Terima kasih udah mampir. 💛
🏵️🏵️🏵️Sebulan telah berlalu, akhirnya Ryan sekarang sangat dekat dengan ibunya. Adelia sangat bahagia karena harapan untuk menyayangi putranya telah tercapai. Kini, dia merasa menjadi wanita paling beruntung dan ibu yang seutuhnya.Agus menyaksikan dua orang yang dia cintai sedang tertawa lepas. Ryan sudah sangat mengerti jika diajak bercanda, dia amat senang bermain dengan ibunya. Adelia sangat bersyukur dengan nikmat yang dia peroleh saat ini.Hati Adelia sangat gembira karena dapat merawat buah hati yang telah lama dia rindukan. Ini adalah harapan yang sudah lama dia impikan, melahirkan dan menjaga anak dari laki-laki yang sangat mencintainya. Sungguh, ini merupakan anugerah terindah yang tidak dapat dia ungkapkan dengan kata-kata.“Akhirnya, anak kita bisa menerima kamu, Sayang.” Agus membelai rambut Adelia. Dia sangat bersyukur karena istrinya itu mengaku terharu setelah dekat dengan buah hati mereka.“Iya, Mas. Aku bahagia banget.” Adelia tersenyum puas mengingat usaha yang d
🏵️🏵️🏵️ Hari ini merupakan acara pernikahan Agus dan Adelia digelar. Tidak menunggu lama, dua minggu setelah Adelia sadar dari koma, mereka langsung mengikat hubungan dalam ikatan suci. Agus ingin menjadikan Adelia miliknya seutuhnya, bukan hanya sekadar simpanan semata. Dia ingin menunjukkan kesungguhan yang selama ini dia ucapkan kepada wanita yang telah melahirkan putranya itu. Betapa bahagia dan bersyukurnya dirinya karena akhirnya dapat mempersunting wanita yang sangat dia cintai. Ryan—buah hati tercinta Agus dan Adelia, sebagai bukti betapa mereka saling membutuhkan. Agus berjanji akan selalu memberikan kebahagiaan kepada Adelia dan Ryan. Dua orang tersebut adalah penyemangat hidup untuknya. Adelia telah resmi menjadi istri Agus dan mereka kini telah berada di kamar pengantin yang sudah lama mereka dambakan. Pak Andy dan Bu Arini meminta Agus dan Adelia agar tetap tinggal bersama mereka. Orang tua Agus sangat memahami kondisi sang menantu yang baru sadar dari koma. Ryan ju
🏵️🏵️🏵️Seminggu telah berlalu sejak pernikahan Arman dan Ana. Hari ini, mereka akan pindah dari rumah orang tua menuju rumah baru. Ternyata benar kalau Rama lebih memilih tinggal bersama kakek dan neneknya dibandingkan serumah dengan kedua orang tuanya.Rama mengaku sangat menyayangi orang tua dari ayahnya tersebut. Dia juga sangat kasihan jika kakek dan neneknya kesepian tanpa dirinya. Anak kecil itu sangat mengerti dengan apa yang dirasakan Pak Sarma dan Bu Siska.“Baik-baik, ya, Sayang, sama Oma dan Opa. Nggak boleh nakal dan cengeng.” Ana memberikan nasihat kepada putranya.“Iya, Mah, Rama janji akan menjaga Oma dan Opa.” Anak itu merangkul ibunya.“Kalau kangen sama Papa atau Mama, langsung telepon aja. Nanti Papa atau Mama pasti jemput.” Arman memberikan penjelasan kepada anaknya.“Iya, Pah.” Rama juga memeluk ayahnya.Ana dan Arman segera memasuki mobil lalu meluncur. Tidak ada kesedihan di wajah Rama setelah kepergian Ana dan Arman. Dia sangat ikhlas tinggal bersama kakek da
🏵️🏵️🏵️Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, Arman dan Ana akhirnya resmi menjadi sepasang suami istri. Kebahagiaan terpancar di wajah kedua pengantin baru itu. Mereka malu-malu dan saling mengembangkan senyum di dalam kamar pengantin mereka.Arman mendekati pengantin wanitanya yang kini duduk di tempat tidur yang telah dihiasi bunga-bunga indah. Dia mengusap pipinya lalu mendaratkan ciuman di dahi, kemudian turun ke bawah. Dia berhasil mencium bibir lembut ibu dari anaknya tersebut.Hubungan mereka tumbuh dari hati yang paling dalam, bukan karena unsur paksaan atau ancaman. Pernikahan yang Ana rasakan saat ini, sangat jauh berbeda dari sebelumnya, di mana kala itu laki-laki yang mempersunting dirinya melakukan semuanya dengan terpaksa karena tidak ada cinta. Namun, kini semua itu akan menjadi masa lalu, sekarang dia bersama dengan pria impiannya.Dua insan itu berhasil mengarungi samudera cinta bersama, mereka telah melakukan hasrat yang begitu membara. Mereka bercinta de
🏵️🏵️🏵️Seminggu berlalu semenjak Arman meminta Rama menganggap dirinya sebagai ayah, laki-laki itu kembali berkunjung bersama kedua orang tuanya. Pak Sarma dan Bu Siska telah lama ingin bertemu dengan cucu tercinta dan wanita yang melahirkannya.Ana sangat terkejut melihat kedatangan Arman dan orang tuanya. Dia bingung dihadapkan dengan situasi yang tidak biasa menurutnya. Dia mempersilakan mereka duduk di sofa ruang tamu.Arman berani mengajak orang tuanya mengunjungi Ana dan Rama setelah melihat perubahan sikap wanita yang dia cintai itu makin baik dan menerima dirinya. Oleh karena itu, dia sangat yakin untuk melamar Ana menjadi pendamping hidupnya.“Kenalin, Pih, Mih … ini Ana, wanita yang aku cintai.” Arman memperkenalkan Ana kepada kedua orang tuanya.Bu Siska mendekati Ana lalu menggenggam jemarinya. “Maafin kesalahan Arman, ya, Nak. Mami udah tahu semuanya. Dia pernah mengabaikanmu.”“Semua sudah terjadi dan berlalu, saya sudah melupakannya. Mungkin itu jalan hidup saya.” Ana
🏵️🏵️🏵️ Dua bulan telah berlalu, Adelia belum juga terbangun dari tidur panjangnya. Agus selalu setia menemaninya. Dia dengan sepenuh jiwa berusaha agar ibu dari anaknya itu segera sadar dan kembali membuka mata. Sudah banyak cerita yang dia bacakan kepada Adelia. Dia berharap agar wanita itu cepat siuman. Sementara itu, Ana akhirnya membuka diri untuk kembali menerima ayah dari anaknya. Mereka juga sudah mengetahui keadaan Adelia. Hari ini, mereka menemui Adelia di rumah sakit. Ana sangat prihatin melihat kondisi Adelia yang belum sadarkan diri. Dia kasihan melihat keponakannya yang belum merasakan kasih sayang seorang ibu. Hatinya terenyuh dan tidak dapat membayangkan betapa Agus harus menemani wanita impiannya yang tetap diam. “Yang sabar, ya, Mas. Semoga Adel segera sadar,” ucap Ana kepada Agus. “Iya, Na, terima kasih.” “Oh, yah, Mas … minggu depan aku dan Mas Arman akan menikah, ini aku kasih undangannya untuk kamu dan orang tuamu.” Ana memberikan kertas tebal berwarna kee