingan-kepingan kecil. Bahan ada yang menjadi debu. Debu melayang ke udara bebas. ”Paniratpati..., kalau kamu ingin mempersuntung diriku, habisi Suro Joyo terlebih dahulu!” rayu Keksi Anjani dekat telinga Paniratpati. Laki-laki muda berwa
Last Updated: 2022-04-25
Chapter: Pertarungan Maut Dua Pendekar HebatGodar mundur beberapa langkah untuk menghindari tendangan yang lebih keras dan mematikan. Setelah berjarak beberapa tombak, Godar berhasil menguasai diri. Dia pasang kuda-kuda lagi sambil mengarahkan pedang yang ujungnya telah patah, ke arah lawan.“Wooo, kamu bisa selamat dari serangan pertamaku,” kata Rumpang. “Hanya pedangmu yang patah, bukan lehermu! Kalau orang lain, mungkin ada anggota tubuh yang kutung.”“Aku berbeda dengan siapa pun, termasuk denganmu,” sahut Godar untuk mencari celah-celah kelemahan supaya bisa menundukkan lawan. “Kalau orang lain mati akibat serangan pedang bajamu, tetapi aku tidak. Aku masih bisa menandingi serangan pedang baja.”“Baiklah, kalau pada serangan pertama kamu bisa lolos dari maut, sekarang kamu tidak bisa lolos lagi, hiaaat!” kata Rumpang sambil menyabetkan pedang bajanya. Rumpang pmengalirkan tenaga dalam ke tangan kanan yang menggenggam pedang baja warna hitam.
Last Updated: 2022-04-25
Chapter: Tendangan Maut untuk Senapati ParangbawanaBenturan keras dua pedang tak terhindarkan. Saat menangkis tadi, gerakan Sengkalis agak terlambat. Pedang Sengkalis melencong. Melenceng. Menyerempet bahu kiri lawan. Palarum terperanjat setelah menyadari bahwa dirinya merasakan sengatan panas akibat goresan kecil pedang di tangan Sengkalis.Palarum mundur beberapa langkah untuk melihat luka di bahu kirinya. Dia lihat hanya goresan kecil akibat terserempet ujung pedang Sengkalis.“Ternyata tidak parah,” gumam Palarum. “Aku bisa menyerang lagi untuk menghabisinya. Seperti yang pernah dikatakan Gusti Putri Keksi Anjani, dengan cara apa pun, lawan harus dilenyapkan!”Sengkalis yang lolos dari sabetan pedang lawan yang mengarah kepala, juga mundur beberapa langkah. Meskipun ujung pedangnya tadi telah menggores bahu kecil Palarum, tapi Sengkalis tetap pasang kuda-kuda untuk menyongsong serangan lawan. Dia lihat Palarum telah siap melakukan serangan lagi dengan ujung pedang mengarah ke depan. M
Last Updated: 2022-04-24
Chapter: Goresan Kecil Pedang BeracunSetiap ingat kematian Riris Manik dan Mayang Kencana, Keksi Anjani jadi naik pitam. Kemarahannya meledak-ledak tak terkendali. Dua saudara seperguruan telah tewas oleh Suro Joyo. Hanya satu cara dendam Keksi Anjani terlampiaskan, bunuh Suro Joyo. Tak ada hal lain yang bisa menuntaskan kemarahan dan dendam Keksi Anjani kecuali kematian Suro Joyo.Keksi Anjani mengumpulkan segenap tenaga dalamnya pada kedua telapak tangan. Dia ingin melancarkan serangan tangan kosong. Satu jurus dia siapkan untuk menyerang, tapi Suro Joyo tiba-tiba menahan Keksi Anjani supaya tidak menyerang terlebih dulu.”Tunggu! Aku perlu memberi penjelasan padamu dulu,” kata Suro Joyo dengan tenangnya. ”Bukannya aku sombong, memang beginilah pembawaanku. Sifatku seperti ini. Aku kadang-kadang suka bercanda. Mungkin karena kata-kataku kadang-kadang ada yang kasar, mungkin orang-orang menyebutku sombong.”Keksi Anjani menahan gerakannya untuk lawan sedang berbicara untuk
Last Updated: 2022-04-23
Chapter: Bertarung Lagi di Pesanggrahan Alas Waru Suro Joyo menghela napas sejenak sambil mengingat-ingat mimpi yang dialaminya saat dirinya tidur. Tepatnya pingsan, lalu dilanjutkan tidur. Waktu pingsan dan tidur itu selama sehari semalam. Berapa lama dirinya pingsan dan berapa waktu pingsan, Suro Joyo tidak tahu. Pingsan dan tidur dialami manusia dalam keadaan tidak sadar. Suro Joyo mimpi saat dirinya tidur.“Tadi aku mimpi didatangi seorang pendekar muda yang umurnya sebaya denganku,” Suro Joyo memulai cerita mimpinya. “Wajah orang itu persis dengan wajahku. Hanya bedanya pakaian yang dikenakannya berwarna kuning. Mulai baju, celana, dan ikat kepala, semua berwarna kuning.”Banaswarih, Bandem, dan Lunjak mendengarkan cerita Suro Joyo sambil mengamati pakaian Suro Joyo yang serba putih. Pakaian yang dikenakan Suro Joyo robek-robek di sana-sini karena kena Ajian Maruta Seketi kemarin.“Pendekar muda yang mirip aku itu membentak-bentakku dengan suara keras,” lanjut Suro Joyo.
Last Updated: 2022-04-23
Chapter: Mimpi yang MembingungkanKetika bangun dari pingsannya, Suro Joyo merasa dirinya berada di sebuah tempat yang asing. Dia kini juga bertatapan dengan tiga orang yang asing. Padahal, baru saja dirinya mimpi ditemui sosok yang membuatnya terbangun. Terbangun dari pingsan, juga tidur selama sehari semalam.Suro Joyo duduk sambil mengucek-ngucek mata beberapa kali. Dia ingin memastikan bahwa dirinya sedang sadar. Sudah bangun dari mimpinya. Mimpi yang membuatnya merasa ngeri karena bentakan orang dalam mimpi yang tidak pernah dikenalnya!“Eh…, maaf, kalian ini siapa?” tanya Suro Joyo kepada tiga orang yang menungguinya selama Pendekar Kembara Semesta itu tak sadar diri. “Dan…, aku ini di mana sekarang?”“Namaku Banaswarih,” jawab kesatria tampan itu. “Ini anak buahku, Bandem dan Lunjak.”Banaswarih melanjutkan perkataannya, “Coba Kisanak Suro Joyo ingat kembali peristiwa kemarin. Kemarin Kisanak bertarung melawan Keks
Last Updated: 2022-04-22