Hampir satu bulan, keysha menjadi seorang istri, sungguh, membuatnya extra berfikir keras, apalagi ketika Yudistira menyuruhnya memasang sprei, keringatnya sampai mengalir dari kepala sampai leher, tak dapat juga sprei terpasang, selama hidupnya baru kali ini Keysha memasang sprei, baginya lebih baik disuruh menghitung angka–angka akuntansi daripada disuruh memasang sprei. Mungkin tidak ada masalah jika Yudistira mempunyai asisten rumah tangga. Tapi seorang wanita sudah kodratnya mengurus rumah tangga jadi Keysha akan terus berusaha menjadi istri yang baik. Setelah sprei terpasang, Keysha dan Yudistira menuju meja makan, omlet dan segelas susu sudah ada dihadapannya dan semuanya Yuditisra yang mempersiapkannya. “Sha, hari kita belanja keperluan dapur, kulkasnya masih kosong, sekalian nanti kita mampir ke pasar untuk beli buah dan sayur mayur,” ucap Yudistira. “Beli sayur mayurnya sekalian saja di supermarket.” “Sha, kalau di pasar itu lebih murah dan lebih seger.” “Oh begitu
Keysha masih berdiri di pinggir jalan dekat kantor, beberapa kali ia mencari taxi, tapi tidak di dapat, lewat aplikasipun sulit karena di jam pulang kerja. Solusi satu-satunya menelfon Yudistira, walaupun sebenarnya rumahnya cukup jauh dari kantor, tapi itu jalan satu-satunya untuk dapat pulang. “Halo, Mas Yudis, jemput aku ya.” “Oke .” Sekitar 40 puluh menit kemudian, Yudistira sudah ada dihadapan Keysha dengan motor ninjanya, dan dengan mesra memakaikan helm di kepala Keysha. Kemudian Keysha naik ke motor, dan memeluk erat pinggang Yudistira, yang segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. “Sha, kita sekalian cari makan, kamu mau makan apa?” “Nasi goreng deh.” “Oke, Nyoyah Yudistira.” Yudistira lebih cepat melajukan motornya, beberapa menit kemudin ia berhenti di pinggir jalan, di depan gerobak penjual nasi goreng. “Maaf ya Sha, aku belum terima honor dari klienku, jadi kita makan di sini, lain kali, makan nasi gorengnya di kafe,” ucap Yudistra dengan tatapan mel
Sementara itu di Rumah Sakit Hospital Healty, Rama dengan serius memeriksa pasiennya, Dokter ahli jantung itu begitu profesional dalam menjalankan tugasnya. “Pagi Pak Rama, Bapak memanggil saya,” tanya Andra. “Dra, kamu bisa ‘kan nanti malam datang ke rumah saya.” “Bisa Pak Rama, nanti malam saya akan datang, kalau boleh tahu ada acara apa.” “Bukan acara spesial, cuma makan malam biasa, aku ingin tahu lebih banyak tentang management Rumah Sakit, kita bisa sharing tentang pekerjaan, kamu tahu ‘kan, selain Dokter aku juga dipercaya menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit.” “Oke, Pak Rama .” **** Setelah percakapannya dengan Andra selesai, Rama meraih ponselnya, dan menelfon Keysha. “Assalamu’alaikum, Papah,” Sapa Keysha pelan “Waalaikumsalam, sayang. Bagaimana kabarmu?” tanya Rama. “Baik, Papah sehat ‘kan?” “Seharusnya pertanyaan itu buat kamu, aku dengar dari Mamah beberapa waktu yang lalu, kamu jajan sembarangan, ingat Sha, kesehatan itu bermula dari yang kita makan.” “Iya
Andra, mengangkat tubuh Keysha, lalu dibawanya ke lantai dua, kamar Keysha. Di saat Andra berjalan menaiki tangga dengan membopong tubuh Keysha. Tanpa sepengetahuan Andra, Rama memotretnya dengan kamera ponsel. Senyum licik menyeringai di wajah Rama, niatnya untuk menghancurkan pernikahan Keysha dan Yudistira ada di depan matanya, ia berharap terjadi kesalahpahaman di antara Yudistira dan Keysha. Sementara itu, Andra sedikit gugup harus mengangkat tubuh Keysha. Walau dalam hatinya tidak ada perasaan lagi semenjak tahu jika Keysha lebih memilih Yudistira, tapi sebagai laki-laki normal tetap saja jantungnya berdesir, ketika tangannya memegang tubuh wanita cantik dengan kulit putih mulusnya. Andra memasuki kamar Keysha, kemudian dibaringkannya di ranjang bersprei motif bunga, lalu diselimuti tubuh keysha dengan bed cover sampai batas leher. Setelah memastikan Keysha sudah nyaman dengan tidurnya, Andra keluar kamar dan menutup pintu kamar, lalu bergegas turun ke bawah, di sana dilihatny
Yudistira pergi melajukan motor ninjanya menuju kantor Keysha, kebetulan jam menunjukkan jam istirahat, setelah mengirim pesan lewat WA, Yudistira menunggu Keysha di loby kantor, tak lama kemudian Keysha datang dengan senyum manis di bibirnya. “Mas Yudis, sudah lama nunggunya?” “Nggak, baru 5 menit, yuk kita makan siang, sekaligus ada yang ingin aku bicarakan.” “Ih serius, ada apa?” “Ntar, kita makan dulu.” Yudistira dan Keysha makan di kafe dekat kantor, jadi mereka berjalan kaki menuju kafe, setelah memesan menu makan siang, sambil menunggu pesanan, Yudistira menunjukan pesan WA yang yang berisi foto Keysha dengan Andra. “Sha, lihat ini, Papahmu yang mengirim ini.” Keysha melihat di layar ponsel milik Yudis dan betapa terkejutnya Keysha melihat dirinya yang dibopong Andra. “Berarti yang memindahkan aku ke kamar kemarin malam Mas Andra, dan Papah memotertnya lalu di kirim ke Mas Yudis,” ucap Keysha, netranya mulai berair, ia sedih karena papahnya sendiri yang mempermalukan
Malam semakin larut, gerimis di luar sana menambah hawa dingin yang semakin menusuk tulang, Keysha tertidur dalam pelukan Yudistira. Setelah mereka memadu kasih,. Keysha nampak cantik dalam tidurnya, Yudistira merasa beruntung memilikinya, Keysha memang bukan istri yang sempurna, dalam hal pekerjaan rumah tangga, ia hampir tidak bisa mengerjakannya, Yudistira pun memaklumi hal itu, dan tidak sedikit pun ia menuntutnya untuk bisa mengerjakan pekerjaan rumah, apalagi Keysha sekarang sibuk dengan pekerjaannya sebagai manager keuangan di perusahan besar. Untunglah Yudistira yang sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah sedari kecil, bisa menghandle semuanya, di dukung pekerjaannya sebagai accounting freeland yang lebih banyak ia kerjakan di rumah. Malam ini Yudistira tidak bisa memejamkan mata, pikirannya melayang pada hasil pencarian data tentang karyawan Hospital Healty, dengan berlahan ia melepaskan pelukannya dan meletakkan kepala Keysha di atas bantal dengan pelan, Yudistir
Sementara itu di tempat lain, di kantor PT. Agratama Corp, Keysha sedang mengikuti rapat direksi, ia melakukan presentase dan laporan keuangan, kinerjanya sebagai manager keuangan sangat memuaskan Haris, selaku CEO PT. Agratama Corp. Matanya tak lepas dari Keysha, diam–diam ia mengagumi kecerdasan Keysha. Beberapa jam berlalu, rapat direksi telah selesai, para staff dan para direksi meninggalkan ruang meeting. Keysha dan Haris nampak masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada di hadapannya. “Keysha, terima kasih, kinerjamu luar biasa, kamu patut di promosikan menjadi direktur utama, di perusahaan ini,” puji Haris dengan melempar senyum. “Terima kasih Pak Haris, dan saya senang, jika Pak Haris menyukai kinerja saya,” jawab Keysha, membalas senyuman Haris “Sayang ya, kamu sudah menikah, kalau belum, akan aku jodohkan dengan Rendi, putraku.” Keysha tersenyum,” Pak Haris mungkin kagum dengan kinerja saya, tapi saya yakin, jika tahu saya bukan istri yang sempurna, pasti Pak Haris tidak
Beberapa jam kemudian, mendaratlah pesawat yang ditumpangi Keysha di Bandara Udara Changi Singapura, dengan semangat Keysha turun dari pesawat. Ia melangkahkan kaki menuju luar Bandara, di sana sudah ada seseorang yang menjemput. “Welcome to Singapura, Bu Keysha,” ucap staff wanita yang ditugaskan menjemput Keysha “Terima kasih.” “Kenalkan Bu Keysha, saya Noni, sekrtaris pribadi Pak Rendi” sapa Noni, sambil menjabat tangan Keysha. “Ooh iya, salam kenal juga.” “Bu Keysha, kami sudah siapkan hotel untuk Ibu istirahat, dan besok pagi ada sopir kami yang akan menjemput.” “Oke terima kasih,” balas Keysha. Lalu Noni dan Keysha naik ke dalam mobil, setelah itu mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju hotel. Beberapa menit kemudian sampailah mereka di depan Hotel bintang 5 yang cukup mewah. Keysha beserta Noni terus dan memasuki loby hotel, setelah melakukan chek in. Noni berpamitan pergi. Setelah kepergian Noni, keysha menuju ke kamarnya, kamar 910, yang terletak di lantai 9