Beranda / Romansa / Pacar Pembantu / Raqa Abimanyu Dinata

Share

Raqa Abimanyu Dinata

Penulis: Asterona
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-22 10:09:27

Ruangan bernuansa putih dengan jejeran patung berbagai bentuk dan warna yang awalnya hening kini perlahan menggemakan suara, lebih tepatnya suara langkah cowok berkaos hitam yang berjalan santai sambil mengacak rambut setengah basahnya.

Bola matanya melirik ke kanan dan kiri, maksud berhati-hati, cowok dengan celana jeans ripped itu berdehem singkat ketika menemukan seseorang di ruangan khususnya.

Bukan sekedar deheman tanpa alasan, namun tatapan takut seolah ketahuan habis mencuri dari orang itu membuat Raqa melipat tangan di dada. Selain berhasil menyulut amarahnya, ternyata orang itu juga berhasil memecahkan kerajinan patung milik Raqa.

Raqa Abimanyu Dinata, cowok dengan lengan kekar dan tubuh proposional meski baru berumur tujuh belas tahun itu memandang seorang pria bertubuh kurus di hadapannya penuh murka.

"BERANI-BERANINYA LO MASUK TANPA IZIN GUE?!" Raqa mendekat, dalam satu detik tangannya berhasil meraih kerah jaket pria itu. Mencengkramnya tanpa ampun. "APA YANG LO INGINKAN?! APA YANG LO CARI?!"

Tangan pria itu bergetar, menahan cengkraman Raqa di lehernya agar tidak menguat. "Ma-maaf, sa-saya hanya suruhan. To-tolong lepaskan. Sa-saya tidak bisa bernapas."

Bukannya melepaskan, Raqa justru menguatkan cengkramannya hingga pria itu hampir tercekik dan berdiri menggunakan ibu jari.

"Gue gak peduli. Cepat lo katakan apa tujuan lo ke sini?!" geram Raqa, menatap tajam pria itu, seolah siap memangsanya kapannya saja.

"Sa-saya mohon. Le—"

"ATAU LO NGGAK BAKAL KELUAR DARI SINI DENGAN SEMPURNA?!" ancam Raqa, tangannya mengepal, siap meninju, pria itu tidak bisa berkata-kata lagi karena Raqa sudah mencekiknya. "JAWAB!! GUE MUAK NGUSIR LO DARI SINI BANGSAT!"

"Sa-saya—"

"APA?! CEPETAN NGOMONG!"

Dan ketika tinjuannya hampir mendarat di bibir pria itu...

"ABANG! ABANG JANGAN PUKUL ORANG LAGI, RISA MOHONN..."

Tinjuannya mengudara, Raqa menoleh, dia mendapati Risa-adiknya memohon sambil menarik-narik ujung kaosnya. Gadis berkepang dua dengan pita merah itu menatapnya berkaca-kaca.

"Risa nggak mau abang mukul orang lagi. Risa takut abang kena marah papa, Risa nggak mau jauh dari abang. Abang mohon dengerin Risa... Abang."

Raqa mendengus kuat, dia menatap Risa lalu menatap pria tadi, dapat Raqa rasakan keringat dingin pria itu menetes ke tangannya.

Raqa berkata. "Sekali lagi lo datang, gue pastiin lo habis di tangan gue," bisik Raqa membuat pria itu merinding.

"ABANG! ABANG JANGAN ANCAM DIA," pinta Risa memelas. Membuat Raqa melepaskan cengkramannya kasar bahkan hampir mendorong pria tadi ke tembok.

Pria itu terbatuk-batuk

"Iya Risa. Abang minta maaf." Raqa nyengir, dia membawa Risa duduk di pangkuannya, gadis berumur tujuh tahun itu tersenyum. Sementara pria tadi secepat kilat enyah dari hadapannya.

Jika kalian mengira Raqa melepaskan cengkramannya karena kasihan, itu salah, Raqa justru tidak enak karena adiknya sedang ada di sini.

"Abang kenapa sih suka mukul-mukul orang mulu? Abang nggak takut masuk penjara kayak papa dulu? Abang nggak sering ngelakuin itu di sekolah juga, kan?" tanya Risa polos.

Raqa tidak menjawab, dia justru mengacak gemas rambut adik semata wayangnya itu.

"Risa ke sini minta dibikinin patung lagi?" tanya Raqa mengalihkan pembicaraan. Risa yang tidak masalah akan hal itu hanya mengangguk pasti.

"Risa pengen abang bikinin patung kelinci, sekalian mau tunjukkin ke temen-temen kalau abang pintar bikin patung," ujar Risa tersenyum.

Raqa mengangguki cepat ucapan Risa, ia mendudukan pelan gadis itu ke kursi rotan, tanpa basi-basi Raqa langsung mengambil celemek khusus untuk membuat patungnya.

Raqa memang menyukai kegiatan membuat patung atau kerajinan keramik sejenisnya. Entah mengapa dia sangat menyukai hobi semacam ini, berbagai bentuk sudah ia buat bahkan ada beberapa di antaranya yang sudah Raqa pamerkan.

"Risa tunggu disitu, liat atau sambil pelajari kakak bikin patungnya," ucap Raqa, dia mulai menyiapkan bahan membuat patung, seperti tanah liat, meja putar dan lain-lain.

Risa mengacungkan jempol, satu tangannya memeluk boneka teddy bear pastelnya erat. "Oke bang."

Selagi membuat patung, Risa diam di tempatnya sambil memperhatikan Raqa. Sementara pikiran Raqa justru bergelut pada kedatangan pria tadi. Raqa yakin ada yang tidak beres, sudah kelima kalinya pria itu datang tanpa tujuan yang Raqa ketahui.

Dua tahun setelah papanya masuk penjara, selalu saja ada yang datang ke markasnya. Padahal Raqa sudah memastikan jika tempat ini hanya diketahui oleh Risa dan neneknya.

Jadi, siapa pria itu?

Apa yang dia cari di markasnya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pacar Pembantu   Kemarahan Papa

    Makan malam. Terasa sedikit berbeda dari malam-malam sebelumnya, karena malam ini Samuel ikut bergabung di meja makan. Bersama. Mereka bertiga, Soraya, Kaisar, dan Samuel. Meskipun begitu, Kaisar tidak merasakan senang sama sekali. Sebab, walaupun semua anggota keluarga lengkap. Keadaan tetap hening. Seolah yang makan adalah patung berwujud manusia yang tidak mengenal satu sama lain. "Berantem lagi?" tanya Kaisar santai tapi sarkastik. Lantas membuat kunyahan Samuel dan Soraya berhenti. Kaisar menyadari itu. Ia tersenyum sinis, spontan mendapat cubitan pelan di paha dari Soraya. "Makan dulu, Sar. Jangan banyak omong," tegur Samuel. Tenang namun sirat akan kecaman. Kaisar terkekeh. "Terus kalau makannya udah selesai boleh ngomong?" tanyanya. Kaisar menatap dua orang itu bergantian. "Biasa juga enggak, 'kan?" Soraya menyentuh bahu Kaisar. "Kamu ngomong apa sih, Nak? Kita bedua baik-baik aja. Nggak berantem." "Oh ya?" Kaisar

  • Pacar Pembantu   Balapan Lagi

    Dua prinsip yang harus dipegang saat ini;Pertama, tidak boleh terbawa perasaan ketika bersama cowok.Kedua, tidak boleh jatuh cinta sebelum berhasil membanggakan ayah dan bunda.Keyla membaca tulisan di belakang diary-nya itu, ia menulisnya tepat ketika berumur 12 tahun. Dimana saat itu ia mulai mengenal sebuah kata yang bernama 'Cinta'. Catat! Hanya mengenal, bukan merasakan.Keyla tidak tahu persis bagaimana perasaan itu. Namun, kata Thania perasaan cinta adalah sesuatu yang tidak bisa digambarkan dan diutarakan dengan kata-kata. Pokoknya rumit, tapi asyik.Bahkan, setiap orang yang telah jatuh cinta bisa dibuat buta. Semakin ke sini Keyla semakin tidak mengerti.Keyla menutup buku diary berwarna biru itu dengan cepat, ini semua gara-gara Kaisar dia jadi kepikiran hal konyol bernama 'Cinta' itu.Akan tetapi Keyla tidak bisa mengelak jika ia baper oleh perlakuan Kaisar. Terutama ketika cowok itu mengacak rambutnya.

  • Pacar Pembantu   Baper?

    Keyla beruntung karena alibinya tadi. Cewek itu menghembuskan napas lega setelah melihat Kaisar mengangguk, mempercayai ucapannya. Meskipun sebelumnya Keyla sempat gugup karena Kaisar hampir saja mengganggapnya berbohong."Serius kelilipian?" tanya Kaisar ulang.Oh ternyata Keyla salah, Kaisar masih belum sepenuhnya percaya."Iya bawel!" jawab Keyla bosan. Cewek itu hendak berjalan lebih dulu namun lengannya tiba-tiba ditahan oleh Kaisar.Keyla berbalik dan menatap cowok itu penuh pertanyaan. Kedua alisnya hampir menyatu. Bibirnya sedikit terbuka ingin mengucapkan sesuatu namun urung karena Kaisar menatapnya begitu dalam.Sampai akhirnya Kaisar melangkah maju mendekati Keyla. Matanya tak lepas sedikit pun menyorot mata cewek itu. Membuat Keyla terasa kaku untuk mengalihkan sedikitpun tatapannya dari Kaisar.Cowok itu merunduk hingga kepala mereka sejajar. Sekarang, bukannya tubuh Keyla saja yang kaku, tapi jantungnya

  • Pacar Pembantu   Keyla Yang Malang

    "Astaga lupa! Hape gue ketinggalan di laci," ungkap Kaisar yang reflek menghentikan langkah saat teringat sesuatu.Keyla menghela napas. Mereka hampir saja mendekati parkiran dan Kaisar berucap seperti itu. Rasanya seperti gagal menang perlombaan lotre. Padahal, Keyla berencana akan pulang ke rumah tepat waku. Karena banyak pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan sebelum pukul delapan malam. Setelah itu, barulah Keyla mengerjakan tugas sekolah."Gue ambil dulu yaa. Lo tunggu di sini, jangan kemana-mana," pinta Kaisar. Tanpa mendapat persetujuan Keyla cowok itu bergegas pergi.Keyla pun menarik napas sekali. Ia menepikan diri di bawah pohon besar dekat parkiran."Keyla!" panggil seseorang dari arah kiri. Keyla menoleh. Ternyata Putra."Sendirian nih? Lo nungguin siapa?" tanya Putra setibanya di hadapan Keyla."Kaisar.""Wohoo. Udah gercep ya itu anak," godanya.Keyla yang paham maksud Putra menyela. "Cum

  • Pacar Pembantu   Sikap Dinginmu

    Sejak kejadian di taman belakang tadi Kaisar malah tambah kepo. Ia mencerca Keyla dengan beberapa pertanyaan yang absurd dan unfaedah. Ada sih beberapa pertanyaan yang cowok itu lontarkan mengenai kakaknya. Tapi tetap saja Keyla merasa terganggu. Akibatnya, Keyla kini menyumpal satu telinganya dengan headset. Suasana kelas juga sedikit berisik karena guru yang mengajar ijin ke toilet."Key, temenin gue belajar yuk!" pinta Kaisar tiba-tiba membuat Keyla dengan malas menatap teman sebangkunya itu."Belajar apaan?" tanyanya.Kaisar cekikikan lalu nyengir lebar. "Belajar untuk menjadi yang terbaik buat kamu.""Hahaha. Receh!" sahut Putra yang duduk di belakang. Lalu tatapannya berubah datar.Kaisar melirik sinis Putra. "Sirik lo upil gajah!"Sedangkan Keyla hanya geleng-geleng melihat tingkah aneh kedua cowok itu. Lalu dia memejamkan mata sejenak, menikmati lagu beatiful milik Crush yang mengalun lewat headset di telinganya. Keyla sa

  • Pacar Pembantu   Kakak Lo, Kakak Ipar Gue

    "Lo ngapain makan diem-diem sendiri di sini?" Keyla menolehkan kepalanya sejenak lalu berkata, "Suka aja," jawabnya singkat. Kaisar terkekeh pelan. Keyla itu ya, jawabannya singkat mulu. Emang ngomong itu pakai kuota apa? "Ohh sukaa," ujar Kaisar kemudian. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menatap Keyla. Lebih tepatnya ke bekal hijau yang berisikan nasi goreng dan telur gulung di pangkuan gadis itu. Kaisar menjilat sudut bibirnya, cukup menggungah selera. Kebetulan sekali ia belum makan. "Beuhh. Kayaknya enak. Mau dongg." Keyla menoleh lagi, tanpa kata-kata ia langsung menggeser bekal itu ke tengah. Keyla mendiamkannya sesaat. Kaisar bahkan sampai berkedip. Ia kira Keyla akan bersuara, setidaknya 'makan tuh' tapi ternyata gadis itu hanya diam. "Thanks," ucap Kaisar. Lantas menyantap bekal itu dengan lahap. Seperti orang tidak makan dua hari. Keyla hanya geleng-geleng melihat tingkah cowok itu. "Ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status