Share

41-Terpaksa

Mery mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil berwarna biru pemberian Arga, ia baru saja selesai mandi sore ini. Kini, gadis itu duduk di bibir kasur. Tubuh mungilnya masih terbalut bathrobe putih. Matanya menatap keluar jendela kamar.

Lagi-lagi, perasaan sepi itu menghampiri Mery. Mengingat ia di rumah hanya sendiri. Tasya dan Raya memiliki kesibukan masing-masing sekarang. Tasya mengurus cafe milik papanya sementara Raya membantu menjalankan butik milik ibunya.

Dan dirinya? Jangan ditanya lagi, ia sekarang berstatus pengangguran. Arga melarangnya bekerja seminggu ke depan. Cowok itu bilang akan mencarikan rumah sakit yang cocok untuknya bekerja.

Tapi, nggak papa sih, Mery juga pengen leha-leha dulu, menikmati waktu liburnya dengan bermalas-malasan. Hehe;)

Ting.

Gawainya di nakas berbunyi, Mery mengambil benda pipih itu, ternyata chat masuk dari Arga.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status