Pagi ini Zuhra baru saja selesai bersibuk-sibuk ria di dapur menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Dirgam. Kemarin sore Mbok Darmi izin pulang ke Semarang karena anaknya wisuda.
Zuhra merasa terharu dengan perjuangan Mbok Darmi dan anaknya. Meski bukan anak kandung, tetapi Mbok Darmi begitu menyayangi putrinya yang hari ini resmi mendapat gelar kebidanan. Tidak sia-sia selama ini perjuangannya membanting tulang demi menyekolahkan buah hatinya.
Zuhra berharap dirinya bisa menjadi ibu yang baik seperti Mbok Darmi untuk anak-anaknya kelak.
“Melamun?”
Suara berat Dirgam terasa begitu dekat di telinga Zuhra.
Wanita itu tersenyum kikuk, pasalnya saat ini Dirgam begitu menempel dengannya yang sedang menata makanan di atas meja.
“Enggak, Mas. Zuhra cuma kepikiran sama Mbok Darmi,” ucapnya gugup.
“Kenapa sama Mbok?” tanya Dirgam sambil menarik kursi hendak sarapan.
Zuhra mengusap lembut perutnya
"Ra, udahan dong," rengek Dirgam.Zuhra melotot garang. "Nggak ada! Itu hukuman Mas karena suka ganjen!" ucapnya ketus."Aduuh, Ra. Dia itu sekretaris Papa. Masa sekretaris Papa juga Mas yang pilihin?"
Dirgam merangkul bahu Zuhra dengan sayang. Dia tak membiarkan sedikit pun wanita itu jauh dari jangkauan, membuat semua keluarga yang berkumpul menggelengkan kepala melihat sikap protectivenya.H
Dirgam duduk termenung di taman rumah sakit tempat ibunya dirawat. Sudah satu jam berlalu, dan dia masih enggan untuk beranjak. Ia merenung atas apa yang sudah dialaminya selama ini. Fakta yang baru saja diketahui, dia tak ingin percaya. Tapi, logikanya selalu membenarkan. Jika begitu, bukankah Dirgam sudah berbuat kejam terhadap ayahnya selama ini? Ah, tentu tidak. Ini juga termasuk salah ayahnya yang tak membawanya serta pergi. Kenapa meninggalkan anak pada istri yang tukang selingkuh?Ia menghela napas, terus saja mencari alasan kebenaran atas sikapnya selama ini. Dia juga korban di sini. Lamunan pria itu terhenti karena tarikan kasar seseorang. "Berengsek! Di sini lo ternyata! Bajingan yang udah hamilin adik gue!!" Randy berteria
“Ra ....”Dirgam lantas menoleh karena sapaan lembut Reno pada Zuhra yang berdiri tak jauh dari mereka, dengan perut membuncit serta mata berkaca-kaca.“Maaf ... tapi yang harus selalu kamu tahu, aku tulus sayang sama kamu, Ra,” bisik Reno.
Zuhra menatap sendu pada Dirgam yang memeluk lembut wanita paruh baya yang sedang terbaring di ranjang. Sangat tampak begitu besar kesedihan yang coba pria itu sembunyikan di setiap harinya. Kali ini Zuhra bisa melihat sendiri, betapa rapuhnya seorang Dirgam Arhab.
Katanya cuma teman, tapi di balik layar sayang-sayangan. Kalau ketahuan, alasannya kehilafan.- Perfect Husband“Sewaktu Mas dijemput Papa dan Mama, Kely juga mendapat keluarga baru