Home / Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / Bab 79. Pembicaraan dengan Dirga

Share

Bab 79. Pembicaraan dengan Dirga

Author: Nychinta
last update Last Updated: 2025-04-26 19:21:04
Alisha masih berdiri di tempat yang sama, wajahnya merona merah dan suhu tubuhnya meningkat.

Nariza meledak tertawa. “Astaga, Kakak! Mukamu merah banget!”

Alisha menutup wajahnya dengan kedua tangan. Jantungnya seperti habis diledakkan kembang api raksasa.

‘Ya ampun, ya ampun, ya ampun! Barusan... barusan dia cium aku?! Di depan Nariza?!’

Pipinya terasa panas seperti habis dibakar.

Tangannya meraba bibirnya yang barusan disentuh Zayden.

Rasanya... nyata.

Rasanya... terlalu manis untuk dicerna begitu saja.

Perasaannya bergejolak liar, campur aduk antara malu, bahagia, gugup, dan rasa ingin menjerit karena terlalu senang.

“Kayaknya Kak Zayden itu... beneran suka sama Kakak, deh,” komentar Nariza iseng sambil mengayunkan kakinya di kursi.

Alisha membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi, tidak tahu harus berkata apa.

Yang ia tahu, hatinya sekarang benar-benar meledak-ledak seperti petasan Tahun Baru.

“Zayden ini malu-maluin banget deh!” teriak Alisha.

“Sudah gak masalah kok! Lagian cuma di d
Nychinta

Ditunggu kembali Lanjutannya, ya! Chinta usahakan malam ini ada bab 80 nya! Terima kasih atas dukungan kalian semua ya! Jangan lupa bantu dukung karya chinta ini ya! Sayang kalian banyak-banyak!

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 80. Perintah Dadakan

    Alisha menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang tiba-tiba melonjak liar. Dia lalu mengangguk pelan dan kembali sibuk membereskan dokumen di mejanya.Mata Zayden belum berpaling darinya. Dengan langkah santai tapi penuh tekanan, pria itu berjalan mendekat lalu mengambil file yang tadi diletakkan Alisha.“Dirga tadi datang?” tanyanya tenang, tapi ada ketegasan tersirat di balik suaranya.Alisha menegakkan bahu, kemudian mengangguk. “Iya. Dia menyerahkan file itu untuk kamu,” jawabnya sambil menunjuk map di tangan Zayden. “Dia mengatakan apa sampai kamu kelihatan kesal begitu?” tanya Zayden.Alisha diam sejenak, ragu untuk mengatakannya, namun tatapan Zayden memaksanya untuk menceritakan apa yang terjadi! Entahlah, memang Alisha tidak pernah bisa menghindar dari perintah mematikan dari pria ini. Akhirnya Alisha mengatakan yang sebenarnya pada Zayden, walau dalam pikirannya saat ini dia terkesan seperti anak kecil yang mengadukan hal remeh pada orang tuanya,

    Last Updated : 2025-04-26
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 81. Kenapa Berharap Lebih?

    Alisha merenggangkan tubuhnya setelah sekian lama berkutat dengan beberapa file lama yang dibongkarnya. “Aahh leganya!” Dia lalu melihat jam di pergelangan tangannya. “Ya ampun, ternyata hampir jam 7 malam?!” Matanya terbelalak melihat jam di tangannya itu. Dia lalu melihat ke arah ruangan Zayden tidak ada yang keluar masuk lagi setelah Arsel keluar terakhir kali dari ruangan Zayden.“Sepertinya dia sangat sibuk, pasti hari ini dia pulang malam lagi.” Alisha bergumam pada dirinya sendiri.Lalu, dengan cepat dia mengorder makanan di aplikasi makanan untuk mereka berdua, lalu dia segera membereskan file-file itu dan menyusunnya dengan rapi, kemudian mengirim pesan pada Nariza kalau dia tidak makan malam di rumah.Setelah semuanya beres, makanan yang dipesannya sudah sampai.“Tujuh lewat dua puluh lima menit,” gumam Alisha sebelum akhirnya di mengetuk pelan pintu ruangan Zayden."Masuk," sahut suara berat dari dalam.Pintu itu terbuka, memperlihatkan sosok Alisha yang masuk dengan memb

    Last Updated : 2025-04-27
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 82. Pesan Zayden

    Langkah kaki Alisha terdengar pelan di lorong kantor yang mulai sepi. Sesekali dia menatap layar ponselnya, mengecek pesan, tapi tak ada hal baru. Hanya pantulan dirinya sendiri yang tampak di layar hitam.Sambil berjalan keluar gedung, pikirannya dipenuhi suara-suara kecil yang mengusik."Kamu akan jatuh cinta beneran pada Kak Zayden."Kata-kata Yumi berputar lagi di kepalanya. Dia menghela napas panjang, berusaha mengabaikannya, tapi tetap saja dadanya terasa berat."Aku ini bodoh atau apa, sih..." gumamnya lirih, hampir tak terdengar. "Sudah jelas dia tidak menganggapku lebih, kenapa aku masih saja merasa begini?"Langkahnya makin lambat, membiarkan angin malam yang sejuk menerpa wajahnya. Di sepanjang trotoar menuju halte, Alisha menunduk, memeluk tubuhnya sendiri. Bukan karena dingin. Tapi karena resah yang makin sulit ia kendalikan.Dia tahu... dia mulai goyah. Pertahanannya yang selama ini ia bangun dengan kokoh, perlahan runtuh tiap kali Zayden menunjukkan perhatian kecil — bah

    Last Updated : 2025-04-27
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 83. Zayden yang Tak Lagi Sama

    Malam itu, suasana kantor sudah lengang. Hanya suara detik jam dinding yang menemani Zayden yang masih duduk di belakang mejanya, menatap kosong ke arah layar laptop yang sebenarnya sudah lama ia abaikan.Pintu ruangannya diketuk perlahan, sebelum kemudian Arsel masuk dengan membawa beberapa berkas."Tuan," sapa Arsel, menundukkan kepala sedikit sambil menyerahkan map berisi laporan-laporan tambahan yang sudah ia lengkapi tadi.Zayden mengangguk singkat, menerima map itu tanpa banyak bicara.Namun, Arsel tak langsung pergi. Ada kerutan samar di dahinya. Ia melirik sekilas ke arah jendela gelap yang memperlihatkan bayangan lampu kota, sebelum memberanikan diri bertanya, "Kenapa Tuan belum pulang ke rumah?"Pertanyaan itu dibiarkan menggantung di udara.Zayden hanya menghela napas panjang sebagai jawaban, pandangannya tak beralih dari map di tangannya. Tak ada niat sedikit pun untuk membuka percakapan lebih jauh.Arsel tentu saja tahu batasannya. Jika tuannya sudah bersikap seperti itu,

    Last Updated : 2025-04-27
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 84. Pembalasan Kecil dari Alisha

    Zayden membuka matanya perlahan, merasakan sesuatu yang berat di dadanya.Ia menunduk dan menemukan kepala Alisha masih bertumpu di sana, dengan tangan istrinya yang berada di atas perutnya, seolah enggan melepaskan dirinya.Senyum kecil melintas di sudut bibirnya — refleks yang bahkan tidak sempat ia tahan.Ia menatap jam di nakas. Dia cukup terkejut karena sudah nyaris pukul setengah delapan. Mengingat penerbangan mereka di jam 8.30, tentu hal ini tidak memungkinkan lagi mengejar penerbangan itu. Sekali lagi, Zayden bahkan tidur dengan sangat nyenyak!Kalau biasanya ia langsung bangkit dan bersiap, kali ini Zayden memilih tetap diam.Membiarkan waktu berhenti sejenak di antara mereka.Ia mengangkat satu tangannya perlahan, mengusap punggung Alisha dengan gerakan kecil yang penuh kehati-hatian, seolah takut membangunkan istrinya itu."Tidur saja sedikit lagi," bisiknya nyaris tanpa suara, walau ia tahu Alisha mungkin tak mendengarnya.Untuk sesaat, dunia di luar sana — pekerjaan, tang

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 85. Satu Poin Lagi!

    Sesampainya di bandara, proses check-in berlangsung cepat. Alisha menatap takjub ke sekeliling saat mereka melangkah masuk ke area VIP lounge. Ruangan itu mewah, sunyi, dan berbeda jauh dari yang biasa ia alami. Saat duduk di sofa empuk, ia masih mencuri-curi pandang, berusaha menyembunyikan rasa kagumnya.Mencoba mencairkan suasana, Alisha bersuara ringan, setengah bergurau, "Kupikir kita bakal naik jet pribadi ...." Ada senyum kecil yang menggantung di bibirnya.Zayden hanya menoleh sekilas, ekspresinya tetap datar seperti biasa. "Kamu baca itu dari novel lagi?" tanyanya santai, "Atau hasil dari nonton drama seri?"Alisha terkekeh pelan, menikmati percakapan ringan ini, karena sejak tadi pria itu terkesan seperti menghindarinya.Sejenak hening. Lalu, dengan nada lebih pelan, setengah berbisik, Alisha bertanya lagi, "Eh, orang kaya tuh, kenapa sih suka naik private jet? Emang biar apa?"Zayden meliriknya sebelum menjawab tenang, "Privasi. Lebih tenang. Tidak tercampur dengan orang

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 86. Bertemu Seseorang

    Siang itu suasana terasa berbeda. Bahkan sikap Zayden ini membuat penilaian 180 derajat berbalik kepada Zayden. Sikap angkuh, sombong dan juga sok berkuasa langsung sirna begitu saja. Mereka melihat sisi lain yang dimiliki oleh Zayden.“Kebetulan calon klien kita yang akan kita temui ini ada halangan dan dia baru bisa bertemu di jam setengah delapan malam. Mereka juga sudah mengatur tempatnya, di hotel yang nanti kita tempati.” Zayden berkata dengan suara tegas dan penuh dengan wibawa.“Lalu, untuk masalah perusahaan dan penyelidikannya, juga bisa kita tunda untuk hari ini, karena saya mendapat informasi kalau tempat mereka tutup dan baru ada di hari Senin, jadi kemungkin untuk tim marketing, kita akan ada di sini sampai Senin malam.” Zayden berkata sambil melihat ke arah tim marketing yang duduk dekat Alisha.Mereka menganggukkan kepala pelan.“Selebihnya, siang ini, sebagai bentuk permintaan maaf saya, mari kita makan di restoran western yang katanya paling enak di kota ini.” Zayden

    Last Updated : 2025-04-28
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 87. Berbincang dengan Helena

    Helena menatap Alisha tanpa berkedip. Sorot matanya tajam, menusuk hingga membuat Alisha tak kuasa mengalihkan pandangan."Aku ingin mendengarnya darimu, Alisha," Helena mengulang, suaranya kali ini lebih dalam, lebih menekan. "Apa kamu... benar-benar mencintai Zayden?"Ruangan terasa semakin hening. Seolah udara mendadak lenyap dari sekitar mereka.Alisha meremas ujung rok yang menutupi pahanya, berusaha mencari kekuatan untuk membuka mulut, tapi suaranya justru menghilang.Helena mengangkat satu alisnya, seakan tidak sabar menunggu. "Kalau kau ragu..." bisiknya, nyaris seperti sebuah ancaman tersembunyi, "sebaiknya kau berhenti sekarang sebelum kau membuat cucuku lebih terluka dari sebelumnya."Alisha tertegun.Seketika wajah Zayden melintas di benaknya—tatapan dinginnya, sikap acuhnya, perhatian kecilnya ... dan semua luka yang mungkin disembunyikan pria itu dari dunia, entah kenapa itu semua nampak nyata. Apalagi, sikap Zayden padanya beberapa hari terakhir ini, seolah-olah dia ad

    Last Updated : 2025-04-28

Latest chapter

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 106. Dengarkan Baik-Baik Alisha

    Alisha hanya bisa menahan napas, menyadari betapa pria itu bisa membuat emosinya naik turun dalam hitungan detik. Tidak bisakan pria ini membuat hubungan mereka jauh lebih jelas?“Bukan begitu, tapi maksudku–”“Aku tidak bisa melarang orang untuk menyukaiku, lagipula bukankah itu menyenangkan kalau disukai oleh istri sendiri?” Zayden hanya menanggapi datar akan hal itu.“Ya kamu memang tidak punya hak untuk larang orang lain, cuma maksudku, kalau kamu tidak menyukaiku, kamu bisa untuk bersikap biasa saja saat orang lain tidak ada di sekitar kita karena hal ini bisa membuatku–”“Makin menyukaiku?” potong Zayden.Alisha diam.“Kamu menyimpulkan dari mana kalau aku tidak menyukaimu?” Kalimat yang dilontarkan Zayden barusan terdengar datar, tenang, dan tanpa emosi.Hanya saja cukup membuat Alisha mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba untuk menerjemahkan maksud dari pria itu.“Maksudmu?” Zayden menghela napas dalam sebelum akhirnya bicara, “Dari pesanmu itu, kamu hanya menyatakan ses

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   bab 105. Ya Sudah!

    Setelah mengirimkan pesan itu, Alisha langsung melempar ponselnya ke sembarang tempat. Jantungnya berdetak kencang, napasnya memburu. Beberapa detik dia terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja dia lakukan.Tapi di detik berikutnya — panik itu datang menyerbu.“Ya Tuhan! Apa yang barusan aku lakuin?!” serunya, buru-buru meraih kembali ponsel yang tadi dia lempar.Jari-jarinya gemetar saat membuka aplikasi pesan. Dan … terlambat! Pesan itu… sudah dibaca.Tubuhnya langsung lemas. Rasanya seperti ditarik ke dalam lubang hitam. “Astaga… bodoh … bodoh … bodoh!” rutuknya sambil menepuk kening sendiri.Kenapa dia bisa seimpulsif itu? Kenapa tanpa pikir panjang, langsung kirim saja? Padahal, dia tahu, hal-hal seperti ini jelas tidak bisa sembarangan! Tidak bisa hanya mengikuti emosi sesaat saja! Kalau begini bukankah malah bikin runyam dan mempermalukan diri sendiri?!"Ah… gimana kalau dia marah? Atau… aduh, jangan-jangan dia malah–" pikiran Alisha berputar ke mana-mana. Kepalanya terasa

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 104. Ingatan Helena

    Sementara itu, di tempat lain.“Nyonya sepertinya suasana hati Anda sedang baik sekali hari ini.” Danti, asisten pribadi Helena Wijaya berkata padanya saat Helena menikmati makan siangnya.“Ya, tentu saja. Dari laporan terakhir tentang istrinya Zayden sepertinya dia memang wanita baik-baik, hanya nasibnya saja yang kurang beruntung sebelum ini.” Helena berkata santai.Danti tersenyum ringan. “Betul, Nyonya.”“Jadi, menurut Nyonya apa kita perlu selidiki lebih jauh terkait Nona Alisha ini?” tanya Danti memastikan.“Tetap lanjutkan, karena aku ingin membuktikan kalau pernikahan mereka itu ada sesuatu di dalamnya. Mungkin Alisha terlihat sederhana, hanya saja … sikap sederhananya ini perlu digali lagi. Walaupun aku menyukainya, tetap kita perlu waspada.” Helena berkata dengan nada datar.“Baik, Nyonya.” Danti kembali menjawab dengan hormat. “Kalau begitu, mereka tetap perlu bertugas untuk mengawasi mereka.”“Ya, katakan pada mereka bagaimana perkembangan hari ini. Aku sudah tidak sabar i

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 103. Pesan untuk Zayden

    Alisha masih berdiri di tempat, membiarkan sunyi yang tersisa di kamar itu membungkusnya. Jantungnya berdetak cepat, seakan baru saja menyelesaikan lari jarak jauh. Tangannya masih menempel di kening, tepat di tempat bibir Zayden tadi menyentuh kulitnya.“Apa … barusan?” gumamnya lagi dengan pelan dan mencoba untuk menerka-nerka.Ia menunduk, mencoba mencari alasan logis. Hanya saja alasan logis untuk saat ini sepertinya tidak ada yang cocok kecuali satu hal …. Hanya saja apa itu mungkin? Alisha memejamkan mata, menggeleng cepat, berusaha mengusir perasaan aneh yang baru saja muncul.“Ah, hari ini aku artinya bebas tugas, kan? Tapi … apa alasan yang akan aku berikan pada mereka kalau aku tidak ikut ke sana?” Alisha baru terpikir akan hal ini. Artinya dia harus menciptakan kebohongan lagi.Dia mengirim pesan pada Zayden:Alisha: “Nanti kalau mereka bertanya aku tidak ikut bagaimana?”Zayden: “Aku akan mengatakan kalau kamu tiba-tiba tidak enak badan.”Alisha: “Jangan! Itu sama saja d

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 102. Apa Ini Akting?

    Jelas saja dia panik. klien yang akan ditemui ini adalah klien besar, dan sudah bekerja sama dalam waktu yang lama. Itu yang diketahui Alisha, tetapi secara detail dia tidak terlalu paham, karena klien ini dipegang oleh salah satu rekannya–Farhan. Zayden benar-benar memastikan kunjungannya kali ini bisa bertemu dengan pimpinannya langsung.Kalau kejadiannya begini, bagaimana bisa mereka akan tiba tepat waktu?!“Sudah tenang saja, Kak Zayden pasti bisa menanganinya!” Yumi berkata dengan menenangkan Alisha.“Menangani apanya sih?! Udah, ah! Aku mau mikir dulu apa yang harus aku lakukan! Mudah-mudahan bajuku tidak terlalu bau untuk kupakai dua kali!” Setelah mengatakan hal itu, Alisha memutuskan sambungan telepon mereka.Dia kembali menatap layar ponselnya berharap apa yang dikatakan Yumi hanya sebuah lelucon saja! Akan tetapi, waktu di layar ponselnya menunjukkan pukul 10.40, kurang 20 menit jam 11 siang!“Ya Tuhan! Bisa gawat ini!” serunya.Dia kemudian berlari ke ruang tidur, tetapi,

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 101. Kesiangan

    Pagi itu, sinar matahari lembut menyelinap masuk melalui celah tirai kamar, mengenai wajah Alisha yang masih terlelap. Perlahan, kelopak matanya mulai bergerak, lalu terbuka setengah saat cahaya hangat itu menyapa.“Sudah pagi, rupanya…” gumamnya pelan, suaranya serak sisa tidur.Ia berniat mengubah posisi tidurnya, namun baru menyadari ada sesuatu yang berat melingkari pinggangnya. Alisha terdiam sejenak, matanya berkedip-kedip, mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih setengah kabur.Perlahan, ia merasakan kehangatan di punggungnya — tubuh seseorang yang begitu dekat, hingga napasnya terdengar jelas di belakang telinganya, teratur dan dalam. Jantung Alisha seketika berdetak lebih kencang. Ia tak perlu menebak lama untuk menyadari siapa pemilik tangan yang kini memeluknya erat dari belakang.‘Astaga… Zayden?!’ teriaknya dalam hati.Kesadarannya langsung utuh seketika. Alisha berbalik untuk memastikan kalau dia sedang tidak bermimpi!Dan …!Ya Tuhan!? Wajah Zayden terlihat sanga

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 100. Validasi Perasaan

    Setelah pergi mengantar neneknya menemui seseorang, Zayden memutuskan untuk kembali ke hotel dengan menggunakan taksi. Begitu membuka ponselnya di dalam taksi, matanya langsung membelalak. Puluhan panggilan dari Alisha memenuhi layar. Baru sekarang notifikasi itu muncul, setelah mode Do Not Disturb-nya dinonaktifkan.Dia ingin langsung menghubungi Alisha balik, tetapi panggilan Arsel membuatnya mengurungkan niatnya.“Bagaimana, Arsel?” tanya Zayden saat panggilan itu tersambung.“Tuan, sepertinya informasi yang disampaikan oleh orang itu sedikit berbeda setelah kulakukan validasi.” Arsel melaporkan hasil investigasinya pada Zayden.Hal itu membuat Zayden mengerutkan keningnya cukup dalam. “Apa kamu yakin?”“Yakin, Tuan, aku sudah memastikan sekali lagi, karena itu, aku akan kembali menelusurinya lebih dalam setelah ini.” Arsel berkata dengan suara tenang.Zayden menghela napas dalam.“Ya sudah, kalau begitu, cari dengan teliti.” Zayden lalu mematikan sambungan itu.Pikirannya mulai b

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 99. Pembicaraan Dengan Helena

    Beberapa jam sebelumnya.Setelah meninggalkan Alisha di tempat itu, Zayden menyusul Helena. Dengan perasaan yang sangat kesal dia menghentikan langkah Helena yang baru saja ingin masuk ke mobil.“Nenek tunggu!” cegatnya sambil setengah berlari.Helena menghentikan gerakannya dan memutar tubuhnya melihat ke arah Zayden.Sudah cukup lama … Zayden tidak memanggilnya seleluasa sekarang.Zayden berjalan mendekat. “Kita harus bicara.” Dia berkata dengan suara tegas, lalu melihat ke arah sopir yang sedang membukakan pintu mobil untuk wanita itu dan juga asisten pribadi Helena yang berada di dekatnya dengan tatapan datar. “Empat mata,” lanjutnya lagi.Mengerti dengan yang dimaksud Zayden, sopir dan asisten pribadi Helena itu menunggu perintah dari Nyonya besar mereka.Helena lalu melihat ke arah keduanya dan memberikan isyarat untuk meninggalkan mereka, tetapi sebelum asistennya meninggalkan Helena dia berkata pelan, “Nyonya jangan lupa, kita masih ada janji jam lima sore ini–”“Aku yang akan

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 98. Jawaban Jujur

    Mendengar pernyataan barusan tentu saja Alisha tidak bisa berkata-kata. Saat ini, bahkan mereka hanya berdua saja, dan pria itu bisa bersikap seperti ini? Apa yang coba dia perbuat? Walaupun targetnya sudah berganti untuk menaklukan pria itu, tentu saja tidak akan sudi dia secara terang-terangan mengakui perasaannya yang mulai tumbuh, kan?Setidaknya Zayden tidak boleh membaca isi hatinya!Untuk menetralkan suasana, Alisha dengan sigap mengalihkan topik pembicaraan mereka dengan keras!“Ih, apaan sih! Lagian di sini tidak ada orang lain, jangan bersikap sok manis!” gumam Alisha dengan nada datar, hanya saja riak di dalam hatinya cukup besar.Zayden hanya tersenyum singkat!‘Astaga! Bahkan pria ini sempat-sempatnya tersenyum?! Apa dunia sudah mau kiamat?! Setidaknya, tidak perlu memberikanku harapan tingga kalau nantinya juga akan dihempas kenyataan!’ Alisha berteriak dalam hatinya.“Sudah, ya! itu jangan diganggu-ganggu, biar obatnya meresap dulu.” Alisha berkata santai lalu memberes

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status