Wajah Reno seketika memucat. Belum tuntas kepanikannya dengan cecaran sang Mama, Reno dibuat pusing dengan kehadiran seorang wanita yang ....
[Reno, Reno, kamu masih dengar Mama nggak? Jawab, Reno! Kamu di mana?]
"Kamu kok bisa tahu aku di sini?" tanya Reno dengan wajah panik.
[Hallo, Reno!]
[Ma, aku belum bisa menjelaskan apapun. Nanti aku hubungi Mama lagi ya kalau keadaannya udah memungkinkan.Assalamualaikum.]
[Wa'alaikumsalam ....]
Setelah mematikan ponselnya Mam Reno itu mencoba membujuk Halimah untuk tetap bertahan menjadi istri Reno. Ia berjanji akan membicarakan semua masalah ini dengan baik.
"Maaf, Ma, Pa. Keputusan Ima sudah bulat. Ima akan tetap meminta Mas Reno menjatuhkan talak," ucap Halimah tegas. Ia nggak mau lagi terlibat dalam drama cinta yang sudah Reno ciptakan.
"Aku nggak perlu mencer
Sara meradang ketika mendengar Reno menjatuhi talak pada.Nindya di saat kondisi sang kakak baru saja tersadar. Bahkan di saat keadaannya masih sangat lemah."Mas, Mas nggak bisa dong seenaknya begini menceraikan Mbak Nindya begitu aja. Punya hati nggak sih?!" pekik Sara yang langsung bangkit dari tempat duduknya."Kamu itu anak kecil. Nggak usah ikut campur urusan orang dewasa," celetuk Anggun."Ih, Kakak juga nih. Punya hati nggak sih sebagai sesama perem—""Heh,diam kamu! Sebelum kamu bicara gitu, tanya ke Kakakmu dulu, dia punya hati nggak? Ketika berhubungan dengan suami saya? Coba kamu tanya!" hardik Anggun yang meradang ketika Sara mencapnya sebagai wanita tak berperasaan."Sara, udah. Mbak ikhlas. Ini memang salahnya Mbak. Mas, Mbak, maafkan saya. Saya ikhlas kamu ceraikan, Mas," ucap Nindya lirih dengan pandangan nanar yang terlihat masih lemah.
Halimah mantap dengan keputusannya. Ia meminta talak cerai dari Reno. Baginya pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan. Reno sudah banyak menyakiti banyak wanita. Sudah banyak membohonginya.Terlebih kebaikan Anggun, membuatnya merasa bersalah karena hadir ditengah pernikahan mereka.Akhirnya, Reno dan Halimah kembali bertemu. Di depan kedua orang tua Reno dan juga Anggun, Halimah meminta Reno menjatuhinya talak."Mas, karena kita menikah secara siri, aku minta kamu menjatuhi aku talak, Mas. Aku hanya ingin hidup tenang bersama anak-anakku," ucap Halimah mantap menatap Reno dan sesekali melirik ke arah Anggun."Cerai?""Nggak mungkin, Halimah. Kamu itu sedang mengandung. Aku nggak boleh menjatuhi kamu talak," sahut Reno."Reno, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sampai Halimah meminta cerai begini? Kamu tahu kan, kedua orang tuanya mengamanahkan pa
Reno merasa di atas angin, sebagai seorang suami, ia mempunyai hak penuh atas talak yang diinginkan Anggun dan Halimah.Kedua wanita itu meminta Reno menjatuhi talak agar segera putus pernikahan dengan pria yang dianggap tak bertanggungjawab."Terserah kamu, Reno. Aku akan tetap mengajukan gugatan perceraian di pengadilan. Ingat, lunasi segera utang-utang kamu. Kalau tidak, kamu tahu sendiri akibatnya," ancam Anggun yang langsung bangkit dan meninggalkan ruang tamu itu."Anggun, tunggu. Ingat ya, aku tetap dengan keputusanku. Kita lihat, aku atau kamu yang akan jadi pemenangnya," tantang Reno."Ok, aku nggak pernah takut sama apapun di dunia ini kecuali Allah, orang tua dan orang gila. Pastikan kamu sedang di posisi mana?" ejek Anggun yang langsung beranjak pergi meninggalkan kediaman Pak Rangga dan Bu Mirna.Pak Rangga dan Bu Mirna hanya menatap nanar kepergian sang
Reno tidak menyangka jika keputusannya tetap mempertahankan Halimah justru menjadi boomerang buat dirinya sendiri.Anggun yang dianggap hanya menggertaknya ternyata benar-benar mengajukan gugatan cerai itu. Bahkan ia rela kehilangan nama baiknya saat media tahu tentang rencana perceraiannya.Malam itu, selepas balik dari rumah Anggun, Reno mencari akal agar Anggun membatalkan gugatannya. Pengacara yang dibawanya pun tidak main-main."Gimana kalau Pak Riswan memenangkan gugatan di pengadilan?" batin Reno. Ia tahu betul, bagaimana track record sang pengacara.Hari yang dinanti pun tiba. Reno pun memilih datang memenuhi panggilan sidang perdana gugatan cerai yang diajukan Anggun. Ia ingin. berjuang mempertahankan rumah tangganya dengan Anggun.Di dalam persidangan Reno dan Anggun kembali bertemu. Keduanya saling pandang. Bukan tatapan penuh cinta, tetapi tatapan kebenci
Reno tidak menyangka jika keputusannya tetap mempertahankan Halimah justru menjadi boomerang buat dirinya sendiri.Anggun yang dianggap hanya menggertaknya ternyata benar-benar mengajukan gugatan cerai itu. Bahkan ia rela kehilangan nama baiknya saat media tahu tentang rencana perceraiannya.Malam itu, selepas balik dari rumah Anggun, Reno mencari akal agar Anggun membatalkan gugatannya. Pengacara yang dibawanya pun tidak main-main."Gimana kalau Pak Riswan memenangkan gugatan di pengadilan?" batin Reno. Ia tahu betul, bagaimana track record sang pengacara.Hari yang dinanti pun tiba. Reno pun memilih datang memenuhi panggilan sidang perdana gugatan cerai yang diajukan Anggun. Ia ingin. berjuang mempertahankan rumah tangganya dengan Anggun.Di dalam persidangan Reno dan Anggun kembali bertemu. Keduanya saling pandang. Bukan tatapan penuh cinta, tetapi tatapan kebenci
Pagi itu Nindya pun mulai kembali kesadarannya. Wanita yang baru saja menjalani proses operasi Caesar pun perlahan pulih. Saat matanya terbuka, Nindya pun menanyakan keadaan anaknya."Sara, anak mbak gimana?" tanya Nindya dengan suara yang masih lemah."Anak mbak masih di kamar bayi. Dia cantik mbak, kayak mbak," ujar Sara tersenyum. Nindya pun nampak bahagia ketika mendengar jika anaknya terlahir sehat dan cantik tanpa kekurangan apapun.Namun, hanya sesaat kebahagiaan Nindya. Secara tergesa seorang perawat pun datang mengabarkan berita buruk itu."Bu Nindya, maaf, anak ibu hilang. Barusan saya ke kamar bayi untuk memandikan bayi-bayi di sana, tapi anak ibu hilang," ucap si perawat dengan wajah panik."Apa, hilang? Anakku ...." ucap Nindya dengan suara bergetar Nindya seketika seperti tidak bertenaga lagi. Pandangannya mulai kabur dan tidak bis
Reno terus berusaha membujuk Anggun agar mau melakukan barter dengannya. Jika Anggun mengembalikan anaknya bersama Nindya, maka ia siap melakukan apapun untuk Anggun.Walau harus menceraikan Halimah. Karena Reno tak ingin masuk penjara. Sepertinya Pras tidak main-main dengan ancamannya. Pagi itu Nindya pun mulai kembali kesadarannya. Wanita yang baru saja menjalani proses operasi Caesar pun perlahan pulih. Saat matanya terbuka, Nindya pun menanyakan keadaan anaknya."Sara, anak mbak gimana?" tanya Nindya dengan suara yang masih lemah."Anak mbak masih di kamar bayi. Dia cantik mbak, kayak mbak," ujar Sara tersenyum. Nindya pun nampak bahagia ketika mendengar jika anaknya terlahir sehat dan cantik tanpa kekurangan apapun.Namun, hanya sesaat kebahagiaan Nindya. Secara tergesa seorang perawat pun datang mengabarkan berita buruk itu.&
Reno benar-benar terpuruk. Bukan hanya soal perceraiannya dengan Anggun dan tidak mendapatkan harta sepeserpun dari gono-gini, tapi Reno harus mengembalikan semua harta yang pernah diberikan oleh Anggun padanya dan kedua orang tuanya."Reno, Mama sama Papa nggak mau tahu ya. Kamu selesaikan semua ini. Kamu yang memulai, kamu juga yang harus mengakhirinya," pekik Papa Reno."Tapi, Pa?""Reno, kalau gini, lebih baik kamu pilih Anggun daripada Halimah. Iya sih, dia sedang mengandung anakmu juga, tapi kalau udah gini, gimana?" timpal Mama Reno ketus."Udah, Ma. Tinggalin aja dia. Biarkan dia selesaikan masalahnya sendiri," ujar Papa Reno yang langsung menarik tangan istrinya meninggalkan Reno sendiri di ruang persidangan."Ah, shit!"Reno akhirnya mengambil gawai di saku celananya. Ia mencoba menghubungi sebuah nomor,tapi ternyata ....