Share

Benih-benih kebencian

Aiman mendudukkan dirinya di kursi susun empat di samping kakaknya. Wajahnya perpaduan antara lelah, khawatir, dan putus asa. 

Ibunya masih ditangani dokter di dalam sana, menurut Arum, sang ibu jatuh di kamar mandi dan tak sadarkan diri. Tubuhnya sangat kaku saat ditemukan. 

"Hani tetap tidak mau ikut?" tanya Arum dengan tetap memandang ke depan. 

Aiman menarik napas panjang sebelum menjawab. 

"Mulai sekarang, aku sudah memutuskan Mbak, jangan lagi menyalahkan Hani atas apa pun yang menimpa ibu dan keluarga kita. Apapun yang terjadi, itu sudah takdir. Ibu sakit itu takdir bukan salah siapa-siapa," jawab Aiman juga dengan pandangan kosong ke depan. 


Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status