Vanessa tersenyum tipis, "Kita bicarakan nanti saja."Dengan kata lain, selama Vanessa mau, dia bisa datang ke X-Tech untuk bekerja kapan saja.Ada begitu banyak perbedaan cara Edward memperlakukan mereka berdua, dan Clara tidak ingin mengetahuinya lagi.Clara mengambil cangkir dan minum. Pada saat itu, dia melihat seseorang berdiri di luar pintu kaca.Dia mengangkat kepalanya sedikit.Edward Anggasta.Dia terdiam sejenak.Edward juga melihatnya, namun fokusnya tidak tertuju padanya.Clara berbalik dan melihat Vanessa tersenyum tipis ke arah pintu, jelas-jelas sedang menyapa Edward.Kemudian, Vanessa berkata kepada Pak Darmawan, "Saya pergi dulu."Baru saat itulah Pak Darmawan dan Pak Candra menyadari kedatangan Edward.Sekarang sudah hampir tengah hari, jadi Edward pasti datang khusus untuk mengajak Vanessa makan siang.Melihat mereka berdiri untuk menyambutnya, Edward berkata, "Jangan sungkan. Lanjutkan saja urusan kalian."Mereka mengangguk setuju.Edward berkata kepada Dylan denga
Dylan terkejut, "Wah, kebetulan sekali."Edward menjawab, "Iya, kebetulan sekali."Dylan berkata, "Karena kami lebih banyak jadi Pak Edward bisa turun duluan. Kami akan menunggu yang berikutnya.""Oke, sampai jumpa, Pak Dylan.""Sampai jumpa."Pintu lift tertutup lagi, mereka harus menunggu lift berikutnya.Setelah menunggu sebentar, saat mereka memasuki lift, ponsel Clara berdering.Itu dari Elsa.Setelah meminta ijin dengan yang lain, dia menjawab telepon, "Halo.""Ma, apa Mama sudah pulang kerja? Kapan Mama ke rumah?"Sejak Clara mengalami cedera kaki, Elsa selalu meneleponnya setiap hari. Setelah mengetahui bahwa cedera kaki mamanya telah sembuh, sejak kemarin dia selalu bertanya kapan Clara akan pulang.Clara sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini dan tidak bisa menemaninya tadi malam.Sekarang mendengarnya bertanya hal yang sama, dia berkata, "Sudah selesai, Mama akan ke sana sekarang.”Saat dia menutup telepon, lift sudah mencapai lantai bawah.Pak Candra bertanya dengan
Clara mengangguk setuju.Elsa memintanya untuk mengantarnya ke sekolah besok.Clara juga setuju.Sejak di Vila Air Panas, mereka berdua belum bertemu selama sepuluh hari.Jadi, dia menginap di di sana malam itu.Tetapi dia tidak akan tidur di kamar utama.Dia berencana untuk tidur dengan Elsa.Terakhir kali Clara datang dan tidur dengannya adalah karena dia sakit.Tetapi kali ini, dia tidak sakit, dan dia tidak meminta mamanya untuk tidur dengannya.Melihat Clara mandi di kamarnya dan berencana untuk tidur di kamarnya, Elsa tidak mengerti mengapa dia tidak masuk ke kamarnya dan ayah untuk tidur.Namun, dia sebenarnya suka tidur dengan Clara, karena aroma tubuhnya sangat harum dan lembut, dan sangat nyaman untuk memeluknya.Jadi dia tidak bertanya.Namun karena mamanya ada di sana, dia harus berhati-hati saat mengucapkan selamat malam kepada Tante Vanessa, jangan sampai mamanya tahu.Malam itu, ketika Clara tidur, waktu sudah lewat jam sebelas.Namun Edward belum kembali.Ketika dia ban
“Tania.”Dani datang dan menggendong gadis kecil itu dari pelukan Clara.Pada saat itu, Dani baru menyadari bahwa Tania sudah basah kuyup.Dia berhenti sejenak dan menatap Clara, "Ada apa ini?"Clara tidak menyangka bahwa gadis kecil itu sebenarnya adalah keponakan Dani.Dia segera menjelaskan, "Dia jatuh ke dalam kolam, aku kebetulan melihatnya, jadi aku tarik dia keluar."Dani dengan lega berkata, "Terima kasih."“Nggak perlu.” Kata Clara, “Cepat ganti pakaiannya biar nggak masuk angin.”Dani mengangguk dan menatap Clara, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi keponakan kecilnya terus menangis sambil memeluknya, seolah-olah sedang ketakutan. Jadi Dani tidak jadi mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung menenangkannya dengan lembut, mengangguk pada Clara, dan menggendongnya ke dalam lift.Setelahnya, Clara kembali melanjutkan berendam di kolam air panas.Setelah selesai berendam, Clara berganti pakaian dan pergi ke area prasmanan untuk makan.Sebelum dia selesai makan, Dani muncul di hadap
Tetapi melihat gimana Clara berdiri dan bicara dengan orang itu, sepertinya mereka saling kenal."Itu Dani.""Dani Nainggolan?" Dylan sangat terkejut. "Bukannya kalian berdua nggak akrab? Kok bisa duduk bareng?""Tadi keponakannya jatuh ke kolam air panas, kebetulan aku menyelamatkannya. Jadi dia ajak keponakannya datang untuk berterima kasih."Dylan pun mengangguk dan berkata, "Oh begitu ya."Clara berkata kalau dia datang bersama rekan-rekannya, jadi Dani mengira kalau orang yang baru saja menyapanya adalah seorang rekan kerja biasa. Oleh karena itu, dia tidak menoleh untuk melihat orang itu.Ketika Clara dan Dylan berjalan pergi, barulah Dani melihat punggung mereka yang menjauh dan menyadari bahwa ternyata itu adalah pria muda yang tinggi.‘Dari belakang, dia terlihat serasi dengan Clara.’‘Melihat jarak antara mereka saat berjalan, tampaknya hubungan mereka lumayan dekat.’"Om."Dani tersadar kembali saat mendengar suara keponakannya, "Sudah selesai makan? Ayo balik ke kamar."Ta
Wajah Clara sontak memerah, dia merasa sangat malu dan langsung menarik kerah jubahnya yang masih dipegang Tania.Tatapan Dani menjadi gelap, setelah menyadari apa yang terjadi, dia langsung berbalik mengalihkan pandangannya.Pengasuh yang berdiri di sana juga turut merasa sangat malu.Untungnya, tidak ada orang lain di sini.Jika tidak, pasti akan lebih memalukan.Dia buru-buru membantu Clara merapikan pakaiannya.Clara biasanya cukup konservatif, dia tidak pernah memperlihatkan tubuhnya seperti ini di depan pria lain kecuali Edward.Apalagi, orang ini adalah sahabat Edward.Dia merasa semakin tidak nyaman.Setelah merapikan pakaiannya, dia berkata dengan kikuk, "Aku masih ada urusan, pergi dulu ya."Dani kemudian berbalik dan berkata, "Maaf."Tania tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan, dan mengira bahwa dia telah membuat Clara kesal. Melihat mata Clara yang memerah, dia segera meminta maaf dengan suara pelan, "Tante, aku minta maaf... "Clara juga tahu kalau Tania tidak sengaja,
Dua puluh menit kemudian, mereka pun tiba.Nenek Keluarga Anggasta masih marah, jadi tidak melihat ke arah Edward. Dia hanya melambaikan tangan pada Elsa dengan ramah dan berkata sambil tersenyum, "Elsa sudah datang?"“Nenek buyut.” Elsa berlari ke arahnya, dia dipeluk dan diusap kepalanya beberapa saat, kemudian menghampiri Clara dan berkata, “Mama.”“Hai.” Ketika Clara memeluk Elsa, dia mencium aroma parfum Vanessa yang samar-samar tercium di pakaiannya.Dia tidak mengatakan apapun, namun dia tetap mendorongnya pelan.Edward duduk di sebelah neneknya dan menyerahkan sebuah kotak, "Hadiah permintaan maaf."Di dalamnya ada sejenis teh salju yang sangat disukai oleh nenek. Teh ini sangat langka dan sulit ditemukan, harganya pun mahal.Nenek Keluarga Anggasta tahu bahwa dia sedang meminta maaf karena sebelumnya dia ingkar janji saat di Vila Air Panas.Dia mendengus kesal, "Dasar, anak nakal. Kamu sudah siapkan hadiah untukku, tapi gimana dengan Clara? Apa kamu sudah siapkan hadiah permin
Saat ini Clara sedang memandikan Elsa dan mengeringkan rambutnya.Elsa pun memandang Clara yang sedang mengeringkan rambutnya dengan lembut, dan tiba-tiba menyadari bahwa mamanya tampak pendiam akhir-akhir ini.Dulu, mamanya selalu berusaha cari banyak topik untuk dibicarakan dengannya.Melihat Elsa menatapnya dengan serius, Clara bertanya, "Ada apa?"Elsa menggelengkan kepalanya. "Nggak ada."Mungkin dia terlalu sensitif.Atau mungkin mama sedang ada masalah dan tidak mau bicara.Setelah mengeringkan rambutnya, Elsa berguling-guling di tempat tidur dan bertanya, "Mama, apa Mama mau tidur denganku malam ini?"Clara tertegun sejenak. "Elsa, apa kamu mau tidur dengan Mama?""Aku mau saja, tapi sepertinya Mama sudah lama nggak temani ayah. Apa Mama nggak mau tidur sama ayah?""Sebentar lagi baru temani dia."Surat cerai mereka belum ada. Jika Elsa tidak memintanya tidur bersamanya, tetapi dia bersikeras tetap tidur di sini dan diketahui nenek Keluarga Anggasta, masalah bakal makin besar.
Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak
Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo
Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya
Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji
Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel
Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya
Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,
Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di
Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber