Share

Bab 68

Aвтор: Elenor
Vanessa tersenyum tipis, "Kita bicarakan nanti saja."

Dengan kata lain, selama Vanessa mau, dia bisa datang ke X-Tech untuk bekerja kapan saja.

Ada begitu banyak perbedaan cara Edward memperlakukan mereka berdua, dan Clara tidak ingin mengetahuinya lagi.

Clara mengambil cangkir dan minum. Pada saat itu, dia melihat seseorang berdiri di luar pintu kaca.

Dia mengangkat kepalanya sedikit.

Edward Anggasta.

Dia terdiam sejenak.

Edward juga melihatnya, namun fokusnya tidak tertuju padanya.

Clara berbalik dan melihat Vanessa tersenyum tipis ke arah pintu, jelas-jelas sedang menyapa Edward.

Kemudian, Vanessa berkata kepada Pak Darmawan, "Saya pergi dulu."

Baru saat itulah Pak Darmawan dan Pak Candra menyadari kedatangan Edward.

Sekarang sudah hampir tengah hari, jadi Edward pasti datang khusus untuk mengajak Vanessa makan siang.

Melihat mereka berdiri untuk menyambutnya, Edward berkata, "Jangan sungkan. Lanjutkan saja urusan kalian."

Mereka mengangguk setuju.

Edward berkata kepada Dylan denga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава
Комментарии (7)
goodnovel comment avatar
Eka Rachmanawati
kenapa GK ada pembahasan cerai nya
goodnovel comment avatar
Sintia S
ish geram betul ku sama si Edward dn Vanessa jalang ni, dimana mana ada
goodnovel comment avatar
Vina Afriani
bertele" bgt ceritanya, ngk fokus smo clara dan Edward, kyk vannesa mulu yg dibahas, pov Edward nya jga ngk ada, malalebih banyak bahas pekerjaan teknologi "itu, bukan masalah kehidupan pribadi mereka
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Related chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 69

    Dylan terkejut, "Wah, kebetulan sekali."Edward menjawab, "Iya, kebetulan sekali."Dylan berkata, "Karena kami lebih banyak jadi Pak Edward bisa turun duluan. Kami akan menunggu yang berikutnya.""Oke, sampai jumpa, Pak Dylan.""Sampai jumpa."Pintu lift tertutup lagi, mereka harus menunggu lift berikutnya.Setelah menunggu sebentar, saat mereka memasuki lift, ponsel Clara berdering.Itu dari Elsa.Setelah meminta ijin dengan yang lain, dia menjawab telepon, "Halo.""Ma, apa Mama sudah pulang kerja? Kapan Mama ke rumah?"Sejak Clara mengalami cedera kaki, Elsa selalu meneleponnya setiap hari. Setelah mengetahui bahwa cedera kaki mamanya telah sembuh, sejak kemarin dia selalu bertanya kapan Clara akan pulang.Clara sangat sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini dan tidak bisa menemaninya tadi malam.Sekarang mendengarnya bertanya hal yang sama, dia berkata, "Sudah selesai, Mama akan ke sana sekarang.”Saat dia menutup telepon, lift sudah mencapai lantai bawah.Pak Candra bertanya dengan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 70

    Clara mengangguk setuju.Elsa memintanya untuk mengantarnya ke sekolah besok.Clara juga setuju.Sejak di Vila Air Panas, mereka berdua belum bertemu selama sepuluh hari.Jadi, dia menginap di di sana malam itu.Tetapi dia tidak akan tidur di kamar utama.Dia berencana untuk tidur dengan Elsa.Terakhir kali Clara datang dan tidur dengannya adalah karena dia sakit.Tetapi kali ini, dia tidak sakit, dan dia tidak meminta mamanya untuk tidur dengannya.Melihat Clara mandi di kamarnya dan berencana untuk tidur di kamarnya, Elsa tidak mengerti mengapa dia tidak masuk ke kamarnya dan ayah untuk tidur.Namun, dia sebenarnya suka tidur dengan Clara, karena aroma tubuhnya sangat harum dan lembut, dan sangat nyaman untuk memeluknya.Jadi dia tidak bertanya.Namun karena mamanya ada di sana, dia harus berhati-hati saat mengucapkan selamat malam kepada Tante Vanessa, jangan sampai mamanya tahu.Malam itu, ketika Clara tidur, waktu sudah lewat jam sebelas.Namun Edward belum kembali.Ketika dia ban

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 71

    “Tania.”Dani datang dan menggendong gadis kecil itu dari pelukan Clara.Pada saat itu, Dani baru menyadari bahwa Tania sudah basah kuyup.Dia berhenti sejenak dan menatap Clara, "Ada apa ini?"Clara tidak menyangka bahwa gadis kecil itu sebenarnya adalah keponakan Dani.Dia segera menjelaskan, "Dia jatuh ke dalam kolam, aku kebetulan melihatnya, jadi aku tarik dia keluar."Dani dengan lega berkata, "Terima kasih."“Nggak perlu.” Kata Clara, “Cepat ganti pakaiannya biar nggak masuk angin.”Dani mengangguk dan menatap Clara, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi keponakan kecilnya terus menangis sambil memeluknya, seolah-olah sedang ketakutan. Jadi Dani tidak jadi mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung menenangkannya dengan lembut, mengangguk pada Clara, dan menggendongnya ke dalam lift.Setelahnya, Clara kembali melanjutkan berendam di kolam air panas.Setelah selesai berendam, Clara berganti pakaian dan pergi ke area prasmanan untuk makan.Sebelum dia selesai makan, Dani muncul di hadap

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 72

    Tetapi melihat gimana Clara berdiri dan bicara dengan orang itu, sepertinya mereka saling kenal."Itu Dani.""Dani Nainggolan?" Dylan sangat terkejut. "Bukannya kalian berdua nggak akrab? Kok bisa duduk bareng?""Tadi keponakannya jatuh ke kolam air panas, kebetulan aku menyelamatkannya. Jadi dia ajak keponakannya datang untuk berterima kasih."Dylan pun mengangguk dan berkata, "Oh begitu ya."Clara berkata kalau dia datang bersama rekan-rekannya, jadi Dani mengira kalau orang yang baru saja menyapanya adalah seorang rekan kerja biasa. Oleh karena itu, dia tidak menoleh untuk melihat orang itu.Ketika Clara dan Dylan berjalan pergi, barulah Dani melihat punggung mereka yang menjauh dan menyadari bahwa ternyata itu adalah pria muda yang tinggi.‘Dari belakang, dia terlihat serasi dengan Clara.’‘Melihat jarak antara mereka saat berjalan, tampaknya hubungan mereka lumayan dekat.’"Om."Dani tersadar kembali saat mendengar suara keponakannya, "Sudah selesai makan? Ayo balik ke kamar."Ta

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 73

    Wajah Clara sontak memerah, dia merasa sangat malu dan langsung menarik kerah jubahnya yang masih dipegang Tania.Tatapan Dani menjadi gelap, setelah menyadari apa yang terjadi, dia langsung berbalik mengalihkan pandangannya.Pengasuh yang berdiri di sana juga turut merasa sangat malu.Untungnya, tidak ada orang lain di sini.Jika tidak, pasti akan lebih memalukan.Dia buru-buru membantu Clara merapikan pakaiannya.Clara biasanya cukup konservatif, dia tidak pernah memperlihatkan tubuhnya seperti ini di depan pria lain kecuali Edward.Apalagi, orang ini adalah sahabat Edward.Dia merasa semakin tidak nyaman.Setelah merapikan pakaiannya, dia berkata dengan kikuk, "Aku masih ada urusan, pergi dulu ya."Dani kemudian berbalik dan berkata, "Maaf."Tania tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan, dan mengira bahwa dia telah membuat Clara kesal. Melihat mata Clara yang memerah, dia segera meminta maaf dengan suara pelan, "Tante, aku minta maaf... "Clara juga tahu kalau Tania tidak sengaja,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 74

    Dua puluh menit kemudian, mereka pun tiba.Nenek Keluarga Anggasta masih marah, jadi tidak melihat ke arah Edward. Dia hanya melambaikan tangan pada Elsa dengan ramah dan berkata sambil tersenyum, "Elsa sudah datang?"“Nenek buyut.” Elsa berlari ke arahnya, dia dipeluk dan diusap kepalanya beberapa saat, kemudian menghampiri Clara dan berkata, “Mama.”“Hai.” Ketika Clara memeluk Elsa, dia mencium aroma parfum Vanessa yang samar-samar tercium di pakaiannya.Dia tidak mengatakan apapun, namun dia tetap mendorongnya pelan.Edward duduk di sebelah neneknya dan menyerahkan sebuah kotak, "Hadiah permintaan maaf."Di dalamnya ada sejenis teh salju yang sangat disukai oleh nenek. Teh ini sangat langka dan sulit ditemukan, harganya pun mahal.Nenek Keluarga Anggasta tahu bahwa dia sedang meminta maaf karena sebelumnya dia ingkar janji saat di Vila Air Panas.Dia mendengus kesal, "Dasar, anak nakal. Kamu sudah siapkan hadiah untukku, tapi gimana dengan Clara? Apa kamu sudah siapkan hadiah permin

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 75

    Saat ini Clara sedang memandikan Elsa dan mengeringkan rambutnya.Elsa pun memandang Clara yang sedang mengeringkan rambutnya dengan lembut, dan tiba-tiba menyadari bahwa mamanya tampak pendiam akhir-akhir ini.Dulu, mamanya selalu berusaha cari banyak topik untuk dibicarakan dengannya.Melihat Elsa menatapnya dengan serius, Clara bertanya, "Ada apa?"Elsa menggelengkan kepalanya. "Nggak ada."Mungkin dia terlalu sensitif.Atau mungkin mama sedang ada masalah dan tidak mau bicara.Setelah mengeringkan rambutnya, Elsa berguling-guling di tempat tidur dan bertanya, "Mama, apa Mama mau tidur denganku malam ini?"Clara tertegun sejenak. "Elsa, apa kamu mau tidur dengan Mama?""Aku mau saja, tapi sepertinya Mama sudah lama nggak temani ayah. Apa Mama nggak mau tidur sama ayah?""Sebentar lagi baru temani dia."Surat cerai mereka belum ada. Jika Elsa tidak memintanya tidur bersamanya, tetapi dia bersikeras tetap tidur di sini dan diketahui nenek Keluarga Anggasta, masalah bakal makin besar.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 76

    Edward jelas tidak sedang berbicara padanya.Mereka telah menikah bertahun-tahun, tetapi Edward tidak pernah tidur memeluknya seperti ini.Apalagi memberinya ciuman selamat pagi.Clara yakin bahwa Edward mengira dirinya adalah Vanessa.Bibir Clara perlahan mengerut dan matanya memerah.Edward tidak bangun.Clara pun menatapnya, menahan emosi dan amarah di hatinya, menarik napas dalam-dalam dan perlahan-lahan menjauhkan diri darinya, menarik dirinya keluar dari pelukannya.Mereka begitu dekat, sehingga meski dia bergerak pelan, Edward tetap akan terbangun.Tepat saat dia mencoba melepaskan tangan Edward dari pinggangnya, duduk menyamping, dan hendak menarik kakinya dari pelukan kaki Edward, dia terbangun dari tidurnya.Tatapan mereka pun bertemu.Edward tersadar, mungkin dia sudah memahami situasi saat ini di antara mereka. Dia menyadari bahwa dirinya telah memeluk orang yang salah, jadi dia tertegun dan mengendurkan kakinya.Clara juga menarik kakinya, berbalik, dan tanpa menatapnya la

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 269

    Ketika Sinta dan yang lainnya sampai di rumah, mereka tidak melihat Clara dan mengira dia pergi ke bandara bersama Edward untuk menjemput Elsa.Sekarang Edward dan Elsa sudah sampai di rumah, tetapi mereka tidak melihat Clara, mereka berdua merasa sangat aneh.Namun, mereka tidak peduli dengannya dan terlalu malas untuk bertanya.Edward berkata, "Dia ada urusan yang harus dilakukan."Dustin tidak curiga dan terus menggoda Elsa.Nenek Anggasta tahu apa yang sedang terjadi, namun dia tidak mengatakan apa pun.Setelah makan malam, Elsa bermain sendiri sebentar, tetapi merasa bosan, jadi dia menelepon Clara.Bahkan saat berlibur, Clara tidak berniat membiarkan dirinya bermalas-malasan.Ketika Elsa menelepon, Clara sedang mempelajari informasi yang diberikan oleh Prof Nian.Melihat panggilannya, dan berpikir bahwa mereka sudah hampir sebulan tidak bertemu, Clara mengangkat telepon dengan santai, "Halo."Clara tidak menjawab teleponnya untuk waktu yang lama.Elsa awalnya tidak punya harapan.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 268

    "Ayah, Tante Vanessa."Setelah keluar dari bandara, Elsa melihat Edward dan Vanessa. Dia melepaskan tangan Bibi Sari, berlari ke arah mereka dengan antusias, dan melemparkan dirinya ke pelukan mereka.Setelah masuk ke dalam mobil, Elsa mengobrak-abrik tas sekolah kecilnya dan menyerahkan gawai kecil menarik yang dibelinya saat jalan-jalan kepada Vanessa dan Edward."Ayah, Tante, aku membelikan kalian hadiah."Vanessa mengambilnya, mengusap rambutnya dengan lembut, dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Elsa."Nenek telah keluar dari rumah sakit hari itu, jadi Edward serta Elsa akan kembali ke rumah Keluarga Anggasta untuk makan malam.Setelah meninggalkan bandara dan mengantar Vanessa pulang, Edward meminta sopir untuk berbalik dan kembali ke rumah Keluarga Anggasta.Dalam perjalanan ke sana, Edward sempat menangani urusan kantor.Elsa tidak mengganggunya dan hanya bermain sendiri.Setelah sampai dan keluar dari mobil, Elsa berlari masuk ke rumah itu dengan tas sekolah kecil di p

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 267

    Dylan telah sampai ke rumah Keluarga Hermosa, dia sendiri yang mengantarkan kembang api itu ke sana.Adapun Dani, untuk menghindari masalah yang tidak perlu, Clara memberinya alamat di dekat rumah Keluarga Hermosa.Sekitar jam dua siang, Clara berangkat menuju tempat janji temu mereka.Dani mengatakan di telepon bahwa dia akan menyuruh seseorang mengirimkan kembang api itu kepadanya.Faktanya, setelah memarkir mobil, Clara melihat Dani sendiri yang datang.Dani berkata, "Kamu sudah sampai?""Iya.""Coba buka bagasinya."Setelah Clara membuka bagasi, Dani memindahkan kembang api dan beberapa hadiah Tahun Baru ke dalam bagasinya.Clara melihat hadiah Tahun Baru itu dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Nggak perlu hadiah Tahun Baru...""Tania memintaku membawakannya padamu."Clara hanya bisa terdiam.Clara lalu meletakkan makrame yang dia buat sendiri dan beberapa hadiah Tahun Baru yang dibelinya setelah makan siang ke dalam mobil Dani, "Aku membeli ini untuk Tania."Dani tersenyum

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status