Share

πέντε

Author: Mashimeow
last update Last Updated: 2021-04-14 20:51:27

Kira-kira di warung Mak Ecih ada 20 anak osis yang memang lagi nongkrong disitu. Memanfaatkan kecepatan wifi yang cepat kalau untuk bermain game membuat Haikal, Pasha, Alby, Felix, Hanif, Eric, Gavin, Bintang dan Cakra ini mabar di handphone mereka masing-masing.

Di bagian tempat lain ada Rahdan, Harris, Dean, Reinan, Resta, Ken, Dito dan Gio sedang asik merokok. Jangan salah walaupun mereka di sekolah mempunyai jabatan yang lumayan tinggi mereka semua tetaplah anak sma biasa yang ingin kebebasan. Di sebelahnya ada Surya dan Sandya yang lagi menghabiskan makan siang mereka.

Juna ingin minum sesuatu yang dingin untuk menjernihkan pikirannya ini pun membuka kasar kulkas lalu ngambil kaleng coca cola. Dia meneguk cola tersebut sampai habis. Kaleng yang dipegang sampe tidak berbentuk lalu dia lempar ke tempat sampah.

“Bangsat,” desis nya pelan.

Juna ngambil satu batang diatas meja dan dia ikut menghirup kepulan asap tak sehat itu bersama yang lain.

“Lah sebat, bos? Bukannya si Geezca kaga bolehin lo sebat lagi kan?” tanya heran Gio.

“Persetan, gua butuh ini sekarang.” Juna mendudukkan badannya diantara Resta dan Ken. Berada diantara dua cowo jangkung itu juga tidak membuat Juna merasa terintimidasi.

“Anjrit, lo kenapa ama Geezca? Masalah apaan lagi?” tanya Alby sampai keluar dari game yang mereka mainkan dan membuat teman-temannya mengumpati Alby.

“Gausah gua jelasin juga lo semua punya mata kan tadi. Bisa liat sendiri ada masalah apa sama otak nya Geezca tuh!”

Gila, banyak yang speechless karena belum pernah Juna mengatai cewe sampe se kasar ini apalagi cewenya itu Geezca. Pacarnya sendiri.

“Kenapa lo masih pertahanin dia yang ga bisa deserve lo balik? Banyak kali cewe yang naksir ama lo. Kaga usah jauh-jauh tuh Shasha aja demen sama lo,” ceplos enteng Gavin.

“Gua juga ga ngerti kenapa gua masih betah jalanin ini sama dia. Sebenernya ada beberapa pertimbangan yang gua pikirin. Yang paling utama gua gamau liat Rachel balik terpuruk kaya dulu. Udah cukup keluarga dia aja yang ancur. Gua ga bakal bisa nerima kalo orang yang bikin adek gua seneng di usik ama orang lain.” Juna membuka kaleng cola yang diambilin sama Reinan dengan satu tangan nya lalu dia minum.

“Kalo dia bukan cewe lo juga udah gua maki tiap hari, bangsat. Bilang in lah ke dia gausah chat gua kalo bukan urusan osis, caper ke gua. gua ke ganggu. Bukan cuman gua tapi Geezca udah bikin Rachel ga nyaman,” ucap datar Dito.

“Kalo gua ga sayang sama dia juga bakal gua marahin tiap hari,” Dengus kesal Juna.

“Tapi keliatan nya lo baik-baik aja gitu sama Geezca.” Sandya mengelus perutnya yang kekenyangan habis makan mie tadi.

“Ga semua yang di permukaan baik-baik aja dalem nya bakal adem ayem, San,” sahut Bintang.

“Tuh contoh nya Resta-Aisha, Cakra-Lia atau Gavin-Tyas-Felix.” Main tunjuk aja si Dean ke oknum yang bersangkutan.

“Bajingan kok jadi nama gua yang di sebut??” seru kesal Felix.

Kalau kalian ingin tahu saja permasalahan mereka itu apa jadi Resta dan Lia itu sudah bersahabat dari lama sekali. Semuanya apa-apa Resta pasti ceritanya ke Lia dan seperti menjadikan Lia prioritas untuk Resta begitu juga sebaliknya Lia ke Resta.

Aisha sih sudah bodo amat bahkan tidak perduli soal hubungan dia sama Resta dan malah sedang dekat dengan Dhika. Sementara Cakra juga merasa kalau hubungan dia sama Lia itu kesalahan. Cowo itu sedang mencari waktu yang pas untuk mengakhiri semua nya. Kalau hubungan nya Gavin-Tyas-Felix lebih rumit dari punya Resta-Lia-Cakra-Aisha.

Tyas baru menyadari kalau dia memiliki suatu penyakit yang tidak bisa kalau hanya punya 1 pasangan saja. karena dua cowo itu sudah sangat menyanyangi Tyas ya akhirnya mau lah Gavin dan Felix di jadikan pacar oleh gadis Orzora ini. Ya gitu kalo bucin jadi goblok.

Reinan yang habis kembali dari kamar mandi berjalan melewati kursi belakangnya Harris yang asik bermain handphone niat awal ingin mengageti oleh Reinan. Tapi begitu melihat dengan siapa Harris chattingan membuat amarahnya naik dengan cepat.

Reinan berdiri tepat di depan badannya Harris lalu menarik kaus hitam yang dipakai oleh pemuda itu dan mendorong badan pemuda Aldebra ini ke tembok. Semuanya terkejut dengan perlakuan Reinan terlebih lagi Rahdan yang duduk persis disebelahnya Harris.

“KENAPA SIH LO!” bentak Harris yang masih kena efek kaget.

“LO YANG KENAPA!” Reinan balas membentak Harris dan makin menekan tangannya dia di dada milik Harris. “Punya hubungan apa lo sama Serena!?” sentak Reinan menatap Harris penuh emosi.

“Eh eh jangan gelud sat omongin baek baek, jing!” seru Hanif panik.

“Gua deket sama Serena, kenapa?” ucap santai Harris.

Reinan mengeraskan rahang nya. “Otak lo dimana hah? Lo, kalian semua, anak osis lain juga tau gua lagi deket sama Serena terus seenaknya lo mau ambil aja gebetan gua!”

Harris tersenyum remeh. “Udah lah lo mundur aja dari Serena kaya gua gatau aja lo sama sekali ga di terima sama nyokap atau keluarga nya Serena. Lo sama dia beda, Rei. Gua saranin lo mending cari yang satu agama sama lo.” Harris melepas kasar tangan Reinan pada kaus miliknya dan menepuk pelan pundak milik Reinan.

“Anjing lo! Lo siapa berhak ngatur percintaan gua!” Reinan kembali melayangkan tinjuannya pada muka Harris.

Harris jatuh terduduk sambil memegangi hidungnya yang mengeluarkan darah segar. Bibirnya menyeringai. Pemuda itu berdiri dan mencengkram balik kerah seragam Reinan. Membenturkan badan pemuda didepannya ke tembok dibelakang dekat dengan kulkas. “Gua temen lo! Gua sahabat lo, Rei! Gua cuma nggak mau lo semakin hancur karena perlakuan Tante Hilda ke lo, anjing! Hubungan beda keyakinan itu berat! Gua sebagai sahabat lo nggak mau liat lo diperlakuin kaya gitu! Lagipula mending gua bilang sekarang kalo gua dijodohin sama Serena. Jadi gua minta lepasin Serena.” 

“Serius lo dijodohin ama Serena? Kapan anjir?” seru Felix dengan suara beratnya.

“Serena juga udah tau tentang ini?” tanya Dito.

“Udah berjalan 1 bulan itu perjodohan.” Harris menyeka darah segar yang masih terus keluar dari hidungnya. Memandang Reinan yang mengalihkan pandangannya kearah lain. “Serena tau. acara pertunangannya pada saat itu ada di rumah gua.”

“Gua rasa yang dibilang Harris itu bener, Rei. Coba ikhlasin ya? coba pelan-pelan pasti bisa kok,” ucap Juna.

Reinan terdiam cukup lama dan sekilas melihat kearah kalung salib yang melingkar di leher Harris. Kenapa Reinan baru sadar sekarang kalau yang pakai kalung itu bukan hanya Harris tapi ada Dito, Ken, Felix, Sandya, Gavin, Alby dan Juna sekalipun.

Reinan mengepalkan tangannya memusatkan semua emosinya lalu dengan marah menendang asal galon kosong tidak jauh dari kaki nya. keadaan menjadi hening seketika. Reinan memilih keluar warungnya Mak Ecih untuk menenangkan diri daripada nanti temen-temen nya yang jadi sasaran amarah nya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PREDESTINATION   Neunundzwanzig

    Rahdan, Juna, dan Rachel datang menyusul Serena dan Simon yang sudah lebih dulu datang ke rumah sakit. Rachel langsung mendekat ke arah Serena lalu memeluk erat tubuh gadit itu yang sedang ada di titik paling rendah hidupnya, apalagi Serena melihat sendiri bagaimana keadaan Reinan usai kecelakaan itu terjadi.Juna meliha ke dalam ruangan unit unit gawat darurat yang lampunya saja masih menunjukkan warna merah, tanda operasi Reinan belum selesai. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dokter segera mengambil tindakan untuk meminimalisir hal yang tidak mereka inginkan pada Reinan. Rahdan mendudukkan dirinya di sebelah Simon, pria paruh baya yang sudah menganggap ia, Juna, dan Dito sebagai anaknya sendiri, karena sudah berteman dengan Reinan sejak anak itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.“Gimana bisa Reinan kecelakaan kayak gini?” tanya Juna lirih.“Tadi gua kan lagi jajan sama dia, beliin pesanan kalian, terus Reinan liat Harris jalan dan pos

  • PREDESTINATION   Actundwanzig

    Kejadian penangkapan dari Resta beberapa waktu yang lalu, cukup menghebohkan seluruh siswa dan para guru yang mengenal baik bagaimana seorang Naresta Shaquille Tjandranegara, tidak ada yang pernah menyangka dan terbersit di pikiran mereka kalau Resta akan bisa bersikap seperti seorang psikopat berhati dingin, tidak berperasaan dan mati rasa terhadap semua korbannya.Dengan adanya peristiwa tersebut pun membuat sekolah langsung mengeluarkan Resta, walaupun pemuda itu sudah banyak menyumbangkan banyak piala penghargaan untuk sekolah, melalui prestasi yang sudah pemuda itu capai dari berbagai kejuaraan sains. Keputusan tepat demi melindungi nama baik sekolah juga beberapa siswa yang diduga berada di bawah tekanan Resta.Rahdan yang mengetahui semua kejadian itu secara tidak langsung, ikut bertanggung jawab atas kesehatan mental teman-temannya. Pasti tidak mudah mengalami semua masa itu sendirian. Terlebih lagi untuk Lia. Korban nyata untuk semua kekerasan yang sudah

  • PREDESTINATION   sechsundzwanzig

    Lia tepat berdiri di depan rumah berwarna hijau daun setelah memarkirkan mobilnya di halaman. Suasana rumah yang terkesan sunyi dari luar, malah membuat degup jantungnya berdetak semakin kencang. Ia menghembuskan napas panjangnya sesaat sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah tersebut.Gadis itu menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan. Lia menoleh pada sekelilingnya untuk memastikan apakah Rahdan dan yang lainnya sudah datang atau belum. Reinan dan Juna melambaikan tangannya dari balik tong sampah besar yang ada di depan rumah tetangga pemuda itu. Sementara Rahdan dan Harris bersembunyi di balik semak belukar yang tumbuh liar di sekitar halaman rumah Resta.Sebelum mereka sepakat untuk memulai aksi terbuka ini, Lia akan memecahkan apapun yang ada di sekitarnya sebagai pertanda kalau gadis itu memerlukan bantuan segera. Rahdan juga sudah konfirmasi ke Lia, untuk urusan polisi, Rahdan meminta bantuan kepada ayahnya yang bergerak di bidang itu dan beliau su

  • PREDESTINATION   fünfundzwanzig

    Selang beberapa waktu saat kesehatannya memulih, Lia mampir sebentar ke rumah sakit tempat Dito dirawat selama pemuda itu masih mengalami masa koma, memberi semangat pada Rachel dan orang tua Dito yang tidak pernah absen untuk menunggu kapan pemuda itu akan bangun. Ia menguatkan mereka yang masih setia di samping ranjang pemuda yang terlelap dalam damai.Setelah menjenguk Dito di rumah sakit, Lia beralih untuk menjalankan kuda besi yang ia kendarai menuju tongkrongan di mana Rahdan dan teman-temannya biasa berkumpul. Semua yang terjadi belakangan ini sudah melebihi batasan yang ia, Geezca, Aisha dan Eric lakukan untuk menghentikan Resta.Lia benar-benar nggak bisa menerima kejahatan yang pemuda itu lakukan. Apalagi menyangkut nyawa seseorang yang dia kenal dengan baik. Walaupun banyak kejahatan lainnya yang ia nggak tau atau Resta berusaha menyembunyikan terkait dengan dendam dia dimasa lalu.Gadis itu keluar dari mobil diikuti langkah kakinya yang tergesa-gesa

  • PREDESTINATION   vierundzwanzig

    Semilir angin berhembus dari barat ke timur, membuat daun-daun yang ada di sepanjang halaman menuju parkiran sekolah, hawa disekeliling pun menjadi sejuk karena matahari yang sudah mulai turun ke peraduan. Dari arah kanan, sebelah ruang osis muncul Dito yang membawa tas juga tangan nya yang aktif memainkan kunci motor.Ia melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah, menjemput rodeo—kuda besi besar yang selama ini menjadi tumpangannya ke sekolah dan juga mengikuti kegiatan balapan liarnya yang masih ia ikuti.Dito menoleh ke kanan dan kiri saat mendengar sebuah suara di belakang sana sebelum ia memakai helm full face dikepalanya, pada jam seperti ini seharusnya semua siswa sudah pulang semua, menyisakan dirinya dan satpam yang berjaga di pos depan.Kegiatan di sekolah hari ini sungguh membuatnya ingin segera pulang ke rumah dan beristirahat dengan segera. Tugas sekolah, ulangan mendadak belum lagi kewajiban nya sebagai ketua ekstakulikuler paskibra, benar-

  • PREDESTINATION   veintitrés

    Pekarangan rumah milik Rachel penuh dengan dua mobil yang berjejer rapi dengan bagasi bagian belakang pintunya terbuka lebar. Padahal hanya berlibur dua hari satu malam saja tapi barang-barang yang di bawa oleh para anak perempuan begitu banyak. Seperti ingin pergi lebih dari sebulan saja. Di halaman yang tidak begitu luas, mereka—para anak adam—terlihat sedang memasukkan barang-barang bawaan berupa koper, bahan makanan dan peralatan untuk makan yang nanti nya akan mereka bawa ke vila. Rahdan dan Cakra menyesuaikan bentuk barang agar semua kebutuhan bisa masuk semua ke dalam bagasi. Nggak lupa juga Reinan membeli tiga set kembang api berukuran lumayan besar yang akan di nyalakan saat menjelang malam tiba. Mereka yang semula nya akan berlibur dengan jumlah personil lima belas orang harus menyusut menjadi kurang lebih sebelas orang saja. Di mobil pertama dengan Dito yang duduk di belakang kemudi, lalu Rachel yang duduk di sebelah nya sebagai navigasi berjaga-ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status