Share

Bab 8

"Tentu saja tidak." Bora keluar sambil tersenyum bodoh.

Jeo menghela nafas. Dia menatap jam dinding. Kurang lima menit sebelum jaman dua belas malam. "Kenapa kau ada di sini?"

"Aku hanya mau..." Berdehem agak lama, Bora tidak tahu kenapa otaknya bisa berhenti berpikir saat berhadapan dengan Jeo.

"Pulanglah. Kita bicara besok."

"Kalian mau kemana?"

"Ke suatu tempat dimana kau tidak boleh ada di sana. Sekarang kuminta kau pulang sebelum aku batalkan janjiku untuk membantumu."

"Kau tidak pernah berjanji."

Jeo mengerutkan keningnya. "Bukankah sudah kita diskusikan waktu itu?"

Bora menaikkan tangannya yang hanya menunjukkan jari kelingking. "Buat janjinya sekarang. Kita belum pernah membuat janji resmi."

"Sebagai gantinya kau harus pulang."

"Cepatlah!" desak Bora.

Ogah-ogahan Jeo menaikkan tangannya. Mereka mengaitkan kelingking, senyum lebar menghiasi wajah Bora. "Boleh aku ikut?"

Jeo berdecak sambil menggeleng. "Kau bilang akan pulang."

"Aku tidak pernah bilang begitu." Bora menaikkan ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status