Beranda / Semua / Panglima Perang / Hancur sudah!

Share

Hancur sudah!

Penulis: Dasih Teras
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-30 11:09:23

  Adrian yang sedari tadi sudah megatakan banyak hal namun Celine mengabaikannya begitu saja, sedangkan saat Joni memberikan hadiah dengan cepat Celine segera berbicara kepadanya.

  "Ini hari ulang tahunmu, Celine?" ucap Adrian ia menepuk dahinya cukup keras, dan akhirnya ia ingat jika hari ini adalah hari ulang tahun Pacarnya.

  Pantas saja sejak ia datang kemari untuk bertemu dengannya, Celine selalu membuang muka dan mengabaikan keberadaannya, akhir-akhir ini memang benar Adrian selalu menemani Ayahnya dirumah sakit dan tidak memikirkan hal-hal lain termasuk ulang tahun pacarnya sendiri, ia selalu memikirkan tentang kesembuhan Ayahnya saja.

 "Kau memang sangat lucu ya sampah! bagaimana mungkin ada laki-laki sepertimu yang sampai melupakan ulang tahun pacarnya sendiri?" cibir Putri yang sedari tadi memperhatikannya, "Biar kutebak, kau pasti sengaja melupakan hari ulang tahun Celine karna tidak memiliki uang untuk membelikannya hadiah ulang tahun kan?" lanjutnya dengan menahan tawanya.

  Adrian melengos dengan kesal kearah Putri yang sedari tadi terus membicarakan dirinya, "Aku akan pergi dan membelikanmu hadiah ulang tahun sekarang, Celine!" ucap Adrian, ia kemudian segera berbalik untuk pergi.

  "Sudah tidak usah! ucap Celine yang akhirnya mengucapkan kata-katanya kepada Adrian dan menghentikannya yang akan pergi.

   Kemudian dia melirik sebentar kearah Adrian dan dengan dinginny berkata "Katakan saja ada keperluan apa kau mau menemuiku!?".

  Adrian teerdiam sesaat, ia menggertakan giginya sebelum berkata dengan perasaan yang bercampu aduk "Ayahku membutuhkan biaya untuk menjalani oprasi,,!"

  "Apa!, jadi kau kemari hanya untuk meminjam uang kepada Celine!?" Putri terdiam kehabisan kata-kata mendengarnya, "Pertama! hari ini adalah hari ulang tahunnya, dan kau tidak memberikan hadiah apappun kepada Celine, dan yang ke dua! apa kamu tidak malu untuk meminjam uang kepadanya!" Putri berkata dengan jijik.

  Adrian mencoba tidak menghiraukan perkataan Putri, ia harus fokus ketujuan awalnya kemari, yaitu meminjam uang untuk biaya oprasi Ayahnya, "Celine tolong kau pinjamkan dulu sedikit uangmu padaku, aku berjanji akan mengembalikannya padamu se-segera mungkin!" wajah Adrian mulai memerah setelah mengucapkan kata-kata itu, jujur ini adalah kali pertama seumur hidupnya meminjam uang kepada orang lain, namun mau bagaimanapun Adrian terpaksa melakukannya.

  Joni yang berdiri disamping Adrian berkata dengan nada mencibir "Adrian, Adrian, kau benar-benar sangat tidak tahu malu yaa meminjam uang kepada seorang wanita, apalagi dia adalah pacarmu sendiri!"

 "Memangnya jika aku meminjamkan uangnya kepadamu, apa kamu yakin akan mampu membayar semuanya? sekarang ini semua orang sudah tahu jika Ayahmu sudah gulung tikar, dan mempunyai banyak hutang kepada bank, jika kau mau berhutang lagi, kau mau membayarnya dengan apa?"

  Adrian mengepalkan tangannya dengan kuat, ketika ia datang pertama kali kerumah Celine dan melihat perkumpulan orang kaya ini, ia sudah menduga jika pasti dirinya akan di sangat di permalukan dan di rendahkan oleh semua orang.

  Dan yang membuatnya merasa benar-benar terguncang karna tujuan awalnya datang kemari untuk bertemu dengan Celine, namun sayangnya dari awal Celin tidak pernah mau membelanya, bahkan sikapnya juga terkesan dingin pada Adrian, hal itu benar-benar membuatnya kecewa dan sakit hati.

  "Celine kumohon, kondisi Ayahku saat ini sedang dalam bahaya, tolonglah diriku dan Ayahku atas nama pertemanan kedua Ayah kita!" pinta Adrian, ia benar-benar sudah menghilangkan rasa malunya karna keadaan yang benar-benar mendesak ini.

  Putri engerutkan keningnya cukup dalam setelah mendengar ucapan Adrian "Apa kamu takut jika Celine tidak mau meminjamkanmu uang, sampai-sampai kau menggunakan nama Om Irfan untuk membujuk Celine?, Apa kau ini masih seorang laki-laki!" perkataan Putri ini sudah jelas bermaksud memanaskan situasi saat ini.

  Dan benar saja, Celine segera menatap Adrian dengan tatapan jijik dan penuh rasa kecewa di wajahnya yang tertuju kepada Adrian.

  "Celine bukan begitu maksudku,,,"

 "Sudahlah! kamu tidak perlu mengatakan apapun lagi kepadaku!" Celine segera pergi meninggalkan semua orang dan kembali ke dalam rumah untuk mengabil uang sebesar 300 juta kepada Adrian.

  "Tadi Ayahku menelpon, dan menyuruhku menyiapkannya untuk di berikan kepadamu, aku bisa memberikannya kepadamu dengan mudah, hanya saja ada syarat yang harus kuberikan kepadamu!" Ucap Celine dengan tangan membawa sekoper uang di dalamnya.

  Saat melihat koper ditangan Celine, dengan cepat Adrian menganggukan kepalanya, ia sudah tidak peduli dengan syarat apapun yang akan di berikan kepadanya, asalkan ia berhasil mendapatkan uang itu "Katakan saja Celine, aku sia melakukan apapun syarat yang kau berikan!".

  "Syaratnya cukup mudah, yaitu, mulai hari ini hubungan kita berakhir sampai disini, sekarang keluargamu sudah miskin, aku atas nama Celine bersumpah! bahkan sampai mati pun aku tidak akan pernah mau membiarkan pria miskin sepertimu menikah denganku!" Ucap Celine dengan mengangkat dagunya dengan penuh rasa bangga dan kesombongan, seperti seorang bangsawan yang menatap rakyat miskin.

  Adrian memandang Celine dengan tatapan yang sulit diartikan, ia benar-benar tidak percaya bahwa Celine bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu dari mulutnya.

  "Cepat ambil uang ini, lalu pergi dari rumahku sekarang juga!" Celine berkata dengan datar, kemudian ia segera melemparkan koper berisi uang ratusan juta itu ke lantai.

  Perasaan Adrian saat ini sudah benar-benar hancur, ia juga sebenarnya sangat ingin pergi meninggalkan tempat ini, akan tetapi ketika ia memikirkan kondisi Ayahnya yang sangat membutuhkan uang itu, akhirnya Adrian membungkukan badannya untuk mengambil uang itu dengan tangan gemetaran.

  Tapi pada saat Adrian akan mengambilnya, dia sama sekali tidak menyangka jika Joni yang dengan cepat mengambilnya terlebih dahulu, sebelum ia sempat memegangnya.

  "Kamu! cepat berikan uang itu kepadaku!" Adrian melotot tajam dengan berteriak kencang kearah Joni, dan dengan cepat ia melangkah maju untuk merebut kembalu uang itu, namun ia di hadang oleh dua orang kekar sebelumnya dan ditendang sampai tersungkur ke lantai.

  "Apa kau sangat menginginkan uang ini, Adrian?" Joni duduk di atas tubuh Adrian, dan dengan menggunakan kakinya, ia menekan kepala Adrian dengan sangat keras ke lantai "Jika kau mau menggonggong seperti anjing, aku akan memberikan uang ini kepadamu, jadi cepatlah lakukan!".

  Adrian merasakan rasa sakit di kepa;anya yang berdenyut, ia akhirnya menuruti perkataan Joni dengan kedua bibir yang bergetar "GUUKK"

"Hahaha,,,," semua orang yang ada disana tertawa terbahak bahak melihatnynya.

  Celine juga yang melihatnya memberikan tatapan penghinaan tanpa rasa kasihan sedikitpun "Pria sampah tidak berguna sepertimu memang pantas di perlakukan seperti itu!" pikirnya.

  "Katakan lebih keras lagi, cepat!" Joni dengan bangganya berbicara kepada Adrian di depan Celine"Aku adalah Adrian, dan aku adalah seekor anjing, guuk, guuk,, cepat katakan seperti itu!"

  "Aku adalah Adrian, dan aku adalah seekor anjing, guuk,gukk,!" Adrian tidak punya pilihan lain lagi, dia butuh uang, dia benar-benar sangat membutukan uang itu.

 "Hahaha,,," semua orang kembali tertawa dengan lantang.

  untungnya saat ini Joni menepati perkataannya, ia memberikan uang itu kepada Adrian, dan langsung menyuruhnya pergi dari situ dengan menendang punggung Adrian.

  Untungnya Adrian bisa menyeimbangkan tubuhnya sehingga ia tidak sampai kembali terjatuh, kemudian ia segera berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu, dan kembali menuju rumah sakit.

  Selama aku bisa menyelamatkan nyawa Ayah, penghinaan ini tidak ada apa-apanya bagiku! pikir Adrian.

  Namun sesampainya ia di rumah sakit, rombongan perawat dan Dokter sedang terburu-buru di dalam kamar pasien.

  "Tiga ratus miligram adrenaline! bersiap untuk sengatan listrik!"

  "Tambahkan ke 250 joule, lakukan sekali lagi!"

  TIT,,TIT,,TIT,,,,

EKG yang ada di layar itu berubah menjadi garis lurus, Adrian menyaksikan Dokter itu mencabut selang oksigen dari Ayahnya, dan setelahnya ia menutupi seluruh tubuh Ayahnya dengan kain putih sampai menutupi mukanya.

  Adrian terdiam mencerna apa yang semuanya ia lihat "Ayah,,,!" perasaan hancur di hati Adrian rasakan.

  "Maaf! kami telah melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kami!"

  "Tidak! Ayahku tidak mungkin mati kan?" tanya Adrian mencoba tenang

  "Kau sudah melihatnya sendiri, dan untuk apa kami berbohong kepadamu!"

  "Bagaimana mungkin, bagaimana mungkin! Ayahku bisa mati bukankah kemarin ia masih baik-baik saja! ini semua pasti karna kalian takut aku tidak bisa membayar semuanya kan? jadi kalian menyerah melakukan perawatan kepada Ayahku! iya kan?" Adrian sudah benar emosi, ia mencengkram kerah pakaian Dokter dengan sangat kencang!

  Dia sudah berhasil membawa uang, namun Ayahnya sudah pergi terlebih dahulu meninggalkannya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Panglima Perang   Rencana membuka perusahaan baru

    Menurut Angel, suaminya itu selalu berbicara omong kosong saja, dan juga ia selalu memberikannya ide-ide gila, tapi dia sendiri tidak mau mentantu apapun, bahkan untuk mencari pekerjaan saja tidak bisa dilakukan olehnya, jadi akan percuma jika Angel mengharapkan bantuan dari suaminya itu. "Angel, dengarkan aku! Kamu jangan mau mendengarkan omong kosong dari suamimu itu!" ucap Ratna, ia benar-benar merasa cemas jika sampai putrinya benar-benar melakukan rencannya untuk membuka perusahaan baru. "Tidak, Mah! ini semua aku lakukan atas kemauanku sendiri dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Adrian!" jawab Angel. Ratna kemudian menghela nafas panjang, dirinya sudah kehabisan kata-kata untuk membuat Angel membatalkan rencananya. Dan pada akhrinya, ia hanya bisa setuju dengan keputusan putrinya itu, Walaupun dirinya masih merasa sungkan untuk menyetujuinya, tapi mau bagaimana lagi, karna memang benar itu adalah solusi yang bisa mereka

  • Panglima Perang   Mencoba melawan

    "Angel, kamu tidak berlu memikirkan hal-hal yang tidak penting!, Nenek melakukan ini semua demi kamu,,," "Tidak Nek!,,, aku tidak mau menerima tawaran darimu!. PT Flamingo itu didirikan sendiri oleh Ayahku! dan aku tidak akan pernah mau menyerahkannya kepada siapapun!" ucap Angel dengan tegas. "Apa maksudmu menolak tawaran dariku?" Protes perempuan tua itu dengan menggebrak mejanya. "Di dalam keluarga ini, perusahaan yang berada di bawah naungan keluarga Herlambang adalah milik bersama, bukan miliki seorang saja! dan juga keluargamu memiliki saham dewan direksi setiap tahunnya, apa yang membuatmu tidak setuju dengan tawaran yang aku berikan!?" "Sudah! urusan ini sudah diputuskan olehku!, dan sekarang aku mau pergi dulu!" ucap perempuan itu melambaikan tangannya, dia membuat keputusan akhir dari masalah ini secara sepihak. Dalam lingkaran keluarga Herlambang ini, perkataan apapun yang diucapkan oleh perempuan tua itu adalah perintah mu

  • Panglima Perang   Pemenang proyek

    Sekitar setengah jam kelangsungan acara proses penawaran ini berjalan, dan hasil akhir untuk perusahaan yang memenangkan proses penawaran akan segera diumumkan. Di saat seperti ini, Angel merasakan tubuhnya bergetar karna rasa gugupnya mendengar hasil proses penawaran itu, walaupun dirinya tahu bahwa kesempatan perusahaannya untuk memenangkan proyek penawaran ini sangatlah kecil, namun tetap saja ia tidak bisa menahan untuk tidak tegang. "Hahah, kau memang adiku yang bodoh! sebentar lagi acaranya akan dimulai, kamu jangan menyerah sekarang ya!" ucap Antoni dengan cibirannya "PT Flamingo baru saja menyelesaikan masalahnya, takutnya sisa danamu sudah hanya tinggal beberapa juta saja yang tersimpan di perusahaanmu, sedangkan persyaratan penawaran ini tidak kurang dari sembilan juta, dan sangat mustahil bila mereka menurunkan harganya lagi!. Aku sudah menyarankan padamu sebelumnya untuk segera menyerah, namun kamu masih saja kekeh dengan mimpimu itu!"

  • Panglima Perang   Aku memang bodoh!

    "Dan untuk staff departmen keuangan, coba kalian periksa, apa dia juga telah menggelapkan catatan dana!" ucap Adrian kepada Ppipit yang berada disampingnya. "Baik direktur, saya akan menyuruh seseorang untuk memeriksanya!" jawab Pipit menganggukan kepalanya. Dengan adanya situasi seperti ini, Adrian langsung menatap semua orang yang berada di dalam ruangan itu, "Perusahaanku tidak sudi untuk memelihara sampah! kuharap kalian semua bisa belajar dari kejadian barusan!" ucapnya dengan dingin. Seluruh anggota rapat pada hari ini, langsung saling memandang satu sama lainnya dengan penuh rasa takut. Tadinya mereka masih berfikir, dengan pemimpin baru mereka yang masih muda dan kemungkinan berasal dari generasi kedua tau ketiga dari keluarga kaya yang seperti pada umumnya, namun dilihat dari setiap kata dan ketegasannya, ia memiliki aura tersendiri, yang membuat semua orang rispek kepadanya. Di pertemuan dewan direksi hari ini,

  • Panglima Perang   Memakan gaji buta

    Sebenarnya ia tidak ada niatan untuk menasihati Adrian, namun dirinya juga tidak dapat menhan tawanya saat mengatakan mobil kijang, di saat itu juga, dirinya secara diam-diam mengirimkan pesan singkat tentang kejadian Adrian hari ini di grup Whatsaap alumni kelasnya. Dan tidak membutuhkan waktu lama, pagi itu sebuah pesan singkat yang dikirimkan Astri, berhasil membuat semua anggota grup ramai yang menertawakannya. "Hahahah, dia benar-benar sangat konyol!" "Aku tidak menyangka dirinya masih memiliki keberanian untuk wawancara di perusahaan sebesar Lion King!" "Entah mengapa mendengarnya saja membuatku tertawa terbahak-bahak, hahah!" "Benar-benar sangat memalukan!" Seluruh anggota grup, pagi itu dibuat ramai saat mereka mengetahui bahwa Adrian dengan beraninya memarkirkan mobilnya yang butut di tempat parkir eksklusif direktur, tentu saja itu membuat semua orang tertawa dan tidak berhenti

  • Panglima Perang   Tempat parkir Direktur

    "Tidak, aku tidak akan mau naik mobil bersama dengan dia lagi! lebih baik aku naik taxsi saja untuk pulang!" ucap Ratna menggelengkan kepalanya, kemudian ia berjalan ke pinggiran jalan. Angel melongo dengan kelakuan Ibunya itu, namun dia tidak mengatakan apapun, dia hanya melirik Adrian sebentar, lalu kemudian ia berjalan kearah mobilnya yang sudah terparkir di pinggir jalan. Adrian kembali ke Apartmen, meskipun Ratna sebagai pemilik rumah tidak menyukai dengan adanya Adrian yang tinggal disana, namun asisten rumah tangga juga tidak berani untuk tidak membuatkannya masakan. Setelah selesai makan malam, Adrian kembali ke kamarnya untuk beristirahat, sedangkan Ratna yang berada di lantai bawah, sepertinya dia masih marah dengan Adrian, sehingga dia dengan sengaja menyalakan tv dengan suara yang sangat keras, sampai seluruh ruangan mendengarnya, namun itu sama sekali tidak mempengaruhi Adrian. Keesokan harinya, setelah bang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status