Beranda / Romansa / PROMISE / 8 PENCARIAN

Share

8 PENCARIAN

Penulis: Roze
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-28 11:12:00

8 PENCARIAN AISAR

Phia dan Lila ada di pemakaman kakek Alan. Kuburan itu selalu terawat karena Phia membayar seseorang untuk merawatnya. Setelah berdoa dan menceritakan banyak hal pada kakeknya, Phia dan Lila pulang ke rumah.

“Nanti malam kita akan dijemput oleh Ziko,” beritahu Phia pada Lila.

“Dia di Jakarta juga?”

“Iya, katanya nanti sore dia ada meeting mendadak. Setelah itu kita sama-sama ke Banjarmasin.”

“Ngomong-ngomong, gimana Phi, kamu mau enggak, ikut pameran itu?”

Phia tidak langsung menjawabnya. Yang ada dalam pikirannya dia sudah tahu lukisan apa yang akan dia ikut sertakan dalam pameran itu meskipun lukisan itu belum dia buat dan ada keraguan dalam dirinya.

“Phi?”

“Hmmm?”

“Gimana, ikut ya?”

“Aku pikir-pikir dulu deh.”

“Jangan kelamaan mikirnya. James menghubungi aku terus, dia selalu bertanya tentang keikut sertaan kamu dalam pameran itu.”

“Iya, iya ... bawel, deh.”

“Ih kamu, mah.”

Phia tertawa melihat ekspresi Lila.

Sore harinya, Phia dan Lila sudah selesai mempacking barang-barang mereka yang sebenarnya tidak banyak. Untungnya mereka berdua bukan tipe orang yang ribet, yang harus membawa banyak barang saat mereka pergi jauh.

Jam tujuh malam, Ziko dan Petter menjemput Phia dan Lila di rumahnya. Keuntungan yang Ziko dapatkan setelah bekerja sama dengan Phia, dia jadi tahu beberapa hal tentang Phia yang selama ini sulit dia dapatkan saat masih mencari identitasnya, seperti tempat tinggal, nomor ponsel dan kesukaan Phia (tentu saja selain melukis).

Sebelum menuju bandara, mereka makan malam dulu di salah satu restoran seafood. Seafood adalah makanan yang paling tepat dipilih saat ini, karena selera mereka yang berbeda-beda.

Ziko menyukai seafood, Phia menyukai makanan pedas, Lila menyukai makanan yang dibakar, sedangkan Petter menyukai segala jenis sup.

“Atasan kami sudah menyediakan empat apartemen untuk kita tinggali selama di Banjarmasin.”

“Tidak perlu repot-repot menyediakan apartemen untuk kami.”

“Itu memang fasilitas yang diberikan oleh atasan kami untuk kalian, karena kalian bekerja untuk perusahaan kami. Seharusnya saat di Samarinda, kalian juga mendapat fasilitas itu. Kalian juga akan mendapat kendaraan untuk memudahkan saat bepergian.”

“Aku dan Lila akan satu apartemen saja. Kalau untuk kendaraan, sebenarnya aku tidak terlalu butuh karena aku lebih suka naik kendaraan umum.”

“Kalau begitu kendaraan itu gunakan saja saat benar-benar dibutuhkan.”

Jam sepuluh mereka tiba di bandara. Ziko sengaja menggunakan pesawat komersial agar Phia tidak curiga tentang identitas dia yang sebenarnya, namun kelas yang digunakan tetap saja yang VVIP.

Phia duduk dengan Ziko, sedangkan Lila dengan Petter. Akibat kelelahan, Phia akhirnya ketiduran. Kepalanya bersandar di pundak Ziko, mengingatkan Ziko akan pertemuan pertama mereka di dalam pesawat menuju Jakarta dulu. Senyum bahagia disertai degup jantung menemani malam Ziko di dalam pesawat itu.

Pasti akan menyenangkan jika setiap malam dia orang yang aku lihat saat aku akan tidur, dan dia juga orang pertama yang aku lihat saat aku membuka mata, pikirnya.

Bisakah kamu menjadi milikku? Kamu ... harus menjadi milikku, My A.

Mereka tiba di Banjarmasin di jemput oleh sopir dan langsung menuju apartemen milik SKY Group. Apartemen itu memiliki fasilitas yang lengkap seperti hotel berbintang. Ziko memilih apartemen yang menurutnya paling sederhana untuknya, karena sebenarnya apartemennya lebih mewah dari yang untuk Phia. Selain itu dia juga ingin satu lantai dengan apartemen Phia. Lila melongo melihat ruangan apartemen itu.

“Kami akan tinggal di sini? Yakin?”

“Apa terlalu kecil? Atau jelek? Aku akan mencarikan apartemen yang lebih baik lagi.”

“Memangnya ada lagi tang lebih baik lagi dari ini?”

“Ada?”

“Ckckck ... atasanmu benar-benar kaya dan baik. Ini sudah sangat mewah, ternyata ada lagi yang lebih mewah dari ini. Yang jadi istrinya pasti sangat beruntung.”

Dan aku berharap itu kamu, My A.

Phia tersenyum mendengar celotehan Lila, karena baginya apa yang Lila katakan itu memang benar.

“Istirahatlah, besok pagi kita akan ke hotel agar kamu dapat menyesuaikan bentuk hotel itu dengan lukisanmu.”

Phia dan Lila memasuki kamar mereka setelah Ziko dan Petter keluar. Tidak lama kemudian mereka berdua tidur.

Pagi ini, mereka makan di cafe apartemen. Setelah dari hotel, Phia berencana akan keliling kota lalu mulai aktivitasnya sebagai pelukis. Dia tidak ingin membuang-buang waktu karena dia sudah memutuskan untuk mengikuti pameran lukisan di Paris itu.

☆☆☆

Aisar tiba di Samarinda pagi ini. Jantungnya berdegup kencang, berharap kali ini dia dapat bertemu dengan orang yang sangat dia rindukan. Begitu juga dengan orang-orang suruhan yang juga sedang mencari Phia. Ada yang tiba tadi malam, ada juga yang tiba di Samarinda kemarin sore.

Di tempat Phia, Phia merasakan gelisah. Jantungnya berdebar kencang, seperti merasakan sesuatu yang dia sendiri juga tidak tahu apa itu.

“Kamu kenapa?” tanya Ziko.

Phia hanya menggeleng, karena dia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya.

“Kalau kamu sakit, kita bisa menunda untuk ke hotel.”

“Aku tidak apa-apa. Aku ingin segera menyelesaikan lukisan-lukisan itu karena ada pekerjaan yang harus aku lakukan.”

Ziko memandang Phia, dia ingin bertanya pekerjaan apa itu, tapi tidak ingin mengusik privasi Phia.

Tapi aku tidak ingin semua ini cepat berlalu, My A.

“Kamu lagi memikirkan apa sih, Phi?” tanya Lila.

“Memikirkan seseorang yang aku rindukan dan tidak menepati janji,” ucap Phia pelan dan asal, namun masih tetap dapat didengar oleh tiga orang lainnya.

Ada perasaan tidak nyaman di hati Ziko saat mendengar semua itu.

“Merindukan Alex mantan kamu yang berkhianat itu?”

Phia mendengkus kesal mendengar nama Alex disebut.

“Pria itu tidak ada dalam daftar rinduku, La.”

“Terus siapa?”

“Ada, seseorang yang selama beberapa waktu menemani hari-hariku dan selalu melihatku melukis. Tapi dia malah pergi.”

Mereka lupa bahwa ada dua orang pria yang ikut mendengar pembicaraan mereka dan salah satunya semakin merasa kesal.

Petter, yang mulai menyadari keadaan sudah mulai tidak enak, segera memotong pembicaraan Phia dan Lila, membuat mereka berdua kembali sadar akan keadaan.

“Saran aku Phi, lebih baik lihat saja yang ada di depan mata. Buat apa memikirkan yang jauh, yang tak terlihat dan tidak jelas.”

Lila masih saja berkomentar tanpa melihat situasi dan kondisi.

Kebetulan sekali saat ini, Ziko lah yang ada di depan Phia, meskipun bukan itu maksud Lila. Ziko memalingkan wajahnya, pura-pura tidak mendengar dan menyembunyikan wajahnya yang dia rasa sudah memerah.

Petter, sebenarnya ingin tertawa, karena selama ini dia belum pernah melihat bosnya yang salah tingkah seperti ini apalagi dengan wajah yang merah malu-malu seperti itu.

Namun sayangnya, Phia bukanlah tipe gadis yang peka akan perasaan khusus seorang pria.

Phia juga tidak tahu perasaan apa yang dia rasakan kepada Aisar. Hanya saja, saat bersama Aisar, Phia merasa seperti sudah lama mengenalnya dan memiliki hubungan yang cukup dekat. Seperti ada sebuah ikatan, entah itu apa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PROMISE   37 Promise

    37 Promise Karena kesalahan di masa lalu mereka, akhirnya ibu dan anak itu mendekam di penjara, tak peduli meski usia Clara telah sangat tua, begitu juga dengan Viola. Tidak terima dengan nasib yang dialaminya, membuat Clara bunuh diri di dalam penjara, dengan cara meminum cairan pembersih lantai. Tidak ada sanak keluarga yang datang ke pemakamannya, termasuk Ziko. Pria tampan itu merasa malu dengan apa yang dilakukan oleh nenek dan ibunya, membuat dirinya yang menjadi korban, tumbuh tanpa kasih sayang juga tak pernah dianggap. Dia merasa terpuruk, apalagi gadis yang sangat dicintainya akan menikah dengan orang lain, yang tidak lain adalah cucu sah Carlos Anderson. Dia ingin menggagalkan pernikahan itu, dia ingin memiliki gadis itu. Namun apakah dia harus berbuat jahat untuk memisahkan mereka berdua? Satu sisi dia ingin sekali melakukannya, namun pikiran lainnya mengatakan tidak. Kalau dia melakukan hal buruk untuk memisahkan mereka, lalu apa bedanya dia dengan nenek dan ibunya? Zik

  • PROMISE   36 Kesedihan Ziko

    36 Kesedihan Ziko Saat itu, Tiara memeriksakan kesehatannya ke dokter, dan ternyata dia hamil. Clara yang mengetahui hal itu, memiliki niat buruk. Dia ingin menyingkirkan Tiara dan anak yang ada dalam kandungannya. Jika anak itu lahir, maka posisi Clara akan semakin tergeser. Dia ingin menjadikan anaknya sebagai pewaris Anderson, toh tidak ada juga orang yang tahu kenyataan yang sebenarnya selain Carlos dan selingkuhan Clara. Maka terjadilah insiden itu, di mana saat Carlos meninggalkan Tiara tanpa mengetahui bahwa Tiara sedang mengandung anaknya, Clara ingin melenyapkan Tiara, namun Tiara berhasil kabur. Dia pergi sejauh mungkin dari kediaman Carlos dengan menahan rasa sakit di perutnya. Dia selalu berdoa agar dia dan anak yang ada dalam kandungannya berhasil selamat. Ini adalah anak Carlos, dan dia akan mempertahankan dan menjaga anak ini sebaik mungkin, meskipun nyawa taruhannya.Waktu berlalu. Anak yang dilahirkan Clara merupakan anak perempuan yang secara otomatis tak bisa mewa

  • PROMISE   35 Terbongkarnya Rahasia

    35 Terbongkarnya Rahasia Carlos sangat geram saat mengetahui bahwa dalang dari semua masalah ini adalah orang itu, seseorang yang tidak jauh berada dari dirinya. Flashback on Saat itu, Carlos dipaksa menikah dengan Clara oleh papanya. Carlos tentu saja menolak, namun diancam bahwa papanya akan menyakiti Tiara. Dengan terpaksa, akhirnya Carlos menikah dengan Clara. Dua tahun kemudian, Clara hamil. “Anak siapa itu?” Clara bergetar, dia sangat tahu bahwa Carlos sedang memandangnya dengan tatapan tajam. “Aku akan mengatakan pada papa bahwa anak yang ada dalam kandungan kamu itu bukan anakku, lalu aku akan menceraikan kamu!” ancam Carlos penuh kemarahan. Dia tidak peduli anak siapa yang Clara kandung, yang penting dia bisa menceraikan Clara dan kembali bersama Tiara, satu-satunya perempuan yang sangat dia cintai.“Jangan! Aku mohon jangan!” Clara tahu bahwa hidupnya akan hancur kalau keluarganya dan orang tua Carlos sampai tahu bahwa anak yang dia kandung bukanlah anak dari Carlos, m

  • PROMISE   34 Rencana Perjodohan

    34 Rencana Perjodohan “Aku berniat menjodohkan Chiara dengan Aidan. Bagaimana menurut kalian?” Saat ini berkumpul keluarga besar Anderson dan keluarga besar Julio. Mendengar perkataan itu, tentu saja membuat hati Ziko terbakar dsn sambat tidak setuju.“Kakek, aku mencintai Chiara. Tolong jangan jodohkan Chiara dengan Aidan.” “Apa maksudmu, Ziko?” “Aku mencintai Ayura sejak pertama kali bertemu dengannya. Tolong jangan jodohkan dia dengan Aidan. Tolong kakek bersikap adil, beri aku kesempatan untuk mendekati Ayura. Walau bagaimana pun, aku juga cucumu, Kek.” Carlos menghela nafas, dia tetap ingin Chiara menikah dengan Aidan, bukan orang lain termasuk Ziko. Ziko masih terdiam, menunggu Carlos mengatakan sesuatu meski pria tua itu terlihat enggan menanggapinya. Ziko tahu, bahwa sejak dirinya masih kecil, Carlos memang tidak pernah menyayangi dirinya, meski dirinya cucu satu-satunya Carlos Anderson. Dia sering bertanya, apa penyebabnya. Namun sejak kedatangan Aidan dan terkuaknya mas

  • PROMISE   33 Kisah Masa Kecil Chiara Dan Aidan

    33 KISAH MASA KECIL CHIARA DAN AIDAN Sejak pertemuan itu, Thomas sering mengunjungi Tiara, Andreas dan keluarga kecilnya. Thomas mengajarkan Andreas ilmu bela diri, begitu juga dengan Aidan dan Chiara yang masih kecil. Kedua anak itu melakukannya dengan senang hati, karena bagi mereka itu seperti bermain. Hubungan antara Aidan dan Chiara semakin dekat, layaknya kakak adik. Thomas mengajari keduanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan mata-mata. Thomas sangat yakin kalau semua itu akan sangat berguna nantinya.Andreas bertanya-tanya, mengapa dia, khususnya Aidan dan Phia dididik sedemikian rupa. Mereka dilatih seolah hidup mereka penuh dengan bahaya setiap harinya. Thomas juga mengatakan agar tidak mudah percaya dengan siapa pun, jangan menceritakan masalah pribadi, meski itu sahabat sendiri. “Ikuti saja apa yang dikatakan oleh paman Tomy,” itulah yang dikatakan oleh mamanya saat Andreas bertanya. Bukan jawaban yang membiasakan, tapi pria itu tetap menurut. Tomy merasa senang karena

  • PROMISE   32 Cerita Tiara dan Thomas

    32 CERITA TIARA DAN THOMASThomas sudah menyelidiki siapa dalang rencana pembunuhan Chiara. Anak sekecil itu tentu saja tidak memiliki musuh, jadi bisa dipastikan bahwa mereka adalah musuh dari kedua orang tuanya atau kakeknya.Bisa saja dia langsung menangkap basah orang-orang itu, tapi dia memiliki rencana lain, mereka juga tentu saja tidak akan mengaku siapa bos mereka. Saat tahu siapa dalangnya, Thomas berpikir bahwa ini bukan masalah sederhana. Ini masalah besar yang melibatkan banyak orang, baik yang bersalah maupun yang tidak tahu apa-apa, akan tetap terseret. Dengan pertimbangan tertentu, akhirnya Thomas mengawasi orang-orang itu secara diam-diam dan dari jarak jauh.Thomas dan Chiara hidup berpindah-pindah tempat. Saat di Rusia, dia bertemu dengan seseorang yang mirip dengan Tiara dan Carlos. Thomas lalu menyelidiki orang itu. Saat orang itu ke Jakarta, Thomas mengikutinya, dan betapa terkejutnya dia saat tahu dan sesuai dengan dugaannya, ba

  • PROMISE   31 KISAH

    31 KISAHPhia membaca surat-surat peninggalan kakeknya. Dalam surat itu, kakeknya menceritakan semua yang terjadi saat menghilangnya dia dan Chiara.Di lain tempat, Andreas juga membaca surat peninggalan mamanya. Saat itu mamanya berpesan bahwa surat itu baru boleh dibaca ketika waktunya tiba. Andreas saat itu tidak mengerti, kapan waktu yang tepat itu sebenarnya. Namun sekarang dia merasa, bahwa saatnya telah tiba.FLASHBACK ONThomas sedang berjaga-jaga, hari ini adalah perayaan ukang tahun Chiara yang ketiga, yang akan diadakan di kapal pesiar milik Arthur, yang dia hadiahkan untuk cucu satu-satunya. Saat melewati salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka, Thomas kendengar pembicaraan tiga orang.“Lenyapkan anak itu, lempar saja dia ke laut.”“Tapi dia dijaga oleh bodyguard.”“Pakai otakmu, bodoh!”“Suruh pelayan memberikan minuman yan

  • PROMISE   30 PIHAK LAIN

    30 PIHAK LAIN“Itu berarti Aisar dan Ziko memiliki kakek yang sama?” lanjutnya bertanya.Phia menatap Clara, Viola dan Steven, lalu mengangguk pelan sebagai bentuk hormatnya. Phia kembali menatap Clara, Viola dan Steven, menelisik wajah mereka dengan teliti.Mereka lalu berkenalan dengan yang lain.“Mereka bagian dari keluarga ibumu. Yang ini sepupu ibumu, dia suaminya ....”Penjeladan itu masih terus berlanjut. Mulai dari sepupu ibunya, tante ibunya, ipar dari sepupu dan lainnya, yang membuat kepala Phia pusing dengan penjelasan itu.“Apa kamu paham?” tanya Erlan pada Phia.“Hmmm, sebenarnya tidak. Bagiku mempelajari silsilah keluarga itu rumit.”Aidan dan Ziko tertawa. Ya, siapa yang tidak pusing mendengar penjelasan silsilah keluarga, apalagi yang belum pernah kita temuai dan kenal semuanya. Aidan pun bingung mendengarnya, saat kakeknya

  • PROMISE   29 DUA ISTRI

    29 DUA ISTRIPrang ... Prang ... Prang ....Suara barang-barang yang dibanting dengan teriakan memenuhi gendang telinga orang yang menyaksikan amukan dari atasnnya tersebut.“Bagaimana ... Bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi? Arrggghh!”Sumpah serapah dan segala makian keluar dari mulutnya. Nafasnya naik turun tak beraturan.“Lenyapkan saja mereka semua! Hilangkan jejak, jangan sampai melakukan kesalahan lagi!”“Kami mengerti!”Lagi, terdengar suara bantingan barang dan teriakan kebencian dari dalam ruangan itu.“Kali ini aku tidak boleh kalah lagi,” ujar orang itu pada dirinya sendiri.❤“Jadi, aku harus memanggilmu apa?” tanya Ziko pada Phia.“Terserah padamu saja.”“Saat kecil, aku memanggilmu Queen.”“Kamu sudah mengenalku seja

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status