"Siapa kau?" tanya tetua Phi An yang masih melihat sosok berpakaian hitam itu meskipun samar-samar.Brukkk!!Tubuh tetua Phi An pun pada akhirnya ambruk. Ia kalah oleh serbuk hitam yang telah mengisi titik tidurnya, dan ia jatuh di lantai ruangan istirahat itu."Saatnya untuk memastikan kalau bocah ini tidak akan datang besok," kata lelaki yang tak lain adalah Sui Jing.Dengan langkah yang tenang, dan tak lagi takut pada apapun, Sui Jing mendekati Lin Jiang dan mengeluarkan sebuah belati dari balik pakaiannya."Kau sudah membuat masalah yang besar. Saatnya untuk tidur selamanya, bocah!" kata Sui Jing.Whusssssssss!!Sui Jing arahkan belati ke leher Lin Jiang, dan jelas kalau itu akan mengoyak tenggorokan Lin Jiang.Namun, saat ujung belati akan menyentuh leher Lin Jiang, Sui Jing merasakan tubuhnya tak bisa dia gerakkan. Ada kekuatan tekanan yang sangat kuat menahan gerakannya."Kau yakin akan melakukan itu?" kata satu suara. Sui Jing menggunakan kekuatan untuk melawan aura dari teka
Setelah obat yang diberikan oleh tetua Sha Tan bereaksi di tubuh Sui Jing, pada akhirnya orang dari sekte iblis malam itu pun membuka matanya. "Maafkan aku ketua, aku gagal lakukan tugas dari ketua," kata Sui Jing dengan wajah yang takut. "Itu tidak penting, yang ingin kau tahu, apa yang terjadi padamu? Kenapa belati milikmu itu malah melukai dirimu?" tanya tetua Sha Tan."Aku tak tahu siapa dia, ketua? Namun, ia memiliki kemampuan yang sangat tinggi!""Apa ia tetua Phi An?""Bukan, tetua Phi An dan tiga muridnya susah berhasil aku lumpuhkan, namun ternyata ada yang melindungi bocah itu!" jawab Sui Jing."Pelindung yang kuat!" ucap tetua Sha Tan."Iya, ketua! Aku pun tak tahu dia siapa? Wajahnya tak pernah aku lihat di dunia persilatan," kata Sui Jing.Wajah tetua Sha Tan berubah jadi tak bagus, itu setelah ia mendapatkan sedikit penjelasan dari Sui Jing."Apa mungkin ada yang menang berniat melindungi bocah itu? Siapa bocah itu sebenarnya?" tanya tetua Sha Tan.Dia jelas bingung, ka
"Tetua Ho, aku tunggu di hutan!" ucap satu suara, dan itu adalah suara tetua Gui. Tetua Ho yang ada di sekte naga emas buru-buru meninggalkan sekte itu, dan menuju ke arah hutan karena dia sangat kenal akan suara tetua Gui. Di hutan yang tak jauh dari kota Su, sudah menunggu tetua So Un dan tetua Shun, dua guru dari Lin Jiang."Ada apa? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya tetua Ho saat ia tiba di hutan itu. Tanpa diminta, kali ini tetua Gui menceritakan pertemuan dengan tetua Ca Ba dan muridnya, In Don."Kau yakin kalau itu kekuatan hitam dari dunia lain, tetua Gui?" tanya tetua So Un."Aku sangat yakin, dan itu jelas bukan kekuatan yang berasal dari dunia kita," jawab tetua Gui."Apa kau tahu dari mana mereka datang?" tanya tetua So Un."Lembah racun berduri," jawab tetua Gui.Tetua So Un menatap ke arah tetua Shun."Kita selidiki ke lembah itu," kata tetua So Un pada tetua Shun."Iya, hanya disana kita akan dapatkan jawaban. Jadi tak ada alasan untuk kita tak memeriksa ke lembah
Di sekte naga emas, babak ketiga atau babak enam belas besar sudah di depan mata. Dan tepat di depan semua para tetua yang datang, enam belas peserta yang melaju babak enam belas besar itu sudah berdiri. Setiap peserta menunggu lawan yang akan dihadapi, namun dari semua yang berdiri itu, sudah ada yang memastikan lawan di pertandingan, yaitu Lin Jiang akan berhadapan dengan Hon Jo, murid dari sekte menara hitam.Lin Jiang masih ingat akan permintaan seniornya, Mi Li yang mana gadis itu meminta agar Lin Jiang ambil mata Hon Jo untuknya.Itu bukan perkara mudah, karena melumpuhkan ataupun hilangkan kemampuan lawan, itu sama saja membunuh, dan bisa-bisa Lin Jiang akan didiskualifikasi dari turnamen pendekar muda.Setelah mendapatkan lawan masing-masing di babak ketiga itu, semua peserta kembali ke arah dimana tetua mereka berada. Dari enam belas orang itu, tiga peserta berasal dari sekte Iblis malam, dan mereka sudah jelas memiliki kans juara lebih besar dari pada sekte lainnya.Selai
Di atas arena turnamen pendekar muda, Lin Jiang yang dipenuhi dendam pada Hon Jo sudah memulai serangan awal pada murid sekte menara hitam itu.Hon Jo terpukul mundur, dan sangat kaget dengan kekuatan yang diperlihatkan oleh Lin Jiang.Hon Jo melirik ke arah tetua Fui Wan, ketua sektenya, dan tetua Fui Wan membalas dengan satu anggukkan kepala.Hiatttttt!Dengan satu teriakan yang cukup keras, Hon Jo melesat cepat, dan gunakan lantai arena sebagai tumpuan untuk menyerang Lin Jiang.Tappppp!!Lin Jiang menahan pukulan Hon Jo dengan telapak tangnnya, dan berniat untuk melukai kepalan tangan Hon Jo, namun dengan cukup cepat, Hon Jo menarik tangnnya.Serangan Hon Jo berlanjut dengan satu tendangan ke tubuh Lin Jiang. Bammmmmmm!!Tendangan Hon mengarah ke kepala Lin Jiang, namun Lin Jiang dengan dengan cepat menahan dengan lengan kanannya.Hon Jo tak berhenti begitu saja, saat melihat serangan ia arahkan gagal. Dia memutar tubuhnya, dan memberikan tendangan balik yang kuat. "Tinju api!"
Tetua Ca Ba tersenyum karena kemenangan Lin Jiang, dan ia melirik ke arah muridnya, In Don."In Don, apa kau tahu kalau lawan yang akan kau hadapi merupakan sahabat bocah itu?" kata tetua Ca Ba."Benarkah itu, guru?" tanya In Don."Iya, dan mungkin itu akan jadi satu cara agar kau bertarung dengan bocah itu.""Aku tahu guru, aku akan siksa lawanku, dan memancing amarah bocah itu!" kata In Don."Iya, apapun caranya, kau harus secepatnya bertarung dengan bocah itu. Aku merasa ada sesuatu yang terjadi di lembah racun berduri," kata tetua Ca Ba."Baik, guru! Secepatnya aku akan bertemu dengan dia," jawab In Don.***"Terima kasih, Junior Lin. Kau sudah membalaskan kekalahan yang aku terima," kata nona Mi Li."Sebagai saudara seperguruan, kita memang harus saling membantu," kata Lin Jiang.Lin Jiang masih ingin bicara, namun satu teriakan dari atas arena membuat wajah Lin Jiang berubah. "Mei Lin, akan bertarung dengan In Don!" teriak pengawas arena."Nona Mei Lin!" desis Lin Jiang.Wajah L
Kemenangan Lin Jiang atas muridnya, Hon Jo, tidak memberikan kesedihan pada tetua Fui Wan. Apalagi saat ia dengar kalau Lin Jiang akan bertemu dengan In Don di babak yang berikutnya dan itulah yang sangat ia harapkan. Dia orang lain yang merasa senang karena akan terjadinya pertemuan antara Lin Jiang melawan In Don. Selain dia, sudah jelas tetua Ca Ba juga sangat senang akan hal itu. Karena rencana mereka akan segera terlaksana, harapan untuk membunuh Lin Jiang di turnamen pendekar muda itu. "Bagus, In Don! Kau sudah berhasil memancing dia, artinya sudah tidak ada lagi yang perlu kita tunggu di kota ini!" kata tetua Ca Ba."Iya, guru! Aku akan bunuh dia!" kata In Don."Memang itu tugas yang akan kau terima In Don, hanya itu tugas untukmu!" kata tetua Ca Ba."Iya, guru! Setelah ini, maka kita akan mendapatkan kekuatan yang dijanjikan oleh sosok hitam itu!" "Itu sudah jelas! Aku yakin ia tak akan ingkar janji!""Aku harap seperti itu guru!" kata In Don.***"Mei Lin! Mei Lin, buka
"Apa? Lin Jiang akan berhadapan dengan pemilik kekuatan hitam itu?" kata tetua So Un tak percaya. "Iya, pertarungan mereka akan terjadi di babak delapan besar," jawab tetua Ho."Bodoh, kenapa ia melakukan itu?" "Itu tak bisa dihentikan, So Un! Lagian cepat atau lambat pertarungan itu akan terjadi! Jadi lebih baik dipercepat saja," kata tetua Gui. "Kita tidak bisa biarkan mereka lakukan apa yang mereka inginkan? Aku akan halangi jika ia ingin membunuh muridku, kata tetua Shun!""Aku setuju," kata tetua So Un."Jangan gegabah, kita lihat dulu keadaan. Kita akan datang sebagai penonton, dan jika keadaan memang sudah tak bisa dikendalikan baru kita keluar," kata tetua Ho."Hanya satu hal yang harus kita jaga, jangan sampai kekuatan hitam itu membunuh Lin Jiang. Kekuatan biasa tidak akan membunuh dia di dunia ini, namun beda dengan kekuatan hitam itu!" kata tetua So Un."Iya, karena itulah kita harus memastikan kalau ia tidak akan membunuh Lin Jiang!" kata tetua Gui. "Baiklah, kita akan