Share

Pengganggu

"Kita makan dulu sebelum pulang ya?" tanya Biru sambil tersenyum.

"Iya, Kak. Aku mau," balas Vika semangat. Bonekanya diserahkan ke Kakaknya.

Sinta tersenyum lagi, Biru ternyata bukan orang yang gampang marah, dia juga sangat penyayang ... apa jangan-jangan deketin Vika biar nanti pada setuju kalo dia ngelamar aku? Sinta memukul kepalanya, menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mana mungkin orangtuanya setuju, keluarga gue aja miskin," gumamnya sambil terus melangkah.

Biru dan Vika sudah masuk restoran cepat saji. Biru menyuruh Vika memilih menu makanan, ketika sudah selesai dan pelayan pergi Sinta duduk di samping Vika.

"Kak, aku tadi pesen burger sama kentang goreng, sama ayam juga," ucapnya selalu ceria.

Sinta sejak duduk menatap Biru, dengan pakaian sederhanapun Biru sangat tampan dan mempesona, kulit putih bersih, wangi dan selalu rapi. Garis rahang yang tegas, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah muda sangat menggoda, tiba-tiba mengingatkanny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status