"Apakah itu vaksin simulasi?" tanya Daniel menatap layar komputer Jesika.
"Seorang yang terinfeksi dan fitur lainnya saat ini. Aku mencoba menekan virus buatan dan untuk mengetahui penyebab dasar terjadinya infeksi," lanjut Jesika.
"Aku mencatat bahwa sistem perhitungan kimia berjalan. Apakah dapat menghilangkan sebuah zat besi?" tanya Daniel menatap kedua bola mata Jesika.
"Tentu saja, teknologi kami telah berkembang beberapa tahun terakhir bahwa membuat sebuah sampel tidak butuh waktu yang lama." jawab Jesika seraya meminum kopi yang digenggamnya.
"Ngomong-ngomong, kami belum mempunyai posakan mayat yang terinfeksi banyak selama tanggal 28," ucap Daniel.
"Lalu, siapa yang mendapatkan sampelnya?" tanya Jesika.
"Para siswa tidak berada di sini hari ini," sahut Daniel.
"Lalu?" tanya Jesika.
"Tidak, aku bukan ilmuwan. A
Daniel dan Budi berjalan menuju tempat parkiran mobil. Ketika sampai di depan mobil, Budi membuka remote kunci mobil dan mereka masuk ke dalam mobil. Budi mulai melajukan mobil keluar dari tempat parkiran.Sementara di sisi lain, Dissa sedang berjalan menuju area parkiran mobil yang lokasinya di depan parkiran butik. Dissa sengaja memarkirkan mobil disana karena ia ingin melihat-lihat terlebih dahulu model baju terbaru. Saat ini, ia terus berjalan fokus menatap ke depan.Drt! Drt!Dissa menghentikan langkah kakinya sejenak diikuti oleh para bodyguard dan tangan kanannya yang masih setia mendampinginya ke mana saja. Dissa mengambil ponsel dari tas branded berwarna merah pengeluaran tahun ini. Ia melihat layar ponselnya, ternyata Suamiku memanggil."Wa'alaikumsalam," ucap Dissa mulai melangkahkan kaki menuju area parkiran mobil."Sayang, maafkan aku. Aku tidak bisa pulang dari penginapanku. Tadi, atasanku meneleponku untuk segera berangkat ke daerah
Hari ini, Diki berniat menenangkan dirinya untuk pergi ke sebuah kafe yang tidak jauh dari kediamannya. Ia menaiki mobil kesayangannya, saat ia memarkirkan mobil di area parkiran, ia mendengar suara seorang wanita yang berteriak meminta tolong. "Ada apa lagi ini!" gumam Diki yang sudah mengerti dengan situasi di kota ini. Ia membuka bagasi mobil dengan menggunakan remote kunci mobil yang digenggamnya. Bip! Bip! Bagasi mobil terbuka secara otomatis, ia mulai mengambil beberapa peralatan senjata api pistol dan menaruhnya di samping celananya. Diki menutup bagasi itu dan ia melangkahkan kaki menuju sumber suara yang snagat familiar di dengarnya. "Tolong! Tolong aku!" teriak suara seorang wanita yang dikenalnya. Diki berlari dari tempat dan mendapati 4 bodyguard di serang oleh 10 mayat hidup yang ingin memangsanya, Diki menembaki 10 mayat hidup itu dan untung saja 4 bodyguard itu tidak terkena gigitan. Setelah itu, ia berjalan dan melihat seorang
Daniel yang melihat Criss sedang berbicara serius di hadapan seorang pria yang duduk di ruang VIP. Daniel permisi ke toilet terlebih dahulu, dari tadi ia menahan hajatnya dan ia pun berjalan cepat menuju toilet.Setelah menuntaskan hajat yaang ditahannya dari tadi, lantas Daniel melihat seorang wanita cantik yang sedang berdiri di depan pintu toilet wanita. Daniel melangkahkan kakinya menuju ke arah wanita itu."Dissa? Ngapain kamu kesini?" tanya Daniel berdiri di depan Dissa.Dissa yang sedang asyik membalas pesan chat di grubnya, ia mengalihkan pandangannya ke arah depan."Sayang?" panggil Dissa tersenyum, ia membuka kedua tangannya untuk meminta pelukan hangat dari sang suami. Daniel dengan senang hati membalas pelukannya.Sejujurnya, Daniel sangat merindukan istri tercintanya tetapi apalah daya karena sikap kecintaannya terhadap pekerjaannya yang membuat dirinya melakukan cin
Sementara di tempat lain, Dissa sedang membersihkan tangannya di westalfel toilet. Ia menatap pantulan dirinya di depan kaca toilet. "Itu bukanlah hal yang baik dari diriku," gumam Dissa pada diri sendiri. Dissa mematikan kran wastafel dan membersihkan sisa air di tangannya menggunakan tisu kering. Brak! Dissa mendengar suara dari dalam kamar toilet dan ia membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju salah satu kamar toilet itu. Ia memegang gagang pintu dan membukanya. saat ia ingin membukanya, ia melihat ada darah segar yang mengalir dari bawah kamar toilet, Dissa menghela nafas sejenak, ia membuka pintu itu. Disana, ia melihat seorang wanita tewas mengenaskan duduk di atas toilet. Dissa terkejut mendapati kondisi ini, dari belakang, ia merasakan lehernya dicekik oleh seseorang dan menariknya secara paksa. Dissa memberontak tetapi ia tetap tidak bisa melepaskan jeratan dar
Criss mengalihkan pandangannya menuju jasad Kornelius. "Kami memiliki laptop Dissa, mari kita lacak dimana keberadaannya," ajak Daniel."Aku membutuhkanmu," ucap Daniel lagi berdiri di hadapan Diki.Diki menoleh ke arah laptop yang terjatuh di atas lantai dan laptop itu terlihat di kelilingi oleh butiran debu bangunan kafe.Mereka pun berjalan keluar dari tempat kafe dan mulai berjalan menuju helikopter.***Di sebuah ruangan bernuansa serba putih dibaluti dengan beberapa bunga indah yang di kelilinginya.Disana, terlihat seorang wanita cantik sedang terbaring di atas kursi dengan kedua tangan diikat erat dan ia berpenampilan pengantin berbaju putih brokat. Dissa masih memejamkan kedua matanya, ia terbangun saya otaknya mulai bekerja terhadap virus mematikan.Dissa membuka kedua bola matanya pelan-pelan untuk menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam m
"Kita harus mempercepat penyebaran virus." perintah Kenzo dari balik ponselnya."Rencananya pada jam sibuk." jawab Yanti dari ponselnya."Aku pikir Pemerintah bisa mencari lokasi itu, jadi, kita harus membuat balas dendam tersebut," ucap Kenzo setelah itu ia mematikan panggilan telepon sepihak.Dissa yang masih duduk di atas lantai mendengar semua ucapan dari Kenzo. Ia terus menatap punggung belakang pria yang sedang menelpon seseorang."Kau merencanakan serangan lain?" tanya Dissa dan Kenzo membalikkan badannya ke arah Dissa."Aku merencanakan masa depan kita. Waktu kita di mulai dari sekarang." jawab Kenzo berjalan menuju mendekati Dissa."Kita?" tanya Dissa lagi."Iya, seiring dengan sisa temanku dan memasuki kehidupan baru kami bersama-sama." jawab Kenzo mengalihkan pandangannya menuju sebuah tampilan foto dirinya bersama istrinya dan
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih yang saling mencintai walaupun salah satu keluarga besar dari mempelai wanita tidak merestui hubungan mereka tetapi mereka tetap melaksanakan janji suci di hari pernikahan ini.Di sebuah taman yang letaknya di pinggir pantai, disana, terlihat beberapa tenda dan dekor bunga mawar putih yang sangat indah bergaya pesta outdoor. Semua orang berdatangan dalam menyambut pesta ikatan janji suci dari kedua insan yang dimabuk cinta.Ayah Kenzo dan Yanti yang merupakan adik kandung Kenzo pun datang dalam menyaksikan acara pernikahannya. Teman-teman dekat Kenzo datang dan mengucapkan selamat atas pernikahannya.Setelah mengucapkan ijab kabulnya dan dinyatakan sah menjadi sepasang suami-istri. Di acara terakhir, saling memasangkan cincin pernikahan. Semua orang yang berada memberikan tepuk tangan yang sangat meriah kepada mereka.Kenzo berdiri dari
Drt! Drt! Dissa mengalihkan pandangannya menuju sumber suara panggilan masuk dari ponselnya. Ia segera mengambil ponsel dari tasnya yang terletak di atas meja kerja Kenzo. Baru saja, Dissa melangkahkan kakinya menuju meja kerja Kenzo tetapi ia kalah cepat dengan dirinya. Kenzo berhasil lebih dulu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan masuk dari ponsel Dissa. "Hallo Dissa! Kau tenanglah disana, aku akan segera menyelamatkanmu," ucap Daniel dari balik ponselnya yang sedang menelepon Dissa. "Kau tak akan bisa menyelamatkannya, sebentar lagi, aku akan membuatnya menjadi milikku seutuhnya, hahaha..." sahut Kenzo melalui panggilan di ponsel Dissa. "Jangan sentuh istriku! Atau akan aku bunuh kau menggunakan tanganku!" ancam Daniel. "Hahaha... Kau lucu sekali," ucap Kenzo dari panggilan masuk di ponsel. "Kau!" bentak Daniel dengan tatapan tajam yang berapi-api.