Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 23. Kamu Pegang Apa?

Share

Bab 23. Kamu Pegang Apa?

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-03-29 19:49:38
Ditembak pertanyaan seperti itu, Zayden membeku. Dia yang tangannya masih berada di atas rambut Alisha yang lembut hanya bisa terdiam di tempat.

Dengan wajah ngeri, Zayden menatap Alisha. “Kamu … bilang apa?”

Tak sadar dengan kengerian di wajah Zayden, Alisha menegaskan, “Aku bilang, apa kamu cemburu sama Alvin tadi?” Senyuman iseng terlukis di bibirnya. “Habisnya, kalau bukan cemburu, kenapa kamu sampai mendesakku begitu dan terlihat sangat lega setelah dengar aku ada hubungannya sama Yumi?”

Zayden cepat menarik tangannya dari kepala Alisha dan mengalihkan pandangan ke depan. “Konyol. Aku hanya tidak ingin ada skandal di keluarga dan mendapatkan cap sebagai perebut kekasih sepupu.”

Sudut bibir Alisha semakin meninggi. “Oh? Seorang Zayden yang tidak takut dibilang menyimpang, sekarang takut disebut perebut kekasih orang? Menarik, menarik.”

Pelipis Zayden berkedut. “Alvin sepupu dekatku, aku tidak mau kami bermasalah hanya karena wanita.”

“Ohhh, jadi kalau aku mantan kekasih Alvin, kamu
Nychinta

Ah ... ga berasa dah mau lebaran ya! Sehat-sehat semuanya. Yang mudik sudah pada sampe kampung halaman belum nih? Heheh.. 🥰🥰

| 8
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 24. Lihat Apa?!

    Alisha berusaha dengan cepat untuk berdiri, namun sekali lagi gaunnya yang sebagian masih tertindih badan Zayden membuatnya sedikit kesulitan, wajah Alisha terlihat makin memerah karena malu, gerakan terburu-burunya ini, membuatnya sekali lagi terjatuh dan menimpa Zayden.“AH!”Zayden hanya menghela napas panjang. Dengan satu gerakan lembut, ia memegang kedua bahu Alisha, mencoba menenangkannya. Alisha akhirnya mematung beberapa saat, merasa canggung dengan posisi mereka. Pandangan mata mereka saling bertemu, dan saat itu pula Zayden menyunggingkan senyuman miring. Matanya melirik ke arah dada Alisha, lalu pria itu menggelengkan kepalanya.Alisha langsung merona merah, malu dan marah. Apa maksud pria itu?! Apa dia baru saja mengejek ukuran dadanya?!Dia ukuran C! Itu sudah cukup di atas rata-rata, ya!Mengabaikan tatapan marah Alisha, Zayden pun berdiri selagi membantu Alisha. “Jangan terlalu terburu-buru, santai saja. Kalau tidak, nanti kamu terjatuh lagi.”Alisha bergidik. Suara Zay

    Last Updated : 2025-03-30
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 25. Satu Ranjang

    Zayden yang baru saja ditampar membeku di tempat. Di sisi lain, Alisha dengan panik kembali menarik bathrobe-nya dan menutup tubuhnya dengan cepat, wajahnya merah padam seperti kepiting rebus. Merasa bersalah karena jiplakan merah ada di pipi pria itu, Alisa pun berkata, “Ma-maaf … tapi kenapa juga kamu keluar lagi!? Aku pikir kamu sedang mandi!” Zayden mengalihkan pandangan pada Alisa selagi mengusap wajahnya yang masih terasa panas. “Aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal.” “Jangan mendadak dong!” tegur Alisa, masih tidak mau kalah. Zayden menatapnya beberapa detik sebelum mengangkat tangan, menyerah. "Oke, salahku. Lain kali aku ketuk pintu dulu sebelum keluar dari kamar mandi." Ucapan Zayden membuat Alisha makin tersipu, tahu dirinya tidak masuk akal. Akhirnya, wanita itu pun membuang muka, pura-pura sibuk mencari piyamanya. Tapi dalam hati, pikirannya kacau. ‘Dia lihat nggak ya? Astaga… kalau dia lihat… jangan-jangan lingerie itu juga?’ "Sudah kamu ma

    Last Updated : 2025-03-31
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 26. Tidak Sendirian

    Amarah membara sang wanita, ditambah pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai, membuat empat wanita muda yang berlutut di hadapannya gemetar ketakutan. Ruangan yang biasanya tenang kini terasa seperti medan perang, penuh ketegangan dan hawa panas dari emosi yang membuncah.“Hanya mengacaukan sebuah pesta pernikahan saja kalian tidak bisa? Apa gunanya aku membayar kalian mahal?!” bentak sang wanita, suaranya menggema tajam di seluruh ruangan.“Maaf, Nyonya...” Salah satu dari mereka memberanikan diri bicara, meski suaranya nyaris tak terdengar, bergetar hebat karena takut.“Nyonya, kami benar-benar sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, tapi... saat itu kondisi di lapangan tidak memungkinkan,” lanjutnya mewakili yang lain, berusaha mempertahankan ketenangan meski tubuhnya mulai gemetar.“Aku sudah membayar mahal untuk pekerjaan semudah ini, tapi hasilnya sangat mengecewakan.” Nada dingin Tania membuat mereka tak berani menatap langsung ke arahnya.“S-sa... saya sudah berusaha

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 27. Kompensasi yang Harus Dibayar

    Pagi itu datang perlahan.Sinar matahari menyelinap lembut melalui celah tirai, menari di atas kulit mereka yang masih terlindung kehangatan malam. Di balik selimut yang setengah tersingkap, Alisha masih terjebak dalam batas tipis antara mimpi dan kenyataan. Helaan napasnya tenang, seiring tangannya yang terulur tanpa sadar, merengkuh tubuh hangat di sampingnya.Ia tersenyum dalam setengah sadarnya.Tangan mungilnya menyusuri kontur wajah itu perlahan, seakan ingin menghafal setiap lekuk yang begitu ia rindukan, seolah pria dalam pelukannya adalah wujud nyata dari mimpi-mimpinya yang tak pernah tercapai.Sentuhannya melayang ke dada bidang pria itu. Ia merasakan detak jantung yang kuat, otot-otot yang nyata, dan kehangatan yang tak terbantahkan. Dalam hati, ia bergumam lirih,"Kalau saja ini bukan mimpi… kalau saja Zayden bisa seperti ini—hangat… hadir… dan nyata untukku."Ia membiarkan dirinya terbuai, menolak kenyataan, menggantungkan harap pada mimpi yang terlalu manis untuk dilepas

    Last Updated : 2025-04-02
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 28. Kamu Istrinya

    Perlakuan Zayden barusan—di tempat umum, di hadapan banyak pasang mata—membuat Alisha nyaris kehilangan napas. Dadanya bergemuruh tak karuan, seperti genderang perang yang ditabuh terlalu keras. Dia berdiri kaku, seolah disengat aliran listrik tegangan tinggi. Pria itu baru saja menciptakan badai kecil, dan Alisha berada tepat di tengah pusarannya. Tangan Zayden melingkar santai di pinggangnya, seolah-olah tindakan tadi bukanlah sesuatu yang besar. Lalu dengan tenang, dia membelai rambut Alisha, senyumnya manis tapi berbahaya—senyum yang bisa meruntuhkan pertahanan siapa pun. Beberapa kali Alisha mengerjapkan mata, berusaha menstabilkan degup jantung yang masih kacau. Meskipun mereka pernah lebih dekat dari ini, ciuman yang lebih dalam dan momen yang lebih intim—kenapa kali ini terasa … berbeda? Belum sempat pikirannya mengurai makna dari semua sensasi yang mekar di dadanya, sebuah suara familiar menginterupsi. Ceria dan sedikit mengusik. “Wah … ternyata pengantin baru memang seda

    Last Updated : 2025-04-03
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 29. Batal

    “K-kamu ngomong apa sih, Tik!?” tanya Alisha cepat, masih berusaha keras mengelak. “Ya bercandalah, Al!” Tika tertawa, tidak menyadari betapa pucat wajah sahabatnya itu. “Aku cuma godain kamu karena nama istrinya Pak Zayden sama kayak kamu. Namanya Alisha juga.” Tika kemudian menepuk pundak Alisha ringan. “Ya masa iya istri Pak Zayden tuh kamu? Heleeh, mimpi apa aku semalam kalau sampai iya.” Tika menggelengkan kepalanya, sama sekali tidak tahu betapa lega hati Alisha mendengar balasannya itu. “Katanya dia ini anak pejabat gitu, mereka udah lama rahasia-rahasia karena gak mau ada gejolak sesuatu … ya … kamu tahu sendiri lah kalo misalnya urusan politik dan pengusaha.” Tika kembali melanjutkan. “Eh, Al, tapi kalo dipikir-pikir, Bos besar emang sering kan ya panggil kamu ke ruangan dia, apa karena dia kesel kali ya, kok bisa nama bininya sama kayak kamu!” Tika kembali terkekeh. Alisha turut tertawa mendengarnya, hanya saja tawa Alisha ini menutupi rasa gugupnya yang mungkin sempat

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 30. Mencoba Menyembunyikan

    Alisha berjalan dengan langkah gontai ke kamar perawatan Nariza, dalam setiap langkah kakinya entah kenapa dia menjadi sedih saat Zayden tidak mampu memenuhi janjinya sendiri. Padahal, pria itu yang benar-benar sangat memaksa sebelumnya.“Ah, gimana cara jelasin sama Nariza, ya?!” rutuknya.Akan tetapi kalau dipikir lagi, jelas Zayden sibuk di urusan pekerjaan, lagipula dia mendengar gosip kabarnya perusahaan mereka ini sedang tidak baik-baik saja dan Zayden mencoba untuk mengobati perusahaan mereka.Kalau memikirkan hal ini, entah kenapa Alisha menjadi bangga dengan pria itu. Dia bersedia ditempatkan di tempat yang bermasalah, padahal dia bisa saja menolak hal ini.Ah, entahlah rasanya kehidupannya benar-benar campur aduk dan terasa seperti naik roller coaster sejak bertemu dengan Zayden. Cukup naik turun, mendebarkan dan tidak disangka-sangka.Dia menggelengkan kepalanya ringan sebelum akhirnya mendorong pintu kamar di mana Nariza berada.Namun, baru saja dia membuka pintu itu, dia t

    Last Updated : 2025-04-05
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 31. Kedatangan Zayden

    “Kamu pikir aku nggak bisa menebak, Al? Orang yang punya tekad kuat untuk tidak menikah seumur hidupnya, mendadak menikah dengan pria bernama Zayden Wicaksana?” Yumi menarik napas dalam. “Lelucon macam apa yang sedang kamu tunjukkan padaku?” Alisha menelan ludah. Tangannya menggenggam ujung bajunya dengan erat. “Jadi, jujurlah!” Yumi berkata dengan suara bergetar karena menahan rasa kesal yang melihat Alisha begitu erat menyembunyikan hal itu. “Apa kamu melakukan semua ini demi pengobatan Nariza?” Kalimat itu sontak membuat Alisha mengangkat kepalanya melihat ke arah Yumi. “Jadi benar? Demi Nariza, ya? Jadi, kamu menerima tawaran menikah dengannya karena Kak Zayden juga memiliki peluang bagus untuk menutupi skandal menyimpangnya agar keluarganya tidak lagi bicara macam-macam terhadap hal itu, kan?” Tebakan Yumi sangat tepat dan tidak meleset, bahkan dia juga tahu kalau Zayden itu memiliki perilaku yang menyimpang sebagaimana yang Alisha ketahui sejauh ini. “Kamu tahu tentang Zay

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 96. Insiden

    Dan saat itulah, Yumi tertawa kecil di depan keduanya penuh kemenangan. “Sudah kukira begini bakal seru,” katanya ringan seolah-olah sedang menikmati tontonan menarik.“Kak Zayden aku kembalikan istrimu malam ini padamu, aku ada urusan penting!” Yumi lalu berjalan masuk dengan cepat ke kamarnya.Alisha sontak berdiri dan mendorong Zayden. “Yumi tunggu! Aku mau ambil–”BOOOM! Pintu ditutup kencang oleh Yumi dari dalam.Tidak menyerah begitu saja, Alisha berusaha mengetuk pintu kamar Yumi. “Yumi buka, Yum!”Kemudian Zayden menghela napas dalam dan mendekati Alisha.“Sudah jangan mengganggu orang lain, apa kamu tidak mengantuk? Ini sudah malam.” Zayden berkata pada Alisha dengan sangat santai seolah-olah memang tidak ada masalah apapun pada mereka.“Ya, tapi … koperku ada di kamarnya, mana mungkin aku tidak mengganti pakaianku, kan?” Alisha berkata dengan suara lemah sambil melihat ke tubuhnya yang masih menggunakan setelan formal setelah rapat tadi.Lalu Zayden menggeleng-gelengkan kep

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 95. Kalau Aku Tidak Mau?

    Tentu saja ide Yumi barusan membuat Alisha tercengang.“Apa kamu sudah tidak waras, Yum?!” Alisha tentu saja tidak bisa menerima ini begitu saja.“Ini satu-satunya jalan, Al!” Yumi berkata dengan tegas.“Kamu terlalu munafik kalau tidak mengharapkan balasan untuk perasaanmu, kan?” Langsung saja, ucapan Yumi ini tepat sasaran!Alisha terdiam.“Sekarang hubungi Kak Zayden!” perintah Yumi.Alisha menghela napas dalam. “Sepertinya dia gak mau terima telepon dari aku deh.” Yumi mengerutkan keningnya. “Memang kenapa? Apa alasan dia tidak menerima telepon istrinya sendiri?”Alisha akhirnya menceritakan pada Yumi tentang kejadian yang dia alami hari ini.“Ini … kebetulan sekali,” ucap Yumi dengan nada lemah saat Alisha mengakhiri ceritanya.“Tapi, tidak-tidak! Menurutku dia mungkin tidak melihat panggilanmu saja. Sekarang coba kamu telepon lagi!” Yumi memaksa Alisha.“Tapi–”“Sudah hubungi sekarang! Tanya dia ada dimana!” Yumi lalu mengambil ponsel Alisha yang ada di atas kursi dan menjejalk

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 94. Target Baru

    Mendengar pengakuan itu, Yumi langsung menarik Alisha ke dalam pelukannya. Jantungnya berdebar, namun ia berusaha menenangkan Alisha yang terlihat begitu rapuh.Yumi tahu betul, meskipun Alisha selalu tampak kuat, dia punya cara tersendiri untuk menyembunyikan kesedihan. Dan kini, kesedihan itu begitu jelas terlihat, walau tanpa air mata seperti wanita kebanyakan. Sepanjang Yumi mengenal Alisha, Yumi tidak pernah melihatnya sekali pun menangis, termasuk saat ini.Sebenarnya, Alisha cukup senang saat tahu informasi kalau Zayden tidak menyimpang, setidaknya apa dia masih bisa ada kesempatan untuk memperoleh hatinya? Walaupun hal ini dirasa terlalu serakah.Hanya saja … jika sudah berhubungan dengan seseorang dari masa lalu … rasanya hal itu tidak mungkin! Apalagi dia bisa melihat jelas sorot kehilangan mendalam yang dirasakan oleh Zayden saat dirinya menyinggung tentang masalah masa lalu Zayden itu.“Sebenarnya … ini yang kutakutkan sejak awal, Al!” Suara Yumi memecah keheningan yang a

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 93. Pengakuan Alisha

    Rapat berjalan lancar dan menghasilkan kerjasama yang mulus. Untuk selanjutnya akan dilakukan penandatanganan kontrak di kantor pusat OWL. Sepanjang rapat itu, Alisha tak hentinya memperhatikan Zayden, dia benar-benar sangat profesional, mulai dari gayanya bicara, gestur tubuhnya yang terlihat cukup bijak, dan semua itu tidak menampakkan apa yang sebenarnya terjadi beberapa jam sebelum ini.Dalam hal ini Alisha merasa lega. Sepertinya dia yang sedikit berlebihan untuk mengkhawatirkan pria itu, mungkin … yang perlu dikhawatirkan saat ini adalah dirinya sendiri yang secara perlahan berjalan mendekati pria itu!Setelah, semuanya bubar, Alisha melihat Zayden yang langsung pergi ke luar bersama dengan klien mereka.“Baguslah,” gumamnya pelan.Walaupun dia bergumam dengan nada senang dan bibir yang tersenyum, tetapi tetap saja dia tidak bisa membohongi hatinya sendiri, atas apa yang dia ketahui dari Zayden.“Al, berhubung kita akan bertemu dengan klien yang satu lagi besok siang, malam ini a

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 92. Memastikan Zayden Baik-Baik Saja

    Tiga puluh menit sebelum rapat dengan calon klien, Alisha sudah memastikan semuanya berjalan aman, dia juga sudah berkoordinasi dengan orang-orang dari calon klien ini terkait persiapan-persiapannya. Tentu saja, masalah pribadi tidak boleh membuat moodnya berantakan, dia harus tetap profesional dengan pekerjaannya, lagipula dia datang kemari bukan untuk urusan pribadi, kan? Setelah urusan di sini selesai, Alisha kembali menghubungi Zayden, hanya saja pria itu masih belum menjawabnya. Jelas saja hal ini membuat Alisha mendadak khawatir! Bagaimana jadinya kalau tiba-tiba Zayden tidak datang?! Dengan cepat dia mengambil tindakan untuk kembali menyusul Zayden ke kamarnya. “Al, mau kemana?” tanya Tika saat berpapasan di depan lift, saat itu Tika ingin menuju ke ruang pertemuan yang sudah disiapkan bersama rekan mereka yang lain. “Aku mau menemui Pak Zayden dulu, memastikan makan malamnya aman atau tidak.” Tanpa mendengar jawaban dari Tika Alisha berjalan dengan langkah cepat. Alisha

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 91. Pemikiran Alisha

    Alisha duduk diam, isi kepalanya terasa penuh dan sangat berisik, apalagi dia terngiang-ngiang kalimat sang nenek yang bertanya tentang masa lalu Zayden, ternyata itulah kenapa wanita itu terlihat skeptis saat Alisha mengatakan kalau semua orang memiliki masa lalu. Bukankah dia terlalu naif dan sombong dengan pernyataannya sendiri?Alisha kembali mengatur napasnya, agar bisa menjaga moodnya tetap baik, walau sebenarnya itu cukup sulit.“Al, apa kamu mendengarkanku?” tanya Yumi dengan suara pelannya.Yumi sudah yakin sejak awal, kalau Alisha pasti akan menyukai Zayden! Dia adalah Zayden, yang mana walaupun semua orang menghujatnya sebagai pria penyuka sesama jenis, tetap akan ada wanita yang berlomba berdiri paling depan untuk meraihnya, dan mengatakan kalau cinta bisa mengubah segalanya!“Alisha,” panggil Yumi lagi.“Ah, iya, Yum! Aku tidak apa-apa kok!” Lalu Alisha terkekeh ringan. “Kamu … yakin tidak apa-apa?” tanyanya Yumi dengan nada khawatir.“Tidak apa-apa kok!” Alisha masih ter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 90. Fakta yang Diketahui

    Alisha masih berdiri terpaku, mencoba mencerna kata-kata pria itu.Membunuh?Siapa yang dibunuh? Maksudnya seseorang itu siapa?Atau jangan-jangan…Entahlah, dia tidak berani menebak-nebak, hanya saja, entah kenapa dia merasa kalau ada perasaan aneh mulai menyusup dalam hatinya. Ini sedikit berlebihan dan terasa seperti hal yang siap meledak.Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk keluar dari tempat itu dan menyusul Zayden. Dia menghubungi Zayden, hanya saja tidak ada jawaban. Saat mendatangi kamar Zayden, juga sama, tidak ada sahutan.“Apa … dia gak balik ke kamar ya?” gumam Alisha.“Ya kalo gak ke kamar dia pergi kemana?” tanya Alisha sambil berpikir keras. Kakinya berjalan tak kenal lelah melewati koridor hotel ini, lalu berakhir di lobi hotel. Melihat jam di pergelangan tangannya sudah pukul 4 sore.“Duh! Apaan sih, kayak anak kecil aja! Padahal tinggal angkat aja teleponnya kok susah sekali sih!” gerutu Alisha.Akhirnya dia mempunyai ide.Dia menghubungi seseorang dengan harapan b

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 89. Alasan

    Zayden masih diam. “Masih tidak mau cerita ya?” Alisha terkesan sedikit memaksa. Zayden menarik napas dalam dan berkata, “Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan–” “Kalau kasusnya begini, jelas aku harus tahu, setidaknya ini melibatkanku sebagai istrimu. Kecuali kalau aku tidak ada di tengah-tengah kalian!” potong Alisha cepat dengan nada frustrasi. Entah kenapa susah sekali membuka mulut Zayden ini! SREET! Suara kursi tertarik mundur, Alisha berdiri dari tempat duduknya, berjalan mondar-mandir di sekitar kursinya dan kursi Zayden sambil menghela napas panjang. Sementara, Zayden masih di tempat yang sama, duduk membisu seperti patung, menatap lurus tanpa ekspresi. Alisha menghentikan langkahnya tepat di depan pria itu. Matanya menatap sebal, bibirnya manyun, dan kedua tangan dilipat di depan dada. “Ya sudah kalau kamu nggak mau cerita!” serunya dengan nada tinggi, bola matanya berputar malas. “Menyebalkan sekali! Nggak nenek, nggak cucu, sama-sama biki

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 88. Khawatir

    Suasana sedikit menjadi dingin, dan … baru saja Helena akan bicara, bunyi ponsel Alisha terdengar nyaring. Dia diam sejenak menatap layar ponselnya.Zayden.Namun, Alisha membuatnya menjadi senyap dan meletakkan kembali ponsel itu di atas meja. Helena melihatnya dengan tatapan menyelidik.“Zayden pasti menghubungimu, kan?” tanyanya dengan nada datar.Alisha mengangguk. “Benar, Nek.” “Kenapa kamu tidak menjawabnya? Dia pasti akan sangat khawatir padamu.” Helena berkata pelan namun penuh penekanan.Hal ini membuat minat Alisha makin tinggi terhadap apa yang terjadi pada keduanya. Dia menyipitkan matanya dan memandang ke arah Helena dan berkata, “Khawatir? Kenapa Zayden harus khawatir, Nek? Aku bersama neneknya, kan? Tidak mungkin juga neneknya melakukan sesuatu padaku.” Memancing!Akan tetapi Alisha lupa kalau yang berada di hadapannya ini bukan orang sembarangan yang bisa diberdayakan begitu saja.Helena tersenyum sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.“Itu pikiranmu, kan? Berbe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status