“Haruskah aku tinggal bersama mereka?” batin Narnia yang mempunyai keraguan besar untuk melakukan permintaan yang menurutnya tidak masuk akal sama sekali atas permintaan ibu tiri.
Keraguan menyusup di hati Narnia, ia memutuskan untuk menolak secara halus tawaran ibu tiri. Karena tidak enak hati dan takut-takut seperti cerita di sinetron yang keberadaannya tidak di anggap sama sekali dan di siksa oleh pihak keluarga ibu tiri yang kejam. Ampesnya di perkosa bergilir seperti piala dunia. membayangkan hal seperti itu saja sudah membuat semua bulu tubuh Narnia berdiri semua.
Sang ibu tiri yang melihat pesan balasan dari Narnia.
"Keparat," umpat Lala yang mendengus kesal, ia tidak terima atas kegagalan ini dan niat jahatnya masih tetap tidak berubah sama sekali untuk menjadikan Narnia sebagai calon persugihan lendir.
Melihat tidak ada tangkapan dari ibu tiri. Narnia kembali menjelaskan maksud penolakkan ajakan tersebut dengan berapa alasan sebagai pendukung.
Lala yang sejak tadi membaca balasan pesan dari Narnia, ia semakin jengkel dan tidak dapat menahan emosi lagi atas sikap Narnia yang di anggap tidak balas budi.
“Kurang ajar,” seru ibu tiri dengan nada marah atas jawaban Narnia yang di anggap meremehkan tawaran barusan. Tepatnya, Wanita paruh baya itu tidak suka di tolak oleh Narnia dengan alasan ini itu. Karena baginya Narnia cuma alat untuk mendapatkan harta dan kekayaan dengan cara menjadi tumbal pesugihan untuk mengantikan tumbal sebelumnya.
Herman yang melihat kemurkahan Lala, ia semakin yakin misi ini tidak akan berhasil dengan cara yang mudah seperti ini.
"Anak sialan," seru Lala yang masih rajin mengumpat.
Sang ibu tiri tidak menyerah begitu saja, ia kembali membujuk Narnia dengan iming-iming kuliah di Jakarta karena permintaan terakhir ayah Narnia. Pesan selanjutnya membuat Narnia bimbang besar. Mau melakukan wasit sang ayah atau tidak, karena sejujurnya ia tidak punya rencana untuk kuliah. Maunya langsung kerja untuk mencari biaya hidup.
"Benarkah? ayahnya menginginkan aku kuliah," banyak pertanyaan di hati Narnia yang di sertai dengan keraguan dan kecurigaan terhadap ibu tiri yang kini bertingkah aneh belakang ini. padahal ibu tiri tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya. Selain bersikap acuh tak acuh dan sol tidak kenal satu sama lain selama berapa tahun.
Ping
Pesan whatsxx masuk ke sekian kalinya, dengan isi semua biaya kuliah sudah di persiapkan jauh-jauh hari oleh sang Ayah. Sehingga Narnia tidak perlu cemas dengan segala pengeluaran dan biaya bulanan di sertai dengan bukti palsu transaksi keuangan berapa tahun lalu.
Lala tahu tidak akan semudah itu menipu Narnia, maka ia sudah menyiapkan transaksi keuangan palsu jauh-jauh hari untuk menyakinkan Narnia.
Narnia masih bimbang untuk membalas pesan tersebut, sehingga ia meminta waktu untuk berpikir lagi apakah akan berkuliah di ibu kota atau terjun ke dunia kerja.
Melihat jawaban Narnia yang masih ada keraguan, Lala berdecak kesal untuk kesekian kali di sertai dengan sumpah serapah yang tiada henti-henti yang di layangkan untuk Narnia yang di anggap tidak tahu untung.
“Keras kepala sekali anak ini," decak Lala kesal bukan main, Hingga kerutan di wajahnya nampak jelas semua yang menandakan usianya sudah 50 tahun lebih.
Herman yang sedari mendengar suara umpatan Lala yang di sertai dengan makian. Ia hanya bisa menghela nafas panjang sebelum bersuara. Sekaligus jijik melihat wajah tua Lala yang di tutupi dengan make up tebal dan menor seperti itu.
“Biarkan dia berpikir dulu,” saran Herman selaku suami baru dari Lala.
“Di biarkan sampai kapan? bisa-bisanya kita kehilanga tumbal persugihan selanjutnya,” ucap Lala mengingatkan Herman yang masih saja bodoh dan berbaik hati membiarkan tumbal selanjutnya hidup nyaman dan bebas. Sedangkan dirinya harus menatapi detik-detik kebangkrutan usaha yang di rintis dengan susah payah.
Herman terdiam karena syock dengan wajah Lala yang seperti nenek lampir, hingga tidak bisa berkata-kata.
"Aku tidak mau hidup miskin," seru Lala dengan emosi tinggi untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati.
Herman memangut-mangutkan kepala atas kemarahan Lala yang masuk akal menurutnya.
“Waktu kita tidak banyak lagi, tumbal ini sudah tidak berguna lagi. kita harus mendapatkan tumbal baru,” ucap Lala yang masih sibuk mengingatkan Herman atas tujuan persugihan makanan yang mereka kelola yang mulai menyusut banyak selama berapa tahun ini.
“AKu tahu, Coba kau minta dia liburan sehari atau dua hari di sini untuk menarik perhatian Narnia. Siapa tau dengan mengajak Narnia keliling Jakarta dan ke sekolah Ardi dan Adam, maka dia berminat pindah sekolah tanpa pikir panjang. tepatnya buat Narnia tergila-gila pada Adam," jelas Herman dengan ide cemerlang yang di pastikan akan berhasil menyeret Narnia ke dalam ritual persugihan untuk mengantikan para wanita yang kini sudah tidak bisa di kuras lendirnya lagi.
Lala yang mendengar usul Herman, Ia berpikir sejenak. Kemudian setuju dengan ide tersebut, karena bagi Lala tidak ada salahnya untuk di coba. Berhubungan sabtu tanggal merah dan senin masih tanggal merah. Maka Lala langsung mengirimkan pesankesekian kali kepada Narnia untuk membujuk Narnia ke Jakarta dengan memfasilitaskan apa yang di inginkan Narnia dengan alasan ia sudah kangen. Sekaligus mengajak Narnia untuk berziarah ke makan orang tua Narnia. Bagaimanapun ia adalah ibu tiri Narnia dan masih ada kewajiban mengingatkan Narnia yang masih ada tanggung jawab. Walau kenyatan sesungguhnya, lala tidak pernah menjalankan tanggung jawab sebagai peran ibu tiri yang melakukan wasiat ayah Narnia.
Narnia menghela nafas panjang atas isi pesan yang di kirimkan oleh ibu tiri.
"Rajin banget kirim pesan," batin Narnia mulai curiga dengan perubahan ibu tiri yang tidak biasanya berapa hari ini.
Penasaran dengan isi pesan yang di kirim ibu tiri, Narnua memutuskan untuk membuka pesan tersebut untuk di baca. Seketika kecurigaan Narnia kepada Lala lenyap entah kemana.
Narnia membaca pesan dari Lala secara teliti dan berapa kali untuk memastikan dirinya tidak salah baca isi pesan dari Lala.
"Aku mengapa bisa lupa bagian ini," Narnia menepuk dahinya sesaat. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Narnia setuju dengan apa yang di tawarkan oleh ibu tiri. Bahwa ia akan pergi ke Jakarta pada hari jumat siang dengan tujuan berziarah di makam kedua orangtua. Kemudian kembali ke Bandung. Melihat pesan balasan yang di kirimkan oleh Narnia, kedua mata Lala terbelalak besar. Ia berulang kali membaca pesan tersebut untuk memastikan dirinya tidak salah baca. "Akhirnya berhasil," seru Lala dengan suara nyaring dan bahagia akan misinya yang sudah berhasil di tahap pertama. Tahap pertama menjebak Narnia untuk ke Jakarta sebagai calon persugihan. Lala dan Herman saling melihat satu sama lain, Keduanya tertawa terbahak-bahak. Karena rencana mereka akhirnya berhasil menarik simpati Narnia. “Dengan demikian maka tumbal persugihan dari wanita yang di kencani oleh Adam, Kini sudah tidak berguna lagi. Kita harus secepatnya mejadikan Narnia sebagai peganti wanita persugihan yang lama," ucap L
"Tolong lebih pelan," pinta wanita itu memohon pilu. Wanita itu sudah tidak mampu mengimbangi kekuatan Adam yang seperti binatang buas kelaparan di malam hari. Binatang buas yang mencari santapan lezat dengan menyiksa mangsa secara perlahan-lahan hingga ke brutal. Adam menaikkan sebelah alis. Ia merasa jijik akan permohonan wanita itu. "Aku mohon," rintih wanita itu pilu meminta kelembutan hati Adam. Geram akan wanita itu yang sejak merintih dengan bersuara memohon lebay. Adam menghembuskan nafas kasar untuk memberikan wanita itu pelajaran agar tahu diri dan tidak berteriak lebay seperti itu. "Pelan katamu?" pekik Adam yang terlihat tidak senang dengan apa yang di katakan oleh wanita tersebut. "Tolong lebih pelan, ini sungguh menyiksa. Aku mohon padamu," rintih wanita itu yang masih tidak ada lelahnya memohon kepada Adam. Senyuman licik dan terlihat kemarahan di wajah Adam di sertai dengan urat biru yang terlihat di dahi. "Aku akan memberitahukan padamu, apa itu pelan?" seru A
*** Pagi hari, Adam dan Ardi di kejutkan oleh sebuah berita yang menurut mereka berdua tidak masuk akal. Terutama Ardi, ia memperlihatkan sikap menantang kepada kedua orang tua. Karena sudah bisa menebak apa yang terjadi kedepan dan alasan demi kepentingan pribadi. Sehingga mengorbankan apa yang ada. "Ardi jaga sikapmu," Herman menegur anak bungsu tanpa sengaja dengan nada membentak. Mendapatkan teguran dari Herman, Ardi semakin tidak senang. "Cih.... pasti aku harus mengalah lagi demi egoisan kalian bertiga," cibir Ardi dengan nada tidak suka kepada sang ibu. Bahkan menunjukkan sikap pemberontakan dengan menendang kaki meja secara terang-terangan. Ardi tidak perduli dengan harga kaki meja yang kini menjadi sasaran perlampasan kemarahan di dalam hati. Melihat Ardi yang semakin lama semakin memberontak. Lala yang tidak bisa membendung emosi. Ia berjalan kehadapan Ardi dengan wajah hitam. Ingin sekali Lala menampar wajah Ardi dengan tamparan kuat. Tapi dia tidak sanggup melakuka
*** Pagi hari, Adam dan Ardi di kejutkan oleh sebuah berita yang menurut mereka berdua tidak masuk akal. “Apa!?” ucap Adam terkaget dengan perkataan ibu tiri, bahwa ada saudara lain yang akan menginap berapa hari di kediaman mereka. Sehingga ia di minta keluar dari rumah sampai waktu di tetapkannya persugihan untuk menguras lendir wanita bernama Narnia. Melihat Adam menunjukkan sikap tidak setuju, Lala tetiba mempunyai ide jahat. Ia tahu Adam hobi tidur dengan para wanita yang masih bersih alias perawan. Sehingga Lala berpikir akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membujuk Adam. "Ini semua demi keselamatan kita bersama-sama dan kamu bisa mendapatkan malam pertama Narnia. Aku rasa ini penukaran yang setimpal, bukan?" balas Lala yang berusaha membujuk Adam untuk mengikuti rencana awal agar masa depan mereka tidak melarat. Adam berpikir apa yang di katakan oleh ibu tiri tidak ada salah juga. Ia bisa menyetubuhi wanita itu kapan saja sesuai keinginan dirinya dan juga mendapatkan mala
Ardi, ini demi keselamatan kita. Kamu pasti tidak mau kan hidup di kolong jembatan dan selalu di hina orang," ujar Herman yang membujuk Ardi yang masih keras kepala saat ini.Ardi mendengus kesal berulang kali atas perkataan sang ayah yang satu sisi ada benarnya dan satu sisi tidak ada benarnya dengan menggunakan PERSUGIHAN demi kelancaran bisnis yang selama ini di jalani."Berapa lama?" tanya Ardi dengan wajah tidak senangnya kepada kedua orang tua yang sejak tadi berdiri menatapi dirinya dan di dukung dengan saudara tiri yang sejak tadi mengeluarkan tatapan sinis ke arah dirinya.Ketiganya saling melihat satu sama lain. Kemudian Herman yang mengambil langkah untuk berbicara dengan Ardi."Mungkin berapa hari atau berapa tahun, sampai wanita itu tidak bisa di gunakan lagi untuk persugihan ini," jelas Herman singkat tanpa berbelit-belit kepada Ardi.Wajah Ardi menghitam. Ia merasa dirinya telah di usir secara lembut oleh kedua orangtuanya.Melihat wajah tidak senang dari Ardi sejak tadi
*** Jumat pagi, Narnia yang masih di sekolah. Ia mengikuti berapa pelajaran sampai siang hari. Jam menunjukkan jam 1 siang, Narnia memutuskan bergegas mandi dan memilih baju kadar apanya untuk di bawa ke Jakarta Lala yang tidak sabaran, berapa kali mengirimkan Narnia pesan untuk memastikan Narnia benar-benar akan datang atau tidak. Karena ia tidak ingin usahanya gagal total dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. “Jadi kok,” balas Narnia yang kini berjalan memasuki dalam pesawat di bandung menuju ke Jakarta yang merupakan transportasi tercepat. “Hati-hati di jalan, ibu sudah di bandara menunggu kedatangamu. jika sudah sampai, segera kabarin ibu. Biar kecemasan ibu berkurang,” balas Lala dengan suara super bahagianya yang di buat-buat. “Iya,” balas Narnia yang mengakhiri pembicaraan. Ketika ia akan memasukkan kopernya ke atas bagasi di atas kepalanya. Karena Narnia agak pendek, sehingga susah untuk mencapai bagasi tersebut. Seorang pria dengan wajah masam dan menggunakan ka
“Cepat gunting sprainya,” ucap Adam yang membuyarkan lamunan Herman. Herman melihat ke arah Adam yang sedanng berdiri di depannya. Seolah tau apa yang akan di tanyakan oleh ayahnya, Adam mulai terkekeh. “Aku sudah membereskan kamarnya seperti sedia kala dan jangan lupa transfer ke rekeningku!” ucap Adam yang langsung pamit dari hadapan Herman dan tidak ada niat untuk menginap di rumah. setelah mendapatkan apa yang ia inginkan malam ini. Herman menatapi kepergian Adam, kemudian langsung mengambil gunting di laci untuk memotong sprai yang ada berapa bagian yang basah bercampur noda merah yang seperti kelopak bunga mawar. Sisa pemotongan sprai, langsung di bakar oleh Herman di tempat pembuangan sampah. Sedangkan Lala menyiapkan kuah panas mendidih di salah satu panci bakso berukuran besar. Melihat jam sudah jam 2 malam dan sesuai instruksi dari dukun Joko. Herman manaruh kain basah berserta kain segitiga yang sudah di sobek ke dalam panci bakso dan memasaknya di atas kompor selama s
Pria itu menaikkan kecepatan hentakkan semakin kuat dan kasar. Kedua tangan kasar pria itu memainkan kedua buah kembar NArnia yang bergantung dengan remasan dan menarik ujungnya dengan jemari. untuk semakin memberikan rangsangan untuk Narnia yang kini menikmati persetubuhan. "Gila, ini benar-benar terjadi? Bagaimana bisa," batin Narnia bertanya-tanya dalam hati. karena hayalannya menjadi kenyataan. Untuk membuktikan hayalannya, Narnia berhayal. Bagaimana jika hentakkan selanjutnya menembus rahimnya kembali. Hentakkan pria di belakang semakin kuat. Satu tangannya menarik rambut belakang Narnia dan satu tangan tangannya memasukkan satu obat ke dalam mulut Narnia. Saat Narnia mendesah dengan mulut terbuka. Hentakkan terakhir menembus bibir rahim. Jeritan kesakitan dan pil obat tertelan oleh Narnia secara bersamaan. "Sakit," pekik Narnia kesakitan saat merasakan barang keras tidak bergerak lagi di dalam tubuhnya. Pria itu tersenyum jahat,