Share

Episode 7

28 Desember 2020

Tubuhnya kini memar sebagian. Mukanya sudah tidak beraturan lebam akibat pukulan dari para penjaga penjara. Jika satu lawan satu mungkin saja mereka sudah habis. Sayangnya tangan dan kaki diikat disebuah penyangga. Abiwangsa kemudian dihajar habis-habisan. Mereka semua tertawa, sedangkan Abiwangsa dalam hatinya penuh amarah luar biasa. Mungkin jika dia lepas nyawa para manusia-manusia itu sudah melayang entah kemana.

Saat ini Abiwangsa hanya menikmati pandangan matanya yang sudah mulai membaik. Hidungnya masih terus mengeluarkan darah. Sedangkan lidahnya terus merasakan asin darah. Sungguh penyiksaan yang luar biasa. Rencana Abiwangsa untuk menyerang itu membuahkan sebuah kegagalan. Kegagalan besar. Persiapan lima hari ternyata tidak bisa membuat Ranggono hancur. Kehebatannya perlu diakui.

Dari tangga turun Ranggono dengan membawa secangkir teh. Uapnya terlihat, sepertinya itu masih hangat. Atau saja baru dituangkan. Langkahnya semakin mendekat ke sel Abiwangsa. Tatapan mata Abiwangsa tidak bisa lepas dari pergerakan Ranggono. Bersiap-siap apabila teh hangat itu disiramkan kepadanya.

Tapi ternyata Ranggono hanya duduk manis di depan pintu sel itu. “Mau teh/kopi yang mulia?” Ranggono menawarkan minuman kepada Abiwangsa. “Ah, tenang. Tidak akan secepat itu aku membunuhmu, jangan berpikir bahwa minuman itu akan diberi racun.”

“Bacot.”

“Ish kasar sekali yang mulia.”

“Baiklah bawakan saja minuman untukku.”

“Nah begini kan enak.” Ranggono tersenyum melihat tawarannya disambut baik oleh Abiwangsa.

“Tolong buatkan teh untuk yang mulia.” Ranggono memerintahkan kepada penjaga penjara.

“Jadi bisakah menjelaskan apa motif yang mulia untuk menyerangku?”

“Bodohkah menanyakan hal seperti itu?”

“Memangnya apa yang salah dari pertanyaan itu?” Ranggono mulai sedikit menegaskan ucapannya.

“Lalu akan kubiarkan saja anakku tergeletak di Rumah Sakit?”

“Tanyakan kepada Nera apa alasannya menusuk Raga!!” Nada bicaranya semakin meninggi, dan Ranggono saat ini mulai bangun dari tempat duduknya.

“Sudah jelas kematiannya sangat kita nantikan.”

Ranggono mendekatkan mulutnya ke sel. “Berharap saja semoga nyawamu masih bisa bertahan lama.” Abiwangsa menatap mata Ranggono penuh amarah. Balas Ranggono hanya sebuah senyuman kelicikkan. Senyuman kemanangan. Senyuman penderitaan di atas tersiksanya Abiwangsa.

Ranggono berjalan menuju tangga. Meninggalkan Abiwangsa yang sudah mulai tersulut emosinya. Kecerdasan memancing emosi membuat suasana hati Abiwangsa menjadi tidak terkendali. Begitu teh itu dibuatkan beruntung Abiwangsa memilih minum. Dia tidak mau mati kehausan dan kelaparan disini.

Berjam-jam telah berlalu dan bala bantuan masih belum terdengar. Dari sini dia mengharapkan Nera untuk membantunya. Namun dia sadar bahwa luka Nera tidak bisa membuatnya bertarung apalagi harus memulai peperangan. Abiwangsa terus memikirkan cara untuk keluar dari sini. Namun yang ada hanya tembok yang menjulang tinggi tanpa celah. Udaranya sangat panas sekali. Mungkin ini adalah ruangan bawah tanah.

“Hei penjaga. Kapan makanan datang?”

Penjaga tidak mengacuhkan Abiwangsa. Tetap melanjutkan permainan catur yang sudah diulang sebanyak sepuluh kali. Mungkin gerakan selanjutnya sudah bisa ditebak oleh Abiwangsa. Bermain berkali-kali tapi hanya menggunakan satu gerakan saja, tidak mencoba untuk membuat strategi baru. Terus mengulang kesalahan yang sama.

“Kalau aku bisa mengalahkanmu ambilkan makanan yang enak untukku. Bagaimana?”

Sepertinya Penjaga itu mulai tertarik dengan tawaran dari Abiwangsa. Bermain berulang-ulang membuatnya bosan. Tentu saja dengan adanya Abiwangsa membuat dirinya bisa menemukan musuh untuk menghilangkan kebosanannya.

“Baik.” Penjaga itu membawa papan catur menuju ke depan sel dari Abiwangsa. Bermain catur dengan seorang tahanan adalah hal yang biasa dilakukan. Mungkin untuk pertama kalinya bagi Abiwangsa bermain catur dari dalam penjara. Sangat luar biasa.

“Putih milikmu dan hitam milikku.” Abiwangsa tersenyum meledek kepada Penjaga. Entah apa yang terbesit dalam pikirannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status