Share

Bab 36 - Tatapan Mata

Penulis: Jadeite
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 06:57:12

“Ma, aku mau itu!”

Sebuah piring berisi campuran potongan sayur ditunjuk oleh Rosa. Kebetulan letaknya di dekat Aileen.

Aileen mengambil piring tersebut tapi matanya melirik Rosa dengan bingung. Anak perempuannya tidak suka sayur.

David dengan sigap mengambil piring yang disodorkan Aileen, tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan, mengirimkan rasa hangat yang menjalar ke sekujur tubuh. Keduanya sempat bertatapan sebelum kembali bertingkah biasa.

Semua kejadian dalam pantauan Rosa dan Hans, mereka saling mengedipkan mata.

“Ma, aku juga mau!” Lianzo yang duduk di seberang Rosa tiba-tiba bersuara.

Piring yang tadi sudah kembali pada tempatnya kembali diambil Aileen, David juga langsung dengan sigap melakukan yang sama seperti tadi.

Rasanya ada yang aneh hari ini. Kenapa kedua anaknya jadi tiba-tiba suka dengan sayur yang sama

Acara makan siang berlangsung dengan lancar. Semua masuk ke dalam kamar bermain karena kembar tiga ingin memamerkan kemampuan mereka masing-masing.

“Apa ada yang s
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 44 - Akhirnya Bertemu Lagi

    “Undangan sudah saya sampaikan, tapi beliau tidak bisa.”Jack memandang tajam staf yang barusan masuk dengan wajah canggung. Tangannya memegang sebuah map coklat.“Tidak bisa atau tidak mau?”Staf itu menelan ludah, terlihat gugup menghadapi tatapan dingin Jack. “Beliau… menolak, Tuan. Katanya tidak ada urgensi untuk ketemu langsung. Semua urusan diwakilkan dengan Tuan Mike.”Lengkung tipis muncul di sudut bibir Jack, senyum yang terlihat sinis. Ia mengetukkan jarinya berulang kali di atas meja.“Menolak?” Suaranya rendah, tapi menusuk. Staf itu menunduk, tak berani menatap. “I-iya, Tuan. Itu yang beliau sampaikan lewat asistennya.”Jack bersandar di kursi, matanya menyipit penuh perhitungan. “Baiklah. Kalau dia ingin bermain seperti itu.”“Sampaikan pada Tuan Mike, kalau perusahaan akan menambah jumlah saham lagi. Kita lihat apa wanita itu masih tidak mau bertemu.” Suara tawa Jack penuh ejekan.Ia benar-benar penasaran dengan Allisa, mirip tapi tidak sama.Aileen, adik tirinya sudah

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 43 - Kabur

    “Apa tujuan anda?”Aileen sudah tidak tahan lagi. Ia meletakkan gelasnya perlahan, menatap David dengan sorot mata tajam namun tetap terkendali.Piringnya yang tadi berisi makanan sudah bersih. Ia sengaja makan sedikit agar tidak membuang waktu. David menghentikan gerakan tangan yang semula sedang memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya. Ia mengangkat wajahnya, menatap Aileen. “Tujuan apa?” David meneruskan gerakan tangannya sambil menatap lekat. “Apalagi? Tentu saja semuanya.” Aileen mendengus pelan, lalu bersandar ke kursinya dengan gerakan tiba-tiba. Kursi kulit itu mengeluarkan bunyi gesekan dan bergeser sedikit ke belakang, membuat atmosfer hening seketika.“Tentang apartemen itu, info tentang properti milik Jack, pembelian saham, dan terakhir tentu saja tentang pesta yang anda siapkan untuk anak-anakku. Rasanya terlalu berlebihan.” Tatapan Aileen tidak lepas dari David, matanya menyipit penuh tanya.“Kamu sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya?” David mengunyah d

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 42 - Kencan?

    “Nyonya yakin?”Alis Maya berkerut, matanya fokus ke arah Aileen yang berdiri di dekat jendela.Sinar mata Aileen masih memancarkan kekesalan. Bibirnya cemberut dengan tangan terlipat di dada.Aileen menarik napas dalam, berusaha tenang.“Iya! Bikinkan janji, aku ingin bertemu dengan orang itu, secepatnya!” Maya terdiam dan berjalan mendekat, ikut melihat pemandangan pantai di sore hari lewat jendela. “Apa tidak sebaiknya ditunda dulu? Nyonya masih kelihatan marah sama Tuan David.”Aileen menoleh. “Aku memang marah, dan itu tidak hilang begitu saja,” ujarnya pelan tapi tegas. “Ada hal yang harus segera dibicarakan. Aku tidak bisa terus menghindar.”“Baiklah, aku coba hubungi asistennya.” Maya berbalik dan melangkah pergi tapi langsung berhenti ketika mendengar namanya kembali dipanggil.“Kalau bisa, malam ini juga. Aku ingin urusan ini cepat selesai.” Maya masih sempat melihat Aileen merangkul lengan dan mengusapnya. Ada sisi yang rapuh di balik sikap tegasnya, sisi yang jarang dip

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 41 - Harus Kembali

    “Sesuai dengan rencana.”Hans tersenyum sombong, bahunya tegak seperti merak yang sedang memamerkan bulunya. David hanya melirik sebentar, tidak peduli. Seperti dugaannya, tawaran yang ia berikan terlalu menggiurkan untuk ditolak. Investor pintar akan dengan mudah menentukan pilihan seperti Tuan Xavier. Perusahaan baru seperti Golden Spoon Co. bukan tandingannya, walaupun sangat menjanjikan kedepannya.“Apakah Tuan sudah dapat informasi, kalau Tuan Jack ingin membeli saham itu juga? Tapi tentu saja langsung ditolak Tuan Xavier.” Hans tertawa geli ketika teringat apa yang diceritakan Tuan Xavier tadi.Mereka baru saja menandatangani pertukaran saham, sehingga saham 2% milik Good Health sudah menjadi milik David.“Katanya Tuan Jack marah tapi tetap sombong karena posisinya masih aman. Tadi Tuan Xavier titip salam, ingin bertemu dengan anda. Apa saya bikinkan janji? Makan malam?” Hans menunggu sambil melirik David yang sibuk dengan ponselnya.“Tidak perlu bertemu,” Jawab David singkat.

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 40 - Cerai

    “Kamu dari mana?”Terdengar suara Jack yang sedang duduk di sofa. Winona yang baru masuk tidak memperhatikan karena suasana rumah yang remang. Hari sudah menjelang sore.Winona melepaskan jaketnya dengan perlahan. Matanya menatap balik tanpa gentar. Sesaat tadi wajahnya kaget tapi berusaha tetap tenang.“Aku dari rumah keluargaku. Kenapa kamu sudah pulang? Biasanya juga larut malam baru pulang.” Winona melangkah ke kamar.Ia ingin mengambil pakaian yang masih ada. Niatnya untuk bercerai dengan Jack sudah bulat. Rahang Jack menegang. "Kau tinggalkan rumah berhari-hari tanpa izin. Kau pikir aku tidak berhak tahu?"Winona tertawa kecil. “Kenapa kamu baru tanya? Apa baru sekarang ingat punya istri?”Persis di depan pintu kamar, Winona berbalik. “Jack, sejak kapan aku perlu ijin untuk keluar? Aku bukan tahanan, aku punya kaki sendiri dan bisa melangkah kemana pun aku mau."Jack berdiri, suaranya meninggi. "Jangan tantang aku, Winona! Atau …!”“Atau apa?” Winona memotong. Sorot matanya ta

  • Paman, Beraninya Mencampakkan Mommy!   Bab 39 - Tidak Mau Kalah

    “Tidak akan aku ijinkan!”Bahu David tegang, ia berjalan mondar-mandir lalu tiba-tiba menghentak meja dengan telapak tangan. Cangkir kopi di atasnya terguncang, hampir terguling.Ia baru mendapat pesan dari Rosa lewati Hans karena tidak bisa menghubungi dirinya.“Kalau dia memaksa, akan aku rebut anak-anak!” Suaranya rendah, nyaris bergetar. Matanya menyala penuh amarah. Tangannya mengepal di sisi tubuh, menahan emosi yang hampir meledak lagi.“Tenang Tuan!” Hans yang sejak tadi hanya diam, berjalan mendekat. Suaranya pelan.David menoleh tajam, napasnya tersengal. “Tenang? Dia mau membawa anak-anakku pergi! Kau pikir aku bisa tenang mendengar itu?”Baru kali ini Hans melihat tuannya meluapkan emosi, ia sempat tertegun. Tepatnya terkejut. Ternyata di balik wajah dinginnya ada karakter yang tersimpan rapi.“Pakai strategi Tuan, jangan secara langsung. Seperti yang sering Tuan lakukan dalam bisnis.” Bujukan Hans sepertinya langsung mengenai sasaran.Tampak raut wajah David sudah mulai t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status