Home / Historical / PERMAISURI YIN / Pertemuan Rahasia

Share

Pertemuan Rahasia

Author: Rosa Rasyidin
last update Last Updated: 2024-10-07 15:57:14

Di tengah malam yang sunyi, Istana Naga Perak berdiri megah di bawah cahaya bulan. Di dalam salah satu aula tersembunyi, Permaisuri Li A Yin menunggu dengan gelisah. Suara langkah kaki yang lembut terdengar mendekat, dan Menteri Keamanan Istana Zhang, muncul dari balik pintu.

“Permaisuri, aku datang seperti yang diperintahkan,” ujar Menteri Zhang dengan suara rendah.

Li A Yin mengangguk, matanya penuh dengan kekhawatiran. Wanita berwajah keibuan itu melakukan semuanya dengan hati-hati.

“Kita harus mengendap-endap, Menteri Zhang. Tidak ada yang boleh tahu tentang pertemuan ini.”

“Baik, aku mengerti, Pemaisuri A Yin. Dan aku membawa apa yang kau minta.” Menteri Zhang menyerahkan silsilah keluarga dari Selir Agung Ming. Sebuah silsiliah yang amat sangat dekat dengan kaisar sejak dulu.

“Kalau seperti ini, rasanya sulit untuk melawan Selir Agung Ming.” A Yin cepat sekali berputus asa.

“Benar, bahkan terakhir permaisuri utama mencoba melawannya berakhir diasingkan di istana dingin. Sampai sekarang yang jadi permaisuri utama kaisar juga salah satu bonekanya.”

“Ini sulit, Menteri Zhang, karena itu aku butuh bantuanmu. Kalau tidak, dia akan terus semena-mena pada Istana Naga Perak. Bukan tidak mungkin satu demi satu orangku juga dibunuhnya.”

Dua orang penting di dalam aula rahasia itu terus saja berbicara tentang strategi untuk memperkuat posisi di dalam istana. Li A Yin melakukan hal demikian juga demi agar Pangeran Kedua lekas kembali dari perbatasan.

Hanya saja, tanpa sepengetahuan mereka, di balik tirai tebal, pesuruh Selir Agung Ming diam-diam mengawasi. Senyum licik menghiasi wajahnya saat dia mendengarkan setiap kata yang diucapkan. Tidak semua orang di dalam istana naga perak adalah bawahan yang setia.

***

Setelah pertemuan berakhir, Selir Agung Ming segera menemui Menteri Huang. Wanita dengan bibir tipis itu akhirnya punya target baru untuk segera dimusnahkan.

“Kita punya kesempatan emas, Menteri Huang. Permaisuri mulai menyusun kekuatan. “Kita bisa menggunakan ini untuk keuntungan kita.”

Menteri Huang mengangguk, matanya bersinar dengan ambisi. Ia juga tak suka dengan sikap dingin Li A Yin dan keteguhan hati Menteri Keamanan dalam istana. Sebagai Menteri Pertanian, bisa-bisa kedudukannya terancam.

“Apa rencanamu, Selir Agung?”

“Kita akan merencanakan pembunuhan. Dengan Permaisuri keluar dari jalan, kita bisa menguasai istana ini,” jawab Selir Agung Ming dengan suara berbisik. “Kita Bunuh Menteri Zhang, dia sering mempersulit jalanku.” Senyum Selir Agung begitu licik.

“Apa tidak terlalu berlebihan, Selir Agung?”

“Kau takut? Kalau takut mundur, aku bisa mencari sekutu baru?” Wantia dengan perhiasan emas di rambut itu memegang kukunya yang cantik.

“Tidak, Selir Agung, hamba patuh padamu.” Menteri Huang memberi hormat. Sungguh ia pun kadang takut dengan kekejian Selir Agung.

Malam itu, rencana kelam mulai terbentuk. Intrik dan pengkhianatan menyelimuti Istana Naga Perak, dan nasib Permaisuri Li A Yin tergantung pada kekuatannya yang masih amat sangat rapuh. Kedudukan menjadi pertaruhan, bahkan nyawanya.

***

Malam yang berbeda, Permaisuri Li A Yin mengadakan pertemuan rahasia dengan Menteri Zhang di pustaka istana. Mereka berbicara dengan suara rendah, membahas rencana untuk melindungi kerajaan dari ancaman luar dan dalam. Namun, tiba-tiba, lampu di pustaka padam, dan dalam kegelapan, terdengar suara jeritan.

Ketika lampu kembali menyala, Menteri Zhang tergeletak di lantai, tak bernyawa. Permaisuri Li A Yin berdiri di sampingnya, terkejut dan bingung. Ditambah sebuah pedang penuh darah ada di sisinya.

Sebelum ia bisa menjelaskan para penjaga istana masuk dan menangkapnya. Kegaduhan terjadi, pustaka istana penuh darah dan huru-hara menyebar dengan cepat.

“Apa? Menteri Keamanan tewas? Kenapa?” tanya Selir Agung berpura-pura terkejut. Malam itu kaisar ada di kediamannya.

“Tangkap dan adili pelakunya. Siapa pun itu hukum mati tanpa ampun. Aku tidak peduli walau itu Putra Makhota sekalipun!” Titah sang kaisar telah keluar.

Sang permaisuri dari istana naga perak dibawa ke dalam penjara. Seluruh atribut kerajaan dari tubuhnya dilepas dan kini statusnya sama seperti budak.

“Permaisuri, aku akan menemanimu.” Sang hamba tak tega melihat perempuan lemah itu di dalam jeruji besi bersama tikus.

“Jangan, kau kembalilah ke istana, saat pangeran datang jelaskan semuanya.” Li A Yin bahkan tak tahan dingin di dalam sana.

“Permaisuri, pakai mantelku.” Setelah memberikan mantelnya, sang hamba diseret keluar oleh para penjaga penjara.

Permaisuri Li A Yin dihadapkan ke pengadilan istana. Bukti-bukti yang memberatkannya disusun dengan rapi, dan saksi-saksi yang tidak dikenal memberikan kesaksian palsu. Selir Agung Ming, yang diam-diam merencanakan semua ini, tersenyum puas di balik layar.

Hakim memutuskan bahwa Permaisuri Li A Yin bersalah atas pembunuhan Menteri Zhang. Hukuman yang dijatuhkan sangat berat. Seluruh keluarganya yang tidak memiliki kekuatan politik dihukum mati, dan Permaisuri Li A Yin dijatuhi hukuman minum racun.

Di hari eksekusi, Permaisuri Li A Yin berdiri di tengah aula besar, dikelilingi oleh para penjaga dan pelayan istana. Dengan tangan gemetar, dia meminum racun yang diberikan kepadanya. Matanya menatap kosong ke arah Selir Agung Ming, yang berdiri di sudut dengan senyum kemenangan.

Akibat kematian Permaisuri, semua pelayan di Istana Naga Perak juga akan dijatuhi hukuman setelah pemakaman tuan mereka. Istana yang dulu penuh dengan kehidupan kini menjadi tempat yang sunyi dan penuh dengan kenangan kelam.

***

Para pejabat istana berkumpul di aula besar untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Permaisuri Li A Yin. Tubuhnya terbaring dalam peti, mengenakan baju putih yang kini berlumuran darah. Suasana penuh duka dan keheningan menyelimuti ruangan.

Para hamba sahaya menangisi kepergian tuan baik hati yang amat sangat tragis. Pangeran Kedua belum diberi tahu perihal istrinya yang tewas mengenaskan.

Ketika peti hampir ditutup, tiba-tiba mata Li A Yin terbuka lebar. Dengan kekuatan yang tak terduga, ia menendang tutup peti dan berdiri tegak, napasnya terengah-engah. Semua orang di lapangan itu terkejut, termasuk Kaisar, Selir Agung Ming, dan Menteri Huang.

“Permaisuri?” ucap sang hamba dengan terheran-heran.

“Siapa yang berani mengganggu ketenangan istana ini?” teriak Kaisar dengan suara gemetar.

Mereka semua ketakutan. Bagaimana bisa orang yang sudah mati dua hari hidup kembali?

Ruh Su Yin yang kini bersemayam dalam tubuh Permaisuri Li A Yin, menatap tajam ke arah mereka. Mengapa ia berada di tengah-tengah keramaian dengan pakaian zaman dahulu.

“Aku di mana?” Su Yin bertanya-tanya. Pakain penuh cipratan darah dan rambut panjang sampai ke betis. Ini bukanlah gayanya sebagai polisi.

“Mana baju dinasku, borgol, dan pistol.” Su Yin tiba-tiba melompat dari dalam peti. Semua orang menghindar dan ketakutan. Bahkan para penjaga mengarahkan tombak ke arah permaisuri.

“Permaisuri, hamba di sini!” teriak sang hamba.

“Minggir kau budak sialan!” Salah satu penjaga menendang tubuh pelayan itu. Su Yin murka melihatnya.

“Kau, kau berani menindas yang lemah! Lelaki pengecut!” Sebuah tendangan telak diarahkan Su Yin ke perut penjaga itu sampai muntah darah. Tak ayal lagi semua orang di sana tanpa terkecuali semakin bertanya-tanya.

Su Yin masih merenda nasibnya kini di mana. Selir Agung Ming pun mendapatkan lawan yang seimbang. Siapa yang akan menang?

Bersambung …

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERMAISURI YIN    Kebahagiaan yang Sempurna

    "Apakah kau gugup?" tanya Li Wei perlahan.“Sangat gugup karena harus berjalan sejajar dengan seorang pangeran berpakaian merah menyala,” bisik Su Yin sambil menahan debar. Ia nyaris tak percaya bisa melewati prosesi pernikahan di dunia sekarang.“Kalau begitu, aku harus meyakinkanmu bahwa pangeran ini tidak akan membuatmu tersandung di altar.” Li Wei tertawa dengan penuh kehangatan.Langkah mereka menyatu dan perlahan menapaki jalan yang ditaburi kelopak bunga peony sesuai permintaan Su Yin. Di kiri kanan, para tamu menunduk hormat. Semua terlihat bahagia.Tamu lebih banyak rekan kerja Su Yin. Jimmi datang dengan kekasihnya bahkan Jaksa Aaron menggandeng tangan Cecilia sepanjang prosesi berlangsung.“Ini terasa seperti mimpi,” gumam Su Yin.“Kalau ini mimpi,” jawab Li Wei sambil menoleh padanya, “aku harap kita tak pernah bangun.”Su Yin diam sejenak, lalu balas menatap dari balik tirai merah itu. “Jangan menatapku seperti itu, Li Wei. Aku bisa jatuh cinta padamu untuk kedua kalinya,

  • PERMAISURI YIN   Kehangatan

    Angin berembus perlahan di taman bunga, membawa harum bunga peony yang bermekaran di antara jalur batu berusia ratusan tahun. Su Yin berdiri di tengah taman, ia mengenakan jubah kebesaran seorang ratu. Perhiasan emas yang menghiasi rambut, membingkai sosoknya dengan aura seorang ratu yang disegani.Meskipun ia dikelilingi keindahan, hati Ratu Yin terasa hampa. Di kejauhan, suara musik istana menggema dari aula utama, tetapi hanya kesunyian yang menemani langkahnya di taman. Ke mana suami dan anaknya?Suara langkah kaki terdengar di belakangnya. Su Yin menoleh. Di sana, dengan senyum manis dan mata yang memancarkan kelembutan serta cinta padanya, Raja Li Wei berdiri membawa seikat peony. Warna merah kelopak bunga tampak menyayu dengan pakaian kebesaran seorang raja."Aku pikir kau akan menyukai ini," ujar Raja Li Wei sambil menyodorkan bunga itu kepada Ratu Yin. "Bunga peony melambangkan keindahan seorang wanita serta kemuliaan dan cinta yang abadi."Su Yin menatap suaminya sejenak. Ra

  • PERMAISURI YIN   Pedang Kayu

    Su Yin membeku di pintu masuk unit apartemen. Di depan matanya, Nona Fang menekan Li Wei ke dinding, jemarinya mencengkeram leher lelaki itu dengan kekuatan yang luar biasa. Namun yang lebih mengerikan adalah cahaya berkilauan yang perlahan muncul dari dada Li Wei. Ya, mutiara keabadian terdesak keluar dari tubuh lelaki itu.Su Yin tidak pernah melihatnya secara langsung, tapi Li Wei pernah cerita mendapatkan mutiara keabadian tersebut dan akibatnya ia diincar oleh Nona Fang. Mutiara itu melayang, berpendar dengan energi murni, dan dalam sekejap diserap oleh Nona Fang. Li Wei terhuyung, bibirnya bergetar. Cahaya di matanya meredup, dadanya terangkat, seperti ada sesuatu yang menguras kehidupannya dari dalam. Nona Fang tak hanya menelan mutiara keabadian saja melainkan menginginkan energi murni miliknya juga. Su Yin tak berpikir dua kali. Dengan gerakan cepat, ia meraih pedang kayu Jimmi dan menerjang Nona Fang. Wanita dengan topeng emas itu tersungkur akibat dorongan dari Su Yin d

  • PERMAISURI YIN   Pancaran Energi

    Su Yin melemaskan bahunya yang terasa kaku setelah duduk berjam-jam di meja kantor. Jam sudah hampir tengah malam, dan ponselnya yang tergeletak di samping dokumen masih menunjukkan layar kosong. Li Wei belum menjawab panggilannya. Dengan tarikan napas dalam, Su Yin bangkit dan berjalan ke sudut ruangan tempat Officer Jimmi tengah merapikan loker pribadinya. Lelaki itu tampak sibuk mengemas barang-barang lamanya. Sesekali Jimmi menghela napas seolah-olah tenggelam dalam kenangan lama. “Apa kau pindah divisi?” Su Yin bersandar di pinggir pintu. Jimmi menoleh dan menjawab pertanyaan itu. “Bukan, Nona Yin, aku hanya beres-beres, akhirnya dapat waktu untuk itu.” Tatapannya kembali pada sebuah benda panjang yang ia keluarkan dari dalam loker. Sebuah pedang kayu dengan ukiran kuno di gagangnya. Su Yin langsung mengenali benda itu. "Itu milik Shen Du, leluhurmu?” ucap Su Yin keceplosan.Jimmi mengangkat pedang itu, lalu memperhatikan detailnya sejenak sebelum mengangguk. “Ya. Katanya

  • PERMAISURI YIN   Pencuri

    Angin malam berembus kencang, menerpa rambut Nona Fang yang berwarna merah. Dunia menjadi saksi bisu dari ambisi yang telah lama ia nantikan. Cahaya lampu kota bermain di matanya dan memantulkan kegembiraan yang bercampur dengan rasa sakit.“Aku bersumpah, sakit ini akan berakhir dengan mutiaramu.” Dengan jemari gemetar, ia menyentuh luka di wajahnya. Rasa perihnya tak sebanding dengan perjuangan yang telah ia lalui.Di bawahnya, apartemen Li Wei tampak sunyi. Para penghuninya tak menyadari bahaya yang mengintai. Nona Fang menarik napas dalam-dalam, bibirnya tersenyum tipis. Ia telah merusak rencana Li Wei dan selanjutnya ia akan menghancurkan hidup lelaki itu.***Lift apartemen bergetar pelan sebelum pintunya terbuka. Su Yin melangkah masuk dan menghela napas panjang. Ia lelah setelah seharian bekerja.Di sudut lift, Li Wei sudah berdiri lebih dulu, tangannya ia masukkan ke saku jaket. Tatapan lelaki itu sangat tenang tetapi menyembunyikan sesuatu.“Kau dari mana?” tanya Su Yin, kar

  • PERMAISURI YIN   Merajut Masa Depan

    Su Yin menyandarkan punggung pada dinding dapur yang hangat. Seragam polisinya tergantung rapi di kursi rotan. Hari itu ia baru saja kembali dari patroli malam di distrik tenggara, matanya masih menyimpan kelelahan, tapi bibirnya tersenyum saat mendengar suara kuas Li Wei di ruang sebelah. Sejak tinggal bersama, kehadiran Li Wei seperti menghangatkan kehidupannya yang dingin. Bahkan lelaki itu punya cita rasa masakan yang lebih baik darinya. Selain tentunya kebutuhan batin Su Yin akan cinta dipenuhi oleh Li Wei. Mereka hanya mengulang kemesraan di masa lalu saja.Di dalam studio mungil itu, Li Wei menggerakkan kuasnya perlahan di atas kanvas. Warna-warna lembut mengalir dari jemarinya. Ia mengabadikan cahaya pagi yang menembus tirai jendela. Ia tahu hidup mereka tak akan mudah. Su Yin bekerja dalam risiko, dan ia sendiri masih berjuang untuk menjual lukisan demi menabung masa depan. Tapi justru dalam ketidakpastian itu, mereka menemukan kehangatan.Sayangnya dari balik gang sempit y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status