Share

Menyelamatkan Caroline Dari Kejaran Preman

Caroline Aliezta Daniele, seorang wanita yang cantik jelita, memiliki badan yang sexy, bola mata berwarna biru, rambut pirang yang bergelombang, dan warna kulitnya yang exotis semakin menambah sempurna kecantikannya.

Caroline tinggal di sebuah apartemen bersama Ayah dan Ibu tirinya, Ibu kandung Caroline telah lama meninggal karena sebuah penyakit.

Caroline termasuk salah satu mahasiswi tercantik di universitasnya, tak heran jika dia selalu menjadi incaran dan rebutan para pria di kampusnya, namun sayang Caroline tidak begitu tertarik dengan dunia percintaan, dia lebih fokus belajar demi mengejar cita-citanya untuk menjadi orang sukses.

Demi mencukupi kebutuhannya Caroline bekerja paruh waktu di sebuah cafe, dia bekerja dari jam delapan pagi sampai jam empat sore, dia sengaja mengambil kelas malam untuk kuliahnya agar siang harinya dia tetap bisa bekerja, uang hasil kerjanya akan dia berikan kepada Ibu tirinya dan sisanya akan ditabung untuk kebutuhan kuliahnya.

Pukul sembilan malam, Caroline baru saja keluar dari kampus, dia berjalan sendiri menyusuri trotoar, Caroline tak sadar jika ada dua orang preman yang telah mengincarnya dari tadi.

"Hey nona, mau kemana?" goda salah seorang preman yang menghampiri Caroline.

"Permisi saya sedang terburu-buru," ucap Caroline.

"Duduklah sebentar, kami hanya ingin mengajakmu untuk bersenang-senang."

"Jangan berani mendekat," ancam Caroline.

"Ayolah, jangan sok jual mahal, nanti juga kau akan menikmatinya."

Menurut keterangan para penduduk setempat, memang ada dua orang preman yang sangat meresahkan, mereka selalu berbuat onar, diketahui preman itu bernama James dan Bride.

Caroline mundur selangkah demi selangkah, tapi para preman itu dengan cepat menangkap tubuh Caroline, dengan sekuat tenaga Caroline mencoba melepaskan diri dari genggaman para preman, ditendangnya kemaluan salah satu sang preman hingga tersungkur menahan sakit.

Bride melihat James kesakitan dia langsung murka dijambaknya rambut Caroline, dia sudah mulai kehabisan tenaga, tapi Caroline tak kehabisan akal dia segera mengambil pasir dan melemparnya ke mata Bride.

Melihat kedua preman itu lengah, Caroline langsung mengambil kesempatan, dia berlari sekuat tenaga mencoba menghindari kejaran para preman itu.

Saat hendak menyebrang tak sengaja tubuh Caroline hampir saja tertabrak oleh mobil.

Caroline langsung menghampiri pengemudi, untuk meminta maaf sekaligus untuk meminta pertolongan.

Belum sempat Caroline mengetuk pintu mobil, kedua preman itu sudah berada di belakangnya, diseretnya dengan paksa tubuh Caroline hingga menjauh dari jalan raya.

Saat preman itu hendak membuka pakaian Caroline, tiba-tiba sesosok bayangan laki-laki melintas dan berdiri di hadapan mereka.

"Lepaskan dia."

"Siapa kau, beraninya mengganggu kesenangan kami!" hardik james.

"Kalian tak perlu tahu siapa aku, lebih baik kalian lepaskan wanita itu jika kalian ingin selamat."

"Wow… dia berani mengancam kita James," ledek Bride.

"Ayo lawan kami jika kamu memang berani," tantang James.

"Baiklah jika itu mau kalian."

Dengan mudah pria misterius itu mengalahkan James dan Bride dengan sekali pukulan.

"Ampun jangan pukul lagi, kami mengaku kalah, tolong lepaskan kami."

"Pergilah, tapi ingat jangan sampai kalian mengganggu wanita ini lagi."

James dan Bride lari terbirit-birit, karena takut melihat wajah orang yang telah menghajarnya tadi, ternyata adalah seorang vampir.

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, terima kasih atas pertolongannya."

Caroline nampak tak asing dengan wajah pria yang menolongnya, saat pria itu hendak pergi tiba-tiba Caroline ingat sesuatu.

"Tunggu, bukankah kau pria aneh yang waktu itu di cafe?" tanya Caroline memastikan.

"Hmm,"

"Siapa namamu?"

"Arthur."

"Terima Kasih atas pertolonganmu."

"Ya."

'Ih cuek banget sih.' batin Caroline.

Arthur berlalu meninggalkan Caroline yang masih mencoba ingin berbicara dengannya, saat hendak masuk ke dalam mobil tiba-tiba.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status