"Hiaaatttt!! BAM!! BAM!!" Rama berusaha keras memukulkan palu penghancur ke tubuh Raja manusia batu, namun tubuh itu sangatlah kuat. Tubuh batu itu hancur, kemudian dengan cepat kembali ke bentuk asalnya.
Peluh mulai membanjiri tubuh Rama, ia bahkan mulai terengah-engah, kalau begini caranya bisa-bisa Rama akan kembali ke tingkat awal. Rama harus mencari cara untuk mengalahkan Raja manusia batu.Entah mengapa Rama melihat batu merah darah yang memancar di kepala Raja manusia batu, apa ia harus menghancurkan itu?[Benar, sepertinya kekuatan memulihkannya berpusat dari batu merah darah yang berada di kepalanya Tuan Muda] Ara menjawab seakan membaca pikiran Rama."Apakah aku harus menghancurkan batu merah darah itu?" tanya Rama.Ara mengangguk tanpa ekspresi."BERANINYA KAU MEMALINGKAN WAJAH!! APA KAU TIDAK TAKUT AKU AKAN MELUMAT TUBUH RINGKIHMU ITU?" Raja manusia batu mulai kembali mendekat ke arah Rama dengan geram, Rama dengan cepat menghindar.Kini Rama mulai menaiki tubuh Raja manusia batu yang besar itu, karena Rama kecil, Raja manusia batu agak kesulitan untuk menangkapnya."Kau ini hanya batu yang suka mengomel, badanmu saja yang besar, otakmu tidak ada, dasar batu!!" umpat Rama dengan sengaja, membuat Raja manusia batu bertambah geram.Raja manusia batu dengan cekatan menggapai Rama yang berada di bagian tubuh belakangnya. Namun Raja manusia batu kalah cepat, Rama sudah berpindah ke bahunya."PLAK!" Raja manusia batu menepuk Rama yang berada di bahunya, dengan cepat Rama berganti tempat menaiki kepala Raja manusia batu. Sehingga Raja manusia batu hanya dapat menepuk angin di bahunya ketika Rama sudah berpindah tempat."MANUSIA BIAD*P!! AKU PASTI MEMBUNUHMU!!" Raja manusia batu berteriak dengan geram."Bak!! Bak!! Bak!!" Rama menghentakkan kakinya menginjak kepala Raja manusia batu. Membuat Raja manusia batu merasa terhina dan semakin geram.Raja manusia batu kemudian mengayunkan kedua tangannya dengan keras, memukul Rama yang berada di atas kepalanya. Namun yang terjadi adalah Rama sengaja melakukan itu untuk memancing respon dari Raja manusia batu. Ketika Raja manusia batu memukul kepalanya, disaat itulah dengan cepat Rama menghindar ke bagian wajah Raja manusia batu."Bruak!!""AAAAARRRRGGGHHH!!"Sedetik kemudian terdengar suara kesakitan Raja manusia batu akibat pukulannya sendiri. Melihat kesempatan itu, Rama dengan cekatan memukulkan palu penghancurnya ke arah batu merah darah yang berada di kepala Raja manusia batu."BAM!!""Crash!!"Tubuh manusia batu mulai bergetar, tubuh yang tadinya kuat dan keras kini menjadi butiran pasir. Menyisakan batu merah darah yang hancur.Kemudian sinar keluar dari batu merah darah, sinar dengan pendar orange.[Pusaka Raja manusia batu, mampu membuat tubuh kuat dan menyembuhkan luka dengan cepat][Apakah kau ingin menyalin kemampuan ini Tuan Muda?][Iya/Tidak]Kini kotak copy-paste terpampang nyata di depan Rama. Rama mengambil pusaka Raja manusia batu dan meletaknya di kotak copy-paste.[Kemampuan telah selesai di salin, apakah kau ingin menggunakannya Tuan Muda?][Iya/Tidak]Rama rasa setiap pusaka memiliki fungsi yang berbeda, dan setiap pusaka akan membantunya di tingkat pelatihan selanjutnya. Jadi jelas Rama akan memilih untuk mengklik [Iya] untuk menyalin kemampuan Raja manusia batu. Lagipula kemampuan Raja manusia batu adalah kemampuan yang sangat berguna."Geeerrrrrkkk!!" Pintu gua menuju tingkat ke 4 telah terbuka. Terlihat cahaya terang keluar dari gua tersebut.Rama memasukinya dan terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya, sebuah taman dengan pepohonan rindang.[Tuan Muda, berhati-hatilah dengan tanaman yang ada di sini, mereka memiliki kehidupan] jelas Ara, namun yang tidak Rama pahami kehidupan seperti apa yang Ara maksud, bukankah tumbuhan memanglah hidup.Rama dan Ara mulai menjelajahi gua yang tidak seperti gua, malah terlihat langit luas dengan jelas, tiba-tiba ada kabut yang mulai menutupi jalan Rama.[Tuan muda, ini adalah kabut yang mempunyai kemampuan menghipnotis mahluk hidup] Ara memberikan penjelasan kepada kabut yang mulai mendekati mereka.[Tuan Muda, pakai elixir antimagic potion untuk terlepas dari hipnotisnya] Ara kemudian menampilkan kotak pembelian elixir antimagic potion.Rama mengkliknya dan segera memakai elixir anti magic potion. Seketika tubuh Rama seperti dikelilingi pendar berwarna ungu."Srreeeetttt.... Ssssrreeeeettt...!!" Ada suara yang mulai mengelilingi Rama di balik kabut, Rama memperkuat penjagaannya. Senjata yang ia pegang masih palu penghancur.[Tuan Muda, tanaman merambat mulai membentuk dinding untuk mengurungmu]Rama mengangguk, "Aku juga menyadarinya Ara," sahut Rama.[Kalau begitu ada baiknya kau menggunakan senjata samuray Tuan Muda] Ara kemudian mengeluarkan tampilan berbagai macam senjata samuray.Rama mengklik senjata samuray yang ia inginkan dan menyimpan palu penghancur di kotak penyimpanan."Syuuuuuttt...!!" Sulur tanaman mulai menyerang ke arah Rama. Rama mengelak dan memotong sulur tersebut.Namun banyaknya sulur membuat Rama agak kelimpungan, Rama bergerak dengan cepat dan memotong sulur-sulur itu. Tapi dengan cepat pula sulur-sulur itu meregenerasi dirinya.[Tuan, gunakan senjata Bersekers Furry ,senjata ini mampu memberikan damage yang besar dikombinasikan dengan Corosion Scythe yang mampu menghambat pertumbuhan sulur] Ara memberikan saran 2 senjata yang bisa Rama gunakan, senjata itu berbentuk seperti kapak bulan sabit dan kapak biasa dengan runcingan di atas dan dibagian belakang kapak. Ketika keduanya dikombinasikan, jadilah ia kapak besar namun ringan. berbentuk bulan sabit dengan tambahan seperti runcingan di atas dan di belakang kapak."syutt... plash!! plash!!" Benar saja, ketika Rama memakai senjata tersebut. Sangat mudah menghancurkan sulur bahkan membuatnya terkendala saat kembali meregenerasi tubuhnya.Melihat itu Rama kembali mengayunkan kapak bulan sabitnya dengan cepat, hingga akhirnya sulur-sulur itu mundur."Ssshhhhh...." Kabut mulai menghilang, muncullah sulur raksasa yang membentuk dirinya seperti monster dengan mata yang memerah, terlihat di dadanya seperti bongkahan jantung yang berpendar kemerahan. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Rama tau apa yang harus ia perbuat."Ara, apakah jantung itu pusat kehidupannya?" tanya Rama.Ara telah selesai memindai monster tanaman yang berada di hadapan mereka. [Benar, benda merah itu adalah pusat kehidupannya] [Jika Tuan Muda mampu mendapatkan pusat kehidupan itu, maka Tuan Muda akan mendapatkan kemampuan untuk menghipnotis serta meregenerasi tubuh]Rama menyunggingkan senyumnya, ia senang mendengar itu. Hal yang membuatnya bersemangat adalah menambah kemampuan untuk menyalin kekuatan dari para monster yang ada di gua terkutuk."LANCANG KAU MANUSIA!! KAU BERANI MASUK KEDALAM KAWASANKU, AKU AKAN MEMBUATMU MENYESAL!!""Haish, mengapa mereka senang sekali mengancam di awal!!" gumam Rama dengan gelengan kepala yang pelan.[Berhati-hatilah Tuan Muda, monster kali ini sangat kuat]"Tidak masalah, kita harus mencari lawan yang kuat untuk membuatku semakin kuat!"Rama mulai mengayunkan senjatanya dan melompat menuju monster sulur. "HIAAAATTTT!!"Hari kelahiran sang putra Adipati "Oeeeekkkk.... Oeeeekkk!!" suara tangis bayi lelaki menggema di waktu subuh, saat itu hari mulai berganti dari gelap menuju terang. Di hari kelahirannya, burung-burung berkicau riang, angin berhembus dengan tenang. Melisa menatap bayi lelaki yang kini berada di pangkuannya dengan tatapan sayang. "Namamu Arash, artinya cahaya... Ibu harap kau akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, cahaya yang menghangatkan." Melisa kemudian mencium lembut bayi lelakinya, air mata menetes di pipinya. "Ketahuilah Arash, ibu maupun ayahmu Rama, mencintaimu... Sangat mencintaimu nak!!" kata Melisa, ia begitu lemah, jadi ia memberikan bayi itu kepada Fatta. Melisa kemudian bersandar dan tak lama setelah itu ia menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum dan bekas tetesan air matamata di pipinya. "Nona Melisa..." Fatta, Lilia dan Baxia menangis pilu mengantar kepergian dari Melisa. Melisa berjuang dengan sekuat tenaga saat mengandung Arash, karena ke
Rama menatap Ara tak percaya, bagaimana bisa ia menyegel Raja Iblis di dalam tubuh anaknya yang bahkan belum lahir? Rama akan merasa sangat berdosa kepada anaknya, ia akan menjadi seorang ayah durhaka kepada anaknya, tapi ia harus menyelamatkan orang banyak. Dia harus berkorban!! (Tuan Muda, aku hanya memberikan informasi yang kau butuhkan, apapun keputusanmu itu diluar kendaliku) Ara paham dengan perasaan yang kini menghampiri Rama. "Apa tidak ada cara lain?" tanya Rama dengan genangan airmata yang tertahan di matanya. "Bagaimana anakku akan menjalani harinya dengan jiwa Raja Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya?" (Tidak ada waktu lagi Tuan Muda, kekuatan Raja Iblis semakin membesar, jika ia berhasil membentuk tubuhnya maka kau tidak akan bisa melawannya lagi) Ara juga merasakan kesedihan yang Rama rasakan karena mereka terhubung. Rama menatap nanar pusaran darah yang terlihat makin membesar, Rama kemudian mengaktifkan pusaka Naga dan menyerap jiwa Raja Iblis. Dia tidak me
"Aku ingin bertemu Yang Mulia..." kata Rama kepada kasim Han, kasim Han terlihat bingung. "Tuan, tadi Yang Mulia berpesan untuk tidak mengganggunya, siapapun dilarang masuk." jelas Kasim Han. "Apa kau tidak bisa mengabarkan kepadanya kalau aku yang datang? Ada hal yang sangat penting yang harus aku laporkan..." kata Rama lagi, meski ia dekat dengan Raja Baskara, Rama tak pernah melanggar batas. Rama tetap menghormati temannya itu sebagai seorang Raja. "Baiklah Tuan Muda, aku akan mencoba memberitahunya..." kata kasim Han lagi, ia kemudian masuk ke dalam untuk melapor. Tidak berapa lama kasim Han keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda, maaf Yang Mulia tidak bisa diganggu, ia hanya berpesan untuk datang ke pestanya malam ini dan kau bisa melapor saat itu..." kata kasim Han, kasim Han jelas mengenal Rama, ia juga tau seberapa dekat Raja Baskara dengan Rama. Namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak Raja Baskara yang saat ini tidak bisa di ganggu. Rama mengang
Saat itu Alan sedang menatap dari kejauhan pertemuan Rama dengan pejabat Huang. Setelah beberapa lama akhirnya Rama, Fatta dan Rizal terlihat undur diri. Alan dengan jelas melihat tatapan pejabat Huang sangatlah penuh misteri saat menatap Rama. Bahkan Alan tak pernah menyangka kalau pejabat Huang adalah Raja Iblis yang menyamar. 'Mungkinkah pejabat Huang menyadari siapa bang Rama?' gumam Alan. "Bang Rama!!" tegur Alan ketika ia melihat Rama, Rizal dan Fatta mulai mendekat ke arah tempatnya bersembunyi. "Alan!!" Rama terlihat senang bertemu Alan, "mana Pandu?" tanya Rama setelah menyadari tidak adanya keberadaan Pandu di sekitar Alan. Karena setau Rama, Alan dan Pandu jarang terpisah. "Pandu sedang menjaga seorang gadis, kami hampir menabraknya semalam!! Dan... Ada yang ingin ku bicarakan denganmu bang!!" kata Alan dengan wajah serius. Baru kali ini Rama melihat Alan bicara serius. Artinya ia perlu tempat untuk bicara agar tidak ada yang bisa mendengar, setelah agak menj
Alan menatap gadis yang masih tak sadarkan diri itu, wanita ini memiliki kecantikan yang tidak biasa, riasannya terlihat tebal, karena kini riasan itu mulai luntur membuat wajah cantiknya tak terlihat. Namun Alan masih bisa tau kalau gadis yang kini ada di depannya memiliki wajah yang cantik. "Mengapa kau menatapnya seperti itu?" tanya Pandu. Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "aku hanya heran apa yang membuatnya ketakutan hingga kabur dalam keadaan seperti ini?" kata Alan dengan suara pelan. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk, Alan memintanya untuk membersihkan wanita itu. Setelah wanita paruh baya itu masuk, Alan dan Pandu segera keluar dari kamar. "Apa mungkin ia gadis yang dijual sehingga melarikan diri?" pikir Pandu. "Bisa jadi!! Tapi anehnya ia berlari dari arah hutan, dari mana kira-kira ia kabur?" pikir Alan, belum sempat ia mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari arah kamar. "Kyyyaaaa!!" Alan dan Pandu masuk k
Rama, Fatta dan Rizal terlambat datang, ketika sampai di tempat kejadian sudah ada beberapa mayat dan prajurit yang terluka serta ada 4 kereta kuda. "Apa yang terjadi?" tanya Fatta kepada beberapa prajurit yang masih sadar. Namun mereka tak bisa menjawab karena masih terlalu lemah. "Fatta!! Rizal!! berikan ini terlebih dulu kepada mereka!!" kata Rama ketika melihat prajurit itu kesakitan, Fatta dan Rizal lalu bergerak dengan cepat mengobati prajurit yang masih bisa di tolong. "Siiiiinnng!!" Seketika rasa sakit karena tembakan dan sabetan pedang menghilang dari tubuh mereka. Mereka pulih dengan cepat. "Tuan terima kasih!!" Beberapa prajurit mulai menunduk hormat, bahkan Sersan Wawan juga langsung di bawa ke hadapan Rama. Bersyukurlah masih ada detak jantungnya, karena Elixir Healing potion tidak akan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang telah berhenti berdetak. "Glek!! Glek!! Glek!!" Sersan Wawan menghabiskan cairan yang Rama berikan dengan gerakan yang lemah, seketik