โBegitu yaโฆ.โ Laura bergumam, keningnya berkerut.โJangan terlalu dipikirkan. Amy pasti akan ketemu dan dihukum. Kamu harus beristirahat, kamu sudah banyak menderita hari ini,โ kata Mia, menarik selimut untuk menutupi tubuh Laura.โYa, terima kasih sudah menjagaku hari ini. Kalian juga harus pulang. Orang tua kalian pasti khawatir,โ balas Laura.โKami akan menjengukmu besok.โ Cassie melambai padanya, lalu bersama Mia keluar dari kamar rawat Laura.Laura menghembuskan napas setelah Mia dan Cassie pergi. Dia merasakan rasa sakit di lengannya dan ingin tidur.Tapi dia takut tidur, takut mimpi di kehidupan sebelumnya kembali padanya.Dia menarik napas, mencoba rileks dan tidak memikirkan mimpi di kehidupan sebelumnya.Lambat laun, matanya mulai terpejam dan dia tenggelam dalam mimpinya...Selama ini, Amy telah mengamati apa yang dilakukan pacarnya.Rendy, adalah pacar miskin yang tidak disukainya. Tapi dia rela melakukan apapun untuknya, hingga dia selalu memanfaatkan Rendy untuk mengur
Mata wanita itu terpejam, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Tangannya mengepal di selimut; Laura tampak tidak tenang dalam tidurnya. Dia memimpikan kehidupan sebelumnya, seakan nyata menyaksikan dirinya memohon belas kasihan Lucian untuk melihat putrinya untuk terakhir kali. Dia menyaksikan seluruh penderitaannya hingga meninggal dengan ditusuk di jantungnya. Rasa sakit di dadanya begitu nyata.โSakitโฆ,โ rintihnya.Lucian, setengah tertidur di samping tempat tidurnya, tiba-tiba mendengar tangisannya yang lemah, putus asa dan tak berdaya. Dia menangkap tangannya yang mencengkeram dadanya.โSsst, Laura, tenanglahโฆ,โ bisiknya.Seakan menemukan penyelamatnya, Laura menggenggam tangannya erat. Jari-jari mereka saling bertaut. Mata wanita itu masih terpejam dengan gelisah. Lucian mengeluarkan sapu tangannya untuk mengusap keringat di keningnya. Air mata mengalir di pipinya. โSsst, tidak apa-apa sayangโฆ,โ bisiknya lagi, membujuknya tenang.Cengkeraman tangan Laura mengendur, dan p
Perawat laki-laki itu pergi setelah diusir Lucian.Laura mendesah, merasa agak canggung dengan Lucian setelah ciuman panas yang dimulai olehnya. Dia menggelengkan kepala, tak kuasa menahan kandung kemihnya. Dengan tangan kiri memegang infus, dia berusaha turun dari tempat tidur. Dia tak sabar menunggu perawat wanita datang membantunya.Saat turun, dia tiba-tiba merasa pusing dan hampir jatuh. Lucian dengan cepat menahannya. Satu tangannya di pinggangnya, tangan lainnya memegang infus. Laura merasakan panas tubuhnya dalam kedekatan itu dan mengingat sesi intim yang hampir membuat mereka bercinta di ranjang pasien. Dia merasa gelisah dan menggeliat mendorong Lucian, โAku harus ke kamar mandiโฆ""Oke, ayo. Aku akan membantumu.""Membantuku?" Mata Laura melebar menatapnya.Mata biru Lucian tampak gelap, menatapnya intens, mengingatkan Laura akan tatapan panas dan laparnya beberapa saat lalu. Wajah Laura terasa panas. Dia menepis tangan Lucian, "Tidak usah, aku bisa sendiri.""Jangan m
Lucian menegang.โItu hanya mimpi buruk. Tidak nyata.โLaura memejamkan mata. Dia jauh lebih tahu apa itu mimpi buruk atau tidak.โItu bukan hanya sekedar mimpi buruk. Aku merasakannya sendiri.โ Suara Laura semakin pelan dan matanya terpejam saat kantuk mulai menghampiri. Tapi bibirnya tetap bersuara. โKupikir aku berada di akhirat saat jantungku ditusuk dengan belati. Kemudian aku terbangun...โSuara Laura tak terdengar lagi, tapi Lucian mendengar kata-katanya dengan sangat jelas dan entah mengapa merasa gelisah.โDalam mimpimu kamu meninggal?โ bisiknya menatap belakang kepala Laura.Tak ada tanggapan darinya.Lucian ingin mendengar jawabannya, tapi melihat Laura sudah tertidur, dia tidak ingin membangunkannya.Kepalanya kembali memutar kata-kata Laura dan terus terngiang-ngiang di benaknya, membuatnya tidak bisa tidur.Dia menatap punggung Laura dengan tatapan tak terbaca dan membungkuk untuk menarik selimut ke tubuhnya. Dia berhenti sejenak menatap wajah polos Laura sesaat dan men
"Kamu anak yang manis sekali." Willy menepuk pipi Cassie dengan penuh kasih sayang. Sikap manis Cassie begitu menyenangkan. Willy telah membesarkan tiga anak laki-laki yang tidak tahu bagaimana bersikap manja, dan putrinya hilang saat kecil. Meski Laura akhirnya ditemukan, putrinya tumbuh terlalu dewasa dan tidak bisa bersikap manis seperti Cassie. Willy merindukan anak perempuan yang bisa bersikap manja dan manis padanya. Sikap Cassie sedikit menghibur kerinduannya."Titip Laura ya, nanti Ayah Laura dan kakak-kakaknya akan datang berkunjung."Mata Cassie berbinar nakal. "Ya, Bibi. Jangan khawatirkan Laura, Anda harus segera pulang dan beristirahat."Willy terkekeh lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan kamar rawat Laura.Setelah Willy pergi, Laura menatap Cassie dan menggelengkan kepala, berkata, "Cassie, apa kamu sedang mencari muka di depan Ibuku?""Ketahuan ya?" Cassie tak menyangkal dan terkekeh."Perilakumu sangat jelas sekali. Benarkan, Mia?"Mia mengangguk tenang, dud
Setelah satu per satu kerabat keluarga Adams pergi, Laura kelelahan dan ingin beristirahat.โAku tidak melihat Tuan Tristan mengunjungimu,โ kata Mia setelah semua kerabat keluarga Adams pergi. Dia menyadari kakak sulung Laura tidak datang untuk melihat adiknya. Adapun Sean tampak sibuk di pangkalan militernya dan hanya mengirim kabar akan datang nanti sore.Laura bersandar di sandaran ranjangnya.โMungkin karena dia ingin menghindar dari Lucian.โโMengapa kakakmu menghindar bertemu dengan suamimu?โโAku tidak ingin identitasku sebagai putri keluarga Adams diketahui oleh Lucian dan keluarga Wilson. Satu-satunya orang yang dikenal oleh Lucian dari keluarga Adams adalah Tristan.โโAh, kok bisa kamu menyembunyikan identitasmu dari suamimu?โ Cassie bertanya heran.โIni masalah rumit. Aku ingin cerai dari suamiku. Keluargaku khawatir keluarga Wilson tidak akan melepaskan aku jika tahu identitasku,โ bisik Laura, melirik putrinya yang sedang tidur di sebelahnya.Cassie dan Mia melebar matanya
Lucian tidak kembali ke kantornya; sebaliknya, dia tetap tinggal di kamar rawat Laura. Melihat begitu banyak tumpukan buah tangan dari pengunjungnya membuat pria itu curiga."Semua ini barang-barang mahal, siapa yang mengirimkannya padamu?"Laura meringis melihat hadiah-hadiah yang dibawa kerabatnya dan berbohong, "Ini dari teman-teman sekelasku. Mereka anak-anak orang kaya, tentu mereka bisa membeli barang-barang itu."Lucian tidak bertanya lagi setelah mendengar penjelasannya."Apa kamu tidak kembali ke kantormu?""Tidak. Aku akan tinggal dan menjagamu," kata Lucian tenang, duduk di sofa dan mengeluarkan laptopnya dari tas untuk mengerjakan pekerjaannya."Kamu nggak perlu melakukan itu. Lagipula, Willy dan teman-temanku ada di sini menjagaku.""Itu berbeda, aku suamimu, adalah tanggung jawabku untuk merawat dan menjagamu.""Kapan kamu peduli dengan status suami istri kita?" Laura membalas datar.Lucian mendongak menatapnya dan mendesah, "Apa kamu sungguh ingin aku pergi?"Setiap ber
โMungkin.โโKalau Tuan Muda Sean dia terlihat orang yang santai dan menarik dengan jas putihnya. Pokoknya mereka berdua sangat tampan.โ Cassie mengoceh seperti gadis yang mengidolakan aktor populer.Mia mendesah menatapnya, agak merasq iri Cassie begitu percaya diri dan disukai oleh Nyonya Adams.Dia merasa seperti sebuah jurang memisahkannya dengan teman-tamennya, dia merasa dunia yang sangat terpisah. Dia tidak berasal dari latar belakang keluarga yang kaya seperti Laura dan Cassie.Setiap bertemu dengan keluarga Adams, Mia merasa kecil dan terkucilkan.โTernyata kalian ada di sini.โKeduanya menoleh dan tersentak melihat Tristan berdiri di samping meja mereka.Wajah Cassie memerah malu dan takut Tristan sudah mendengar kata-katanya yang memuja saudara kembar dari keluarga Adams.Jantung Mia berdegup menatap sosok Tristan Adams, pria paling berpengaruh di industri bisnis Capital.โTuan Tristan โฆ apa kamu di sini untuk menjenguk Laura?โ Mia bertanya sopan.โYa, kenapa kalian berdua
Lucian mengalihkan pandangannya dari Amel dan menatap Laura tenang.โMama โฆ.โ Senyum lebar di wajah Amel perlahan-lahan memudar, dia memandang Laura dengan cara yang sama seperti Elina.Laura sesaat tertegun melihat ekspresi putrinya dan mengernyit. Amel terlalu peka. Dia mencoba tersenyum padanya.โHai, sayang. Apa kamu sedang makan? Apa yang kamu makan?โ Dia membungkuk dan mencium pipi putrinya.Amel menatap takut-takut. โMama jangan marah ya. Amel cuma sekali ini makan spaghetti. Habis ini Amel nggak makan lagi โฆ.โHati Laura tercubit melihat tatapan cemas putrinya. Dia tersenyum lembut mengusap rambut Amel.โNggak apa-apa, sayang. Amel bisa memakannya sekali-kali. Kalau Amel mau lagi, Mama akan bawa Amel makan spaghetti kapan-kapan.โ Dia kemudian melirik Lucian tajam. โBukankah Mama sudah bilang Amel nggak boleh menerima ajakan orang asing? Amel sudah bikin Mama khawatir.โโTapi Papa kan bukan orang asing.โ Amel mengerjap dengan polos.Laura mencoba mempertahankan senyum di wajahn
Laura baru selesai dengan laporan keuangan departemen Store dan menyerahkannya pada Anna.โApa ini yang terakhir?โ tanyanya sambil meregangkan lehernya yang pegal karena seharian menunduk mengerjakan laporan departemen Store yang menumpuk karena peralihan jabatan Direktur sebelumnya.โYa, Direktur. Ini yang terakhirnya. Sisa laporan dari departemen lain akan diserahkan setelah jam makan siang. Ini sudah jam makan siang. Apa Anda ingin makan siang?โโYa, aku ingin menjemput putriku dan makan siang bersamanya. Kamu boleh pergi istirahat makan siang.โโBaik Nona,โ Anna menanggapi sopan dan berbalik pergi meninggalkan kantor Laura.Setelah Anna pergi, Laura meraih ponselnya dan menghubungi Elina, pengasuh Amel.โHalo Bibi, apa Amel sudah pulang sekolah?โ Laura merapikan barang-barang pribadinya ke dalam tasnya dan berdiri dari kursinya.โ....โ"Sudah pulang? Siapa yang menjemputnya? Apa kakakku?" Langkah kakinya tiba-tiba berhenti saat hendak keluar dari kantornya."Siapa kamu bilang? Luc
Halaman sekolah itu sangat ramai dengan anak-anak yang keluar dari kelas saat bel pulang sekolah berbunyi. Anak-anak keluar dengan seorang pengasuh atau guru berlari menghampiri orang tua mereka yang sudah menunggu, menjemput mereka.Lucian mengamati dari luar mobil sambil bersandar di mobil Bentley dengan kacamata hitam di wajahnya.Beberapa ibu muda dan guru melirik-liriknya dengan wajah tersipu. Lucian mengabaikan semua perhatian itu karena fokusnya mencari wajah putrinya di antara anak-anak TK yang pulang sekolah.Kemudian dia melihat sosok anak yang menyerupai Laura versi mini keluar dari kelas sambil menggandeng lengan pengasuhnya. Lucian merasakan kehangatan dan kerinduan di dalam hatinya saat memandang putrinya. Amel sangat menggemaskan dengan seragam biru muda dan rok hitam kotak-kotak dan bertali. Tas merah muda bergambar stroberi tersampir di punggungnya yang kecil.Wajahnya benar-benar menyerupai Laura dalam versi kecil. Sangat menggemaskan. Lucian tak bisa menahan senyu
โApa yang harus aku lakukan sayang? Aku nggak bisa menjauh dari Jayden barang sedetik saja,โ Viola bersandar dengan manja di pelukan seorang pria yang cukup tua. Dia duduk di atas pangkuannya dan memeluk lehernya.โBersabarlah. Selama Jayden kita mendapat warisan Lucian, gak apa-apa kamu menjauh dari keluarga Wilson dan Lucian. Jangan membuat kakek tua itu marah lagi.โ Philip mengelus rambut wanita itu menenangkan di atas tempat tidur. Keduanya tak mengenakan sehelai benangpun di tubuh, hanya selimut yang menutup bagian bawah mereka.Setelah diusir dari kediaman Wilson dan tidak diizinkan mendekati Lucian atau Jayden, Viola sangat frustasi dan marah. Dia mendekati satu-satunya pria yang bisa membantunya dan sekaligus ayah kandung Jayden. Mereka bertemu diam-diam di sebuah hotel.โAku nggak bisa bersabar lagi. Aku sudah cukup marah selama tiga tahun ini dicemooh karena digantung, tanpa kepastian kapan Lucian akan menikahiku sementara Jayden tumbuh semakin besar,โ ujar Viola sangat tida
โAyah kamu sangat peduli sekali pada Jayden lebih dari ayahnya sendiri. Orang lain akan berpikir Jayden adalah putramu.โโJayden, jangan bicara sembarangan. Itu fitnah yang kejam!โ Viola yang membantah paling cepat.Philip tersentak dan membantah dengan marah. โOmong kosong apa yang kamu ucapkan! Jayden adalah cucuku, memangnya aku tidak boleh peduli padanya!โRaut wajah Seline juga terlihat jelek. โLucian, berhati-hati dengan apa yang kamu ucapkan.โโIbu, ayah tidak pernah peduli padaku dan tak pernah melakukan peran atau tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Aneh sekali dia terlalu peduli pada Jayden. Kamu juga orang paling mengenal ayah. Apa kamu tidak curiga?โSeline terdiam, terlihat bingung dan curiga menatap antara Philip dan Viola.Viola menangis mendengar kata-kata Lucian. โLucian, kamu sangat keterlaluan. Apa kamu menuduhku berselingkuh dengan ayahmu? Tidak apa-apa kamu nggak mencintaiku lagi, tapi mengapa kamu merendahkan aku di depan keluargamu dan Jayden!โ Dia menutup
โLucian! Tegas sekali kamu mengatakan itu di depan Jayden!โ Viola berseru terluka โLucian, tega sekali kamu ngomong begitu di depan Jayden!โ Seru Viola meraih tangan lengan Lucian. โApa kamu nggak merasa kasihan pada Jayden!โโBenar Lucian, Nggak peduli apa, kamu nggak bisa menyangkal bahwa Jayden adalah putramu!โ Kata Seline.โLucian! Minta maaf pada Viola dan Jayden sekarang juga!โ Philip memelototinya.Lucian menatap seluruh anggota keluarga Wilson tanpa ekspresi.Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar tentang hal ini setiap kali dia diminta kembali ke keluarga Wilson jadi dia tidak repot-repot meladeni mereka.Lucian mengalihkan pandangannya pada Kakek Billy.โAku datang ke sini atas permintaan Kakek. Kakek, jika nggak ada yang penting dibicarakan, aku akan kembali.โKakek Billy menghela napas.โDuduklah Lucian. Apa kalian nggak bisa berdamai? Aku nggak mau mendengar pertengkaran lagi.โ Dia mendelik pada Philip.Philip mendengus. โAyah, kamu juga harus mendidik Lucian atas ta
Mia tersedak kopinya mendengar kata-kata Laura dan menolak dengan tegas.โjangan!โPenolakannya sangat tegas dan keras hingga menarik perhatian orang-orang di sekitar.Laura dan Cassie menatapnya heran sementara Mia bersusah payah mengendalikan batuk-batuknya karena tersedak.โApa kamu baik-baik saja?โ Laura bertanya khawatir memberi tisu padanya.Mia mengangguk setelah menenangkan napasnya. Wajahnya yang cantik memerah malu. Dia mengelap mulutnya dengan tisu.โAda apa denganmu? Kenapa sangat keras menolak tawaran Laura?โ Tanya Cassie.โAku hanya kaget.โโKenapa?โMia memaksakan senyum di wajahnya dan menghindari tatapan kedua temannya.Bagaimana dia tidak kaget mendengar kata-kata Laura yang ingin menitipkan kedua anaknya pada Nyonya Adams, yang merupakan nenek kandung si kembar.Identitas si kembar pasti akan langsung ketahuan jika Nyonya Adams menyadari kemiripan Alister dengan Tristan.โSiapapun akan kaget jika anak-anaknya dititipkan pada Nyonya Adams, matriarch keluarga Adams.โโ
โApa yang dilakukan pria itu padamu?โ Cassie bertanya penasaran.Laura menatapnya dengan senyum dipaksakan. Dia sangat ingin memberitahu Cassie tentang kelakuan suaminya.โDia seorang pria beristri tapi masih merayu wanita lain. Menjijikkan sekali.โCassie memiringkan kepala. โItu pria yang sangat buruk. Bisa-bisanya dia menggoda wanita lain saat sudah memiliki istri.โโKamu benar. Dia pria yang busuk,โ Laura menatap Cassie intens saat dia mengatakan itu.โKenapa kamu menatapku seperti itu?โ Cassie menyadari Laura menatapnya sangat aneh. โKamu satu-satu yang punya suami di sini. Kamu harus membuka matamu lebar-lebar untuk menilai suamimu. Suami itu bisa bermuka dua. Memasang tampang suami yang baik di depan istri tapi kelakuan sangat brengsek.โ Laura berkata dengan suara manis, rasanya sangat ingin memberitahu Cassie tentang kelakuan suaminya.Bagaimana dia memberitahu Cassie? Apa Cassie akan percaya padanya?Cassie menatapnya dengan tatapan bingung.โApa kamu sedang menyindir sesuatu
Posisi asisten pribadinya yang dia pertahankan dengan susah payah selama dua tahun begitu mudah ditolak oleh wanita itu saat Tristan Adams sendiri yang menawarkan padanya.Laura turun dari mobil Bentley ketika tiba di restoran Swift Bite. Dia bertabrakan dengan seseorang di pintu masuk.โMaafkan, apa kamu baik-baik saja Nona Adams?โ Pria itu menahan tubuh Laura agar tidak terjatuh setelah mereka bertabrakan.Laura bergegas menjauh setelah mengetahui siapa pria itu.Riko Edward, suami Cassie. Dia tersenyum elegan padanya, sorot matanya mengamati Laura dengan tatapan penuh perhitungan.โNona Adams, kita bertemu lagi. Aku dengar istriku dan kamu ada janji makan siang bersama. Jadi aku mengantarnya ke mari. Kita bertemu nggak sengaja di sini.Laura tersenyum paksa. โJadi ini alasan Riko mengubah sikapnya padaku karena dia sudah mengetahui identitasku.โโOh, baiklah aku pergi sekarang,โ katanya acuh tak acuh, meninggalkan Riko.โNona Adams!โ Riko menahan tangannya, tapi Laura menepisnya, m