Home / Thriller / PERNIKAHAN DUSTA / KUCING-KUCINGAN

Share

KUCING-KUCINGAN

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-06-08 06:20:53

Sore harinya Gemma mengirimiku pesan bahwa dia sudah menungguku di Mall tempat kami janjian ketemu. 

 

Meninggalkan Pak Parjo di parkiran, aku segera mencari keberadaan adik iparku itu. Dan akhirnya menemukannya di depan galeri ponsel yang sangat dia inginkan itu. Tapi ternyata dia sendirian, tidak bersama dengan Cindy.

 

"Cindy mana, Gem?"

 

"Nggak bisa datang katanya, Kak. Masih ada kerjaan di kantor."

 

Dahiku berkerut. Lalu segera kuambil ponselku untuk menghubungi Geo.

 

"Ge, kamu bilang Cindy bisa keluar. Kenapa malah kamu kasih kerjaan sih?" cerocosku begitu panggilanku diangkatnya.

 

"Eee eh, sorry Al ... ini Cindy katanya lagi kurang enak badan. Jadi aku biarin pulang aja. Nggak papa kan nanti jalan bareng Cindy nya kapan kapan aja?"

 

"Ya nggak papa sih. Tadi kata Gemma Cindy masih ada kerjaan. Aku pikir kamu nggak ngebolehin dia jalan sama kita."

 

"Ooh ... iya sih tadi memang masih ada sedikit kerjaan. Tapi sekarang udah aku suruh pulang kok orangnya." 

 

"Oooh gitu, ya udah suruh pulang aja cepet cepet. Kasian Ge kalau kelamaan di kantor." 

 

"Iya, udah kok. Udah pulang dari sejam yang lalu," jawab Geo.

 

"Oke deh kalau gitu. Ya sudah aku jalan dulu sama Gemma ya." Aku segera mematikan sambungan teleponku dengan Geo. 

 

Satu jam lalu Cindy sudah pulang, berarti seharusnya dia sudah sampai di rumah. 

 

"Gem, minta nomer ponselnya mama dong." 

 

"Oooh ... iya Kak. Sebentar aku cari dulu," kata adik iparku itu sambil mulai sibuk dengan layar ponselnya.

 

"Sambil jalan, Gem. Yuk sekalian liat liat ponsel yang mau kamu beli," ajakku.

 

"Oke, Kak," kata Gemma. Lalu berjalan mengikutiku ke dalam galeri.

 

Usai dia kirimkan kontak mama mertua padaku, kubiarkan gadis itu sibuk memilih benda impiannya. Sementara aku segera mendial nomer mama Geo. 

 

"Halo," sapa suara wanita di seberang.

 

"Halo Ma, ini Alma. Cindy nya ada?"

 

"Ooh Alma ... Cindy jam segini masih di kantor, Sayang. Katanya tadi bilang mau pulang agak malem. 

 

"Oooh gitu. Ya udah, Ma, aku pikir sudah pulang. Mau aku suruh nyusul kesini kalau sempat."

 

"Kamu sudah sama Gemma ya? Gimana dia, minta macam-macam nggak, Al? Jangan belikan ponsel yang terlalu mahal. Mama jadi gak enak Al sama kamu."

 

"Ah nggak papa, Ma. Santai saja. Apa mama mau Alma beliin sekalian?"

 

"Haduuh Mama jadi nggak enak. Apa nggak merepotkan Kamu, Al?"

 

"Tenang aja, Ma. Gampang. Nanti biar Gemma yang pilihkan ya, Ma?"

 

"Duuuh menantu Mama ini memang paling baik. Terima kasih ya, Sayang?" 

 

"Ya, Ma. Sama sama."

 

Hmmm semakin tidak beres saja mereka ini. Bicara mereka semua jadi ngawur. Nggak ada yang nyambung. Cindy bilang ke Gemma ada kerjaan. Geo bilang Cindy sudah pulang dari sejam yang lalu. Sekarang mamanya bilang Cindy pamit mau pulang malam. Memang harus dipergoki supaya tambah jelas semuanya.

 

***

 

Setelah urusanku dengan Gemma selesai, aku segera mengajak Pak Parjo langsung ke kantor. Gemma yang tadinya merengek mengajak nonton dulu tak kukabulkan karena aku ingin segera membuktikan bahwa ada hal yang tidak beres dengan suamiku. Setidaknya jika Cindy memang masih berada di kantor, itu artinya kecurigaanku beralasan. Dan aku benar benar harus waspada.

 

Karena hari sudah semakin malam dan akan sedikit mencolok jika mobil Papa yang saat ini dikendarai Pak Parjo mendatangi kantor, maka kusuruh sopir papa itu menurunkanku di depan kantor. 

 

"Nanti saya telpon kalau sudah selesai ya Pak?" kataku.

 

"Siyaap, Non." 

 

Dengan mengambil jalan samping, aku masuk ke dalam kantor dimana seorang satpam sedikit terkejut melihat kedatanganku. 

 

Dia satpan yang sudah lumayan senior hingga sudah sangat hafal dengan wajahku. 

 

"Bu Alma, kenapa malam malam datang ke kantor?" 

 

"Pak Geo masih ada di dalam kan, Pak?" tanyaku.

 

"Oh masih, Bu. Masih ada beberapa karyawan juga yang belum pulang. Biar saya antar, Bu," tawarnya.

 

"Tidak usah, Pak. Saya sendiri saja. Terima kasih.

 

Dan aku pun segera memasuki lobby, berjalan langsung menuju lift ke lantai 5 dimana ruangan Geo berada. 

 

Beruntung tadi aku memutuskan untuk memakai flat shoes dengan soft heel hingga pijakan kakiku tidak terdengar oleh siapapun saat aku berjalan melewati koridor sekeluarnya aku dari lift. 

 

Geo belum menempati ruang direktur, jadi dia masih seharusnya masih berada di ruangan managernya yang lama. Dimana separuh bagian atasnya masih bisa terlihat dari luar karena terbuat dari kaca transparan. 

 

Agak mengendap saat aku berjalan mendekat. Tapi ternyata dari jauh pun ruangan itu sudah terlihat kosong. Kemana orang orang? Tidak ada siapapun di ruangan Geo. Tidak ada Cindy atau yang lainnya. 

 

Karena sudah terlanjur sampai di tempat itu, akhirnya aku memaksa masuk ke dalam untuk memastikan. Dan sangat aneh karena tas Geo juga sudah tidak ada di tempat. Padahal tadi satpam di bawah bilang Geo masih ada di dalam. 

 

Terburu buru aku kembali turun dan satpam yang tadi menyapaku menghadangku di lobby. 

 

"Bu Alma ... kelewatan. Tadi waktu Bu Alma masuk lift, Pak Geo ternyata sudah di parkiran Bu. Tapi tadi saya sudah sampaikan ke Pak Geo kalau ibu sedang ke atas."

 

Haddduh ... kenapa malah jadi aku yang ketahuan?

 

"Bapak ketemu Pak Geo di parkiran?" tanyaku.

 

"Iya, Bu."

 

"Pak Geo sama siapa?"

 

"Sama sekretatisnya, Bu Cindy."

 

Oooh, oke jadi sudah jelas sekarang. Banyak kebohongan disini. 

 

"Ya sudah. Terima kasih, Pak."

 

Aku segera menelpon Pak Parjo untuk menjemputku di depan lobby. Lawanku ternyata sangat licin. Mereka seperti ular yang sulit ditangkap. Tapi aku tak boleh menyerah.

 

"Langsung ke rumah mama mertua, Pak," kataku pada Pak Parjo.

 

Jikakali ini aku sampai tak bisa mengejar Geo, maka mulai besok aku harus lebih halus bekerja. Dia pasti sudah menyadari bahwa aku mencurigainya gara-gara satpam tadi memberitahunya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERNIKAHAN DUSTA   EXTRA PART

    Saat dokter mengatakan bahwa Geo sudah bisa dibawa pulang, aku meminta ijin pada mama mertuaku untuk membawanya ke rumah. Aku ingin merawatnya sebagai rasa terima kasih telah menyelamatkanku dari kejahatan mantan istrinya itu.Seperti sore ini, aku pulang lebih awal dari kantor dan bergegas ke kamar kami membawa senyum di wajahku dan sebuah berkas yang kubawa dari pengadilan agama.Wajah Geo tersenyum senang saat melihatku menyembul dari balik pintu kamar kami."Sudah pulang, Al?""Iya, aku ingin makan malam sama Kamu." Aku menghampirinya yang masih berbaring di ranjang dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi dengan rahang kokoh itu."Aku mandi dulu ya," kataku setelah itu. Bermaksud hendak berlalu dari samping ranjang ketika tiba-tiba dia mencekal pergelangan tanganku."Ada apa?" tanyaku kehe

  • PERNIKAHAN DUSTA   ENDING AND THE BEGINNING

    Kantor sudah lumayan sepi. Dan hari ini Aku memang sengaja menyelesaikan pekerjaannya di kantor agar saat sampai rumah nanti dia bisa langsung istirahat dengan tenang.Beberapa kali aku meregangkan otot-otot tubuh di atas kursiku dan bersyukur karena tepat jam setengah 8 semuanya sudah selesai. Kurapikan meja sebentar sebelum akhirnya bangkit usai kusambar tas kerjaku.Geo meninggalkan kantor sejak sore untuk mewakiliku meeting dengan klien dari Jepang di sebuah hotel ternama di kota kami. Dia memang selalu bisa diandalkan untuk masalah negosiasi dengan klien ataupun calon klien. Untuk itulah aku selalu memerintahkannya untuk mewakiliku dalam kegiatan-kegiatan seperti itu.Dan kali ini aku yakin Geo pasti sudah langsung pulang ke rumah mamanya karena ini juga sudah sangat malam. Kami memang masih memutuskan untuk tinggal di rumah masing-masing walaupun hubungan kami sudah cukup memba

  • PERNIKAHAN DUSTA   CINTA BERSEMI KEMBALI

    "Apa-apaan Kamu, Al? Kenapa Kamu menyuruh security menghalangiku untuk masuk ke kantor?"Adrian tiba-tiba datang membuka pintu ruanganku dengan kasar, di belakangnya dua orang security sedang berusaha memeganginya.Aku yang memang sudah menunggu kedatangannya sejak pagi hanya memandangnya dari kursi kerjaku dengan tenang. Aku tahu dia pasti akan datang dengan kemarahan saat tahu aku menyuruh patugas keamanan di depan untuk melarangnya masuk ke kantor."Anda sudah tidak bekerja di sini lagi, Pak Adrian. Jadi, silahkan keluar. Bagian HRD akan menyelesaikan urusan Anda yang belum selesai," kataku dengan santai menyambut kedatangannya dengan wajah yang bersungut itu."Kamu sudah gila, Alma. Apa Kamu tau apa yang Kamu lakukan ini? Dengan begini kamu bisa menghancurkan perusahaan Kamu sendiri. Kamu nggak akan bisa menjalankan semua ini tanpa aku, kamu tahu itu?!"

  • PERNIKAHAN DUSTA   KEMBALINYA GEO

    "Tadi mama ketemu Adrian, Al."Mama menyambutku pulang dari kantor malam itu dengan wajah bimbang."Kapan?" kataku sambil mendudukkan diri di sofa ruang tengah, lelah."Tadi siang, dia menelpon mama ngajak makan siang. Kita ketemu di luar.""Lalu, Ma? Dia bilang apa? Masalah Pak Toby ya pasti?" tanyaku penasaran."Itu salah satunya." Mama nampak menghela nafas panjang. Tidak biasanya wanita itu membicarakan Adrian dengan raut muka seperti itu. Pasti ada yang tidak beres."Ada apa sih, Ma?" Aku menatap mama serius."Al, Adrian mendesak mama untuk mengurus perceraian kamu dengan Geo secepatnya."Wajah mama sedikit tegang saat mengatakan itu, tapi aku justru terbahak mendengar kalimatnya."Adrian itu sudah gila, Ma. Memangnya d

  • PERNIKAHAN DUSTA   PAK TOBY - KUNCI KEJAHATAN ADRIAN

    Hari ini aku sengaja mengunjungi beberapa staf pentingku di kantor tanpa sepengetahuan Adrian. Walaupun sebenarnya aku belum yakin benar siapa saja yang bisa kupercaya saat ini. Setidaknya aku akan melakukan pencegahan sekecil yang aku bisa untuk menyelamatkan aset yang sudah papa tinggalkan untukku.Aku menginstruksikan pada seluruh jajaran untuk memberikan laporan mereka langsung padaku, bukan pada Adrian lagi. Terutama untuk lini-lini yang sangat penting.Dan terakhir aku mengundang Pak Toby, kuasa hukum sekaligus orang kepercayaan papa, untuk melakukan pertemuan rahasia di sebuah Kafe yang sudah kutunjuk.Saat dia datang, kulihat wajah Pak Toby sedikit cemas, dan aku sepertinya sudah bisa menebak kenapa."Apa ada yang bisa saya bantu, Bu Alma?" tanyanya sedikit canggung dan kurasa juga ada ketegangan di wajahnya."Ap

  • PERNIKAHAN DUSTA   GEO DAN RENCANANYA (AUTHOR'S P.O.V)

    Wanita itu sangat menyukai Adrian. Bahkan Arumi sudah menyukainya sejak pandangan mereka bertemu saat Adrian menjejakkan kakinya pertama kali di kota kelahirannya, Pontianak.Ayahnya yang seorang pengusaha ternama di pulau Kalimantan, menyuruhnya menjemput Adrian di bandara waktu itu. Lalu memperkenalkan Adrian sebagai anak dari salah seorang sahabatnya yang tinggal di Jakarta. Di situlah Arumi mulai menyukai Adrian. Dia lelaki tampan, cerdas, dan tidak banyak bicara.Papa Arumi membantu Adrian merintis perusahaannya sendiri di pulau itu. Keluarga Arumi sangat memberi support pada Adrian. Terutama sang papa, yang merasa dulunya sepertinya memiliki hutang budi pada ayah Adrian. Dan pada akhirnya sampai memutuskan untuk menikahkan putri satu-satunya dengan putra dari sahabatnya itu.Arumi sendiri tidak pernah tahu masa lalu Adrian. Lelaki itu tidak pernah banyak menceritaka

  • PERNIKAHAN DUSTA   PESAN MISTERIUS

    "Ma!!" Setengah berlari, aku menyeruak masuk ke kamar mama. Wajahku panik."Lihat nih, Ma!" Kuberikan ponselku ke mama, menunjukkan sebuah pesan dari seseorang yang kuterima beberapa menit yang lalu saat aku baru saja ingin membaringkan diri di ranjang empukku.Mama yang tadi sudah hampir memejamkan mata segera bangkit, meraih ponsel ditanganku dengan keheranan."Kamu ngapain sih, Al? Kayak orang kesetanan gitu.""Baca deh, Ma," kataku lagi padanya.Perlahan mama segera terpekur pada layar ponselku yang sudah beralih ke tangannya."Siapa yang ngirim ini?" tanyanya."Ya nggak tau, Ma. Liat aja nggak ada namanya kan?" Aku menunjuk ke arah nomer ponsel di atas pesan yang memang tak ada namanya.Beberapa menit yang lalu, saat ingin m

  • PERNIKAHAN DUSTA   TABIR DENDAM ADRIAN (AUTHOR'S P.O.V)

    Rumah bergaya arsitekstur eropa kuno itu nampak sudah sangat sepi saat Adrian memarkirkan mobilnya di halaman. Saat Adrian kecil, dia sangat senang bermain di halaman rumah yang dulunya terlihat sangat asri dengan tanaman-tanaman bunga yang indah disana. Tapi itu dulu, saat ibunya masih ada, saat usia Adrian sekitar 10 tahun.Setelah papanya mengalami kebangkrutan, perusahaannya ambruk akibat persaingan bisnis yang katanya justru dilakukan oleh sahabatnya sendiri, mama Adrian jatuh sakit. Dan sejak itulah, tak ada lagi tawa keceriaan di rumah itu. Yang tersisa hanya tangisan dan kesepian.Adrian masih ingat saat satu per satu pekerja-pekerja di rumahnya harus diberhentikan karena papanya sudah tidak sanggup lagi membayar upah mereka. Dan akhirnya rumah itu menjadi sangat gersang, tidak terawat. Apalagi saat mamanya akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit dan dirawat disana selama berbulan-bulan. Adrian merasa it

  • PERNIKAHAN DUSTA   TEROR CINDY

    Ada seseorang yang bertepuk tangan ketika aku membuka pintu ruanganku. Dan tanpa melihat pun aku sudah tahu siapa orang yang melakukan itu."Bagus, Ibu Direktur. Rapat sepuluh menit lagi dimulai dan Anda baru muncul di kantor," kata suara sinis itu.Tentu saja itu adalah suara Adrian. Siapa lagi orang yang berani mengolok-olok seorang pemilik perusahaan dengan sindiran seperti itu.Saat akhirnya aku berada di dalam ruangan, kulihat dia sedang berdiri menghadap pintu bersandar pada meja kerjaku, sementara tangannya masih juga dalam posisi semula, ditepuk-tepukkan seolah sedang menyambut kedatanganku.Tanpa menghiraukannya, aku segera menuju ke meja kerjaku. Menyiapkan laptop dan berkas-berkas yang kami perlukan untuk rapat kali ini."Kenapa sih, kamu tidak pernah mau mendengarkan perkataanku?" Dia membalikkan badannya menghadapku. Da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status