Chafter 2 – Pembantu baru yeay!
Lucas Asura, yakni pangeran bungsu kerajaan Asura. Dia terkenal dengan sebutan “Sampah Kerajaan” yang dimana berasal dari ketidakmampuannya dalam menggunakan sihir/energi. Meski dia adalah putra satu-satunya dari permaisuri, Lucas tidak memiliki kualitas yang bagus sebagai penerus tampuk kerajaan Asura, hal tersebut karena inti sihir/inti energinya rusak. Seorang penyihir di nilai sangat tinggi di dunia ini. Yang juga berarti, orang yang tidak memilikinya di anggap remeh. [Kau sangat pulas! Bukankah manusia sangat lemah? Aku sudah tidak tidur selama berabad-abad ini] “...” *** [Hei! Ayo ke rumah pelacuran! Kau akan bertemu hal menarik disana!] “...” [Bukankah laki-laki sesusiamu akan sangat bersemangat mengenai hal-hal seperti ini? Sepertinya pengetahuanku salah!] “Apa kau sangat bosan?” [Ya! Tapi... mengenai rumah pelacuran, aku serius! Kau akan bertemu hal menarik disana! Hal ini mungkin akan membantu inti sihirmu? Heh!] “Begitu...” Lucas Asura telah terbangun dari tidurnya dan ia tebangun ketika pagi telah tiba. Matahari di balik balkon kamarnya bersinar cerah, yang menandakan tidak akan turun hujan di hari ini. “Fyuuhhh... Rasa teh di pagi benar-benar bagus!” Dia saat ini sedang bersantai di balkon samping tempat tidurnya, di kastil kerajaan. Dia memanggil pelayan dan menyuruh mereka menyediakan teh untuknya. Bukankah itulah definisi hidup enak? Yang di cari-cari rakyat miskin di kerajaan ini? Ketika mereka terbangun, semuanya sudah siap, tanpa berusaha bersusah payah mencari sesuap “nasi” dan nafkah. [Kau tentu terlihat menikmati hidup barumu, heh!] “Tentu saja” [Apa kau tidak memiliki dendam padaku? Tuan Pride Ruler?] “...Suatu saat nanti... ketika aku sangat kuat, aku akan menyiksamu terlebih dahulu sebelum membunuhmu kemudian” [Oh... Itu mimpi yang bagus, nak! Teruskan!] “Tentu saja!” [Hehe... Bagus! Aku tidak sabar menunggu hari itu tiba] “Tentu!” Hubungan mereka berdua seperti itu. Jika di perhatikan secara sepintas, tidak ada yang salah. Namun... entah apa yang terjadi di balik layar. Dimana semua orang tidak tahu dan tidak harapkan. Mungkin saja salah satu dari mereka di kemudian hari akan menikam satu sama lain dalam diam. [Kau cukup imajinatif, heh!] “...” Beberapa waktu kemudian. “Pangeran Lucas! Permaisuri memerintahkanmu untuk menghadiri jamuan makan pagi. Silahkan datang ke Aula sesegera mungkin.” Seorang pelayan tiba di depan pintu Lucas dan memberitahunya mengenai hal tersebut. Dia kemudian pergi tanpa menunggu konfirmasi dari tuannya. Lucas yang masih berada di bilik balkon telah mendengar hal tersebut, namun tidak menjawab dan memutuskan diam. Bagaimanapun, dia sedang bersantai sekarang. Keheningan dan belaian matahari pagi terasa enak. Di tambah udara segar dari alam yang masih murni, membuat paru-parunya terasa segar. “Slurpt... Fyuuhh” *** Aula, ruang makan kerajaan Asura. Berbagai makanan dan buah-buahan berjejer tersusun rapi di meja makan yang panjang ala kerajaan. Masing-masing kursi di samping meja panjang tersebut juga terisi dengan 14 orang yang terlihat hadir untuk menghadiri jamuan makan pagi. Bagi keluarga kerajaan Asura, berkumpul seperti ini adalah budaya turun temurun mereka sejak zaman kuno. Mereka adalah Raja dan Permaisuri dengan sepuluh pangeran dan dua putri. Di samping mereka, berjarak beberapa meter, para pelayan juga berjejer rapi, menunggu perintah tuan mereka. Suara garpu dan mengunyah tidak terdengar, seolah menampilkan etika yang sempurna pada setiap yang hadir. Kecuali satu orang. “Kakak Althaia secantik biasanya! Adikmu ini terpesona sekali lagi!” Lucas memuji Althaia yang buta dengan setulus mungkin dari hatinya. Bukankah itu benar? Bagaimanapun, meski Althaia buta, dia juga seoarng yang cantik. “Be-benarkah? Kakak tersanjung!” ucap Althaia sambil memegang pipinya dengan satu tangan. “Ya! Adikmu serius jika menyangkut hal ini!” jawab Lucas dengan percaya diri. “Hehe...” “Kalian berdua!!!” Suara marah dengan nada tinggi terdengar setelah percakapan mereka berdua. Itu adalah permaisuri. Dia menatap Lucas dan Althaia beberapa kali. Mereka berdua adalah anaknya... Meski dari ibu yang berbeda; selir Raja. Sekarang, suasana menjadi tegang dengan teriakan yang ia lakukan. Semua pangeran dan putri yang hadir terlihat tegang pula, begitupula Raja. Bagaimanapun, Raja Asura yang sekarang berada di posisi yang kurang dominan dari permaisurinya. *gulp Mereka yang tegang sudah bersiap dengan kata omelan dari permaisuri, Namun... “Aku setuju!” ucap permaisuri sambil mengedipkan mata. Permaisuri tersenyum puas pada Lucas dan Althaia sambil memberikan jempol kanannya (thumb up). Entah apa maksud dan tujuannya? Dengan begitu, sesi sarapan akhirnya usai. *** Distrik lampu merah – bar dan rumah pelacuran. Saat itu sudah malam, dengan bulan yang menggantung tinggi di langit. Suasana dingin mulai meresap ke setiap kulit pejalan kaki yang melewati distrik dan jalan di sana. Aku adalah Pride Ruler, dimana identitasku yang sekarang adalah salah satu pangeran kerajaan ini, yakni Lucas Asura, pangeran ke-10. “Bukankah hawanya cukup dingin? Aku lupa mengenakan pakaian yang lebih tebal!” [Hmph... Lemah!] Idiot Nyarlathotep berkata dengan nada meremehkan di kepalaku. Hei! Bukankah kau cukup sombong?! Yah... itu benar memang! Abaikan dia. Aku sekarang memperhatikan lingkungan sekitarku yang terlihat remang-remang, dengan sedikit cahaya merah berkilauan di sepanjang jalan. Ya! Inilah distrik yang terkenal itu. Dimana setiap orang dewasa lajang yang tidak memiliki pasangan akan pergi! Namun, bukan seperti itu tujuanku kemari. Melainkan mencari petunjuk yang di sebutkan Nyarlathotep di awal pagi tadi. “Ayo! Dimana hal yang kau maksud itu?” [Rumah bordil!] “Yang disana itu?” [Ya!] [Pagi ini aku merasakan sedikit aura yang terasa familiar. Nah, jika tebakanku benar, hal tersebut kemungkinan besar adalah “Fisik Negatif”] “Fisik Negatif? Apakah kita membicaran mahluk hidup?” [Ya!] “Hm...” [Apa kau tidak tahu? Aku pikir gelar Pride Ruler penguasa planet Ur hanya bualan semata, heh!] “Bukan seperti itu... Yah, di planet itu, tidak ada yang memiliki fisik spesial. Mereka hanya mahluk biasa tanpa kekuatan sihir. Aku adalah kasus yang berbeda” [Hmm? Sepertinya benar! Aku tebak, alasan kau mendapat kekuatan sihir di tubuhmu karena kehendak dunia, heh?] “...” [Yah... Dia sangat lezat! Aku ingin mencicipinya sekali lagi.] “...” Aku ingin mencekik dewa luar ini jika aku bisa. Dia mengingatkanku akan pengalaman pahit beberapa waktu lalu. Namun... Huh... Inilah gunanya kekuatan, yang lemah tidak berhak memutuskan suara. Lebih baik aku melupakannya dan terus berjalan maju. *Krieek! Suara pintu terbuka terdengar, aku membuka rumah pelacuran yang tidak memiliki bodyguard di luarnya. Rumah bordil (pelacuran) ini sepertinya kasus yang berbeda. Apakah mereka sangat miskin? Sehingga tidak mampu mempekerjakan penjaga, atau ada alasan lain? Aku ingin tahu. Saat aku masuk seorang pelayan terlihat mendatangiku dengan sopan. “Tuan! Se-selamat datang di bar Night Lovely Care much your body plus!” ucap pelayan sambil memposekan bentuk tangan “love” dengan kedua jarinya. “Apa!?” Aku tercengang dengan metode penyambutan yang tiba-tiba. Juga, bukankah nama bar ini cukup panjang dan aneh? Tapi, mengabaikan aku yang tercengang, pelayan tersebut terlihat mulai berbicara. “Tuan! Apakah anda punya kartu reservasi?” “Apa?!” Sekali lagi aku terkejut. Apa aku telah masuk ke bar pelacuran tingkat tinggi?Chapter 24 – Prince AsuraMalam ini terasa lebih gelap dari biasanya. Langit diselimuti awan hitam pekat, seakan-akan mengerti niat yang ku emban. Apakah akan hujan?Aku duduk di meja makan kerajaan sambil merenungkan hal tersebut. Di hadapanku duduk seorang wanita anggun, permaisuri kerajaan Asura. Senyumnya selalu hangat seperti biasa- membuatku muak.Permaisuri menghidangkan sup hangat di hadapanku, “Prince, kau pasti lelah. Kebetulan sekali aku telah membuat sup, dan menyisihkan ini untukmu,” katanya dengan lembut.Aku tersenyum, mencoba menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. “Terimakasih, permaisuri.” kataku dengan senyum dan menatap sup tersebut.Permaisuri terseyum lagi, matanya bersinar dengan kasih sayang yang tulus. Apakah itu untukku? Puih!“Kenapa kau memanggilku begitu? Diriku sedih. Aku akan senang jika kau memanggilku ibu daripada permaisuri. Aku ingat ibumu dan aku sangat dekat dahulu.” katanya sambil mengelap air mata buaya.“...”Aku terdiam dan mencoba menghila
Chapter 23 – Imutkah?Tempat gelap dan mencurigakan, Kultus Iblis.“Tu-tuan! Maafkan keteledoran kami!”“...Tiga kelompok telah hancur oleh komandomu. Apa kau berharap aku akan baik hati dan mengabaikan ini? Kau sebut ini teledor?”*Darr!“...Tidak! Mohon, kasihani!” ucap bawahan sambil membenturkan kepala ke tanah.“Hmph!”“Tu-tuan, meski aku memang bersalah, budakmu ini juga membawa berita penting. Ja-jadi, kasihani...”“Lalu cepat Jelaskan! Jangan bertele-tele denganku. Puih! Jika tidak berguna. Kepalamu yang akan kupisah.”“Me-mengerti.” ucap bawahan dengan kepala tertunduk.Dia mengabaikan Ludah yang menempel di kepalaya, kemudian menjelaskan apa yang terjadi malam itu.Setelahnya...“Hm... Bagaimana bisa?” kata Prince Asura dengan bingung.“Tuan! Aku percaya, pangeran ke-10 adalah jelmaan orang lain. Karena tidak mungkin seseorang akan begitu kuat dengan cepat. Itu sangat aneh dan tidak masuk akal. Meski kita dikatakan kultus iblis, inti energi kita masih murni. Sedangkan dia...
Chapter 22 - Lotus Silverlake Lapangan pelatihan kerajaan Asura. “Sampah! Makan ini!” *Buk! “Makan nih! Babi, gak guna!” *Syuu! “Kentut ini terus menghindar! Semuanya, kepung dia!” “Huft-” *** [Mereka sangat vokal dalam menghinamu. Apa kau tidak kesal?] ‘Hm? Tidak! Kata-kata belaka, tidak akan membuatku sakit. Kekanak-kanakan sekali!’ [Kau aneh seperti biasa.] Pertarungan, tidak! Pengeroyokan tidak bisa dihindari. Dengan perintah dan persetujuan dari Lotus. Pertarungan pun, pecah kemudian. Sekarang... Hal tersebut telah berlangsung 15 menit lamanya. Di tempat lain. “Bagaimana menurutmu Jenderal? Bukankah sihir ini hebat?” “...Lumayan.” jawab Lotus tanpa ekspresi. Lucas dan Lotus tengah berbincang agak jauh dari pertarungan yang terjadi. Keduanya tidak ikut dalam kegiatan itu, dan memilih untuk mengawasi saja, tepatnya di atas tembok pagar lapangan pelatihan. Siapa bilang, Lotus akan ikut dalam pengeroyokan? Dia hanya memberi perintah. Setelah mem
Chapter 21 – Provokasi, apa kau bosan hidup? Lokasi tertentu. “Jenderal Caesar sangat bijak. Mari kita bahu membahu- demi keadilan!” “Betul- demi keadilan!” “Hahaha!” “Hehehe!” *Ting! Suara dua gelas saling bertabrakan, terdengar nyaring. Dua tokoh tersebut adalah pelaku dibalik hal tersebut. Mereka berdua adalah dua tokoh penting di kerajaan Asura, yang saat ini saling berdiskusi mengenai masa depan kerajaan. Keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran, adalah apa yang mereka cari. Dan tentunya- revolusi. Kerajaan Asura yang telah lama tenang, diam-diam akan mulai dirombak. Tidak lama lagi... *** Kerajaan Asura, Lapangan pelatihan knight/kesatria. “Bagaimana dengan menambahkan beban mereka sedikit?” usul Lucas. “Beban? Apa pelatihanku terlihat mudah di matamu?” ucap Lotus dengan bingung. “Ya!” “Begitu...” Lucas dan Lotus saat ini sedang berlatih, bersama dengan para knight di lapangan pelatihan Kerajaan Asura. Jumlah mereka tidak banyak, hanya puluhan orang.
Chapter 20 - pemahaman Dalam satu malam itu. Kelompok 3 dan 4 dari kultus iblis telah di musnahkan oleh Lucas. Begitupula kelompok 56 yang berniat datang membantu komplotannya, tapi malah bertemu pasukan peleton kerajaan... Mereka musnah karena bunuh diri. Belum lagi tiga orang sebelumnya, dimana mereka telah terbunuh dengan cepat oleh Lucas ketika dia akan mendatangi Bar Night... Semua hal tersebut karena, pembelaan diri. Abaikan penomoran kultus Iblis yang rumit. Kembali ke Lucas Asura. Setelah mendapat teguran dan beberapa omelan khas seorang ibu; permaisuri, Lucas kembali ke kamarnya dalam keadaan kelelahan dan langsung ambruk di kasur. “Huh! Aku akan berhenti berjudi dan ke bar... Karena Metode Iblis telah bangkit, tidak ada alasan aku pergi kesana lagi.” ucap Lucas, sambil mengingat ekspresi ibunya yang khawatir. Setelah kebangkitan inti energinya beberapa minggu lalu karena Audrey (gadis fisik negatif), Lucas telah mengunjungi banyak rumah judi dan bar untuk mengu
Chapter 19 – Bunuh DiriSetelahnya...Kastil kerajaan – Lucas Asura.“Fyuuh...”Lucas bernapas lega dan mendarat di balkon kamarnya di kastil kerajaan. Meski sihir terbang dan sihir transparan terlihat mudah ia eksekusi, kedua hal tersebut menyedot energi sihirnya, melebihi apa yang ia perkirakan.“Apa tidak ada artefak yang meningkatkan kuantitas energi sihir?” Lucas bertanya-tanya.[Ada]Lucas : “...”Lucas menghiruakan jawaban Nayarlathotep dan membuka pintu yang menghubungkan kamarnya dan balkon tempat ia mendarat. Sekarang, setelah dia kembali, dia berencana istirahat dengan pulas.*Tap!“Tuan!”Lucas : “!?”Lampu kamar Lucas dalam kondisi padam, begitupula cuaca di langit malam, berawan. Yang artinya menambah gelapnya malam. Lucas terkejut dengan suara yang datang tersebut. Dia sontak waspada dan memicingkan mata.[Selain berpedang, dia juga berbakat menjadi pembunuh]Mary menatap Lucas yang baru saja membuka pintu kamar di balik balkon. Mata Mary bersinar merah terang dalam ke