“Kamu ... ngapain di sini?”
“Kita harus bicara, Ra,” ucap laki-laki itu tegas.
Zuhra tersenyum miris, rasanya ingin menangis mendapati orang itu kembali. Lelaki itu berdiri tegak di hadapannya dengan tubuh sehat wal’afiat tidak kekurangan sesuatu apa pun. Cukup menandakan bahwa pria di hadapannya ini hidup dengan tenang tanpa rasa bersalah setelah meninggalkannya dengan keji tiga bulan yang lalu.
“Aku ngerasa nggak perlu.” Zuhra berniat menutup pintu, tapi dengan sigap ditahan oleh laki-laki itu.
“Perlu! Kamu harus dengerin aku, pria itu berengsek, Ra. Kamu harus ceraikan dia,” ucapnya penuh emosi.
Zuhra menghentikan gerak tangannya yang menahan pintu. “Maksud kamu?” ujarnya tak suka, Reno tak punya hak menjelekkan Dirgam di hadapannya.
Siapa yang dimaksudnya berengsek di sini?
“Kamu tahu maksud aku, Ra,” ucap Reno Pramudya, pria yang sangat disayanginya, du
"Ra, udahan dong," rengek Dirgam.Zuhra melotot garang. "Nggak ada! Itu hukuman Mas karena suka ganjen!" ucapnya ketus."Aduuh, Ra. Dia itu sekretaris Papa. Masa sekretaris Papa juga Mas yang pilihin?"
Dirgam merangkul bahu Zuhra dengan sayang. Dia tak membiarkan sedikit pun wanita itu jauh dari jangkauan, membuat semua keluarga yang berkumpul menggelengkan kepala melihat sikap protectivenya.H
Dirgam duduk termenung di taman rumah sakit tempat ibunya dirawat. Sudah satu jam berlalu, dan dia masih enggan untuk beranjak. Ia merenung atas apa yang sudah dialaminya selama ini. Fakta yang baru saja diketahui, dia tak ingin percaya. Tapi, logikanya selalu membenarkan. Jika begitu, bukankah Dirgam sudah berbuat kejam terhadap ayahnya selama ini? Ah, tentu tidak. Ini juga termasuk salah ayahnya yang tak membawanya serta pergi. Kenapa meninggalkan anak pada istri yang tukang selingkuh?Ia menghela napas, terus saja mencari alasan kebenaran atas sikapnya selama ini. Dia juga korban di sini. Lamunan pria itu terhenti karena tarikan kasar seseorang. "Berengsek! Di sini lo ternyata! Bajingan yang udah hamilin adik gue!!" Randy berteria
“Ra ....”Dirgam lantas menoleh karena sapaan lembut Reno pada Zuhra yang berdiri tak jauh dari mereka, dengan perut membuncit serta mata berkaca-kaca.“Maaf ... tapi yang harus selalu kamu tahu, aku tulus sayang sama kamu, Ra,” bisik Reno.
Zuhra menatap sendu pada Dirgam yang memeluk lembut wanita paruh baya yang sedang terbaring di ranjang. Sangat tampak begitu besar kesedihan yang coba pria itu sembunyikan di setiap harinya. Kali ini Zuhra bisa melihat sendiri, betapa rapuhnya seorang Dirgam Arhab.
Katanya cuma teman, tapi di balik layar sayang-sayangan. Kalau ketahuan, alasannya kehilafan.- Perfect Husband“Sewaktu Mas dijemput Papa dan Mama, Kely juga mendapat keluarga baru