“Aduh, kenapa berhenti,” ucap Azil kesal saat ia terjatuh karena menabrak Zoe.Zoe yang tadinya ada di depannya dan sudah jauh meninggalkan dia kini. Malah berhenti mendadak membuat ia tertabrak.Azil heran melihat Zoe yang sedang serius memperhatikan sesuatu yang jauh di sana. Entah apa yang sedang diperhatikan olehnya, tapi hal itu seperti terlihat sangat menarik. “Coba lihat di sana ada danau,” ucap Zoe memberitahu hasil sambil menunjuk ke arah danau, yang ada di hadapannya tidak jauh dari Mereka berdiri. Hasil dengan cepat langsung menoreh mengikuti petunjuk arah tangan Zoe, ia ingin tahu apa penyebab temannya berhenti mendadak.“Iya aku lihat, bukan hal aneh,” ucap Azil belum mengerti dengan maksud dari apa yang dikatakan oleh Zoe, dengan menunjukkan danau yang ada di hadapannya, yang menarik itu adalah hal yang sangat biasa apalagi mereka sedang berada di hutan. Jadi mereka bisa dia menemukan danau.“Aku lihat ada orang mandi di danau itu,” ucap Zoe yang memberitahu pada Azil
Zoe dengan cepat menghampiri Azil yang hampir tenggelam, entah apa yang tadi menarik kakinya. Saat Zoe kesana sudah tak ada apapun.“Bagaimana bisa kau tenggelam?” tanya Zoe yang tahu jika Azil tak selemah itu dan tenggelam tanpa sebab.Hal itu jelas membuat Zoe curiga ada sesuatu yang terjadi saat Azil mengecek sekitar danau tadi, yang membuatnya penasaran. Karena tadi mereka tidak bersama, masing-masing dari mereka mengecek bagian danau yang berbeda. Hingga Zoe tidak tahu apa yang terjadi pada Azil. Ia lari karena mendengar teriakan minta tolong dari temannya itu, dan dengan cepat ya langsung menolong Azil.Azil duduk mengatur nafas karena kaget, ia juga tidak tahu apa dan siapa yang sudah menariknya tadi. Tapi dengan kejadian tadi membuat Azil menjauh dari danau.“Aku tidak tahu, aku rasa ada yang menarik kakiku,” jawab Azil yang memilih duduk jauh dari danau.Azil bahkan enggan untuk mendekat dan ia tidak lagi penasaran. Mungkin benar kecurigaan yang dikatakan oleh Zoe. Jadi ia m
Dengan pedang di tangannya Zoe memutus akar itu, sayang akar itu terus tumbuh. Ia bahkan hampir tak bisa menyelamatkan diri.Azil pun sama ia terus kesulitan untuk melepaskan lilitan yang begitu kencang. Ia bahkan tak tahu harus bagaimana. “Zoe bagaimana keadaanmu?” tanya Azil yang khawatir dengan Zoe. Mengingat ia juga kesulitan menghabis akar rambat yang terus mengejar mereka.Padahal mereka tadi sudah membasmi semua, tapi ternyata masih banyak yang terus berdatangan. Ia benar-benar kesulitan untuk bisa menghabisi akar yang menyerang mereka.“Seperti biasa, sibuk dengan hal yang tak perlu,” jawab Zoe yang terus menikmati saat dia menyerang akar lambat tersebut tidak ada hentinya dia terus memotong semua akar itu agar tidak ada yang sampai melilit kakinya lagi. Dia benar-benar bersemangat, karena tidak harus melawan manusia hidup tapi hanya sebuah akar pohon yang benar-benar menyelipkan baginya. Tapi dia benar-benar bisa mengatasi semua itu dengan mudah.“Selesai ini, kita lalu per
Zoe langsung berhenti ia melihat ke arah sumber suara, yang ternyata seorang Kakek yang terlihat sederhana. Seketika tatapan Zoe bertemu, dari sana ia merasa kekuatan hebat yang luar biasa, hal itu membuatnya waspada. Zoe sendiri tidak tahu jika orang itu kawan atau musuh, jadi jelas Zoe merasa was-was dan tidak tenang.“Maaf kami tidak tahu.” Zoe maju sebelum Azil menjawab. Karena ia tahu Azil tidak begitu nyaman dengan orang baru. Ia takut kejadian di Desa Asap akan terulang.Zoe yang menjawab pertanyaan Kakek itu dengan tepat karena dia tahu jika sangat memiliki kekuatan yang sangat hebat, Jadi ia tidak ingin terjadi pertarungan karena dia tahu bagaimana kemampuannya yang masih belum cukup untuk melawan kakek tua itu.Azil tak mengerti dan kenapa Zoe begitu sopan padahal jelas tanaman itu yang menyerang lebih dulu, dan hal itu tidak perlu dijelaskan apalagi mereka harus bertanggung jawab. Mereka hanya melindungi diri sendiri, dan jelas hal itu membuat Ia juga merasa kesal saat Z
Suasana makin sore, Zoe belum juga selesai. Tapi lebih baik daripada sebelumnya. Ia juga tidak ingin mengabaikan tanggung jawabnya.“Aku lelah, kenapa kau harus setuju,” keluh Azil yang tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Zoe Azil harus membersihkan sisa akar yang terpotong-potong setelah pertarungan, itu bukan hal yang mudah dan membutuhkan banyak waktu. Sedangkan matahari sudah semakin tinggi. Ia bahkan tidak bisa melanjutkan perjalanan.“Sudah aku jelaskan tadi. Kau bahkan bisa saja kalah melawan kakek itu,” kata Zoe memperingati Azil agar tidak terlalu mengeluh, ia takut hal yang merupakan terjadi lagi dan ia mencoba sebisa mungkin untuk tidak mengecewakan dan juga memberikan yang terbaik untuk bisa melindungi temannya.Suasana hutan yang begitu tenang, membuat Zoe menikmati pekerjaannya. Meski ia harus membersihkan kembali bekas pertandingan tadi. Ia tetap tak mengeluh seperti Azil.“Iya aku tahu, tapi ini bukan salah kita,” kata Azil yang sepertinya masih belum mau menerim
“Bagaimana menurutmu?” tanya Zoe pada Azil sebelum memutuskan. Ia tak ingin mengambil keputusan sepihak. Jadi ia butuh pendapat dari Azil.Azil terdiam cukup lama tak langsung menanggapi. Ia tahu Kakek itu memang hebat. Tapi mereka punya tanggung jawab mencari kitab pedang. Mendengar penjelasan kakek itu memang masuk akal. Bukit asap yang penuh misteri. Mereka jelas akan menghadapi kesulitan. Melihat Zoe yang masih sering melakukan kesalahan membuat Azil juga jadi kurang waspada.“Berlatih saja dulu, masalah nanti telat tak masalah asal kau bisa makin kuat,” jawab Azil yang akhirnya memutuskan untuk berlatih di sana terlebih dahulu.Zoe menganggukan kepala tanda ia setuju. Ia juga tahu jika Kakek itu buka. kakek sembarangan. Kekuatan cukup tinggi hingga keberadaannya saja sulit di deteksi.“Baik Kek, aku setuju untuk berlatih di sini, apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Zoe yang baru saja selesai sudah menanyakan tugas lain.Aku“Istirahatlah dulu, besok pagi kalian bisa melanj
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hari sudah mulai malam. Zoe benar-benar lelah, untung saja tenda sudah terpasang. Untuk malam ini ia terpaksa menginap dekat danau.Tanaman air yang merepotkan, entah apa yang membuat Zoe di serang, dalam hati banyak Pertanyaan yang bahkan tidak ada jawaban.Kakek itu menghilang setelah siang tadi, perjalanan yang masih jauh membuat ia harus terhenti. Rasa bimbang harus menetap atau pergi jadi hal yang ia pikirkan sepanjang malam.“Kenapa kau belum tidur?” tanya Azil yang melihat Zoe masih terjaga sedari tadi. Meski keduanya sekarang tak bergantian berjaga. Tapi jelas Zoe tidak bisa tidur.Kegelisahan terlihat jelas dari Zoe yang masih saja terjaga, sebagai teman tentunya Azil tak bisa mengabaikannya. Ia coba bertanya untuk sekedar meringankan beban Zoe.“Banyak hal yang sedang aku pikirkan, aku ingin belajar. Tapi jelas itu akan mengganggu perjalanan ku,” jawab Zoe yang masih belum pasti ingin belajar atau melanjutkan perjalanan.Zoe sendiri sa
Pagi menyapa, sinar mentari bersinar terang. Suasana hutan sudah ramai oleh burung riang bernyanyi.Zoe yang sudah lebih tenang daripada sebelumnya memutuskan untuk melakukan perjalanan. Perjalanan yang mungkin akan mengubah hidupnya. Ia tak boleh terus bergantung maka ia akan maju “Kakek, maaf sebelumnya. Saya tetap menghormati kakek. Tapi saya punya tugas mencari kitab pedang kedua,” kata Zor yang akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan. Ia benar-benar tidak bisa mengabaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, apalagi dia harus segera menemukan pedang pusaka langit dan harus bisa menguasai jurus tersebut. Ia benar-benar tidak bisa egois maka dari itu pun Ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sesuai dengan apa yang bisa ia lakukan sekarang ini.Semalaman Zoe terus bimbang dan terus mencari jawaban atas apa yang harus ia lakukan, iya benar-benar dalam pilihan yang sulit saat itu. Tapi dia sekarang sudah memiliki keputusan yang sudah bulat.“Baiklah Nak, aku tidak memak