Share

Bab 17

Penulis: Coklat Panas
Emil tiba-tiba menjadi tertarik ketika mendengar Wina berkata bisa membantu mendapatkan proyek tersebut.

Penawaran harga untuk proyek di Kota Sinoa akan dimulai bulan depan. Emil dijanjikan bisa mendapatkan posisi alih waris jika bisa mendapatkan proyek tersebut.

Namun, kali ini pesaingnya adalah Grup Gerad dari Kota Ostia yang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dalam negeri. Sangat sulit bagi Emil mengalahkan Grup Gerad secara profesional, jadi dia ingin memenangkan proyek ini dengan berusaha menyenangkan Jihan.

Namun, sangat sulit untuk menyanjung Jihan.

Kali ini, kalau bukan karena bantuan Jefri, Emil bahkan tidak akan bisa bertemu Jihan.

Oleh karena itu, Emil mulai berpikir sepertinya mustahil mendapatkan proyek itu dengan berusaha menyenangkan Jihan.

Merupakan hal bagus jika Wina bisa membantunya mendapat proyek itu. Namun, Emil masih sedikit ragu pada Wina dan bertanya, "Kalau kamu bisa mengancam Jihan, kenapa nggak kamu gunakan untuk mendapatkan posisi?"

Wina langsung menjawab, "Siapa bilang aku nggak mengancamnya? Aku bilang ingin jadi pacarnya, tapi dia nggak setuju."

Emil menyipitkan matanya dan berkata, "Dia sama sekali nggak setuju permintaanmu itu, jadi apa gunanya mengancamnya lagi?"

Wina berkata dengan yakin, "Kalau kali ini dia nggak setuju, aku akan mengirim video itu ke Nona Winata."

"Kamu menyarankan ide ini hanya untuk mencegahku menyentuhmu, 'kan?" tanya Emil sambil mengangkat alisnya.

"Benar."

Wina terlihat tenang dan lanjut berkata, "Sudah kubilang, aku nggak bisa bercinta dengan orang yang nggak kucintai. Kalau aku mencintai seseorang, aku akan langsung berinisiatif seperti yang kulakukan pada Pak Jihan. Tapi, Pak Emil, kamu terlalu nggak sabaran dan aku nggak ingin bercinta denganmu. Jadi, aku hanya bisa bantu kamu mendapatkan proyek itu."

Emil berpikir Wina akan membuat alasan ketika tujuannya ketahuan. Dia tidak menyangka Wina akan langsung mengakuinya. Hal ini membuat pandangan Emil terhadap Wina berubah.

Beberapa hari lalu, Emil hanya merasa Wina cukup cerdik bisa membujuknya berubah pikiran. Hari ini, Emil agak terkesan dengan Wina.

Emil awalnya mengira Wira tidak peduli dengan uang dan kekuasaan dan tidak menyangka yang diincar Wina sebenarnya adalah pewaris Keluarga Lionel.

Hal itu membuat Emil merasa tidak heran Wina tidak tertarik padanya. Karena yang diinginkan Wina jauh lebih tinggi.

Baik kecerdasan, ambisi, metode, strategi maupun mediasi, Emil merasa Wina sangat unggul.

Oleh karena itu, dia berpikir jika menyerahkan urusan ini pada Wina, Wina benar-benar bisa membantunya mendapatkan proyek di Kota Sinoa. Hanya saja ....

Emil meraih dagu Wina agar mata mereka saling menatap. "Kalau kamu gagal, aku akan panggil teman-temanku untuk bergiliran meniduri sahabatmu," ujarnya.

Emil tahu bahwa Sara adalah kelemahan Wina. Selama Sara masih ada, Wina akan selalu menurutinya.

Wina sangat marah, tetapi berusaha menahan diri dan berkata, "Kamu jangan khawatir."

Emil kemudian melepaskannya dan berkata dengan penuh kasih, "Awalnya, aku ingin bercinta denganmu dulu dan memainkan sesuatu yang lebih panas. Tapi, karena kamu begitu nggak suka, aku undur dulu untuk saat ini. Setelah kamu mendapatkan proyek itu, mari perlahan-lahan komunikasikan perasaaan kita ...."

Jika dibandingkan dengan bermain wanita, Emil lebih ingin mendapatkan posisi pewaris Keluarga Rinos.

Selama Wina bisa mendapatkan proyek di Kota Sinoa itu, dia rela menunggu Wina jatuh cinta padanya sebelum menyentuhnya.

Berpikir bahwa Wina akan menjadi miliknya cepat atau lambat, Emil pun menjadi tidak terlalu memaksa keinginannya.

Setelah memeluk dan mencium Wina, Emil bangkit berdiri dan pergi.

Melihat Emil pergi, Wina yang masih duduk di lantai menghela napas lega.

Dengan berpegangan pada sofa, Wina perlahan berdiri. Seluruh tubuhnya gemetar karena kedinginan.

Sekarang, dia tidak tahu apakah dia ketakutan karena Emil atau marah karena Jihan. Intinya, perasaan campur aduk itu membuat dia sesak seperti kehilangan napas.

Tangan yang gemetar itu mengambil obat dari tas. Setelah menelan beberapa pil penenang jantung, Wina baru pergi dari tempat itu.

Akhir tahun merupakan musim hujan. Angin dingin yang menembus gaun seperti jarum-jarum kecil menusuk tubuh dan membuatnya mengigil kedinginan.

Namun, Wina seakan-akan tidak merasakan kedinginan. Dia seperti patung yang berjalan selangkah demi selangkah menuju rumah.

Mobil Koenigsegg yang berhenti tidak jauh tiba-tiba melaju dan menghalangi jalannya.

Daris keluar dari mobil tersebut. Dia menghampiri Wina dan berkata dengan hormat, "Nona Wina, Pak Jihan mencarimu."

Wina seakan-akan tidak mendengar apa pun, dia terus berjalan ke depan dengan ekspresi dingin.

Daris tidak punya pilihan selain menghentikan Wina. "Nona Wina, kamu tahu sifat Pak Jihan. Kamu nggak boleh menyinggungnya."

'Benar, aku hanyalah anak yatim piatu yang nggak punya apa-apa. Mana mungkin aku bisa menyinggung Jihan yang sangat berkuasa itu.'

Wina tahu jika dia tidak mengikuti kemauan Jihan, apa yang akan terjadi padanya akan lebih sulit dihadapi jika dibandingkan dengan Emil.

Wina berhenti membangkang dan masuk ke mobil dengan patuh.

Setelah duduk, dia melirik pria yang duduk di kursi belakang.

Pria itu mengenakan setelan mahal, jam tangan seharga puluhan miliar dan mengendarai mobil mewah edisi terbatas. Dia terlihat sungguh bermartabat.

Sedangkan Wina berlumuran anggur merah, lengket dan bau. Wina terlihat seperti badut di depan pria itu.

Kesenjangan status seperti itu membuat Wina ingin segera keluar dari mobil itu.

Wina bertanya dengan suara dingin, "Pak Jihan, kalau perlu sesuatu langsung katakan saja. Aku harus segera pulang."

Wina selalu berperilaku baik di depan Jihan dan jarang berbicara dengan nada seperti itu.

Jihan sedikit memiringkan kepalanya. Sorot matanya yang gelap tak mendasar itu seakan-akan bisa menelan Wina.

Wina tanpa sadar menghindar tatapan Jihan. Namun, Jihan tiba-tiba mendekat ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Komalasari Komalasari
saya sudah baca sampai bab 446 tapi kok hilang kembali ke bab 1 bagaimana solusinya
goodnovel comment avatar
Afni Dariyati
kok harus d ulang lg, padahal sdh hampir habis bsb yg terbaca
goodnovel comment avatar
Cindy Listiyani Aprilian
kok ada dua novel yaa yg satu baru bab 30
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1552

    Lama sekali Jodie hanya tertegun setelah menerima berita kematian Wina, tetapi akhirnya bergegas dan mengantar kepergian Wina ke tempat peristirahatan terakhirnya. Setelah semua orang meninggalkan pemakaman, Jodie mengelus batu nisan Wina dengan penuh rindu."Wina."Jodie perlahan berjongkok sambil bertopang pada batu nisan Wina dan menatap wajah Wina dalam foto dengan matanya yang sudah menua ...."Nggak disangka, ya?""Ternyata begitu aku jatuh cinta, rasa cintaku bisa bertahan selama ini," gumam Jodie sambil mengangkat alisnya. "Aku saja nggak tahu kalau aku ternyata tipe orang yang sepenyayang ini."Jodie menatap foto itu dan tersenyum. "Sampai-sampai ... aku merasa nggak ada satu wanita lain pun yang menarik perhatianku. Tuh Wina, aku nggak kalah dari Jihan, 'kan?"Namun, yang menjawab Jodie adalah bunyi kepak sayap burung yang terbang di pemakaman. Setelah semua binatang itu pergi, yang tersisa hanyalah keheningan. Sama heningnya seperti rasa cinta yang selama ini Jodie pendam da

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1551

    Sebelum kehidupan Wina berakhir, yang terlintas di benaknya adalah rasa cinta yang Jihan sembunyikan selama lima tahun itu ....Saat membalikkan tubuhnya dan bangun, Wina bisa melihat tubuhnya dipeluk dengan erat oleh sepasang lengan yang kuat dan bertenaga. Jika itu bukan cinta, lantas apa ....Wina juga bisa melihat suasana makan di akhir pekan itu dengan jelas. Jihan yang duduk di depannya sesekali melirik Wina melalui ekor matanya. Jika itu bukan karena Jihan sudah lama menyukainya waktu, lantas apa ....Apalagi setelah Jihan selesai melakukannya. Dia akan menggendong dan membiarkan Wina berbaring tengkurap, lalu mengusap-usap punggung Wina untuk menidurkannya seperti anak kecil ....Rasa cinta Jihan terwujud dalam hal-hal kecil. Mungkin sekilas tidak terlihat jelas cinta macam apa itu dan hanya Jihan sendiri yang tahu betapa dia menyayangi dan mencintai Wina ....Mata Wina tidak bisa lagi terbuka, rasanya jiwanya tersedot keluar. Dia tidak punya tenaga lagi untuk bangkit, dia juga

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1550

    Wina mengelus bagian belakang kepala Delwyn, ekspresinya terlihat sangat tenang seolah-olah dia sudah berdamai dengan kenyataan. "Kapan kamu akan menikah?"Tubuh Delwyn sontak menegang, air mata menggenangi pelupuk matanya. Dia pun perlahan menengadah dan melepaskan Wina. "Ibu ... aku ... aku belum bertemu dengan gadis yang kusuka."Wina bisa melihat pantulan dirinya dari bola mata Delwyn, jadi dia menyentuh wajah putranya. "Kamu lihat sendiri betapa menderitanya ibumu tetap bertahan hidup. Masa kamu nggak mau membiarkan Ibu menyusul ayahmu?"Sewaktu kecil Delwyn dikekang oleh orang tuanya, tetapi sekarang setelah besar, giliran dia yang mengekang orang tuanya. Karena hanya pengekangan ini saja yang bisa mencegah Delwyn menjadi yatim piatu. Jadi ... biarkan Delwyn menjadi egois untuk kali ini saja ....Delwyn meraih lengan Wina dan memohon, "Ibu, tolong tunggu sebentar lagi. Aku akan menemukan gadis yang kusuka dan menikahinya, oke?"Wina tidak tega menyakiti hati putranya, jadi dia me

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1549

    Demi putranya, Wina sama sekali tidak mengikuti Jihan. Namun, rambut Wina mendadak beruban dalam satu malam dan wajahnya seolah menua sepuluh tahun. Kerutannya sontak tampak lebih kentara, tatapan matanya selalu terlihat kosong.Di depan makam Jihan, Wina meminta Jihan untuk menunggunya. Sekarang Wina sudah punya anak, jadi dia tidak bisa melakukan sesuatu dengan asal. Nanti setelah putra mereka menikah, barulah Wina akan pergi menyusul Jihan. Jika Jihan ternyata tidak menunggunya, Wina akan menarik kembali janjinya tentang kehidupan selanjutnya sehingga mereka tidak akan pernah bertemu lagi ....Wina tidak menghadiri pemakaman Jihan. Itu sebabnya dia akhirnya terbangun, lalu berjalan ke makam Jihan dengan tubuh yang terhuyung-huyung. Tidak ada yang tahu tentang apa yang Wina katakan kepada Jihan, selain Delwyn yang memapah ibunya untuk menemui ayahnya ....Malam itu, Wina tiba-tiba pingsan di salju dan segera dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan pertama. Wina baru sadar s

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1548

    Bulu mata Wina tampak bergetar. Dia mengangkat matanya yang terkesan kosong dan menatap ke kejauhan. "Nggak, aku nggak akan ke mana-mana. Kami akan tetap di sini sampai aku ikut mati beku. Nggak akan ada yang bisa memisahkan kami."Semua orang sontak merasa tercekat. Mereka semua bergegas membujuk Wina agar jangan melakukan hal bodoh, tetapi Wina tidak mengacuhkan semua omongan mereka. Dia hanya duduk diam di sana sambil memeluk Jihan, menunggu ajal menjemputnya.Delwyn akhirnya menggenggam tangan Wina dengan erat sehingga pandangan Wina beralih kepadanya. "Ibu, aku tahu betapa Ibu mencintai Ayah dan Ibu pasti sulit menerima kenyataan ini, tapi tolong jangan lakukan hal bodoh. Aku sudah kehilangan Ayah dan aku nggak bisa kalau harus kehilangan Ibu juga ...."Suara putranya membuat Wina akhirnya perlahan menatap Delwyn. Wina menyentuh wajah Delwyn yang tampak begitu mirip dengan Jihan, lalu tersenyum kecil dengan senang ...."Ibu sudah lama mempersiapkan diri untuk kematian ayahmu. Kare

  • Pak Jihan Jangan Galau Lagi, Nona Wina Sudah Menikah   Bab 1547

    Air mata Wina pun mendadak mengalir turun. Tidak ada tangisan yang memilukan hati, hanya keheningan dan bibir Wina yang terbuka. Wina ingin mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya dia sudah mengatakan semua yang ingin dia katakan kepada Jihan. Pada akhirnya, Wina hanya menurunkan pandangannya menatap wajah Jihan yang sudah pucat itu ...."Bodoh. Mau seberapa banyak pun darahmu mengalir keluar, kamu tetap suamiku. Mana mungkin aku takut? Aku nggak takut. Kenapa kamu malah pergi ke tempat seperti ini sendirian?"Yang membuat Wina merasa begitu getir adalah karena dia tidak sempat berpamitan untuk terakhir kalinya. Namun, Jihan sama sekali tidak memikirkan rasa penyesalan Wina dan fokus ingin menyembunyikan kondisinya dari Wina ....Lantas, bagaimana jika ... Wina tidak mengenali tiruan Jihan? Apa itu berarti Wina tidak akan pernah menemukan tubuh Jihan? Apa itu berarti Jihan akan selamanya terkubur beku di bawah salju ....Jihan sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum ajal menjemputn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status